Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PERHITUNGAN RUGI-RUGI TRANSFORMATOR

AKIBAT HARMONISA
(STUDI KASUS GARDU DISTRIBUSI SMTI PONTIANAK)

Muhammad Fadhliyansyah
D1023151001
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura
Fadhli_yansyah@yahoo.com

ABSTRAK

Sistem tenaga listrik di Indonesia didesain untuk bekerja pada frekuensi listrik 50 Hz,
dimana salah satu komponen penting yang digunakan pada suatu sistem tenaga listrik adalah
transformator. Namun, mesti sistem dirancang untuk bekerja pada frekuensi 50 Hz, jenis
beban tertentu yaitu beban non-linear, dapat mengakibatkan sistem bekerja tidak hanya pada
frekuensi dasar tersebut. Sebagian besar dari distorsi ini merupakan gejala pembentukan
gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat
frekuensi dasarnya yang dikenal sebagai distorsi harmonisa. Setiap komponen pada sistem
distorsi tenaga listrik dapat dipengaruhi oleh harmonisa walaupun dengan akibat yang
berbeda. Meski demikian, pengaruh distorsi harmonisa pada komponen secara umum adalah
penurunan kinerja dan bahkan kerusakkan. Oleh karena itu, perlu pada penulisan ini akan
dijelaskan hasil pengamatan atas pengaruh distorsi harmonisa pada kinerja transformator
sebagai salah satu komponen dasar sistem tenaga listrik. Kinerja transformator daya dapat
ditentukan melalui parameter rugi-rugi daya yang terjadi pada transformator pada saat
melayani beban linear dan non linear. Hasil pengujian menunjukkan bahwa saat bekerja
melayani beban, distorsi harmonisa mengakibatkan nilai rugi-rugi daya pada transformator
bertambah proporsional terhadap besar arus komponen-komponen harmonisa yang terdapat
didalam arus beban. Kinerja transformator serta penurunan kapasitas kerja yang juga dapat
terjadi akibat distorsi harmonisa tersebut.
Kata kunci: Transformator, harmonisa, beban non linier, distorsi

1. Pendahuluan non-linier yang menghasilkan harmonisa


Dengan berkembangnya teknologi elektronik bagi sistem jala-jala listrik. Banyaknya
digital kontrol, maka hampir semua peralatan aplikasi beban nonlinier pada sistem tenaga
listrik sekarang ini menggunakan sistem listrik telah membuat arus sistem menjadi
mikro elektronik (peralatan elektronik). sangat terdistorsi dengan persentase
Demikian juga peralatan listrik untuk kandungan harmonisa.
keperluan domestik dan perkantoran seperti Umumnya arus sistem tenaga listrik yang
komputer, sistem air conditioner, kulkas, terdistorsi tersebut didominasi oleh arus
lampu hemat energi, TV, oven microwave, harmonisa orde ganjil frekuensi rendah,
alat praktek mesin, laboratorium kimia dan yakni arus harmonisa orde lima, tujuh,
lain sebagainya. Penggunaan peralatan sebelas, dan seterusnya, yang besarnya arus
elektronik lebih menguntungkan, karena harmonisanya berbanding terbalik dengan
efisiensinya yang tinggi, pengaturan yang orde harmonisanya. seperti terjadinya
mudah dan mulus, dimensi ruang yang kecil resonansi pada sistem yang merusak
dan lebih fleksibel serta artistik.Oleh karena kapasitor kompensasi faktor daya, membuat
itu peralatan elektronik merupakan beban faktor daya sistem menjadi lebih buruk,

1
menimbulkan gangguan terhadap sistem listrik maupun elektronika. Transformator
telekomunikasi, meningkatkan rugi-rugi daya bertugas sebagai penyalur tenaga
sistem, menimbulkan berbagai macam listrik pada beban - beban tegangan
kerusakan pada peralatan listrik yang rendah.
sensitif, yang kesemuanya menyebabkan
penggunaan energi listrik menjadi tidak Prinsip Kerja Transformator
efektif. Prinsip kerja dari transformator
Sebagai lembaga yang memiliki melibatkan bagian-bagian utama pada
tanggung jawab dalam pelayanan transformator, yaitu: kumparan primer,
Pendidikan Vokasi, SMTI Pontianak kumparan sekunder dan inti transformator.
memberikan beberapa bentuk layanan Kumparan tersebut mengelilingi inti besi
yang diberikan untuk menunjang kinerja dalam bentuk lilitan. Apabila kumparan
instansi dalam menjalankan tugas dan pada sisi primer transformator
tanggung jawabnya. Agar layanan tersebut dihubungkan dengan suatu sumber
dapat diberikan sebaik mungkin maka tegangan bolak-balik sinusoidal (Vp),
SMTI Pontianak dilengkapi dengan maka akan mengalir arus bolak-balik yang
infrastruktur seperti: Alat-alat praktek juga sinusoidal (Ip) pada kumparan
bubut, mesin, pengelasan, alat-alat tersebut. Arus bolak-balik ini akan
laboratorium kimia dan Sistem jaringan menimbulkan fluks magnetik (Ф) yang
antar komputer (computer networking sefasa dan juga sinusoidal di sekeliling
system), Fasilitas penggunaan komputer kumparan.
(computing facilities) baik di pusat layanan Akibat adanya inti transformator
penggunaan komputer yang terpusat di yang menghubungkan kumparan pada sisi
SMTI Pontianak, maupun beberapa tempat primer dan kumparan pada sisi sekunder,
layanan penggunaan komputer yang maka fluks magnetik akan mengalir
tersedia di berbagai ruangan. Seperti telah bersama pada inti transformator dari
dibahas sebelumnya, komputer dan kumparan primer menuju kumparan
peralatannya merupakan beban listrik sekunder sehingga akan membangkitkan
nonlinier yang dapat membangkitkan tegangan induksi pada sisi sekunder
distorsi harmonisa yang menyebabkan transformator.
terganggunya kualitas daya listrik. Oleh Untuk menghitung tegangan
karena itu bisa dibayangkan, bila di SMTI induksi pada sisi sekunder dapat dihitung
Pontianak terdapat ratusan perangkat dengan persamaan [8]:
komputer, ditambah lampu hemat energi,
air conditioner, dan peralatan elektronik ………..…….(1)
lainnya, seberapa besar distorsi harmonisa
arus dan tegangan listrik yang terjadi pada Dimana :
alat-alat di SMTI Pontianak ini yang di Vs = tegangan induksi pada sisi sekunder
supplai oleh Gardu Distribusi, melalui Ns = jumlah belitan pada sisi sekunder
transformator 200 KVA. dФ/dt = perubahan fluks terhadap waktu

2. Tinjauan Pustaka Dari persamaan tersebut diketahui bahwa


Transformator adalah suatu alat listrik tegangan induksi yang terbangkitkan pada
yang dapat memindahkan dan mengubah kumparan transformator berbanding lurus
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian dengan jumlah lilitan kumparan pada inti
listrik ke rangkaian listrik yang lain, transformator. Selain itu, tegangan induksi
melalui suatu gandengan magnet dan juga dapat terbangkitkan apabila ada
berdasarkan prinsip induksi– perubahan fluks terhadap waktu, jika fluks
elektromagnet. Transformator digunakan yang mengalir adalah konstan maka
secara luas, baik dalam bidang tenaga tegangan induksi tidak dapat terbangkitkan

2
2. Rugi-rugi oleh beban atau load-
Rugi-rugi Pada Transformator related loss (PLL).Rugi-rugi oleh beban
Rugi Tembaga (PCU) adalah rugi yang (PLL) merupakan fungsi dari arus beban,
disebabkan arus beban mengalir pada yang terutama adalah rugi-rugi tembaga
kawat tembaga, dapat di tulis sebagai I2R (PR ) dan stray losses (PST). Stray
berikut[9]: losses adalah rugi-rugi yang antara lain
disebabkan arus eddy yang menimbulkan
PCU = I2R …………….. (2) fluksi elektromagenetik yang menyasar ke
kumparan, inti, pelindung magnetik,
Karena arus beban berubah-ubah, rugi dinding tangki dan sebagainya.
tembaga juga tidak konstan tergantung
pada beban. Sedangkan untuk Rugi Besi 2.1 Rugi Inti
(Pi), Rugi besi terdiri atas : Kenaikan nilai rugi inti biasanya bernilai
tidak terlalu besar. Hal ini tergantung dari
1. Rugi histeresis, yaitu rugi yang jenis besi dan laminasi inti yang digunakan
disebabkan fluks bolak-balik pada inti dan juga desain dari inti transformator
besi, yang dinyatakan sebagai[9]: tersebut.

Ph = Kh ƒBmaxs watt ……………(3) 2.2 Rugi-rugi Tembaga


Komponen rugi – rugi tembaga pada
Kh = konstanta (0.26) tranformator adalah I2R, dimana Arus akan
Bmaks = fluks maksimum (weber), dapat menjadi lebih besar nilainya akibat
sedangkan terdapat komponen-komponen harmonisa.
Begitu juga dengan nilai tahanan(R), saat
2. Rugi arus eddy yaitu disebabkan arus terjadi distorsi harmonik, nilai R juga
pusar pada inti besi. Dirumuskan berubah menjadi nilai tahanan arus searah
sebagai berikut[9]: (Rdc) ditambah (Rac) yang biasanya
disimbolkan dengan (kc), yaitu nilai
Pe = Ke ƒ2 B2maks …………….(4) ketetapan yang merupakan nilai tahanan
tambahan akibat efek kulit (skin effect) dan
Jadi, rugi besi (inti) adalah efek kedekatan penghantar (proximity
Pi = Ph + Pe ………………………(5) effect) sebagai dampak dari adanya
fekuensi-frekuensi harmonik, sehingga
Rugi-rugi pada transformator dapat nilai tahanan untuk frekuensi harmonisa
dibedakan menjadi yaitu: penghantar saat distorsi (Rh) dapat
1. Rugi-rugi tanpa beban atau no load diketahui.
loss (PNL). Arus primer Io yang mengalir
pada saat kumparan sekunder tidak 2.3 Rugi-rugi Arus Eddy
dibebani disebut arus penguat. Dalam Rugi arus eddy perlu diamati karena
kenyataannya arus primer Io bukanlah distorsi arus beban relatif lebih tinggi.
merupakan arus induktif murni, hingga ia Dengan arus-arus frekuensi harmonisa
terdiri atas dua komponen a.. Komponen lebih tinggi menyebabkan bertambahnya
arus pemagnetan IM, yang menghasilkan rugi-rugi inti yang sebanding terhadap
fluks (f). b. Komponen arus rugi tembaga kuadrat arus beban rms dan kuadrat
IC, menyatakan daya yang hilang akibat frekuensi. Konsentrasi arus eddy lebih
adanya rugi histeris dan ‘arus eddy’. IC tinggi pada ujung-ujung belitan
sefasa dengan V1, dengan demikian hasil transformator karena efek kerapatan
perkaliannya (IC x V1) merupakan daya medan magnet bocor pada kumparan.
(watt) yang hilang. Bertambahnya rugi-rugi arus eddy karena
harmonisa berpengaruh nyata pada

3
temperatur kerja transformator. Hal ini pada transformator. Secara umum jika
akan dapat terlihat pada besar rugi-rugi nilai distorsi pada suatu transformator
daya nyata (watt) akibat arus eddy ini. melebihi 5%, maka ini adalah tanda bahwa
transformator tersebut mengalami derating
2.4 Histerisislosses akibat harmonisa. Ada beberapa hal yang
Kerugian histerisis disebabkan oleh dapat menyebabkan peningkatan panas
gesekan molekul yang melawan aliran pada transformator yang merupakan akibat
gaya magnet di dalam inti besi. Gesekan dari distorsi harmonisa yaitu :
molekul dalam inti besi ini menimbulkan
panas. Panas yang timbul ini menunjukan a. Kenaikan arus rms
kerugian energi, karena sebagian kecil Saat komponen-komponen harmonisa
energi listrik tidak dipindahkan, tetapi mengalir penambahan nilai tahanan
diubah bentuk menjadi energi panas. Panas akibat efek kulit (kSE) adalah
yang tinggi juga dapat merusak merupakan fungsi non linear dari
transformator ,sehingga pada transformator parameter x tersebut. Bersama arus
– transformator transmisi daya listrik beban, nilai rms dari arus beban akan
ukuran besar, harus didinginkan dengan mengalami peningkatan. Hal ini dapat
media pendingin. Umumnya digunakan menyebabkan arus yang mengalir
minyak khusus untuk mendinginkan pada trasformator melebihi arus
transformator ini Sebuah transformator ratingnya. Jadi, kenaikan nilai rms
didesain untuk bekerja pada rentang arus menyebabkan peningkatan harga
frekuensi tertentu. Menurunnya frekuensi rugi-rugi pada penghantar.
arus listrik dapat menyebabkan
meningkatnya rugi-rugi histerisis dan b. Peningkatan rugi-rugi arus eddy
menurunkan kapasitas (VA) transformator. Ini merupakan arus induksi yang
disebabkan oleh fluksi magnetik. Arus
Pengertian Harmonisa tersebut mengalir pada seluruh bagian
Harmonisa adalah gangguan yang transformator yang terbuat dari bahan
terjadi dalam sistem distribusi tenaga penghantar sehingga menyebabkan
listrik yang disebabkan adanya distorsi pemanasan tambahan. Nilai rugi-rugi
gelombang arus dan tegangan. Distorsi ini sebanding degan kuadrat dari
gelombang arus dan tegangan ini frekuensi-frekuensi arus harmonisa.
disebabkan adanya pembentukan
gelombang-gelombang dengan frekuensi c. Rugi Histerisis
kelipatan bulat dari frekuensi Peningkatan rugi inti yang disebabkan
fundamental-nya. harmonisa bergantung pada pengaruh
Salah satu dampak yang umum dari harmonisa pada tegangan yang
gangguan harmonisa adalah panas lebih diberikan dan rancangan inti
pada kawat netral dan transformator serta transformator. Semakin besar distorsi
terjadinya penurun kapasitas pada tegangan maka semakin tinggi pula
transformator. Frekuensi harmonisa yang eddy current.
lebih tinggi dari frekuensi kerjanya akan
mengakibatkan penurunan efisiensi atau Untuk arus harmonisa yang besar, rugi-
terjadi kerugian daya. rugi arus eddy pada kumparan adalah
Pada dasarnya transformator paling dominan. Rugi-rugi daya pada
dirancang untuk menyalurkan daya ke transformator secara signifikan akibat
beban dengan rugi-rugi sekecil mungkin kehadiran komponen-komponen
pada frekuensi dasar. Distorsi harmonisa harmonisa pada tegangan dan terutama
pada arus dan tegangan akan pada arus beban adalah rugi-rugi arus
menyebabkan efek yang signifikan panas eddy. Rugi-rugi pada transformator yang

4
disebabkan harmonisa arus dan tegangan tersebut di atas menimbulkan aliran arus
bergantung pada frekuensi. dengan distribusi yang tidak sama melalui
konduktor.
Identifikasi Harmonisa pada Besarnya rugi-rugi total arus eddy
Transformator dinyatakan dengan suatu persamaan[1]:
Untuk mengidentifikasi kehadiran
harmonisa pada sistem distribusi, dapat PEC = PE x P1Ø x PEC-f………………(8)
diketahui melalui langkah-langkah sebagai
berikut: dimana :
1. Identifikasi Jenis Beban Jenis beban PEC : rugi-rugi arus eddy (kW)
yang dipasok. PE : rugi-rugi arus eddy (p.u)
2. Pemeriksaan Transformator, untuk PEC-f : Nilai standar tansformator
transformator yang memasok beban
non linier apakah ada kenaikan Tabel 1 Nilai standar yang digunakan pada
temperaturnya tidak normal. Apabila PEC-f
arus netralnya lebih besar maka dapat Type MVA Voltage PEC-f (%)
diperkirakan adanya harmonisa dan ≤1 3–8
kemungkinan turunnya kinerja Dry ≥ 1.5 5 kV HV 12 – 20
transformator. ≤ 1.5 15 kV HV 9 – 15
3. Pemeriksaan Tegangan Netral Tanah, ≤ 2.5 480 V LV 1
apabila tegangan yang terukur lebih Oil – filled 2.5 - 5 481 V LV 1 – 5
besar dari 2 Volt maka terdapat >5 482 V LV 9 – 15
indikasi adanya masalah harmonisa Besarnya rugi-rugi total arus histerisis
pada beban tersebut. dinyatakan dengan suatu persamaan[2]:
Besarnya rugi-rugi tembaga atau ~
rugi-rugi penghantar akibat terdapatnya 𝑃ℎ = 𝐾ℎ ∑ 𝐼ℎ . ℎ … … … … … … . . (9)
komponen harmonisa didalam arus beban ℎ=𝑛
dapat dihitung dengan persamaan[1]: dimana :
Ph : rugi-rugi histerisis (W)
PR = Pcu x P1Ø ……………….(6) Kh : Konstanta histerisis sebesar 0,26
dimana : Ih : arus rms harmonisa ke-n (p.u of
PR = Rugi-rugi tembaga (kW) rate load rms current)
Pcu = Rugi-rugi tembaga (p.u) h : bilangan bulat orde komponen
P1Ø = Daya base pada 1 phasa (kW) harmonisa
Untuk menghitung besarnya P1Ø dapat
dihitung dengan persamaan[1]: Faktor harmonisa atau persentase total
harmonic distortion (%THD)
P1Ø = S x Cos φ ……………(7) Berdasarkan standar IEEE 519-
dimana : 1992 Ada dua kriteria yang digunakan
S = Daya transformator (kVA) untuk mengevaluasi distorsi harmonisa,
Cos 𝜑 = Faktor daya yaitu batasan untuk harmonisa arus dan
Arus harmonisa dipengaruhi oleh batasan harmonisa tegangan
fenomena yang dikenal sebagai efek kulit
(skin effect). Apabila frekuensi arus yang Tabel 2 Standar Harmonisa Tegangan
dihasilkan lebih tinggi dari frekuensi Sistem voltage IHDV THDV
fundamentalnya (50 Hz), arus cenderung (%) (%)
mengalir pada permukaan dari kawat Vrms 69 k 3.0 5.0
konduktor. Tahanan yang besar akan 69 kV < Vrms161 kV 1.5 2.5
menyebabkan rugi-rugi tembaga sebesar Vrms > 161 kV 1.0 1.5
(I2R) yang besar pula. Pendekatan efek

5
Tabel 2.3 Standar Harmonisa Arus Distorsi Harmonisa Individu (IHD)
Maximum Harmonics Current adalah rasio antara nilai rms dari
Distortion In % IL harmonisa individual terhadap nilai rms
dari dasar standar harmonisa yang
Individual Harmonic Order (Odd digunakan dan nilai rms dari fundamental.
Harmonics) Total Harmonic Distortion (THD)
adalah perbandingan antara nilai rms dari
11
< seluruh komponen harmonisa terhadap
17≤ 23≤ TH nilai rms dari nilai fundamentalnya
Isc/ 35
h h<2 h<3 Di(
IL 1 ≤h biasanya dinyatakan dalam persen (%).
< 3 5 %) Nilai dari THD ini digunakan untuk
1
17 mengukur besarnya penyimpangan dari
<2 0. bentuk gelombang periodik yang
4 2 1.5 0.6 5 mengandung harmonisa dari gelombang
0 3
sinusiodal murninya. Untuk gelombang
20- 3. 0. sinusiodal sempurna nilai dari THD adalah
7 2.5 1 8
50 5 5 bernilai 0 %. Untuk mencari nilai THD
untuk tegangan dan arus dapat
50-
1 4. 0. menggunkan rumus sebagai berikut[2]:
10 4 1.5 12
0 5 7
0
10 THDv = x 100% …... (12)
0- 1 5.
5 2 1 15 dimana :
10 2 5
00 Vn = Nilai tegangan harmonisa (Volt)
V1 = Nilai fundamental (Volt)
>1 n = Komponen harmonisa maksimum yang
1 1.
00 7 6 2.5 20 diamati
5 4
0
Isc adalah arus hubung singkat
yang ada pada transformator, Sedangkan IL THDi = x 100x 100% ………(13)
adalah arus beban fundamental nominal
atau arus beban puncak. dimana :
Besarnya arus hubung singkat In = Komponen Harmonisa (Ampere)
(Isc) dan beban fundamental nominal (IL) I1 = Komponen fundemntal (Ampere)
dapat dihitung dengan persamaan sebagai n = Komponen harmonisa maksimum yang
berikut[10]: diamati
S x 100
Isc = ………. (10)
kV x %Z x √3 3. Cara Pengukuran dan Hasil
Pengukuran n Pengukuran
IR +IS +IT Kandungan harmonisa arus dan tegangan
IL = ……………. (11)
3 listrik pada penelitian ini ditentukan
dengan melakukan pengukuran
dimana : menggunakan alat ukur Power Quality
KVA = Daya transformator Analiyzer Fluke 43B. Alat ukur ini
%Z = Impedansi digunakan untuk mengukur arus, tegangan,
kV = Tegangan kerja transformator daya, faktor daya, harmonisa (THD) arus
IL = Arus Total dan tegangan. Tampilan hasil pengukuran
dari alat ukur Power Quality Analyzer
Fluke 43B dapat berbentuk gelombang,

6
spektrum yang terjadi pada tiap-tiap orde Tabel 3.3 Data pengukuran Harmonisa
harmonisa dan dapat berbentuk teks. Arus dan Tegangan Transformator pada
Kemudian hasil pengukuran dibandingkan Fasa T
dengan standar harmonisa yang Parameter Waktu
diperkenankan dan seterusnya dilakukan Fasa T 08.00 10.00 12.00
analisa perhitungan. Tegangan rms (V) 220,4 218,1 222,3
Arus rms (A) 72,7 64,2 93,7
Pengukuran dilakukan pada bushing sisi THDv (%) 0,9 0,9 0,9
sekunder transformator pada SMK-SMTI THDI (%) 4,7 4,4 5,7
Pontianak yang berlokasi di Jl. Sulawesi Frekwensi (HZ) 50 50 50
dalam no. 31 Pontianak dengan spesifikasi
data sebagai berikut : Diketahui bahwa hasil pengukuran
Kapasitas Transformator (S) : 200KVA diatas bila dibandingkan dengan
Merek : UNINDO perhitungan terdapat perbedaan, hal ini
Frekuensi : 50 Hz terjadi karena adanya masa kalibrasi alat
Voltage Primer : 20 kV pengukuran yang di gunakan.
Voltage Sekunder : 0,4 kV
System Pendingin : ONAN 3.3.2. Pengukuran Arus dan
Impedansi (Z) : 4% Perhitungan
Type Winding : Dyn5 Berikut dibawah ini adalah data hasil
Cos φ (pengukuran) : 0,92 pengukuran arus dan perhitungan THDi
dari orde 1 sampai 13. Pengukuran
Pengukuran Harmonisa Arus dan dilakukan pada tanggal 2 November 2017
Tegangan pada waktu jam 12.00 WIB.
Berikut adalah pengukuran
harmonisa arus dan tegangan pada Tabel 3.4 Hasil Pengukuran dan
transformator 200 kVA di fasa R, S dan T Perhitungan THDi
pada waktu pukul 08.00, 09.00 dan 12.00 Orde Arus (Amper)
WIB. Harmonisa R S T
Tabel 3.1 Data pengukuran Harmonisa 1 102,5 109,4 93,7
Arus dan Tegangan Transformator pada 3 5 5,5 5
Fasa R
5 0,8 1 0,2
Parameter Waktu
7 0,8 0,8 1
Fasa R 08.00 10.00 12.00 9 0,6 0,8 0,6
Tegangan rms (V) 220,6 217,4 221,3 11 0,6 0,8 0,6
Arus rms (A) 69,5 88,1 102,5 13 0,4 0,4 0,4
THDv (%) 0,8 0,9 0,8 1 s/d 13 110,7 118,7 101,5
THD I (%) 5,1 6,5 5,2 THDi =
5,08 % 5,28 % 5,54 %
Frekwensi (HZ) 50 50 50 ITHD
Tabel 3.2 Data pengukuran Harmonisa
Arus dan Tegangan Transformator pada 3.3.3. Pengukuran Tegangan dan
Fasa S Perhitungan
Parameter Waktu Berikut dibawah ini adalah data hasil
Fasa S 08.00 10.00 12.00 pengukuran tegangan dan perhitungan
Tegangan rms (V) 222,8 220,3 223,6 THDv dari orde 1 sampai 13. Pengukuran
dilakukan pada tanggal 2 November 2017
Arus rms (A) 103,0 102,8 109,4
pada waktu jam 12.00 WIB.
THDv (%) 0,6 0,8 0,6
Tabel 3.5 Hasil Pengukuran dan
THDI (%) 5,4 7,2 5,9 Perhitungan THDv
Frekwensi (HZ) 50 50 50

7
Orde Tegangan (Volt) 519-1992 maka dapat dihitung nilai ISC / IL
Harmonisa R S T dengan persamaan (2.10) dan (2.11), yaitu :
1 221,3 223,6 222,3 S x 100
Isc =
3 0,4 0 0,4 kV x Z(%) x √3
5 0,6 0,4 0,6 200 x 100
7 0,6 0,4 0,6 Isc = = 7.216,87 A
0,4 x 4 x √3
9 0 0 0 IR + IS + IT
11 0 0 0 IL =
3
13 0 0 0 102,5 + 109,4 + 93,7
1 s/d 13 222,9 224,4 223,9 IL = = 101,86 A
3
THDv = 𝐼𝑆𝐶 7.216,87
VTHD
0,42 % 0,25 % 0,42 % = = 70,85
𝐼𝐿 101,86

Dari hasil perhitungan ISC/IL = 70,85


Perhitungan THD dan Standar maka standar tabel yang diambil sebagai
Harmonisa dasar tinjauan adalah THD 12% sebagai
Hasil pengukuran dan perhitungan berikut :
dibandingkan untuk kemudian di evaluasi ISC/IL = 50 - 100
berdasarkan standar harmonisa yang telah THDi = 12,0%
ditetapkan, pengukuran dilakukan pada IHD Orde < 11 = 10,0%
beban penuh. IHD Orde 11 – 16 = 4,5%
Untuk perhitungan THDi dan IHD Orde 17 – 22 = 4,5%
THDv menggunakan persamaan (2.12) dan IHD Orde 23 – 34 = 1,5%
(2.13) sebagai berikut : IHD Orde ≥ 35 = 0,7%
Dari hasil perhitungan diatas maka
diketahui bahwa total arus harmonisa yang
THDi = x 100% dan terjadi masih di bawah standar yang
ditentukan yaitu 15%. (lihat table 2.3)

Tabel 4.1 Perbandingan Pengukuran,


Perhitungan dan Evaluasi
% (THD) Arus
THDv = x 100% Evaluasi
Pengukuran Perhitungan Standar
Dibawah
Sebagai contoh perhitungan, diambil data 5,2 5,08 15%
standar
pengukuran arus dan tegangan di waktu
jam praktek jam 12.00 pada Fasa R. Dari data diatas diketahui bahwa hasil
Untuk perhitungan THD arus sebagai pengukuran dan perhitungan terjadi selisih
berikut : namun tidak begitu jauh. Ini dikarenakan
data ini menunjukan perbedaan antara
√52 +0,82 +0,82 +0,62 +0,62 +0,4 2
THDi = x 100% perhitungan dan pengukuran hampir tidak
102,5
ada dengan kata lain pengaruh
√25+0,64+0,64+0,36+0,36+0,16 distorsi harmonisa tidak signifikan dengan
THDi = 102,5
x 100% daya yang kecil. Kalaupun presentasinya
besar mendekati standar disebabkan oleh
THDi = x 100% = 5,08% besarnya jumlah peralatan tidak linier yang
dipakai.
Untuk Meninjau hasil pengukuran Untuk perhitungan THD tegangan,
THD dan IHD arus pada standar IEEE nilai tegangan yang dilihat adalah sisi

8
sekunder trafo sebesar 400 V < 69 kV, Analisa tanpa pengaruh harmonisa.
kemudian dari hasil pengukuran yang telah berdasarkan SPLN 50 : 1997 tentang
diperoleh dilakukan dengan perbandingan spesifikasi transformator distribusi,
dengan standar yang sesuai untuk tegangan diketahui bahwa untuk kapasitas
di bawah 69 kV. sehingga dapat diketahui transformator (S) 200 kVA memiliki rugi
apakah nilai dari hasil pengukuran yang besi P(i) sebesar 480 W, rugi tembaga (Pcu)
telah dilakukan melebihi batas atau tidak. sebesar 2500 W. Sehingga dapat dihitung
Untuk perhitungan THD tegangan sebagai Total rugi-ruginya sebagi berikut :
berikut : Ptotal = Pi + Pcu
= 480 + 2500
THDv = x 100% = 2980 W = 2,98 kW
Analisa akibat pengaruh harmonisa
THDv = x 100% berdasarkan hasil pengukuran yang
dilakukan diketahui bahwa :
THDv = x 100% = 0,42 % 𝑉𝑥𝐼
S3Ø = √3 x V x I ➔ S1Ø =
√3
200
S3Ø = 200 kVA ➔ S1Ø = = 115,5 kVA
√3
Tabel 4.2 Perbandingan Pengukuran, Cos φ = 0,92
Perhitungan dan Evaluasi Sehingga nilai P1Ø dapat dihitung dengan
% (THD) Tegangan persamaan (2.7) sebagai berikut:
Evaluasi P1Ø = S1Ø x Cosφ = 115,5 x 0,92 =
Pengukuran Perhitungan Standar 106,24 kW
Dibawah Analisa arus harmonisa pada phasa R
0,8 0,42 5% sampai orde ke-13 sehingga diperoleh
standar
hasil sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan diatas dan tabel
standar yang diambil sebagai dasar Tabel 4.3 Harmonisa Arus phasa R
tinjauan masih dibawah standar yaitu Orde
I I 2 x h2
THDV = 5% (lihat tabel 2.2) diketahui Harmonis h Ih (p.u) Ih2 (p.u) h
(A) (p.u)
bahwa hasil pengukuran dan perhitungan a
terjadi selisih namun tidak begitu jauh. Ini 102, 1,000000 1,0000
1 1,00000
dikarenakan data ini menunjukan 5 0 0
perbedaan antara perhitungan dan 0,002379 0,0214
3 5 0,04878
pengukuran hampir tidak ada dengan kata 5 2
lain pengaruh distorsi harmonisa tidak 0,00780 0,000060 0,0015
5 0,8
signifikan dengan daya yang kecil. 5 9 2
0,00780 0,000060 0,0029
7 0,8
4.1.2 Perhitungan Rugi-rugi Daya 5 9 8
Faktor yang dapat menyebabkan 0,00585 0,000034 0,0027
terjadinya rugi-rugi trafo adalah adanya 9 0,6
4 3 8
THDi pada trafo tersebut. Analisisnya 0,00585 0,000034 0,0041
dilakukan menjadi dua yaitu : 11 0,6
4 3 5
4.1.2.1 Analisa tanpa pengaruh harmonisa. 0,00390 0,000015 0,0025
4.1.2.2 Analisa akibat pengaruh 13 0,4
2 2 7
harmonisa. 1,002585 1,0354
Total
1 2
Tujuan dari analisa adalah untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan Berdasarkan perhitungan di atas
rugi-rugi trafo akibat pengaruh harmonisa. menunjukan bahwa rugi tembaga (I2R)

9
mengalami peningkatan sebesar 0,0025851 data pengukuran yang dilakukan pada
p.u atau dalam satuan kW dapat dihitung tanggal 2 November 2017 pada waktu jam
dengan persamaan (2.6) sebagai berikut : 12.00 WIB.
PR (kW) = Pcu (p.u) x P1Ø (kW) Tabel 4.5 Perhitungan Rugi-rugi
PR = 0,0025851 p.u x 106,24 kW Tembaga, Arus Eddy dan Histerisis
PR = 0,275 kW Rugi-rugi Daya Trafo Akibat
Orde
Harmonisa
Sedangkan rugi arus eddy mengalami Ph Total
peningkatan sebesar 0,03542 p.u atau Harmoni PR PEC
(kW) Rugi-
sa (kW) (kW)
dalam satuan kW dapat dihitung dengan rugi
persamaan (2.8) sebagai berikut : Phasa R 0,275
0,037
0,0109 0,324
PEC (kW) = PEC-f x PE (p.u) x P1Ø (kW) 6
PEC = 1% x 0,03542 p.u x 106,24 kW 0,043
Phasa S 0,295 0,0126 0,351
PEC = 0,0376 kW 0
0,045
Phasa T 0,325 0,0105 0,381
Untuk menghitung rugi histerisis dapat 3
dihitung dengan persamaan (2.9) sebagai Jumlah 1,056
berikut : %
Kenaika 2,19
n
Ph = 0,26 x 5 x 3 = 3,9 Watt
Total Rugi-Rugi Trafo = Rugi tanpa
Tabel 4.4 Rugi Histerisis pada phasa R
harmonisa + Rugi akibat harmonisa

Orde Harmonisa Ih (A) Ph (Watt) = 2,98 + 1,056


= 4,036 kW

1 102,5 26,65 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑢𝑔𝑖−𝑟𝑢𝑔𝑖


% Kenaikan Rugi-rugi = x
𝑆 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑
3 5 3,9 100%
4,036
= 200 𝑥 0,92 x 100%
5 0,8 1,04
= 2,19 %
7 0,8 1,456
Berdasarkan hasil perhitungan,
9 0,6 1,404 dimana rugi-rugi daya pada transformator
akibat beban non linier membuktikan
11 0,6 1,716 bahwa komponen harmonisa turut
menyebabkan bertambahnya rugi-rugi
13 0,4 1,352 daya yang terjadi pada transformator saat
bekerja melayani beban non linear pada
Total 10,87 transformator.
Hal ini diakibatkan oleh
Jadi, Total rugi-rugi daya transformator bertambahnya nilai rugi-rugi daya yang
akibat harmonisa pada phasa R adalah terdiri atas rugi tembaga, rugi arus eddy
Ptotal = PR + PEC + Ph dan rugi-rugi histerisis yang selalu terdapat
Ptotal = 0,275 + 0,0376 + 0,0109 = 0,324 pada transformator saat bekerja melayani
kW. (lihat tabel 4.4) beban non linier.

Berikut dibawah ini adalah data hasil Kesimpulan


analisa perhitungan rugi-rugi daya pada Dari uraian data, serta dari hasil
phasa R, S dan T. Perhitungan dibuat dari perhitungan dan analisis pada pengaruh

10
harmonisa terhadap rugi rugi daya Teknik Elektro Indonesia
transformator, maka dapat disimpulkan Universitas Indonesia, 2005
bahwa: [5] Koswara Indra,”Analisis pengaruh
harmonic pada trafo distribusi di
1. Berdasarkan hasil pengukuran nilai industry semen”, Teknik Elektro
THD arus tertinggi sebesar 7,2%, Indonesia Universitas Indonesia,
sedangkan berdasarkan perhitungan 2010
nilai THD arus sebesar 5,54%. Dari [6] Kurnaen Jemjem, “Pengaruh
kedua hasil tersebut diketahui bahwa harmonisa pada rugi-rugi daya
THD arus pada transformator normal sistem tenaga listrik”, PT. PLN P3B
dari batas toleransi IEEE 519-1992 Bali
yaitu sebesar dengan 15%. [8] Iskandar Zulkarnain “Analisis
2. Berdasarkan hasil pengukuran THD pengaruh harmonisa terhadap arus
tegangan pada masing-masing netral, rugi-rugi dan Penurunan
transformator masih berada dalam kapasitas pada transformator
batas normal yaitu 0,9%. Begitu pula distribusi” Teknik Elektro
dengan hasil perhitungan masih dalam Universitas Diponegoro.
batas normal yaitu 0,42% (batas [9] Zuhal “ Dasar teknik Tenaga Listrik
standar IEEE 519-1992 adalah 5%). dan Elektronika “ Jakarta : Gramedia
3. Rugi-rugi secara teknis yang terdapat Pustaka Utama, 1988.
pada transformator SMK-SMTI [10] Akhmad Jamaah “ Pengaruh Distorsi
Pontianak sebelum harmonisa adalah Harmonik Terhadap Penurunan
sebesar 2,98 kW, sedangkan setelah Kapasitas Daya Trafo Distribusi 3
terpengaruh harmonisa adalah sebesar fasa 400kVA di Politeknik Negeri
4,036 kW. Sehingga dapat di ketahui Semarang “ Politeknik Negeri
kenaikan persentase rugi-rugi trafo Semarang, 2013.
akibat harmonisa adalah sebesar [11] SPLN 50 : 1997 “ Spesifik
2,19%. Transformator Distribusi “ PT. PLN
4. THD arus sebesar 5,54% akan Jakarta
menimbulkan rugi-rugi sebesar [12] Daniel J Carnovale P.E, “ Standar
0,381kW, hal ini membuktikan bahwa Harmonisa IEEE 519-1992
semakin besar THD arus yang
mengalir pada transformator, maka
penambahan rugi-rugi akibat Disahkan
harmonisa semakin besar pula. Pembimbing Utama

Daftar Pustaka
[1] Wayan Agus Adi, “Analisis Pengaruh Ir. Junaidi, M.Sc
THD terhadap Losses Transformator NIP. 19590828196021001
RSUD Kab. Klungkung” Teknologi
Elektro, 2017
[2] Candra Agusman, “Analisis Pembimbing Pembantu
Perhitungan Rugi-rugi Daya
Transformator Karena Harmonik,
Universitas Indonesia, 2011.
[3] Rizky Nafiar “Prinsip Kerja Ir. Rudy Gianto, MT.Ph.D
Transformator” insinyoer.com NIP. 19670327199203100
[4] Efendy Luthfe,”Analisis rugi-rugi
pada trafo daya akibat harmonisa”,

11

Anda mungkin juga menyukai