Anda di halaman 1dari 11

Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

STERILISASI ALAT DAN PENGEMAS


Angelina Gita, Hibsah, Laddy Mailany, Rahma Dian Islamiati, Riska Hasana, Septi
Marleni

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Sriwijaya Indralaya
Email : farmasiunsri2017@gmail.com

ABSTRAK
Pencucian alat merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membersihkan
kontaminan yang terdapat pada alat atau bahan yang akan digunakan, sedangkan sterilisasi
adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, yang dalam hal ini adalah
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu
benda. Melakukan pencucian, dan sterilisasi alat dan bahan merupakan salah satu hal yang
sangat diperlukan dan harus dilakukan.Pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan
HCl encer, HCl 1%, Na2CO3 0,1%, Na2CO3 5% dan detergen 1%. Sterilisasi alat
dilakukan dengan metode panas basah (autoklaf), panas kering, dan aseptic. Pada
praktikum kali ini dilakukan pencucian dan sterilisasi wadah/kemasan yang berasal
dari gelas/kaca (vial, ampul, pipet tetes, botol kaca, dan gelas ukur, karet (tutup vial,
pompa pipet), logam (spatel dan tutup botol), serta plastik (cup agar dan botol infus).
Berdasarkan pengamatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme sebelum dan setelah
inkubasi bahwa gelas ukur memiliki jumlah koloni terbanyak setelah dilakukan
sterilisasi. Hal ini dikarenakan gelas ukur yang terbuat dari kaca dimana bersifat
impermeable menyebabkan bakteri sulit untuk dibersihkan. Nilai Dvalue tertinggi
didapat pada pipet tetes yakni 79,73 jam. Artinya, dibutuhkan 79,73 jam untuk
mengurangi 90% mikroorganisme.

Kata kunci : pencucian alat laboratorium, sterilisasi, Dvalue

ABSTRACT

Tool washing is one of the methods used to clean contaminants contained in the tool or
material to be used, while sterilization is the process of removing all types of living organisms,
which in this case are microorganisms (protozoa, fungi, bacteria, mycoplasma, viruses)
contained in an object. Washing, and sterilization of tools and materials is one of the things that
are very necessary and must be done. Washing is done using a dilute HCl solution, 1% HCl,
0.1% Na2CO3, 5% Na2CO3 and 1% detergent. Tool sterilization is done by the wet heat
(autoclave), dry heat, and aseptic methods. In this practicum, washing and sterilizing
containers / packaging made from glass (vials, ampoules, dropper , glass bottles and measuring
cups, rubber (vial caps, pipette pumps), metal (spat and bottle caps), and plastic (agar cup and
infusion bottle) Based on observations on the growth of microorganisms before and after
incubation that the measuring cup has the highest number of colonies after sterilization,
because glass measuring cups are impermeable, making it difficult for bacteria to be cleaned.
Dropper has the highest Dvalue which is 79.73 hours. It's need 79.73 hours to kills 90%
microorganisms.

Key Words : washing of laboratory equipment, sterilization, sterilization method, Dvalue

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

1. PENDAHULUAN panas (pemijaran dan udara panas),


Sediaan steril adalah bentuk sediaan penyaringan, dan penggunaan bahan kimia
obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas (etilena oksida, asam perasetat,
dari mikroorganisme hidup. Pada formaldehida dan glutaraldehida alkalin) [2].
prinsipnya, yang termasuk sediaan ini Pemanasan adalah metode yang
antara lain sediaan parenteral, preparat paling lazim digunakan. Efek mematikan
untuk mata dan preparat irigasi (misalya panas adalah mendenaturasi protein dan
infus). Sediaan parental merupakan jenis asam amino dari suatu organisme. Pada
sediaan yang unik diantara bentuk sediaan suhu sterilisasi, membran akan menjadi
obat terbagi-bagi, karena sediaan ini labil, asam amino akan terdeaminasi,
disuntikkan melalui kulit atau membran terdepurinasi atau terdegradasi. Metode
mukosa ke bagian tubuh yang paling sterilisasi kimia menggunakan disinfektan
efisien, yaitu membran kulit dan mukosa atau mikrosida untuk membunuh mikrobia.
maka sediaan in harus bebas dari Disinfektan tersebut antar lain alkohol,
kontaminasi mikroba dan bahan-bahan etilen oksida, klor dan formaldehid.
toksis lainnya, serta harus memiliki tingkat Penggunaan dan dosis disinfektan ini
[1]
kemurnian yang tinggi . bervariasi tergantung jenis mikrobia yang
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk akan di bunuh. Sedangkan sterilisasi dengan
membebaskan alat-alat atau bahan dari penyaringan dilakukan untuk bahan yang
segala bentuk kontaminasi dari mikroba. labil terhadap panas dengan prinsip
Proses sterilisasi alat dan medium dalam menahan mikroba. Perangkat penyaringan
kegiatan praktikum atau penanganan dapat berupa matriks berpori yang dikaitkan
sampel mikroba sangat dibutuhkan dengan wadah yang tidak permeable [3].
sterilisasi. Apabila teknik sterilisasi tidak Sterilisasi panas basah biasanya
diterapkan maka hasil yang dicapai tidak dilakukan menggunakan autoklaf. Autoklaf
maksimal dan menimbulkan berbagai adalah alat untuk mensterilkan berbagai
kontaminasi baik dari alat maupun media macam alat dan bahan yang digunakan
[2]
tumbuh mikroba . dalam mikrobiologi menggunakan uap air
Alat yang akan digunakan dalam panas bertekanan. Peralatan yang
suatu penenlitian atau praktikum harus digunakan perlu disterilisasi agar pada saat
disterilisasi terlebih dahulu untuk kontak dengan produk, tidak menyebabkan
membebaskan semua bahan atau peralatan kontaminasi. Sebelum digunakan autoklaf
tersebut dari semua bentuk kehidupan. terlebih dahulu divalidasi untuk
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membuktikan bahwa otoklaf berfungsi
mematikan semua organisme yang terdapat dengan baik dan mampu menghasilkan
pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat material yang steril. Tekanan yang
dibagi menjadi 3 macam, yaitu penggunaan digunakan adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya
Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

dangan suhu 121℃ (250°F) dalam waktu Brataco Chemika, Bogor), natrium carbonat
15 menit [3]. (PT. Brataco Chemika, Bogor).
Sterilisasi Panas Kering dilakukan
Langkah kerja
menggunakan oven pensteril. Metode ini
memerlukan temperatur yang lebih tinggi 1. Lakukan sortasi alat berdasarkan
dan waktu yang lebih panjang, sterilisasi kategorinya ( plastik, kaca, dan logam)
panas kering biasanya ditetapkan pada 2. Lakukan pencucian
temperatur 160-170℃ dengan waktu 1-2  Untuk alat-alat gelas : cuci dengan
jam. Umumnya digunakan untuk senyawa- air dan HCl encer. Rendam
senyawa yang tidak efektif untuk dengan detergen 1% dan Na2CO3
disterilkan dengan uap air, seperti minyak 0,1% selama 15 menit. Didihkan
lemak, minyak mineral, dan gliserin dengan air panas selama 15 menit
(berbagai jenis minyak). Metode ini efektif diamati hingga jernih jika belum
untuk mensterilkan alat-alat gelas dan jernih ulangi proses pendidihan
bedah [3]. bilas dengan aquadest
 Untuk alat-alat logam : didihkan
2. PROSEDUR PRAKTIKUM dalam larutan detergen 1% selama
Alat 10 menit direndam dalam larutan
Na2CO3 5% selama 5 menit bilas
Alat yang digunakan selama proses
dengan aquadest mengalir
pencucian dan sterilisasi alat dan pengemas
 Untuk alat-alat karet : Cuci
adalah pengemas ampul, pengemas vial,
dengan air dan HCl encer 2% dan
beker gelas, gelas ukur, cawan porselen,
dibilas dengan alkohol 70%,
pipet kaca, gelas pengaduk, gelas arloji,
rendam dengan HCl encer 2%
corong kaca, pinset, sendok, kertas saring,
selama 2 hari. Rendam dalam
kapas, oven, autoklaf, baskom, kompor,
larutan detergen 1% dan Na2CO3
alumonium foil, hot plate, tisu, kertas
0,1% selama 15 menit. Rendam
perkamen atau kertas kopi, pengaduk kaca,
dalam etanol 70% selama 10
dan gelas piala.
menit diamati hingga larutan
jernih.
Bahan
3. Lakukan pengeringan
Bahan yang digunakan selama proses Untuk alat yang tahan panas
pencucian dan sterilisasi alat dan pengemas dikeringkan dengan oven 100-150° C
adalah detergen (Indralaya), etanol 70% selama 10 menit dalam kondisi cairan
(PT. Brataco Chemika, Bogor), akuades keluar. Alat yang tidak tahan panas
(Unsri Indralaya), asam klorida (PT. dikeringkan dengan tisu

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

4. Sebelum alat-alat dimasukkan dalam Pada proses pencucian dan sterilisasi alat
oven dan autoklaf alat-alat tersebut dan pengemas menggunakan metode
dibuskus dengan kertas perkamen/ sterilisasi panas kering, panas basah dan
kertas kopi. Untuk alat yang memiliki kimiawi. Sterilisasi metode panas kering
mulut harus disumbat dengan kapas/ yaitu dengan oven 180ºC selama 30 menit
penutup dengan kertas perkamen. Tiap dan 60 menit. Metode panas basah
alat dibungkus rangkap dua menggunakan alat autoclave dengan suhu
pebungkus. 121ºC selama 15 menit dan 30 menit.
5. Sterilisasi Sterilisasi secara kimiawi dengan
Untuk alat yang tahan panas merendam peralatan (plastic) meggunakan
disterilisasikan menggunakan metode etanol 70% selama 10 menit.
kering yaitu oven 180° C selama 30
menit dan 60 menit. Alat yang tidak 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tahan panas disterilisasikan dengan Pencucian dan sterilisasi Alat dan
metode panas basah yaitu autoklaf pengemas primer dilakukan pada vial
dengan suhu 121° C selama 15 dan 30 gelap, vial bening, ampul gelap, ampul
menit, sedangkan alat alat karet bening, botol gelap, botol bening, pipet
disterilisasi dengan alkohol 70%.
tetes, gelas ukur, spatel, botol infuse dan
6. Seluruh alat alat steril dibungkus dapat
cup agar. Sebelum melakukan sterilisasi
disimpan dalam kondisi tetap kering
harus dilakukan pencucian terlebih
dan pembungkusnya utuh
dahulu. Hal ini bertujuan untuk
7. Bilas dengan WFI steril, teteskan
dengan media agar. Dilakukan
membersihkan kotoran-kotoran yang

inkubasi selama 24 jam lihat menempel pada alat dan kemsan primer.
pertumbuhan mikroba bandingkan Pencucian menggunakan larutan HCl
efektifitas peningkatan lama waktu encer, HCl 1%, Na2CO3 0,1%, Na2CO3
sterilisasi 5% dan detergen 1% Jenis bahan dasar
8. Lakukan perhitungan nilai D value dan alat dan pengemas primer terbagi
Z value masing masing alat. menjadi tiga jenis berupa bahan gelas,
Keterangan : terjadi pengurangan
bahan karet/plastic dan bahan logam.
bakteri dari 10.000 ke 1000 atau
Setiap jenis bahan dilakukan pencucian
pengurangan 90% (satu pengurangan
dengan perlakuan berbeda.
log).
Alat gelas dicuci menggunakan

Metode Sterilisasi HCl encer dan direndam dalam larutan


detergen 1% dan Na2CO3 0,1%.

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

Penggunaan HCl bertujuan untuk Alat karet/plastik dilakukan


melarutkan zat-zat pengotor yang pencucian dengan merendam karet
menempel pada alat serta menetralkan dalam larutan HCl 2% dan diakhiri
zat pengotor yang bersifat basa. Larutan dengan direndam dalam etanol 70%.
detergen 1% digunakan sebagai Konsentrasi larutan HCl yang lebih
disinfektan yang juga dapat bersifat besar dibanding dengan larutan HCl
sebagai surfaktan dimana gugus lipofil untuk pencucian gelas dimaksudkan
akan mengikat kotoran-kotoran yanag untuk menghilangkan kondisi alkalis
bersifat lemak serta gugus hidrofil akan dari tutup karet/plastik serta melarutkan
tertarik oleh aquadest. Larutan Na2CO3 pengotor-pengotor. Perendaman alat
1% berguna sebagai penjernih dan diakhir pencucian menggunakan etanol
untuk menghilangkan sisa-sisa HCl dari 70% dimaksudkan untuk mensterilkan
alat. Pembilasan diakhir menggunakan alat, karena bahan karet/plastic tidak
Water For Injection (WFI) bertujuan tahan terhadap temperature tinggi
untuk menghilangkan larutan-larutan sehingga tidak dapat disterilkan
yang digunakan sebelumnya, serta menggunakan oven ataupun autoclave.
untuk memastikan alat dan pengemas
Etanol 70% digunakan untuk
telah bersih.
sterilisasi secara kimia sehingga
membunuh mikroba-mikroba yang
menempel pada alat dan pengemas.
Etanol berupa larutan yang mengandung
70% etil alcohol dan 30% air. Etil
alcohol membunuh bakteri melalui 2
cara, berupa denaturasi protein dan
pelarutan membrane lemak. Cara
pertama etanol akan menurunkan
kelarutan protein dalam sel bakteri
karena etanol dapat larut dalam air
dalam segala perbandingan sehingga air
akan banyak terlarut kedalam etanol dan
kelarutan protein dalam air menurun.
Sedikit demi sedikit protein mengalami
denaturasi. Cara kedua etanol akan

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

mempengaruhi kelarutan membrane Pencucian alat logam dilakukan


lipid. Sel bakteri dikelilingi oleh dengan perebusan alat dan pengemas
membrane lipid, saat terdapat etanol dalam larutan detergen 1% dan Na2CO3
membrane lipid akan terpengaruh 5%. Tidak digunakannya larutan HCl
karena adanya gugus hidrofobik pada seperti kedua jenis bahan lainnya
etanol sehingga membrane lipid akan dikarenakan alat logam dapat korosif
banyak larut dalam etanol dan saat terkena HCl. Perebusan
membrane lipid yang mengelilingi sel menggunakan detergen bertujuan untuk
bakteri berkurang. Alasan digunakan benar-benar melarutkan dan menarik
etanol 70% dibanding 96% dikarenakan zat-zat pengotor dari alat. Sedangkan
dalam etanol 70% mengandung lebih penggunaan Na2CO3 digunakan
banyak air disbanding etanol 96%. konsentrasi 5% untuk benar-benar
Dibutuhkan banyak air untuk menjernihkan larutan setelah dilakukan
mendenaturasi protein dari sel bakteri, perebusan.
sehingga kerja etanol 70% lebih baik
disbanding etanol 96%.

Ukuran Statistik (Jumlah Koloni Bakteri)


Alat yang
Bahan Sebelum Setelah D value
disterilisasi
Sterilisasi Sterilisasi (jam)
Kaca Pipet tetes 6 3 79,73
Vial gelap 2 1 79,73
Vial bening 8 1 26,58
Ampul gelap 4 1 39,87
Ampul bening 4 2 79,73
GelasUkur 16 11 34,33
Karet Tutup vial gelap 6 2 50,31
Tutup vial bening 6 2 50,31
Pom Pipet tetes 4 2 79,71
Logam Spatel 3 1 50,30
Tutup botol gelap 3 1 50,30
Tutup botol bening 2 1 79,73
Plastik Infus 23 2 22,623

kemasan yang akan digunakan untuk


pengemas sediaan steril sangatlah
Setelah dilakukan proses
diperlukan. sterilisasi merupakan proses
pencucian, sterilisasi wadah atau
pembunuhan atau pengurangan bakteri

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

atau segala mikroorganisme hidup pada botol kaca, dan gelas ukur, karet (tutup
objek yang bersifat patogen maupun vial, pompa pipet), logam (spatel dan
apatogen. Kemasan steril menuntut tutup botol, serta plastik (cup agar dan
kondisi yang steril dalam hal persiapan infus).
maupun proses pembuatannya.
Alat berbahan gelas/kaca (vial,
Sterilisasi kemasan ini digunakan
ampul, pipet tetes, botol kaca, dan gelas
terutama untuk sediaan steril dan
ukur) disterilisasi dengan metode panas
bersifat mutlak, artinya kemasan harus
kering karena terbuat dari bahan yang
steril dan tidak bisa sedikit steril. Hal ini
tahan temperatur dan tekanan tinggi.
karena penggunaan sediaan steril
Jika digunakan sterilisasi panas kering
langsung menembus mekanisme
dikhawatirkan tidak ada bakteri atau
pertahanan tubuh. Jika obat yang
mikroba yang terbunuh karena uap air
diberikan tidak steril dikhawatirkan
tidak dapat menembus kemasan yang
akan menimbulkan penyakit akibat
impermeable
mikroorganisme dari obat yang
diberikan sehingga terjadi infeksi. Alat berbahan logam dan plastik
seperti spatel,tutup botol, dan botol
Pemilihan wadah juga harus
infus disterilisasi dengan Bakteri
dipertimbangkan jarena wadah yang
dengan kandungan air lebih besar akan
tidak tepat dapat menyebabkan
mudah dibunuh. Sterilisasi panas kering
kontaminasi bahan/zat aktif. Wadah
lebih efektif karena suhu digunakan 180
yang baik pada sediaan steril tidak
selama 30 menit sehingga berlangsung
boleh bereaksi dengan isi karena reaksi
cepat. Metode panas kering akan
dikhawatirkan akan menghasilkan zat
mendehidrasi sel mikroorganisme
lain yang dapat merusak khasiat obat,
sehingga akan kekurangan air dan sel
wadah harus tahan suhu dan tekanan
terusak secara otomatis. Adanya
pada proses sterilisasi, tahan terhdapat
pemanasan perlahan menyebabkan
penyimpana, serta transparan sehingga
terjadinya oksidasi.Metode ini dipilih
memudahkan untuk mengetahui partikel
karena logam/plastik memiliki sifat
asing atau perubahan warna.
lebih fleksibel dan permeable sehingga
Oleh karena adanya hal itu maka logam dan plastik tahan terhadap
pada praktikum kali ini dilakukan temperatur yang ditentukan dan dapat
sterilisasi wadah/kemasan yang berasal ditembus oleh uap air, melalui pori-pori.
dari gelas/kaca (vial, ampul, pipet tetes,

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

Alat berbahan karet disterilisasi mengurangi jumlah mikroba sebanyak


dengan cara direndam menggunakan 90% dari jumlah awal. Dari keempat
alkohol 70%. Alasan mengapa alat jenis bahan yang berbeda didapatkan
berbahan karet tidak disterilisasi dengan bahwa sebelum disterilisasi, mikroba
metode panas kering atau uap karena paling banyak ditemukan pada botol
dikhawatirkan jika terkena panas maka infus yakni sebanyak 23 buah mikroba.
akan melepaskan zat penyusun karet Botol infus yang digunakan merupakan
karena suhu rerlalu tinggi dan waktu botol infus bekas yang memungkinkan
yang cukup lama. banyaknya kontak langsung baik
dengan zat aktif, tenaga medis, pasien,
Semua alat yang telah disterilisasi
maupun ruangan bebas. Hal ini
kemudian dicuci menggunakan water
menyebabkan banyaknya kontaminasi
for injection yang kemudian akan
bakteri yang terdapat pada botol
dijadikan pembanding antara sebelum
infus.Sedangkan pada medium agar
dan sesudah di inkubasi selama 24 jam.
yang berisi WFI setelah sterilisasi
Inkubasi ini dilakukan untuk
ditemukan paling banyak mikroba pada
mengetahui perkembangan dan
gelas ukur. Hal ini dimungkinkan
pertumbuhan bakteri yang diharapkan
karena gelas ukur merupakan alat
setelah dilakukannya sterilisasi, akan
laboratorium yang sangat sering
terjadi pengurangan jumlah
digunakan oleh praktikan, sehingga
mikroorganisme. Inkubasi dilakukan
kebersihannya tentu tidak dapat
selama 24 jam karena pada waktu
dipastikan apakah masih mengandung
tersebut bakteri dimungkinkan telah
bakteri atau tidak. Selain itu, gelas ukur
berada pada fase logaritmik atau
yang terbuat dari kaca dimana bersifat
eksponensial, dimana pada fase tersebut
impermeable menyebabkan bakteri sulit
bakteri melakukan pembelahan secara
untuk dibersihkan. Kemungkinan lain
konstan dan jumlah sel meningkat.
yang terjadi adalah adanya kesalahan
Berdasarkan hasil perhitungan pada saat pencucian dan sterilisasi,
jumlah bakteri sebelum dan sesudah dimana bahan-bahan yang digunakan
dilakukan inkubasi, maka akan tidak sesuai prosedur sehingga kurang
didapatkan nilai Dvalue dimana Dvalue efektif dalam mensterilkan alat(gelas
merupakan waktu yang dibutuhkan oleh ukur).
paparan panas atau dosis yang
dibutuhkan untuk radiasi dalam

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

Nilai Dvalue tertinggi pada pipet mikroorganisme hidup sehingga diperoleh


tetes yakni 79,73 jam dimana sebelum alat dan pengemas yang steril dan bebas

dilakukan sterilisasi,terdapat 6 mikroba pirogen. Tahap selanjutnya alat dan


pengemas dikeringkan dan dibungkus untuk
dan setelah disterilisasi terdapat 3
mencegah kontaminasi oleh bakteri dari
mikroba. Artinya dibutuhkan waktu
luar dan mencegah pecahnya peralatan
selama 79,73 jam untuk mengurangi
akibat konduksi panas yang berlebihan,
jumlah mikroba 90% dari jumlah awal.
kemudian disterilisasi dengan metode panas
Sedangkan nilai Dvalue terendah pada uap (autoklaf suhu 121⁰C) selama 15 menit
botol infus yakni 23,62 jam dimana untuk jenis alat (gelas, plastik, dan kaca )
sebelum dilakukan sterilisasi terdapat dan panas kering (oven suhu 180⁰C) selama
23 mikroba dan setelah sterilisasi 30 menit untuk jenis alat logam. Hasil
terdapat 2 mikroba. Hal ini menjelaskan analisis dilihat dari ada tidaknya

bahwa untuk mengurangi 90% dari pertumbuhan mikroba, dimana hasil

jumlah mikroba awal hanya bituhkan menunjukkan bahwa hanya sedikit


pertumbuhan mikroba pada media agar,
waktu 23,62 jam. Demikian pula pada
sehingga proses sterilisasi cukup berhasil
alat-alat lainnya yang memiliki nilai
dilakukan.
Dvalue yang berbeda-beda yang artinya
setiap alat membutuhkan waktu yang
berbeda untuk paparan panas agar dapat
DAFTAR PUSTAKA
mengurangi junlah mikroba sebanyak
[1]
Priyambodo, B. 2007. Manajemen
90% dari jumlah awal.
farmasi industri, Global Pustaka
Utama, Yogyakarta, Indonesia.

[2]
Santoso, U  2002. Kultur jaringan
tanaman, Umm-Press, Jakarta,
4. KESIMPULAN
Indonesia.
Pada proses sterilisasi alat dan [3]
Dwidjoseputro, S. 1994. Sterilisasi,
pengemas hal pertama yang dilakukan yaitu
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
pencucian yang dibedakan berdasarkan
Indonesia.
jenis alatnya (gelas, plastik, karet , logam
[4]
dan kaca) dengan tujuan untuk Hadioetomo, R.S. 1985. Mikrobiologi
menghilangkan zat-zat pengotor serta dasar dalam praktek, PT.Gramedia,
Jakarta, Indonesia.

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya


Jurnal praktikum teknologi farmasi steril

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai