Anda di halaman 1dari 66

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom

KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH

PRESENTASE JUMLAH SOAL 25 – 37%


SEKITAR 45 - 65 SOAL

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SKALA GCS

Bayi Respon Anak/Dewasa


Eye
Spontan 4 Spontan
Terhadap 3 Terhadap perintah
perintah/suara
Terhadap nyeri 2 Terhadap nyeri
Tidak ada respon 1 Tidak ada respon
Verbal
Bergumam 5 Terorientasi
Menagis lemah 4 Bingung
Menagis karena 3 Kata tidak teratur
nyeri
Meintih karena nyeri 2 Tidak dapat
dimengerti
Tidak ada 1 Tidak ada
Motorik
Spontan 6 Sesuai perintah
Penarikan karena 5 Melokalisasi nyeri
sentuhan
Penarikan karena 4 Penarikan karena
nyeri nyeri
Fleksi abnormal 3 Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal 2 Ekstensi abnormal
Tidak ada respon 1 Tidak ada respon

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TINGKAT KESADARAN

Nilai Deskripsi
Compos Kesadaran normal
Mentis
Apatis Keadaan acuh tak acuh dengan sekitarnya
Somnolen Respon psikomotor lambat, mudah tertidur,
namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur
kembali
Stupor Keadaan seperti tertidur lelap namun ada
respon terhadap nyeri
Koma Tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan

KEKUATAN OTOT

Nilai Deskripsi
5 Normal
4 Pergerakan aktif melawan gravitasi dan sedikit
tahanan
3 Hanya mampu melawan gravitasi
2 Tidak mampu melawan gravitasi
1 Kontraksi otot dapat di palpasi tampa gerakkan
persendian
0 Tidak ada kontraksi otot

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TETESAN INFUS

Sindrom Kompartemen

Pain Nyeri hebat


Pallor Pucat, menurunnya perfusi ke area tersebut
Pulselesness Berkurang / hilangnya denyut nadi
Parestesia Rasa kesemutan
Paralysis Menurunnya sensasi syaraf yang berlanjut
dengan hilangnya fungsi bagian tersebut

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


GRADE LUKA ULKUS

Grade Deskripsi
0 Tidak terdapat luka, gejala hanya seperti nyeri
1 Ulkus dangkal
2 Ulkus melibatkan ligamen, tendon, kapsul sendi
3 Ulkus mendalam dan melibatkan abses, osteomielitis
dan atau sepsis bersama

4 Ulkus termasuk gangren di 1/3 anterior kaki


5 Terdapat gangren di seluruh tungkai kaki

GRADE LUKA BAKAR

Grade Deskripsi
1 - Jaringan yang rusak hanya epidermis
- Klinis: ada myeri, kemerahan, kulit kering
- Tes jarum ada hiperalgesia
- Lama sembuh kurang lebih 7 hari
- Hasil: kulit kembali normal
2A - Jaringan yang rusak sebagian dermis, folikel rambut &
kelenjar keringat utuh
- Klinis : nyeri, warna lesi merah/ kuning, basah, bula
- Tes jarum hiperalgesia kadang normal
- Lama sembuh kurang lebih 7 hari
- Hasil : kulit normal / pucat

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


2B - Jaringan yangg rusak sampai dermis, hanya kelenjar
keringat yangg utuh
- Klinis : sama dengan grade II a
- Tes jarum hipoalgesia
- Lama sembuh 14 – 21 hari
- Hasil : kulit pucat, mengkilap, kadang ada sikatrik/
hipertrofi
3 - Jaringan yang rusak seluruh epidermisc/ dermis
- Klinis mirip grade II hanya kulit hitam/ kecoklatan
- Tes jarum tidak sakit
- Lama sembuh > 21 hari
- Hasil : sikatrik/ hipertrofi

RULE OF NINE LUKA BAKAR

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RUMUS BAXTER

(Luas Luka Bakar)

RUMUS BALANCE CAIRAN

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RUMUS IWL

IWL = (15 x BB) / 24 jam


Dengan kenaikan suhu :
{(10% x CM) x jumlah kenaikan suhu} + IWL Normal
24 jam

ANALISIS GAS DARAH

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Kondisi pH PCO2 HCO3
Asidosis Menurun Meningkat -
respiratorik
Asidosis Menurun Menurun -
metabolik
Alkalosis Meningkat - Menurun
respiratorik
Alkalosis Meningkat - Meningkat
metabolik

MASALAH KEPERAWATAN

Masalah Ciri Khas


Bersihan jalan napas Ada suara napas
tidak efektif tambahan seperti ronchi,
wheezing, dll
Ada sekret / dahak /
sputum
Ada batuk
Pola nafas tidak efektif Pola napas tidak normal
(takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kusmaull,
cheyne-stoke)
Ada retraksi dinding dada,
pernapasan cuping hidung
Gangguan pertukaran gas Ada dispnea, hiperkapnia,
hipoksemia, adanya hasil
BGA abnormal

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Ketidakseimbangan Penurunan nafsu makan,
nutrisi kurang dari porsi makan tidak habis,
kebutuhan tubuh penurunan berat badan >
20%
Resiko ketidakstabilan Kadar GDS tidak stabil
glukosa darah seringkali > 300
Kerusakan integritas kulit
Defisit volume cairan Turgor kulit buruk, crt > 3
detik, bibir kering, mata
cowong, lemas, balance
cairan (-)
Kelebihan volume cairan Penambahan berat badan,
edema, asites, balance
cairan (+)
Gangguan eliminasi urine Adanya poliuri, anuria,
nocturia, inkontinensia
urine, retensi urine.
Penurunan cardiac output Perubahan frekuensi dan
irama jantung, perubahan
kontraktiltas jantung,
perubahan volume
sekuncup, perubahan after
load dan pre load,
perubahan EKG.
Intoleransi aktivitas Dispnea setelah
beraktivitas, keletihan,
kelemahan umum, adanya
respon tekanan darah

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


abnormal terhadap
aktivitas, frekuensi jantung
abnormal terhadap
aktivitas
Ketidakefektifan perfusi Penurunan fungsi perifer,
jaringan perifer perubahan fungsi motorik,
CRT > 3 detik, parestesia,
warna kulit pucat

SUARA NAPAS ABNORMAL


Suara Napas Indikasi
Wheezing Adanya penyempitan saluran
napas, yang terjadi saat
ekspirasi.
Pada pasien asma dan PPOK
Ronchi Adanya sekret/sputum
Crackles/rales terdapatnya cairan atau
sekresi pada jalan nafas yang
besar.
Gargling suara seperti berkumur,
kondisi ini terjadi karena ada
kebuntuan yang disebabkan
oleh cairan (ex: darah)
Stridor edema laring, kelumpuhan
pita suara, tumor laring,
stenosis laring yang biasanya
disebabkan oleh tindakan
trakeostomi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SUARA JANTUNG ABNORMAL
Suara Napas Indikasi
S3 (Gallop) Disebabkan oleh vibrasi
dinding ventrikel krn darah
masuk ke ventrikel secara tiba-
tiba pd saat pembukaan AV, pd
akhir pengisian cepat ventrikel.
S3 sering terdengar pd anak
dgn dinding toraks yang tipis
atau penderita gagal ventrikel
S4 Terjadi akibat osilasi darah &
rongga jantung yg ditimbulkan
oleh kontraksi atrium.
Jarang terjadi pada individu
normal
Murmur Suara jantung abnormal akibat
adanya arus turbulen di dlm
rongga jantung & pembuluh
darah

WATER SEAL DRAINAGE (WSD)


Pengertian WSD merupakan tindakan invasive yang
dilakukan untuk mengeluarkan udara,
cairan (darah,pus) dari rongga pleura,
rongga thorax; dan mediastinum dengan
menggunakan pipa penghubung.
Indikasi Pneumothorak, hematothorak,
thoraktomy, post op efusi pleura

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Tujuan Mengeluarkan cairan atau darah,
udara dari rongga pleura dan rongga
thorak
 Mengembalikan tekanan negative
pada rongga pleura
 Mengembangkan kembali paru yang
kolaps
 Mencegah refluks drainage kembali
ke dalam rongga dada
Jenis WSD 1 botol, 2 botol dan 3 botol
Komplikasi perdarahan, edema paru, tension
pneumothoraks, atrial aritmia, infeksi
Prosedur Perbedaan tekanan udara pada rongga
dada dan botol WSD sehingga cairan di
dalam rongga dada bisa ditarik keluar
Indikator  Tidak ada undulasi
WSD dilepas  Cairan yang keluar tidak ada
 Tidak ada gelembung udara yang
keluar
 Kesulitan bernafas tidak ada
 Dari rontgen foto tidak ada cairan
atau udara
 Dari pemeriksaan tidak ada cairan
atau udara

PEMASANGAN NGT
 Prinsip pemasangan NGT harus
memperhatikan high flower dengan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


meminta pasien untuk menempelkan dagu
ke dada.
 Pengukuran panjang NGT dari ujung
hidung ke xhypoid
 Jika terjadi perubahan kondisi mendadak
seperti sianosis dan kesulitan bernapas,
tarik selang segera mungkin.
 Untuk memastikan bahwa selang masuk
ke dalam lambung, aspirasi cairan
lambung dengan spuit 20 cc, jika terlihat
cairan berwarna hijau atau kecokelatan
maka posisi selang sudah benar.

KOLOSTOMI
 Pada pasien kolostomi perlu diberikan
pendidikan kesehatan tentang pemasangan
dan perawatan kantong ostomi
 Perawatan kolostomi dilakukan untuk
mencegah adanya kemerahan dan iritasi
pada kulit sekitar stoma

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


EKG

Manset MERAH : pergelangan tangan kanan


Manset KUNING : pergelangan tangan kiri
Manset HITAM : pergelangan kaki kanan
Manset HIJAU : pergelangan kaki kiri

V1 : ICS 4 garis sternal kanan


V2 : ICS 4 garis sternal kiri
V3 : Antara V2 dan V4
V4 : ICS 5 garis midclavicula kiri
V5 : ICS 5 garis aksilaris anterior kiri
V6 : ICS 5 garis aksilaris media kiri

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Gambaran EKG

Atrial Fibrilasi

Atrial Flutter

Ventrikel Takikardia

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Ventrikel Fibrilasi

Av Blok Derajat 1

Av Blok Derajat 2 Tipe I

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Av Blok Derajat 2 Tipe II

Av Blok Total

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RONGGA PERUT

SARAF KRANIAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN
GADAR

PRESENTASE JUMLAH SOAL 3 – 9%


SEKITAR 5 - 16 SOAL

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TRIAGE

KONDISI GAWAT DARURRAT


Gawat darurat Keadaan mengancam nyawa yang jika
tidak segera ditolong dapat meninggal atau
cacat sehingga perlu ditangani dengan
prioritas pertama. Sehingga dalam
keadaan ini tidak ada waktu tunggu.
Yang termasuk keadaan adalah pasien
keracunan akut dengan penurunan
kesadaran, gangguan jalan napas,
gangguan pernapasan, gangguan sirkulasi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


atau pemaparan pada mata yang dapat
menyebabkan kebutaan ini
Gawat Tidak Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak
Darurat memerlukan tindakan darurat. Keadaan ini
termasuk prioritas ke dua dan setelah
dilakukan resusitasi segera konsulkan ke
dokter spesialis untuk penanganan
selanjutnya.
Yang termasuk pasien gawat tidak darurat
adalah: pasien kanker stadium lanjut yang
mengalami keracunan akut.
Darurat Tidak Keadaan yang tidak mengancam nyawa
Gawat tetapi memerlukan tindakan darurat.
Pasien biasanya sadar tidak ada ganguan
pernapasan dan sirkulasi serta tidak
memerlukan resusitasi dan dapat langsung
diberi terapi definitive. Pasien dapat dirawat
di ruang rawat inap atau jika keadaannya
ringan dapat di pulangkan untuk
selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat jalan
Tidak Gawat Keadaan yang tidak mengancam nyawa
Tidak Darurat dan tidak memerlukan tindakan darurat.
Gejala dan tanda klinis ringan atau
asimptomatis. Setelah mendapat terapi
definitive penderita dapat dipulangkan dan
selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat jalan.

PRIMARY SURVEY
A airway, bebaskan jalan nafas
B breathing, beri nafas, tambah oksigen
C circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D disability / SSP, cegah TIK naik

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TEKNIK PEMBEBASAN JALAN NAFAS

1. Chin Tilt (mengangkat dagu)


2. Head Tilt (menekan dahi)
3. Jaw Thrust (mengangkat sudut rahang bawah)
4. Heimlich Manuver
Dapat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang.
Caranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati
(daerah subdiafragma – abdomen).
5. Back Blow
Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat.
Bila nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan back blow
5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik
silang garis antar belikat dengan tulang
punggung/vertebrae)
6. Chest Thrust (bayi)
Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan
tulang dada dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-
kira satu jari di bawah garis imajinasi antara kedua
putting susu pasien). Bila penderita sadar, tidurkan
terlentang, lakukan chest thrust, tarik lidah apakah ada
benda asing, beri nafas buatan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


JENIS-JENIS POSISI PASIEN

Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,
dimana bagian kepalatempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Posisi semi fowler


Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk
15-60 derajat

Tujuan
1. Mobilisasi
2. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Posisi sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi
ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan
memberikan obat melalui anus (supositoria).

Posisi trendelenburg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi
ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke
otak.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RJP (AHA, 2017)

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN
MATERNITAS
PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%
SEKITAR 14 - 25 SOAL

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


LEOPOLD

Leopold 1 Untuk menentukan umur kehamilan serta


bagian tubuh apa yang terdapat didalam
fundus uteri.
Leopold 2 Untuk menentukan dimana punggung anak
dan dimana letak bagian-bagian kecil.
Leopold 3 Untuk mengetahui apa yang ada pada bagian
bawah dan bagian bawah sudah terpegang
oleh PAP (Pintu Atas Panggul) besar.
Leopold 4 Guna menentukan bagian bawah dalam Rahim
dan seberapa masuknya bagian bawah
tersebut ke dalam PAP.

FASE / KALA PERSALINAN

Kala 1 kala pembukaan, terjadi pematangan dan


pembukaan serviks sampai lengkap
Fase laten pembukaan sampai mencapai 3 cm,
berlangsung sekitar 8 jam
Fase Aktif pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10
cm), berlangsung sekitar 6 jam
Kala 2 Dimulai pada saat pembukaan serviks telah
lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir
lengkap.
Kala 3 Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan
berakhir dengan lahirnya plasenta.
Kala 4 Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap,
sampai dengan 1 jam setelahnya.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


FASE MENSTRUASI

Fase Fase keluarnya darah haid ini dimulai pada hari


Menstruasi pertama menstruasi dan berlangsung sampai
antara hari ke 5 - 7 dari siklus menstruasi.
Fase Ini disebut fase folikuler karena kelenjar
Folikular pituitari (hipofisia) melepaskan hormon yang
disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH),
yang merangsang folikel dalam ovarium untuk
tumbuh menjadi dewasa (matang).
Fase Ovulasi adalah puncak dari semua kerja keras
Ovulasi tubuh selama fase menstruasi sebelumnya.
Atas perintah otak melalui produksi homron LH
(luteinizing hormone) sel telur yang sudah
matang akan dilepaskan dari folikel di ovarium
ke saluran tuba (tuba fallopi) dan akan
bertahan selama 12-24 jam.
Fase Disebut fase luteal karena pada fase
Luteal menstruasi ini terbentuk korpus luteum pada
ovarium yang merupakan bekas folikel setelah
ditinggal sel telur. Korpus luteum
menghasilkan hormon progesteron.

RUMUS NEAGLE

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


JENIS LOKHEA
Lokhea Rubra Lokhea ini muncul pada hari pertama dan
hari keempat postpartum. Cairan yang
keluar berwarna merah karena
mengandung darah segar, jaringan sisa-
sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo dan mekonium.
Lokhea Cairan yang berwarna merah kecoklatan
Sanguinolenta dan berlendir, berlangsung dari hari
keempat dan ketujuh postpartum.
Lokhea Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan
Serosa karena mengandung serum, leukosit dan
robekan/laserasi plasenta, muncul pada
hari ketujuh dan hari keempat belas post
partum.
Lokhea Alba Mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lender servik dan serabut
jaringan yang mati, berlangsung selama 2
minggu sampai 6 minggu.
Lokhea Bila keluar cairan nanah dan berbau busuk
Purulenta selama postpartum

LAMA KEHAMILAN
Waktu Berat anak Istilah
< 22 minggu <500 g Abortus
22-28 minggu 500g-1000g Partus immaturus
28-37 minggu 1000g-2500g Partus praematurus
37-42 minggu >2500-4500g Partus aterm
(maturus)
>42 minggu >4500g Partus serotinus

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


HORMON

Follicle Hormon ini memiliki peranan penting terhadap


Stimulating perkembangan seksual seseorang. Selain
Hormone memengaruhi perubahan fisik saat memasuki
(FSH) masa pubertas, hormon FSH pada wanita juga
memiliki peran terhadap proses pembentukan
sel telur di ovarium serta turut mengendalikan
siklus menstruasi. Sedangkan pada pria,
hormon ini berfungsi untuk mengendalikan
produksi sperma dan perkembangan organ
kelamin
Luteinizing Pada wanita, hormon reproduksi ini
Hormone memengaruhi fisiologis ovarium, produksi sel
(LH) telur (ovulasi), siklus menstruasi, dan
kesuburan. Sementara pada pria, LH
merangsang produksi testosteron, yang
memengaruhi tingkat produksi sperma pria
Hormon Kadar hormon testosteron pada pria lebih
testosteron tinggi dibandingkan wanita. Fungsi hormon ini
pada pria, termasuk mengendalikan gairah
seksual, produksi sperma, kepadatan tulang,
dan juga massa otot, sehingga mampu
memengaruhi perubahan fisik dan emosional
pria secara signifikan.
Hormon Hormon estrogen lebih tinggi pada wanita,
estrogen dibandingkan pria. Hormon estrogen pada
wanita berperan dalam perkembangan
seksual saat masa pubertas. Juga berperan
mengendalikan pertumbuhan dinding rahim
selama siklus menstruasi dan masa
kehamilan, serta turut andil terhadap kenaikan
atau penurunan berat badan.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TARGET BENAR :……… SOAL

KEPERAWATAN
ANAK

PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%


SEKITAR 14 - 25 SOAL

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


APGAR SCORE
Keterangan Skor 0 Skor 1 Skor 2
Appearance Suluruh tubuh Hanya Seluruh
warna tangan dan warna kulit
kebiruan / kaki yang normal
pucat kebiruan (merah
muda)
Pulse Denyut Dibawah Diatas
jantung tidak 100x /menit 100x/menit
ada
Grimace Tidak ada Wajah Meringis,
respon meringis saat menarik,
distimulasi batuk atau
bersin saat
distimulasi
Activity Lemah, tidak Lengan dan Bergerak
ada gerakan kaki posisi aktif dan
fleksi spontan
Respiration Tidak Menangis Menangis
bernafas lemah, kuat,
merintih, pernapasan
pernapasan baik dan
lambat tidak teratur
teratur
Interpretasi :
0 – 3 : Asfiksia berat
4 – 6 : Asfiksia ringan
7 – 10 : Normal

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
Fase oral Pada tahap ini, sumber kenikmatan yang
0-1 tahun dirasakan oleh anak berasal dari mulut. Anak
memperoleh kepuasan tersebut dengan cara
menghisap, mengunyah makanan, atau
meminum asi. Jika tahap ini tidak terpenuhi,
maka dapat mengakibatkan rasa
ketergantungan dan berpengaruh pada
perkembangan verbal anak.
Fase anal Dalam tahap ini sumber kenikmatan anak
1-3 tahun terletak pada anus. Orangtua dapat
menanamkan sikap disiplin pada anak melalui
toilet training.
Fase latik Kepuasan terletak pada autoerotik atau daerah
3-6 tahun kemaluan. Menurut Freud, pada fase ini anak
cenderung mengidentifikasikan diri dengan
orangtua yang sama jenis dan mencintai
orangtuanya yang berbeda jenis kelamin.
Peristiwa ini disebut oedipus complex, yaitu
anak laki-laki mencintai ibunya dan berusaha
menghindari ayahnya. Begitu juga sebaliknya,
pada anak perempuan yang disebut sebagai
electra complex.
Fase Periode laten adalah saat eksplorasi di mana
laten energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke
5-12 daerah lain seperti pengejaran intelektual dan
tahun interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam
pengembangan keterampilan sosial dan
komunikasi dan kepercayaan diri.
Fase Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual,
genital individu mengembangkan minat seksual yang
kuat pada lawan jenis

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


IMUNISASI

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN
JIWA

PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%


SEKITAR 14 - 25 SOAL

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TAHAP BERDUKA

Denial Ketika pertama kali menyadari kehilangan,


maka akan sukar menerima kenyataan dan
berpikir “Ini tidak mungkin terjadi”.
Penyangkalan biasanya merupakan
pertahanan sementara untuk diri sendiri.
Angry Individu tidak dapat senantiasa menyangkal
sehingga emosi yang menguasai perasaan
akan muncul
Bergaining Muncul sebuah harapan supaya individu
dapat sedemikian menunda kehilangan.
Secara psikologis, individu mengatakan “Saya
mengerti bahwa penyakit ini merupakan
penyakit mematikan, namun jika saya
diberikan lebih banyak waktu maka saya akan
…. ”
Depression Penderita akan menghabiskan banyak waktu
untuk menangis dan berduka. Proses ini
memberikan kesempatan pada pasien yang
sekarat untuk memutuskan hubungan dengan
sesuatu yang dicintainya.
Acceptance Tahap ketika akhirnya bisa menerima
kenyataan perpisahan, meski bukan
kebahagiaan yang sebenarnya tetapi
kenyataan bahwa kida sadar semua akan
baik-baik saja

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


MASALAH KEPERAWATAN

Ganggaun klien dengan disorientasi, apa yg dia


proses pikir : katakan tdk menggambarkan kondisi
waham nyatanya. "saya seorang nabi, kamu
harus tunduk dengan ajaran saya
supaya masuk surga"
Perilaku klien yg sering marah2, sering
kekerasan memukul2 walau hanya tampak
pengepalan telapak tangan saja. "Awas
kamu ya, akan kutusuk kamu"
Halusinasi klien yang sering bicara sendiri,
menangis sendiri tanpa ada sebab.
"Pergi kamu, pergi dari sini, jangan
ganggu aku"
Harga diri klien dengan kontak mata kurang,
rendah merasa dirinya kurang dan tak pantas
"siapalah diri ini yang tak punya apa2"
Resiko bunuh Klien dengan perkataan "bunuh saja diri
diri ini"
Defisit klien dengan kondisi kumal, jarang
perawatan diri mandi, tdk ganti baju, rambut
berantakan, hingga berbau
Isoloasi sosial klien jarang keluar rumah, tdk mau
berinteraksi dgn orang lain, diam
dikamar

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SP KEPERAWATAN JIWA
Perilaku SP 1  Mengidentifikasi penyebab PK
kekerasan  Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
 Mengidentifikasi PK yang dilakukan
 Mengidentifikasi akibat PK
 Mengajarkan cara mengontrol PK
 Melatih pasien cara kontrol PK fisik I
(nafas dalam).
SP2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol PK fisik II
(memukul bantal / kasur / konversi
energi).
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol PK secara
verbal (meminta, menolak dan
mengungkapkan marah secara baik)
SP 4  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol PK secara
spiritual (berdoa, berwudhu, sholat)
SP 5  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan cara kontrol PK dengan
minum obat (prinsip 5 benar minum
obat).
Isolasi Sosial SP 1  Mengidentifikasi penyebab isolasi
sosial pasien
 Mengidentifikasi keuntungan
berinteraksi dengan orang lain.
 Mengidentifikasi kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
 Melatih pasien berkenalan dengan
satu orang.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien berkenalan dengan
dua orang atau lebih
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien berinteraksi dalam
kelompok
Harga Diri SP 1  Mengidenfikasi kemampuan dan
Rendah aspek positif yang dimiliki pasien
 Membantu pasien menilai
kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
 Membantu pasien memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
 Melatih pasien kegiatan yang dipilih
sesuai kemampuan
SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih kegiatan kedua (atau
selanjutnya) yang dipilih sesuai
kemampuan
Halusinasi SP 1  Mengidentifikasi jenis halusinasi
pasien
 Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
 Mengidentifikasi waktu halusinasi
pasien
 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
pasien
 Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
 Mengidentifikasi respons pasien
terhadap halusinasi
 Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan menghardik

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan berbincang dengan orang
lain
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan kegiatan (yang biasa
dilakukan pasien)
SP 4  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan cara kontrol halusinasi
dengan teratur minum obat (prinsip 5
benar minum obat).
Defisit SP 1  Menjelaskan pentingnya kebersihan
perawatan diri diri
 Menjelaskan cara menjaga
kebersihan diri
 Melatih pasien cara menjaga
kebersihan diri
SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan cara makan yang bai
 Melatih pasien cara makan yang baik
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan cara eliminasi yang baik
 Melatih cara eliminasi yang baik.
SP 4  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan cara berdandan
 Melatih pasien cara berdandan
Waham SP 1  Membantu orientasi realita.
 Mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


 Melatih pasien memenuhi
kebutuhannya
SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
 Melatih kemampuan yang dimiliki
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan penggunaan obat
secara benar
Resiko bunuh SP 1  Mengidentifikasi benda-benda yang
diri dapat membahayakan pasie
 Mengamankan benda-benda yang
dapat membahayakan pasien
 Melakukan kontrak treatment
 Mengajarkan cara mengendalikan
dorongan bunuh diri
SP 2  Mengidentifikasi aspek positif pasien
 Mendorong pasien untuk berfikir
positif terhadap diri
SP 3  Mengidentifikasi pola koping yang
biasa diterapkan pasien
 Menilai pola koping yang biasa
dilakukan
 Mengidentifikasi pola koping yang
konstruktif
 Mendorong pasien memilih pola
koping yang konstruktif
SP 4  Membuat rencana masa depan yang
realistis bersama pasien
 Mengidentifikasi cara mencapai
rencana masa depan yang realistis
 Memberi dorongan pasien melakukan
kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN
KOMUNITAS,
KELUARGA,
GERONTIK
PRESENTASE JUMLAH SOAL
KOMUNITAS : 3 – 9%
KELUARGA : 8 – 14%
GERONTIK : 3 – 9%

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TIPE KELUARGA

Tipe tradisional Nuclear Keluarga yang terdiri dari


Family ayah, ibu dan anak-anak
(Keluarga Inti)
Extended keluarga inti di tambah
Family dengan sanak saudara,
(Keluarga misalnya nenek, keponakan,
Besar) saudara sepupu, paman, bibi
dan sebagainya
Keluarga Dyad suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
Single Parent suatu rumah tangga yang
terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak
(kandung/angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian
Single Adult suatu rumah tangga yang
hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah
dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah)
Commuter Kedua orang tua bekerja
Family dikota yang berbeda. Tetapi
salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan
orang tua ysng bekerjs diluar
kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat
akhir pecan (week end).
Blended Keluarga yang dibentuk oleh
Family duda atau janda yang
menikah kembali dan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
Tipe Non The unmarried Keluarga yang terdiri dari
Tradisional teenage orang tua (terutama ibu)
mother denga anak tiri dari hubungan
tanpa nikah
The Keluarga dengan orang tua tiri
Stepparent
Family
Commune Beberapa pasangan keluarga
Family (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara hidup
bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang
sama
Group Keluarga inti yang dibatasi
networking oleh set aturan/nilai-nilai,
family hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan
barang-barang rumah tangga
bersma, pelayanan dan
pertanggung jawab
membesarkan anaknya
The Non Keluarga yang hidup bersama
Marital dan berganti–ganti pasangan
Heterosexual tanpa melelui pernikahan
Conhibitang
Family
Cohibiting Orang dewasa yang hidup
Couple bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa
alas an tertentu
Gay And Seseorang yang mempunyai
Lesbian Family persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suami
– istri (marital partners).

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


FUNGSI KELUARGA

Fungsi ekonomi keluarga diharapkan menjadi keluarga yang


produktif yang mampu menghasilkan nilai
tambah ekonomi dengan memanfaatkan
sumber daya keluarga
Fungsi keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan
mendapatkan strata sosialnya oleh keluarga lain yang
status sosial berbeda disekitarnya
Fungsi keluarga mempunyai peran dan
pendidikan tanggungjawab yang besar terhadap
pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi
kehidupan dewasanya
Fungsi orang tua atau keluarga diharapkan mampu
sosialisasi bagi menciptakan kehidupan sosial yang mirip
anaknya dengan luar rumah
Fungsi keluarga diharapkan dapat memenuhi
pemenuhan kebutuhan dasar primer dalam rangka
kesehatan melindungi dan pencegahan terhadap
penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
Fungsi religius keluarga merupakan tempat belajar tentang
agama dan mengamalkan ajaran agama.
Fungsi rekreasi keluarga merupakan tempat untuk melakukan
kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan
akibat berada di luar rumah
Fungsi bukan hanya mengembangkan keturunan
reproduksi tetapi juga tempat untuk mengembangkan
fungsi reproduksi secara menyeluruh,
diantaranya seks yang sehat dan berkualitas
serat pendidikan seks bagi anak-anak
Fungsi afektif keluarga merupakan tempat yang utama
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial
sebelum anggota keluarga berada di luar
rumah

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

Keluarga baru perkawinan dari sepasang insan yang


menandakan bermulanya keluarga baru.
Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas
perkembangan, yaitu membina hubungan dan
kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam,
membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
kelompok sosial dan merencanakan anak atau
KB
Keluarga dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga
sedang bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas
mengasuh perkembangan seperti persiapan bayi, membagi
anak (child peran dan tanggungjawab, adaptasi pola
bearing hubungan seksual, pengetahuan tentang
family) kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
Keluarga keluarga dengan anak pertama yang berumur 30
dengan usia bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas
anak pra perkembangan, yaitu membagi waktu,
sekolah pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran
yang berikutnya dan membagi tanggungjawab
dengan anggota keluarga yang lain.
Keluarga dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun
dengan anak tugas perkembangan keluarga ini, yaitu
usia sekolah menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan
keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan
masalah, memperhatikan kepuasan anggota
keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
Keluarga dengan usia anak pertam 13 tahun sampai
dengan anak dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga
remaja ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan
keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga
dalam bertanggungjawab dan mempertahankan
filosofi hidup

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Keluarga keluarga dengan anak pertama, meninggalkan
dengan anak rumah dengan tugas perkembangan keluarga,
dewasa yaitu menata kembali sumber dan fasilitas,
penataan yanggungjawab antar anak,
mempertahankan komunikasi terbuka,
melepaskan anak dan mendapatkan menantu.
Keluarga usia dimulai ketika anak terakhir meninggalakan
pertengahan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun
tugas perkembangan, yaitu mempertahankan
suasana yang menyenangkan,
bertanggungjawab pada semua tugas rumah
tangga, membina keakraban dengan pasangan,
mempertahankan kontak dengan anak dan
berpartisipasi dalam aktivitas sosial
Keluarga usia tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai
lanjut dari salah satu pasangan memasuki masa
pensiun, terus berlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal dunia. Adapun tugas
perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi
pensiun, saling rawat, memberi arti hidup,
mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan
masyarakat

APGAR KELUARGA
Fungsi Sosial Uraian Skor
(A) Saya puas bahwa saya dapat 1
Adaptasi kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
(P) Saya puas dengan cara 2
Partnership keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


(G) Saya puas bahwa keluarga 2
Growth (teman-teman) saya menerima
dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas atau
arah baru
(A) Saya puas dengan cara 1
Afek keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah,
sedih, atau mencintai
(R) Saya puas dengan cara teman- 2
Resolve teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-
sama
Interpretasi hasil :
Skor > 6 : fungsi baik
Skor 4 – 6 : disfungsi sedang
Skor < 3 : disfungsi berat

METODE PROMOSI KESEHATAN

Diskusi Dalam diskusi kelompok agar semua anggota


kelompok klompok dapat bebas berpartisipasi dalam
diskusi, maka formasi duduk para peserta
diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapt
berhadap-hadapan atau saling memandang
satu sama lain, misalnya dalam bentuk
lingkaran atau segi empat.
Brain storming Metode ini merupakan modifikasi metode
diskusi kelompok. Prinsipnya sana dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah dan kemudian tiap
peserta memberikan jawaban atau tanggapan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


(curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-
jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis. Sebelum semua
peserta mencurahkan pendapatnya, tidak
boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru
setelah semua anggota dikeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi
Snowball Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan
(1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan
suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih
kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung
menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan
masalah tersebut, dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang
sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung
lagi dengan pasangan lainnya, demikian
seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi
diskusi seluruh anggota kelompok
Buzz Group Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau
tidak sama dengan kelompok lain, Masing-
masing kelompok mendiskusikan masalah
tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok
didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
Role play Dalam metode ini beberapa anggota
kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya
sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat
atau bidan, dan sebagainya, sedangkan
anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat. Mereka memperagakan,
misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan
tugas.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Simulasi Metode ini merupakan gabungan antara role
play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan
kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Cara
memainkannya persis seperti bermain
monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco
(petunjuk arah), selain beberan atau papan
main. Beberapa orang menjadi pemain, dan
sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

PERAN PERAWAT KOMUNITAS

Care provider Memberikan asuhan keperawatan melalui


mengkaji masalah skeperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
Educator Memberikan pendidikan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan
perilaku seperti yang diharapkan dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Advocator Pembelaan dapat diberikan kepada individu,
kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat
keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam
masyarakat.
Case Perawat kesehatan masyarakat diharapkan
manager dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


dengan beban tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
Kolaborator Peran perawat sebagai kolaborator dapat
dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan
tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya
membantu mempercepat proses penyembuhan
klien
Case finder Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan
yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-
pertemuan, observasi dan pengumpulan data

METODE PENGKAJIAN KOMUNITAS

Windshield Windshield survery dilakukan dengan berjalan-


survey jalan di lingkungan komunitas untuk menentukan
gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi
di komunitas, lingkungan sekitar komunitas,
kehidupan komunitas, dan karakteristik penduduk
yang ditemui di jalan saat survai dilakukan.
Informant Sebelum terjun ke masyarakat, instrument
interview pengkajian sebaiknya dikembangkan dan
dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu
dikembangkan untuk melakukan pengkajian
terhadap masyarakat antara lain kuesioner,
pedoman wawancara, dan pedoman observasi.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan agar
masyarakat membina rasa percaya (trust) dengan
perawat diperlukan kontak yang lama dengan
komunitas. Perawat juga harus menyertakan
lembar persetujuan (informed consent) komunitas

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol akan
melakukan tindakan yang membutuhkan
persetujuan komonitas.
Observasi Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu
Partisipasi diobservasi. Tentukan berapa lama observasi akan
dilakukan, apa, dimana, waktu, dan tempat
komunitas yang akan di observasi. Kegiatan
observasi dapat dilakukan menggunakan format
observasi yang sudah disiapkan terlebih dahulu,
kemudian catat semua yang terjadi, dengan
tambahan penggunaan kamera atau video.
Informasi yang penting diperoleh menyangkut
aktivitas dan arti sikap atau tampilan yang
ditemukan di komunitas.
Focis Group FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang
Discussion dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
mendalam tentang perasaan dan pikiran mengenai
satu topic melaui proses diskusi kelompok,
berdasarkan pengalaman subjektif kelompok
sasaran terhadap satu institusi/produk tertentu
FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai
persepsi terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan
yang dan tidak mencari consensus serta tidak
mengambil keputusan menganai tindaka yang
harus dilakukan. Peserta FGD terdiri dari 6-12
orang dan harus homogen, dikelompokkan
berdasarkan kesamaan jenis kelamin, usia, latar
belakang social ekonomi (pendidikan,suku, status
perkawinan, dsb). Lama diskusi maksimal 2 jam.
Lokasi FGD harus memberikan situasi yang aman
dan nyaman sehingga menjamin narasumber
berbicara terbuka dan wajar

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEMAMPUAN ADL LANSIA

Indeks Katz
SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah,
ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan
satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RESIKO JATUH LANSIA

Morse Fall Scale

Interpretasi :
0 – 24 = tidak beresiko
25 – 50 = resiko rendah
> 50 = resiko tinggi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


MANAJEMEN
KEPERAWATAN

PRESENTASE JUMLAH SOAL 3 - 9%


SEKITAR 5 – 16 SOAL

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN

Autonomi prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan


bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
mampu memutuskan sesuatu dan orang lain
harus menghargainya. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh
yang tidak memperhatikan otonomi adalah
Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguanatau penyimpangan
Benefience prinsip ini menentut perawat untuk melakukan
hal yan baik dengan begitu dapat mencegah
kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi
perawat menasehati untuk tidak dilakukan
karena alasan resiko serangan jantung.
Justice nilai ini direfleksikan dalam praktek professional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan
yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat
dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru
masuk serta ada juga klien rawat yang
memerlukan bantuan perawat maka perawat
harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam
faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan.
Non prinsi ini berarti tidak menimbulkan
maleficence bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan
kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfuse darah dan ketika itu
penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter
harus mengistrusikan pemberian transfuse
darah. akhirnya transfuse darah ridak diberikan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


karena prinsi beneficence walaupun pada situasi
ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi
nonmaleficince.
Veracity nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat
(kejujuran) namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan
harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina
hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah
sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam
kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S
selalu bertanya-tanya tentang keadaan
suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada
perawat untuk belum memberitahukan kematian
suaminya kepada klien perawat tidak
mengetahui alasan tersebut dari dokter dan
kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter
harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan
oleh konflik kejujuran.
Fidelity perawat harus memiliki komitmen menepati janji
dan menghargai komitmennya kepada orang
lain.
Confidentiality kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang
keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca
guna keperluan pengobatan dan peningkatan
kesehatan klien.
Accountability akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda
tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman
sejawat, karyawan, dan masyarakat.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


GAYA KEPEMIMPINAN

Otoriter Gaya kepemimpinan otokratik berpusat pada


pemimpin atau manjer(leader-centeret). Manajer
atau pimpinan merasa lebih mengetahui dan lebih
mampu daripada bawahannya/ perawat pelaksana.
Manajer meyakinkan bahwa pandangannya yang
paling benar (persuasive selling) sedangkan
terhadap pandangan individu menekan/tidak setuju
(disagreement). Manager ruangan mencegah akan
perawat pelaksana tidak banyak berhubungan dan
terlalu banyak tau kebijakannya. Manajer tidak
memberi penjelasan tujuan organiasi atau
kelompok dan hubungan terhadap kegiatan yang
dilakukan dengan tujuannya. Bahkan manajer
mengnggap perawat adalah sebagai alat mencapai
tujuan. Akibat gaya otoriter ini menyebabkan
perawat banyak yang merasa tidak puas akan
kinerjanya dan ingin memberontak.
Demokratif Gaya kepemimpinan demokrasi berpusat pada
anggota (member-centered) atau mengikuti teori Y
Mc Gregor yang menyatakan semua manusia
adalah baik dan menekankan kepada pemanfaatan
berbagai sumber yang ada dlam kelompok yang
dapat dimanfaatkan. Tindakan pimpinan antara lain
membantu perawat mencapai tujuan kelompok,
melibatkan dalam semua kegiatan, memberi
kesempatan anggota mengekspresikan
kemampuan dan bakatnya tanpa rasa takut,
menekan keputusa berdasarkan persetujuan
kelompok. Akibatnya situasi kerja yang akan
berkembang adalah setiap perawat akan memiliki
rasa kohesip dan moral kelompok yang tinggi,
memiliki antusias atau motivasi dan rasa tanggung
jawab yang tinggi, dan belajar cara memecahkan
maslah serta menerapkan proses kepemimpinan.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Laisez Faire Gaya kepemimpinan laisez faire tidak berpusat
pada pimpinan atau anggota (noncenteredstyele)
membiarkan segala sesuatu berjalan sendiri sesuai
kehendak masing-masing. Tindakan pimpinan
antara lain membiarkan segala sesuatu
mengambang, menganggap segala akan berjalan
sdengan baik-baik saja, tidak pernah merumuskan
tujuan yang jelas, tidak pernah mengambil
keputusan, tidak ada evaluasi pengembangan
kelompok, dan situasi keberkembang tanpa
pengarahan (non-directiveness). Akibat bagi setiap
perawat adalah cenderung menarik diri dari
keterlibatan aktif, perawat memiliki rasa kohesip
dan moral kelompok rendah sehingga perhatian
terhadap tugas rendah, anggota perawat memiliki
rasa peka yang tinggi, bingung, prustasi terhadap
perkembangan kelompok dan tidak bisa tinggal
landas ( Takeoff ground), dan merasa rendah,
apatis dan bosan serta mencari kambing hitam.
Autokratis Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama
dengan gaya kepemimpinan dictator namun
bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada
di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak
pernah dibenarkan
Partisipatif Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan
bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dan
demokratis dengan cara mengajukan masalah dan
mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian
mengundang kritikan, usul dan saran bawahan.
Dengan mempertimbangkan masukan tersebut,
pimpinan selanjutnya menetapkan keputusan final
tentang apa yang harus dilakukan bawahannya
untuk memecahkan masalah yang ada.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


JENIS MAKP

Fungsional Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam


pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan
utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 –
2 jenis intervensi keperawatan kepada semua
pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi
tugas dari filosofi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
Kasus Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat
oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk keperawatan khusus
seperti isolasi, intensive care.Metode ini
berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi
keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap
asuhan dan observasi pada pasien tertentu
Primer Pada metode keperawatan primer terdapat
kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif
serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat
primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan
bertanggung jawab selama 24 jam selama klien
dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung
jawab untuk mengadakan komunikasi dan
koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana
pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer
sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse)

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Tim Metode yang digunakan bila perawat pelaksana
terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan
kemampuannya.Metode ini menggunakan tim yang
terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga
professional, tehnikal dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu

KOMUNIKASI SBAR

Situation 1. Sebutkan nama pasien, umur, tanggal


masuk, dan hari perawatan, serta dokter
yang merawat
2. Sebutkan diagnosis medis dan masalah
keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/ keluhan
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
 Pemindahan pasien : isi dengan tanggal,
waktu, dari ruang asal ke ruang tujuan
pemindahan
 Diagnosa medis : isi dengan diagnosa medis
yang terakhir diputuskan oleh dokter yang
merawat
 Masalah utama keperawatan saat ini, isi
dengan masalah keperawatan pasien yang
secara aktual pada pasien yang wajib
dilanjutkan diruang kepindahan yang baru
Background 1. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan
respons pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
2. Sebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif, dan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


obat – obatan termasuk cairan infus yang
digunakan
3. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan
respon pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
4. Sebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif, dan
obat – obatan termasuk cairan infus yang
digunakan
5. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga
terhadap diagnosis medis
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
 Riwayat alergi/reaksi obat : isi dengan apa
jenis alergi yang diderita atau jenis reaksi obat
tertentu pada pasien dulu hingga sekarang
 Hasil investigasi abnormal : isi keadaan
abnormal/keluhan saat pasien datang ke RS
sehingga mengharuskan pasien tersebut
dirawat (riwayat keluhan saat masuk rumah
sakit)
Assesment 1. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian
pasien terkini seperti tanda vital, skor nyeri,
tingkat kesadaran, braden score, status
restrain, risiko jatuh, pivas score, status
nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain – lain.
2. Jelaskan informasi klinik lain yang
mendukung.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
 Observasi terakhir, GCS: Eye, Verbal, Motorik
(EVM) : isi dengan vital sign dan tingkat
kesadaran pasien secara numerik. contoh : E
4, V 5 M 6
 BAB dan BAK, diet, mobilisasi, dan alat bantu
dengar, isi / di ceklist sesuai keadaan pasien
 Luka decubitus : isi dengan kondisi saat ini
(misalnya ada pus, jaringan nekrotik, dll,)
lokasi dan ukurannya juga dilengkapi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


 Peralatan khusus yang diperlukan: isi
misalnya WSD, colar brace, infuse pump dll
Recomendation Rekomendasikan intervensi keperawatan yang
telah dan perlu dilanjutkan (refer to nursing care
plan) termasuk discharge planning dan edukasi
pasien dan keluarga.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
 Konsultasi, fisiotherafi dll, isi dengan rencana
konsultasi, rencana fisiotherafi dll
 Obat, barang dan berkas-berkas yang lain : isi
jumlah barang / berkas

DELEGASI

Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan


wewenang kepada bawahannya. Sebagai manajer perawat
menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif
dalam melakukan fungsi manajemen lainnya.
Empat kegiatan dalam delegasi wewenang :
1. Manager perawat menetapkan dan memberikan tugas dan
tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk
mencapai tujuan
3. Perawat yang meneriman delegasi baik eksplisit maupun
implisit menimbulkan kewajiban dan tanggunh jawab
4. Manajer perawat menerima pertanggungjawaban
(akuntabilitas) atas hasil yang telah dicapai

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SUPERVISI

Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen


dimana sebagian besar kegiatan merupakan bimbigan dan
sebagian kecil pengawasan.
Manfaat supervisi antara lain :
1. Dapat lebih meningkatkan efektivitas kerja dan dapat lebih
meningkatkan efisien kerja
2. Peningkatan efektivitas kerja dihubungkan dengan makin
meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan “bawahan”
serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang
lebih harmonis antara “atasan dan bawahan”

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom

Anda mungkin juga menyukai