Pada praktikum kali ini dilakukan uji identifikasi bakteri Neisseria
gonorhoeae. Identifikasi bakteri ini menggunakan media transport stuart, media agar coklat, media Thayer martin, dan media gula-gula (manitol, sukrosa, maltose, glukosa, dan laktosa). Tujuan dari pratikum ini adalah agar dapat mengetahui prosedur dalam identifikasi bakteri n.gonorhoeae, untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri n.gonorhoeae dari bahan pemeriksaan klinis. Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sampel swab vagina. Yang mana sampel swab vagina ini didapatkan dari puskesmas di denpasar. Sampel swab vagina digunakan pada uji identifikasi bakteri n.gonorhoeae ini karena di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, 95 persen Lactobacillus, 5 persen patogen. Dalam kondisi ekosistem vagina seimbang, bakteri patogen tidak akan mengganggu. Bila keseimbangan itu terganggu, misalnya tingkat keasaman menurun, pertahanan alamiah juga akan turun, dan rentan mengalami infeksi (Morgan 2003 dalam jurnal Fadil 2013). Neisseria gonorrhoeae adalah salah satu jenis bakteri penyebab IMS (infeksi menular seksual) merupakan kuman gram negatif berbentuk diplokokus yang merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis (Arjani 2015) Sampel swab vagina tersebut dimasukkan kedalam media Stuart yang merupakan media transport. Media transport Struart merupakan media yang direkomendasikan untuk menjaga dan transport untuk spesies bakteri Neisseria dari klinik ke laboratorium. Media transport stuart awalnya dirancang oleh Stuart saat mempelajari Gonococci. Stuart lalu memodifikasi Media Stuart untuk transportasi specimen gonoccocal untuk dikultur. Media ini dapat digunakan untuk bakteri anaerob,dengan cara mempetahankan kelangsungan hidup bakteri tersebut di dalam media transport. Media transport stuart merupakan media semisolid, non-gizi menengah yang mencegah proliferasi mikroba. Karena komposisinya, media ini dapat menjaga bakteri Neisseria bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama. (Stuart 1959 dalam HiMedia 2016) pada identifikasi n.gonorhoeae terdapat dua tahap yaitu tahap presumtif test dan konfirmatif test. Bukan hanya menggunakan swab vagin namun juga menggunakan cairan otak yang didapatkan dari RS. Setelah specimen sampel swab vagina telah berada didalam media transport stuart, dilakukan presumtif test yaitu pengecatan gram. Tujuan dilakukannya pengecatan gram agar mengetahui sampel yang diduga terdapat bakteri n.gonorhoe dapat dibuktikan. (WHO 2003) Diagnosis presumptive dari n.gonorhoe dapat diketahui dengan melakukan pengecatan gram. Pada pengecatan gram, n.gonorhoe dapat diketahui dengan melihat karakteristiknya, yaitu gram negative, diplococcus. Sedangkan diagnosis pasti dilakukan dengan cara kultur bakteri pada media agar. (Aulia 2012) Namun pada pengecatan gram yang pertama didapatkan hasil basil dan cokus gram negative. Ini berarti terdapat banyak jenis bakteri dalam sampel dan sampel belum murni. Maka dari itu bakteri dari sample tersebut harus dimurnikan terlebih dahulu dengan melakukan isolasi bakteri n.gonorhoeae. Maka dilanjutkan dengan kultur bakteri pada media agar coklat dan Thayer martin menggunakan darah kambing dan darah manusia. Namun. Jika isolate subkultur belum murni, terus lakukan subkultur dari koloni tunggal gram negative sampai mendapatkan culture yang murni (WHO 2003) Setelah dilakukan uji presumtif dengan pengecatan gram, bakteri yang terdapat pada media transport ditanam ke media Agar Coklat dan Thayer Martin menggunakan darah manusia bergolongan darah O serta darah kambing dengan menggunakan metode 4 kuadran agar mendapatkan koloni tunggal sehingga mudah untuk dilakukan uji yang selanjutnya. Setelah bakteri yang diduga n.gonorhoe ditaman pada media Thayer martin dan agar coklat selanjutnya diinkubasi kedalam incubator co2 5% selama 24jam dalam suhu 37. Perbedaan media agar coklat dengan Thayer martin adalah media Thayer martin ditambahkan dengan antibiotik dan darah, sedangkan media agar coklat tanpa antibiotik. Pembuatan media agar coklat adalah dengan melarutkan media Blood Agar Base 2 menggunakan aquadest lalu media di sterilisasi kedalam autoclave dengan suhu 121 derajat selama 15 menit. Lalu didiamkan beberapa saat dan media ditambahkan dengan 5% darah kambing atau darah manusia. Pada pratikum kali ini menggunakan darah kambing dan darah manusia untuk perbandingan. Lalu media yang telah berisikan darah disterilisasi ke dalam waterbath selama 1 jam untuk mendapatkan darah yang lisis agar warna media menjadi warna coklat sehingga agar darah ini disebut sebagai agar coklat. Pada pembuatan media Thayer martin hampir sama dengan pembuatan media agar coklat, perbedaanya adalah sebelum disterilisasi kedalam waterbath media blood agar base 2 selain ditambahkan dengan darah media tersebut ditambahkan juga dengan antibiotik nistatin dan colistin. Seharusnya terdapat 3 antibiotik yang ditambahkan dalam pembuatan Thayer martin yaitu nistatin, colistin dan vankosimin, namun pada pratikum kali ini karena antibiotic XXX sulit didapatkan maka hanya menggunakan dua antibiotic saja. Jika pada media Thayer martin dan agar darah koloni yang tumbuh merupakan gonococci berbentuk cembung, berkilau, meninggi dan sifatnya mukoid berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat hemolitik maka koloni tersebut merupakan jenis nisseria. (jawetz 1995) Agar coklat darah manusia (ACM) merupakan salah satu media yang murah dan mudah dalam pengadaannya. Namun, darah manusia memiliki banyak faktor inhibisi yang akan merusak faktor X dan V pada pemanasannya sehingga n.gonorhoe tidak dapat tumbuh dengan baik bila dibandingkan dengan media dari darah domba atau kambing. (Aulia 2012) Hambatan agar coklat darah manusia adalah adanya antikoagulan, komplemen dan antibodi terhadap n.gonorhoe dalam darah manusia. Peningkatan jumlah eritrosit dengan menggunakan Packed Red Cell dapat meningkatkan pasokan hemin sebagai unsur yang diperlukan n.gonorhoe dalam pertumbuhannya. Semakin banyak eritrosit yang ditambahkan, semakin tinggi kadar konsentrasi hemoglobin pada agar coklat darah manusia tersebut. Apabila eritrosit tersebut dilisiskan maka akan banyak hemin yang dilepaskan sehingga pertumbuhan n.gonorhoe menjadi lebih baik daripada agar coklat darah manusia standar. (Aulia 2012) Sesunggugnya darah manusia tidak direkomendasikan dalam pembuatan agar coklat darah karena mengandung berbagai komponen antibodi dan komplemen yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri patogen manusia termasuk n.gonorhoe. Selain itu, darah manusia biasanya juga ditambah dengan antikoagulan seperti Acid Citrate Dextrose dan Citrate Phosphate Dextrose yang bersifat bakterisida sehingga bisa menyebabkan terjadinya misdiagnosis. Penggunaaan darah manusia yang sudah kadaluarsa memberikan masalah dimana darah yang disimpan mengalami perubahan morfologi dan biokimia. Perubahan tersebut meningkat seiring dengan bertambah panjangnya waktu penyimpanan. Penyimpanan yang terlalu lama (45 hari) akan mengubah struktur dari eritrosit yang tadinya bikonkaf menjadi bentuk yang disebut ekinosit. Bentuk ekinosit ini menyebabkan penurunan deformabilitas membrane. Selain faktor eritosit, darah manusia mempunyai antibodi yang dapat menghambat pertumbuhan n.gonorhoe (Aulia 2012) Pertumbuhan n.gonorhoe umumnya hidup pada suhu optimal 35-37ºC, pH 6,5-7,5, dengan kadar C02 5%. (Ernawati 2010). N.gonorhoe dalam pertumbuhannya membutuhkan faktor X dan faktor V. Faktor X atau hemin merupakan substansi kompleks yang terdapat ikatan antara Fe dan porfirin. Secara spesifik, hemin adalah protoporfirin IX yang mengandung ion Fe dan clorida. Sedangkan faktor V adalah nicotinamide adenine dinucleotide (NAD) merupakan koenzim yang berperan dalam reaksi redox pada metabolisme sebagai pembawa elektron. Kedua faktor pertumbuhan tersebut terdapat di dalam eritrosit. Di laboratorium, kedua faktor tersebut didapatkan dengan cara memanaskan darah pada suhu 80oC-100c, eritrosit melepaskan NAD dan hemin serta membuat media tersebut berwarna coklat sehingga disebut coklat agar. (Aulia 2012) Pewarnaan Sederhana Siapkan preparat sampel dalam bentuk suspensi diatas kaca objek dan keringkan dengan mengangin-anginkan atau meletakkannya dekat api. Setelah itu lalukan di atas api sebnayak 3x. Tetesi preparat tersebut dengan zat warna Karbol Gentian Violet. Diamkan selama 30 detik. Buang zat warna berlebih. Tambahkan zat pematek Lugol (Iodium : Kalium Iodium : Aquades = 1 : 2 : 300), selama 30 detik. Kemudian cuci dengan air Bilas preparat dengan alkohol 96% selama 2 detik hingga zat warna larut kemudian bilas dengan akuades. Tetesi preparat dengan pewarna kedua. Diamkan selama 30 detik. Buang kelebihan zat warna. Bilas dengan akuades. Keringkan preparat dan diatasnya diberi satu tetes minyak imersi untuk menghindarkan perbedaan indek bias. Amati di bawah mikroskop. Catat hasil pengamatan. Hasil : Bakteri gram positif berwarna ungu dan Bakteri negatif berwarna merah Beberapa perbedaan bakteri gram positif dan negative
Media biokimiawi dan gula-gula merupakan media yang digunakan untuk
mengetahui sifatsifat karakteristik mikroorganisma dengan cara melakukan inokulasi pada beberapa media tertentu. Secara konvensional media ini digunakan untuk identifikasi sifat-sifat biokimiawi yang khas dari mikroorganisma tertentu. Media gula-gula. Secara umum bakteri memfermentasi beberapa karbohidrat tertentu dan penting dilakukan untuk mengetahui karakteristik bakteri. Pada pembuatan media gula-gula biasanya dilengkapi dengan tabung Durham kedalam media untuk mengetahui adanya produksi gas sebagai hasil dari proses fermentasi. Beberapa contoh media gula-gula glukosa, laktosa, sukrosa, trehalosa, inositol, dsb. Uji gula-gula yang digunakan yaitu glukosa, laktosa, maltose, dan sukrose. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memfermentasi gula. Cara kerjanya, bakteri diambil menggunakan ose steril pada media koleksi dan dimasukkan kedalam media glukosa, laktosa, dan maltosa. Setelah itu media tersebut diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Uji oksidase dilakukan dengan menggunakan osidase strip. Uji ini berfungsi untuk menentukan adanya sitokrom oksidase yang dapat ditemukan pada mikroorganisme tertentu. Cara kerjanya, bakteri diambil dengan menggunakan ose steril pada media koleksi lalu diletakan pada permukaan oksidase strip. Reaksi positif ditandai dengan perubahan warna pada oksidase strip menjadi ungu kebiruan dalam waktu sekitar 1-2 menit. Dapus
Kecil.karna. 2015 .Diakses dari
https://www.academia.edu/30399152/Pembahasan_Gonorhoeae pada tanggal 25 oktober 2019
Anonym. 2011.diakses dari https://docplayer.info/31149482-Iii-teknik-pewarnaan-gram-
identifikasi-bakteri.html pada tanggal 25 oktober 2019
Suarjana. Ketut, dkk .2017.Diakses dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/72be8d6f4c3edc1ec4fb97696 0f3a7b5.pdf pada tanggal 25 oktober 2019