Anda di halaman 1dari 3

Tugas Ringkasan PJ/SIG – Referensi Spasial

Baso Ochta Erlangga – 1806137274 – PJ/SIG A

Pada saat ini, pengguna GIS telah mengkombinasikan data spasial dari
negara tertentu dengan set data spasial global, selain itu juga dengan cara
mencocokkan data spasial dari map yang telah dipublikasi dengan posisi
koordinat yang telah diperoleh dari integrasi posisi satelit negara tetangga.
Namun, sebelum melakukan hal tersebut pengguna GIS dianjurkan untuk
memahami konsep dasar referensi spasial yang berkaitan erat dengan data spasial
dan map yang telah dipublikasi.
Referensi spasial merupakan suatu sistem referensi yang digunakan untuk
menempatkan fitur pada permukaan bumi atau representasi 2D dari permukaan
bumi sebagai peta.
1. Sistem dan Kerangka Referensi Spasial
Sistem referensi koordinat adalah sistem koordinat dengan posisi yang jelas
dan berorientasi pada tiga orthogonal. Sistem seperti inilah yang disebut sebagai
Sistem Referensi Spasial. Suatu sistem referensi spasial adalah sebuah
perpindahan matematis. Hal ini diwujudkan dengan menggunakan kerangka
referensi spasial.
Kita dapat memvisualisasikan SRF (Spatial Reference Frame) sebagai
pedoman koordinat spesifik, objek titik yang dapat diidentifikasi, yang
implikasinya memunculkan sumbu koordinat dari SRS (System Reference
Spatial). Beberapa sistem referensi digunakan di bidang Earth Sciences. Salah
satu hal terpenting bagi komunitas pengguna GIS adalah International Terrestrial
Reference System (ITRS). ITRS berawal di pusat massa bumi. Sumbu-Z
menunjukkan ke arah kutub utara bumi. Sumbu-X berorientasi pada Greenwich
Meridian dan sumbu ini orthogonal terhadap sumbu Z. Sumbu-Y sendiri
melengkapi sistem referensi koordinat yang menggunakan kaidah tangan kanan.
ITRS terwujud melalui ITRF (International Terrestrial Reference Frame),
suatu pedoman dari estimasi koordinat (dan kecepatan) pada masa tertentu dari
beberapa spesifik, titik/posisi yang dapat terdefinisi. Posisi ini kurang lebih
terdistribusi secara seragam hampir di seluruh permukaan bumi.
Pemeliharaan kerangka referensi spasial berarti mengaitkan polyhedron yang
dirotasi, ditranslasi, dan dideformasi pada zaman kemudian dengan polyhedron
dasar/fundamental. Pemeliharaan kerangka diperlukan karena proses geofisika
(terutama pergerakan lempeng tektonik) itu mengubah bentuk kerak bumi pada
skala global, regional, dan lokal. ITRF sangat cocok untuk menggambarkan
geometri dan perilaku benda bergerak dan posisi di dekat permukaan bumi.
Jika ITRF diimplementasikan dalam regional dengan cara modern, Penerapan
GIS yang bisa dibayangkan seperti sekarang tidak dipikirkan sebelumnya. Adapun
penerapannya dapat memungkinkan untuk referensi spasial waktu nyata dan
produksi informasi spasial waktu nyata, dan termasuk grafik elektronik dan peta
elektronik, pertanian presisi, manajemen armada, pengiriman kendaraan dan
manajemen bencana.
2. Referensi Spasial Permukaan dan Datum
Akan terlihat bahwa kerangka referensi terestrial internasional spesifik cukup
untuk menggambarkan geometri dan perilaku pada saat objek dekat dan di
permukaan bumi dalam hal tiga seragam koordinat geosentris, kartesian X, Y, dan
Z dan serta kecepatan.
 Geoid dan Vertical Datum
Saat melakukan pengukuran GNSS, nilai ketinggian yang didapatkan
sesungguhnya adalah ketinggian diatas elipsoid (h). Bukan diatas Geoid. Oleh
karena itu, kita memerlukan besaran nilai undulasi untuk mendapatkan tinggi
orthometrik (H) di atas titik tersebut.
Geoid merupakan bidang ekuipotensial bumi yang dianggap berhimpit dengan
permukaan air laut rata-rata. Secara jelas, terdapat beberapa realisasi dari
permukaan air laut rata-rata yang disebut sebagai vertikal datum lokal. Untuk
mengetahui bidang geoid diperlukan pengukuran gaya berat. Saat ini digunakan
beberapa pendekatan model geoid secara global diantaranya EGM 96 dan EGM
2008.
Geoid juga disebut sebagai permodelan bumi yang sesungguhnya, karena itu
secara praktis geoid dianggap berhimpit dengan permukaan laut rata-rata (Mean
sea level-MSL).
 Ellipsoid dan Horizontal Datum
Ellipoid diposisikan dan diorientasikan berkaitan dengan local mean sea level
dengan mengadposi latitude dan longitude serta ketinggian sehingga dikatakan
sebagai titik fundamental dan azimuth ke titik tambahan. Perbedaan elipsoid
dengan variasi posisi dan orientasi harus mengadopsi hal penting elipsoid agar
dengan permukaan laut rata-rata lokal di berbagai negara daerah sesuai.
Datum horizontal lokal diimplementasikan melalui yang disebut jaringan
triangulasi, yang mana terdiri dari titik-titik monumen membentuk triangular
jaringan elemen mesh. Pengukuran sudut dan koordinat yang diadopsi dari titik
fundamental kemudian digunakan untuk mendapatkan koordinat geografis untuk
semua titik-titik monumen triangular jaringan.
 Local and Global Datum
Adanya tren atau kecendrungan menggunakan datum horizontal global adalah
beralasan untuk kompatibilitas global. Saat ini, kita dapat menentukan koordinat
triad cartesian geocentric terhadap titik dan berkaitan dengan ITRF yang memiliki
akurasi beberapa cm. Dengan demikian kita dapat mengubah koordinat triad
cartesian ke koordinat geografi dengan mengacu pada geosentris, dimana global
horizontal tanpa kekurangan akurasi.
3. Transformasi Datum
Banyak peta atau data geodesi yang memakai datum yang berbeda.
Misalnya untuk keperluan survey geodesi yang lebih luas, seperti penentuan batas
batas antar negara, maka diperlukan datum bersama. Perbedaan ini biasanya dapat
mencapai ratusan meter jika dikonversi ke satuan panjang. Untuk menyamakan
Datum geodesi perlu suatu model transformasi berdasarkan transformasi
koordinat bumi.
Prinsip transformasi datum adalah pengamatan pada titik-titik yang sama
atau disebut titik sekutu. Titik sekutu ini memiliki koordinat-koordinat dalam
berbagai datum. Dari koordinat koordinat ini dapat diketahui hubungan matematis
antara datum yang bersangkutan. Selanjutnya titik titik yang lain dapat
ditransformasikan.
4. Proyeksi Peta
Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola
(bidang lengkung) ke bentuk bidang datar. Persyaratan sebagai mengubah bentuk
bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar adalah bentuk yang diubah itu
harus tetap, Luas permukaan yang diubah harus tetap, dan Jarak antara satu titik
dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.
Terdapat 3 jenis klasifikasi proyeksi peta yaitu :
 Proyeksi Azimuthal : Bidang proyeksi yang digunakan adalah
bidang datar. Sumbu simetri dari proyeksi
ini adalah garis yang melalui pusat bumi
dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.
 Proyeksi Kerucut (Conic) : Bidang proyeksi yang digunakan adalah
kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini
adalah sumbu dari kerucut yang melalui
pusat bumi.
 Proyeksi Silinder (Cylindrical) : Bidang proyeksi yang digunakan adalah
silinder. Sumbu simetri dari proyeksi ini
adalah sumbu dari silinder yang melalui
pusat bumi.

Gambar 1 : Kelas atau Klasifikasi Proyeksi Peta


Sumber : Principles of GIS (ITC), 2001

Anda mungkin juga menyukai