PENJAJAHAN
Disusun oleh :
Kelompok 9/ BPI.B
3. Ayuaziza (502001180
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyebaran Islam yang telah merambat dari bagian utara dan barat
Indonesia di abad ke tujuh terus menghebat, terutama setelah abad ke sebelas dan
dua belas. Kedatangan Islam ini kemudian dapat dikatakan secara total
menggantikan Hindusme dan Buddhisme yang telah berhasil sebelumnya
membawa kejayaan Nusantara dengan kerajaannya yang sangat berpengaruh,
ralyatnya yang sangat rajin berdagang hingga ke negeri yang sejauh-jauhnya, raja-
rajanya yang hebat mengagumkan dan candi-candi serta kuil-kuil tempat
pemujaan yang akan menjadi “peninggalan” yang tak akan lenyap untuk selama-
lamanya, membanggakan bagi setiap generasi yang diturunkan, bukan dalam arti
religiusnya yang mungkin karena paham-paham baru diganti dengan lebih sesuai
dengan tuntutan hati nurani manusia. Akan tetapi, karena kemampuannya
menimbulkan kesan berharga bagi manusia-manusia baru mendatang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan peradaban Islam di Indonesia pada masa
penjajahan Belanda?
2. Bagaimana perkembangan peradaban Islam di Indonesia pada masa
penjajahan Jepang?
C. TUJUAN
1. Mengetahui perkembangan peradaban Islam di Indonesia pada masa
penjajahan Belanda.
2. Mengetahui perkembangan peradaban Islam di Indonesia pada masa
penjajahan Jepang.
3. Wujud pelaksanaan tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
BAB II
PEMBAHASAN
f. Memperalat Komunisme
Kerjasama antara imperialisme Belanda dengan komunis akan mudah
dimengerti bila kita melihat latar belakang sejarahnya. Gerakan komunis di Eropa,
semenjak kegagalan Marx memimpin revolusi buruh dalam pemberontakan
komunis di Paris, tidak lagi menentang imperialisme barat tetapi justru cenderung
mendukungnya.
Komunis Belanda mendukung karena takut kehilangan Indonesia sekaligus
takut kehilangan predikat sebagai penjajah nomor 3 atau 4 di dunia. Tanpa
Indonesia, Belanda hanya merupakan Negara dingin yang kecil di laut utara.
Oleh karena itu, seluruh usaha SI ditolaknya dan berusaha menghancurkan
keyakinan rakyat terhadap kepemimpinan H. O. S. Cokroamonoto, H. Agus
Salim, Abdul Muis dan Surya Pranoto. Tetapi, kenyataannya sejarah
membuktikan, bagaimanapun usaha orang-orang komunis, umat Islam tetap
menuntut kemerdekaan.
a. Mengawasi Pesantren
Tentara Jepang banyak mewarisi hasil karya belanda, kebijaksanaan politik
Islamnya Belanda, dicoba direvisi sedikit. Perang dunia II menuntut Jepang untuk
menggerakkan massa Islam berpihak kepadanya. Untuk itu diletakkanlah
Nippon's Islamic Grass Roots Policy (kebijaksanaan politik Jepang terhadap
kalangan rakyat jelata Islam). Sasarannya adalah pesantren, desa, dan ulama, dan
menjadikan ulama menjadi pemimpin sipil terdepan yang berpartisipasi
menciptakan ketentraman dan kewaspadaan.Penguasa kepada ulama berarti
bahwa Jepang menguasai desa dan pesantren.
Untuk melaksanakan policy di atas, Jepang menggunakan media pendidikan
sebagai alat propagandanya. Para ulama perlu ditingkatkan partisipasinya dengan
diadakan semacam kursus kilat, tujuannya untuk meningkatkan kesadaran ulama
terhadap situasi dunia dan semangat ulama supaya dapat sepenuhnya membantu
Jepang.
Inilah sebagai pelaksanaan Islamic Gross-roots policy-nya jepang. Di satu
pihak Jepang menolak mentah-mentah eksistensi parpol Islam, tetapi di lain pihak
Jepang lebih menyukai mempolitikkan ulama. Dengan cara ini Jepang berharap
dapat menyalurkan potensi laten pesantren kepada kepentingan perangnya.
d. Masyumi
Pengaruh MIAI cukup membahayakan.MIAI masih sanggup menunjukkan
kemampuannya menggerakkan massanya, berbeda dengan partai sekuler lainnya
yang sudah tidak mampu menampakkan potensi massanya lagi. Oleh karenanya
Jepang mencoba menghilangkan pengaruh MIAI dengan membentuk Majelis
Syura Muslimin Indonesia, sekaligus dengan pembentukan organisasi baru ini
bertujuan untuk menurunkan pimpinan MIAI dengan mengangkat Hasyim Asyari
sebagai ketua Masyumi. Jepang mengharapkan timbulnya perpecahan di kalangan
umat Islam.Tetapi kenyataannya perkembangan Masyumi sangat cepat kontras
sekali dengan Putera dan Hokokai.
Sejak awal Jepang telah mencoba untuk menetralisir Masyumi dari kegiatan
politik.Karena itu pimpinan Masyumi disumpah untuk membebaskan dirinya dari
kegiatan politik apapun. Dengan demikian Masyumi dapat menjadi wadah yang
menjauhkan umat Islam dari politik. Usaha ini juga mempunyai latar belakang
lain, yaitu agar Jepang mudah mematahkan basis suplai pesantren.
Ira, dkk. 1997. Sejarah Sosial Umat Islam. Semarang: PT Rajawali Pers Persada.
Waridah Q., Siti, dkk. 2001. Sejarah Nasional dan Umum untuk SMU Kelas I.
Jakarta: Bumi Aksara
Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
(http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/03/perkembangan-peradaban-islam-
di.html, diakses 20 September 2012)
https://www.slideshare.net/chariezzfawzan/perkembangan-peradaban-islam-di-
indonesia-pada-masa-penjajahan-barat-dan-penjajahan-jepang-51658361