ABSTRAK
Pencucian alat merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membersihkan
kontaminan yang terdapat pada alat atau bahan yang akan digunakan, sedangkan sterilisasi
adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, yang dalam hal ini adalah
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu
benda. Melakukan pencucian, dan sterilisasi alat dan bahan merupakan salah satu hal yang
sangat diperlukan dan harus dilakukan.Pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan
HCl encer, HCl 1%, Na2CO3 0,1%, Na2CO3 5% dan detergen 1%. Sterilisasi alat
dilakukan dengan metode panas basah (autoklaf), panas kering, dan aseptic. Pada
praktikum kali ini dilakukan pencucian dan sterilisasi wadah/kemasan yang berasal
dari gelas/kaca (vial, ampul, pipet tetes, botol kaca, dan gelas ukur, karet (tutup vial,
pompa pipet), logam (spatel dan tutup botol), serta plastik (cup agar dan botol infus).
Berdasarkan pengamatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme sebelum dan setelah
inkubasi bahwa gelas ukur memiliki jumlah koloni terbanyak setelah dilakukan
sterilisasi. Hal ini dikarenakan gelas ukur yang terbuat dari kaca dimana bersifat
impermeable menyebabkan bakteri sulit untuk dibersihkan. Nilai Dvalue tertinggi
didapat pada pipet tetes yakni 79,73 jam. Artinya, dibutuhkan 79,73 jam untuk
mengurangi 90% mikroorganisme.
ABSTRACT
Tool washing is one of the methods used to clean contaminants contained in the tool or
material to be used, while sterilization is the process of removing all types of living organisms,
which in this case are microorganisms (protozoa, fungi, bacteria, mycoplasma, viruses)
contained in an object. Washing, and sterilization of tools and materials is one of the things that
are very necessary and must be done. Washing is done using a dilute HCl solution, 1% HCl,
0.1% Na2CO3, 5% Na2CO3 and 1% detergent. Tool sterilization is done by the wet heat
(autoclave), dry heat, and aseptic methods. In this practicum, washing and sterilizing
containers / packaging made from glass (vials, ampoules, dropper , glass bottles and measuring
cups, rubber (vial caps, pipette pumps), metal (spat and bottle caps), and plastic (agar cup and
infusion bottle) Based on observations on the growth of microorganisms before and after
incubation that the measuring cup has the highest number of colonies after sterilization,
because glass measuring cups are impermeable, making it difficult for bacteria to be cleaned.
Dropper has the highest Dvalue which is 79.73 hours. It's need 79.73 hours to kills 90%
microorganisms.
dangan suhu 121℃ (250°F) dalam waktu Brataco Chemika, Bogor), natrium carbonat
15 menit [3]. (PT. Brataco Chemika, Bogor).
Sterilisasi Panas Kering dilakukan
Langkah kerja
menggunakan oven pensteril. Metode ini
memerlukan temperatur yang lebih tinggi 1. Lakukan sortasi alat berdasarkan
dan waktu yang lebih panjang, sterilisasi kategorinya ( plastik, kaca, dan logam)
panas kering biasanya ditetapkan pada 2. Lakukan pencucian
temperatur 160-170℃ dengan waktu 1-2 Untuk alat-alat gelas : cuci dengan
jam. Umumnya digunakan untuk senyawa- air dan HCl encer. Rendam
senyawa yang tidak efektif untuk dengan detergen 1% dan Na2CO3
disterilkan dengan uap air, seperti minyak 0,1% selama 15 menit. Didihkan
lemak, minyak mineral, dan gliserin dengan air panas selama 15 menit
(berbagai jenis minyak). Metode ini efektif diamati hingga jernih jika belum
untuk mensterilkan alat-alat gelas dan jernih ulangi proses pendidihan
bedah [3]. bilas dengan aquadest
Untuk alat-alat logam : didihkan
2. PROSEDUR PRAKTIKUM dalam larutan detergen 1% selama
Alat 10 menit direndam dalam larutan
Na2CO3 5% selama 5 menit bilas
Alat yang digunakan selama proses
dengan aquadest mengalir
pencucian dan sterilisasi alat dan pengemas
Untuk alat-alat karet : Cuci
adalah pengemas ampul, pengemas vial,
dengan air dan HCl encer 2% dan
beker gelas, gelas ukur, cawan porselen,
dibilas dengan alkohol 70%,
pipet kaca, gelas pengaduk, gelas arloji,
rendam dengan HCl encer 2%
corong kaca, pinset, sendok, kertas saring,
selama 2 hari. Rendam dalam
kapas, oven, autoklaf, baskom, kompor,
larutan detergen 1% dan Na2CO3
alumonium foil, hot plate, tisu, kertas
0,1% selama 15 menit. Rendam
perkamen atau kertas kopi, pengaduk kaca,
dalam etanol 70% selama 10
dan gelas piala.
menit diamati hingga larutan
jernih.
Bahan
3. Lakukan pengeringan
Bahan yang digunakan selama proses Untuk alat yang tahan panas
pencucian dan sterilisasi alat dan pengemas dikeringkan dengan oven 100-150° C
adalah detergen (Indralaya), etanol 70% selama 10 menit dalam kondisi cairan
(PT. Brataco Chemika, Bogor), akuades keluar. Alat yang tidak tahan panas
(Unsri Indralaya), asam klorida (PT. dikeringkan dengan tisu
4. Sebelum alat-alat dimasukkan dalam Pada proses pencucian dan sterilisasi alat
oven dan autoklaf alat-alat tersebut dan pengemas menggunakan metode
dibuskus dengan kertas perkamen/ sterilisasi panas kering, panas basah dan
kertas kopi. Untuk alat yang memiliki kimiawi. Sterilisasi metode panas kering
mulut harus disumbat dengan kapas/ yaitu dengan oven 180ºC selama 30 menit
penutup dengan kertas perkamen. Tiap dan 60 menit. Metode panas basah
alat dibungkus rangkap dua menggunakan alat autoclave dengan suhu
pebungkus. 121ºC selama 15 menit dan 30 menit.
5. Sterilisasi Sterilisasi secara kimiawi dengan
Untuk alat yang tahan panas merendam peralatan (plastic) meggunakan
disterilisasikan menggunakan metode etanol 70% selama 10 menit.
kering yaitu oven 180° C selama 30
menit dan 60 menit. Alat yang tidak 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tahan panas disterilisasikan dengan Pencucian dan sterilisasi Alat dan
metode panas basah yaitu autoklaf pengemas primer dilakukan pada vial
dengan suhu 121° C selama 15 dan 30 gelap, vial bening, ampul gelap, ampul
menit, sedangkan alat alat karet bening, botol gelap, botol bening, pipet
disterilisasi dengan alkohol 70%.
tetes, gelas ukur, spatel, botol infuse dan
6. Seluruh alat alat steril dibungkus dapat
cup agar. Sebelum melakukan sterilisasi
disimpan dalam kondisi tetap kering
harus dilakukan pencucian terlebih
dan pembungkusnya utuh
dahulu. Hal ini bertujuan untuk
7. Bilas dengan WFI steril, teteskan
dengan media agar. Dilakukan
membersihkan kotoran-kotoran yang
inkubasi selama 24 jam lihat menempel pada alat dan kemsan primer.
pertumbuhan mikroba bandingkan Pencucian menggunakan larutan HCl
efektifitas peningkatan lama waktu encer, HCl 1%, Na2CO3 0,1%, Na2CO3
sterilisasi 5% dan detergen 1% Jenis bahan dasar
8. Lakukan perhitungan nilai D value dan alat dan pengemas primer terbagi
Z value masing masing alat. menjadi tiga jenis berupa bahan gelas,
Keterangan : terjadi pengurangan
bahan karet/plastic dan bahan logam.
bakteri dari 10.000 ke 1000 atau
Setiap jenis bahan dilakukan pencucian
pengurangan 90% (satu pengurangan
dengan perlakuan berbeda.
log).
Alat gelas dicuci menggunakan
atau segala mikroorganisme hidup pada botol kaca, dan gelas ukur, karet (tutup
objek yang bersifat patogen maupun vial, pompa pipet), logam (spatel dan
apatogen. Kemasan steril menuntut tutup botol, serta plastik (cup agar dan
kondisi yang steril dalam hal persiapan infus).
maupun proses pembuatannya.
Alat berbahan gelas/kaca (vial,
Sterilisasi kemasan ini digunakan
ampul, pipet tetes, botol kaca, dan gelas
terutama untuk sediaan steril dan
ukur) disterilisasi dengan metode panas
bersifat mutlak, artinya kemasan harus
kering karena terbuat dari bahan yang
steril dan tidak bisa sedikit steril. Hal ini
tahan temperatur dan tekanan tinggi.
karena penggunaan sediaan steril
Jika digunakan sterilisasi panas kering
langsung menembus mekanisme
dikhawatirkan tidak ada bakteri atau
pertahanan tubuh. Jika obat yang
mikroba yang terbunuh karena uap air
diberikan tidak steril dikhawatirkan
tidak dapat menembus kemasan yang
akan menimbulkan penyakit akibat
impermeable
mikroorganisme dari obat yang
diberikan sehingga terjadi infeksi. Alat berbahan logam dan plastik
seperti spatel,tutup botol, dan botol
Pemilihan wadah juga harus
infus disterilisasi dengan Bakteri
dipertimbangkan jarena wadah yang
dengan kandungan air lebih besar akan
tidak tepat dapat menyebabkan
mudah dibunuh. Sterilisasi panas kering
kontaminasi bahan/zat aktif. Wadah
lebih efektif karena suhu digunakan 180
yang baik pada sediaan steril tidak
selama 30 menit sehingga berlangsung
boleh bereaksi dengan isi karena reaksi
cepat. Metode panas kering akan
dikhawatirkan akan menghasilkan zat
mendehidrasi sel mikroorganisme
lain yang dapat merusak khasiat obat,
sehingga akan kekurangan air dan sel
wadah harus tahan suhu dan tekanan
terusak secara otomatis. Adanya
pada proses sterilisasi, tahan terhdapat
pemanasan perlahan menyebabkan
penyimpana, serta transparan sehingga
terjadinya oksidasi.Metode ini dipilih
memudahkan untuk mengetahui partikel
karena logam/plastik memiliki sifat
asing atau perubahan warna.
lebih fleksibel dan permeable sehingga
Oleh karena adanya hal itu maka logam dan plastik tahan terhadap
pada praktikum kali ini dilakukan temperatur yang ditentukan dan dapat
sterilisasi wadah/kemasan yang berasal ditembus oleh uap air, melalui pori-pori.
dari gelas/kaca (vial, ampul, pipet tetes,
[2]
Santoso, U 2002. Kultur jaringan
tanaman, Umm-Press, Jakarta,
4. KESIMPULAN
Indonesia.
Pada proses sterilisasi alat dan [3]
Dwidjoseputro, S. 1994. Sterilisasi,
pengemas hal pertama yang dilakukan yaitu
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
pencucian yang dibedakan berdasarkan
Indonesia.
jenis alatnya (gelas, plastik, karet , logam
[4]
dan kaca) dengan tujuan untuk Hadioetomo, R.S. 1985. Mikrobiologi
menghilangkan zat-zat pengotor serta dasar dalam praktek, PT.Gramedia,
Jakarta, Indonesia.