Anda di halaman 1dari 4

Patologi anatomi ialah spesialisasi medis yang berurusan dengan

diagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler


atas organ, jaringan, dan sel. Di banyak negeri, dokter yang berpraktik patologi dilatih
dalam patologi anatomi dan patologi klinik, diagnosis penyakit melalui
analisis laboratorium pada cairan tubuh. Patolog anatomi mendiagnosis penyakit dan
memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang
umumnya melibatkan pemeriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan
pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein
khusus dan zat lain pada dan di sekeliling sel. Kini, patolog anatomi mulai
mempergunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen
yang sama.

A. Manfaat pemeriksaan PA :
1. Membantu menegakkan diagnose
2. Membantu menentukan derajat dan aktivitas penyakit
3. Proses skrining/ penapisan penyakit
4. Identifikasi faktor resiko penyakit
5. Identifikasi penyakit pada pasien yang asimtomatis/ tanpa gejala

B. Macam Pemeriksaan PA
1. Pemeriksaan kasar, yaitu pemeriksaan jaringan yang sakit dengan mata telanjang, yang
khususnya penting untuk fragmen jaringan yang besar, karena penyakit itu sering dapat
dikenali secara visual. Pada tingkat ini jugalah patolog memilih daerah yang akan
diproses untuk histopatologi.
Kadang-kadang mata dapat diberi suryakanta atau mikroskop stereo, khususnya saat
memeriksa organisme parasit.
2. Sitopatologi, yaitu pemeriksaan sel-sel lepas yang dicat pada kaca menggunakan
teknik sitologi.
3. Histopatologi, yaitu pemeriksaan mikroskopik pada salah satu bagian jaringan yang
dicat menggunakan teknik histologis. Cat standar adalah hematoksilin dan eosin, namun
lainnya juga ada. Pemakaian kaca mikroskop yang dicat dengan hematoksilin dan eosin
untuk menyediakan diagnosis spesifik berdasarkan pada morfologi dianggap sebagai
keahlian inti patologi anatomi. Ilmu yang mempelajari pengecatan bagian jaringan
disebut histokimia.
4. Imunohistokimia, yaitu menggunakan antibodi untuk mendeteksi keberadaan,
keberlimpahan, dan lokalisasi protein spesifik. Teknik ini penting untuk membedakan
antara gangguan dengan morfologi yang mirip dan juga mencirikan sifat-sifat
molekuler kanker tertentu.

C. Sitologi

Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Sitologi diagnostic adalah ilmu
penilaian/ interpretasi morfologi sel dari berbagai organ tubuh manusia. Dapat berupa sel
eksfoliasi, artificial atau dengan berbagai cara.

 Manfaat :
1. Diagnose kelainan patologi tertentu dari organ tubuh terutama keganasan
2. Evaluasi sito hormonal
3. Pemeriksaan seks kromatin
 Bahan yang dapat diperiksa :
1. Pap smear/ vagina smear/ pap test/ servikal smear
2. Sputum
3. Bronchial washing dan brushing
4. Urine
5. Cairan dari tubuh bagian lain:
6. Cairan Pleura
7. Cairan sendi
8. Cairan acites
9. Cairan pericardium
10. Cairan cerebrovaskuler
11. Discharge papilla mamae
12. Imprint jaringan tumor
13. Aspirasi jaringan tumor
 Laporan Hasil Pemeriksaan Sitologi, meliputi:
1. Keadaan sel epitel serviks
2. Ada radang atau tidak
3. Mikroorganisme yang tampak
4. Sasaran pap smear yaitu semua wanita yang telah melakukan aktifitas seksual

Histopatologi

Untuk penegakan diagnose tumor atau kelainan lain, seperti pemeriksaan klinis,
radiologis, histopatologi.

Langkah awal pemeriksaan histopatologi :

Fiksasi :

Tindakan merendam bahan pemeriksaan yang berasal dari biopsy, operasi, atau otopsi ke
dalam cairan fiksasi yang mempunyai volume cukup dan memakai cairan fiksasi yang benar.
Kesalahan dalam fiksasi, dapat menyebabkan kefatalan karena ireversibel.

Tujuan fiksasi:

Mencegah terjadinya proses autolysis

Mencegah proses pembusukan

Memadatkap dan mengeraskan jaringan agar mudah dipotong

Memadatkan cairan koloid

Mencegah kerusakan struktur jaringan

Pengecatan dengan menggunakan Haematokxylin Eosin

Hasil :

Inti bewarna biru

Sitoplasma bewarna eosinofilik atau merah

Anda mungkin juga menyukai