Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan Kewarganegaraan

Penegakan Hukum

Kelompok 9

Aisyah Putri Hasanah 08061281924045

Angle Kitt Clearn 08061281924035

Putri Nurul Aina 08061381924077

Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sriwijaya

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara hukum, seluruh warga negara dan aparatur hukum di Indonesia sudah
semestinya menegakkan hukum dan keadilan yang sedang berlaku. Berbagai aturan dibuat untuk
diterapkan dan diimplementasikan ke kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, pada kenyataannya
peraturan hukum yang ada sering kali dilanggar. Bahkan, aparat penegak hukum pun banyak yang
melanggar. Sekarang ini, penegakan hukum di Indonesia masih tergolong tajam ke bawah dan
tumpul ke atas. Aparatur hukum dan pejabat tinggi yang melakukan penyalahgunaan kekuasaan
dan pelanggaran seperti tindak pidana korupsi dan penyuapan sering kali tidak diberikan sanksi
yang seharusnya. Sedangkan, masyarakat kecil yang melakukan pelanggaran hukum seperti
pencurian diberikan sanksi yang tergolong berat. Seharusnya sanksi dan penegakan hukum
dilakukan dengan seadil-adilnya.

Akan tetapi, tak terlepas dari fakta bahwa akhir-akhir ini banyak sekali kejadian yang tidak
menempatkan hukum sebagai landasan dalam kehidupan. Tindak pidana korupsi, penyuapan,
pencurian, penculikan, pembunuhan, pemerkosaan, dan perbuatan tercela lainnya sangat
merajalela. Jika penegakan hukum di Indonesia tetap berlangsung seperti saat ini kedepannya,
maka sama saja negara Indonesia seperti tidak memiliki hukum. Oleh karena itu, perlu adanya
perbaikan terhadap penegakan hukum di Indonesia. Perbaikan terhadap penegakan hukum dapat
dilakukan dengan memperbaiki sistem hukum terlebih dahulu yang meliputi substansi hukum,
struktur hukum, dan budaya hukum. Setiap komponen dalam negara harus turut serta dalam
membantu terlaksananya penegakan hukum dengan baik di Indonesia.

Penegakan hukum itu sangat penting dilaksanakan di Indonesia agar terwujudnya keadilan
yang merata di mata hukum serta ketertiban dalam proses penanganan masalah yang berkaitan
dengan hukum sehingga rakyat dapat hidup dengan aman. Penegakan hukum di Indonesia dinilai
sangat penting sebagai pondasi dasar dalam menunjang keberlangsungan hidup masyarakat
Indonesia, sebab jika tidak ada perlindungan dan penegakan hukum maka seluruh hak warga
negara akan rentan mengalami pelanggaran hak asasi baik dari kalangan sesama masyarakat
hingga pemerintah, bahkan cita-cita dasar bangsa yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia tidak akan pernah tercapai apabila perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia
tidak diupayakan. Proses dalam penegakan hukum itu melibatkan semua subjek dalam setiap
hubungan hukum. Upaya aparatur sangat berperan penting dalam menjamin dan memastikan
bahwa aturan hukum itu berjalan sebagaimana yang telah diatur.
Dalam menegakkan hukum yang adil diperlukan pemerintahan yang jujur dan bertanggung
jawab. Strategi yang dapat dilakukan meliputi penguatan kembali peran undang-undang yang dapat
dilakukan oleh pemerintah. Demi meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan disiplin yang
tinggi, perlu dibentuknya tim atau lembaga khusus untuk mengatur jalannya pemerintahan serta
pembentukan kembali mental dan karakter dari aparat hukum dan di pengadilan untuk takut dan
patuh pada hukum. Dengan demikian, diharapkan hukum yang ada di Indonesia tidak lagi tumpul
ke atas dan tajam ke bawah, tidak ada lagi pembedaan dalam hukum yang kerap terjadi.
Penegakan hukum yang kuat serta penghormatan terhadap hukum perlu dibentuk sejak dini.
Upaya yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mensosialisasikan hak dan kewajiban warga
negara yang tidak melanggar HAM orang lain. Pelaksanaan hak dan kewajiban yang seimbang dan
sesuai kaidah akan mendorong terciptanya negara yang tertib hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penegakan hukum?
2. Apa saja sumber hukum yang ada di Indonesia?
3. Apa yang dimaksud dengan aparatur hukum?
4. Mengapa penegakan hukum di Indonesia perlu ditegakkan?
5. Bagaimana strategi dalam menegakan hukum?
6. Bagaimana kasus pelanggaran hukum yang terjadi di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penegakan hukum.
2. Untuk mengetahui sumber-sumber hukum yang ada di Indonesia.
3. Untuk mengetahui aparat penegak hukum di Indonesia.
4. Untuk mengetahui proses penegakan hukum di Indonesia.
5. Untuk mempelajari strategi dalam menegakan hukum.
6. Untuk mempelajari kasus pelanggaran hukum yang terjadi di Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan pustaka

1. Pengertian Penegakan Hukum


Menurut Jimly Asshiddiqie penegakan hukum adalah proses dilakukannya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau
hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut
subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan
sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas,
proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa
saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau
menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya
diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan
bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagimana seharusnya. Dalam memastikan tegaknya hukum
itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Dengan uraian di atas, jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dengan penegakan hukum itu kurang
lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam arti formil yang
sempit maupun dalam arti material yang luas, sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan
hukum, baik oleh para subjek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum
yang resmi diberi tugas dan wewenang oleh undang-undang untuk menjamin berfungsinya norma-
norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan hukum itu
sendiri tidak terlepas dari peran serta penegak hukum, karena penegak hukumlah yang nantinya
menegakkan aturan hukum tersebut.

2. Sumber Hukum di Indonesia


Hukum merupakan aspek yang sangat penting untuk dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana tidak,
sebab tanpa adanya hukum yang mengatur jalannya pemerintahan maka kacaulah suatu negara.
Hukum mengikat seseorang untuk terus berjalan dalam kebenaran dan mengarahkan kita untuk
menjauhi kesalahan. Hukum memiliki sifat memaksa, artinya setiap elemen harus mematuhi adanya
hukum tersebut. Begitu pula dengan Indonesia yang bahkan tercantum dalam pasal 1 ayat 3 UUD
1945 yang menyebutkan Indonesia adalah negara hukum. Setiap kinerja dan kekuasaan yang ada di
Indonesia diikat oleh peraturan yang berlaku.
Menurut Van Apeldoorn (1966) ada 4 macam sumber hukum, yaitu sumber hukum historis,
sosiologis, filosofis dan formal. Sumber hukum historis contohnya hukum dalam dokumen,
manuskrip kuno.
Menurut tap MPRS No. III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-
undangan Republik Indonesia, urutannya yaitu:
1) UUD 1945
2) Ketetapan MPR
3) UU
4) Peraturan Pemerintah pengganti UU
5) Peraturan Pemerintah
6) Kepres
7) Perda

3. Aparat Penegak Hukum di Indonesia


Penegak hukum ialah suatu lembaga atau perseorngan yang ditugaskan untuk menjaga ketertiban
dan kepatuhan atas hukum yang mengikat. Indonesia yang merupakan negara hukum memiliki
beberapa lembaga negara yang bertugas dalam menegakkan hukum, yaitu polisi, jaksa, advokat dan
hakim. Menurut Jimly Asshiddiqie (2005) penegakan hukum dalam bidang hukum pidana
melibatkan peran kepolisian, kejaksaan, advokat dan kehakiman sementara untuk hukum perdata
melibatkan peran advokat dan kehakiman. Undang-undang yang mengatur tentang
Kepolisiam yang erat kaitannya dengan hukum memiliki peran penting peradilan pidana, hal
tersebut diatur dalam UU No 2 tahun 2002. Sementara untuk lembaga kejaksaan dan kehakiman
memiliki peran yang saling terkait dalam menyelesaikan kasus kasus terkait hukum dalam ranh
pengadilan. Untuk advokat memiliki UU yang mengatur menandakan bahwa ia adalah
penegak hukum yaitu pasal 5 ayat (1) UU NO. 18 Tahun 2003.
a. Penyidik
Secara umum, penyidik adalah pejabat kepolisian, jaksa diatur dalam KUHP dan pegawai
negeri sipil yang memiliki kewenangan dalam melakukan tugasnya. Kepolisian sebagai
subsistem peradilan pidana diatur dalam UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia. Sesuai pasal 13 UU No. 2 tahun 2002 tersebut kepolisian mempunyai
tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan
dalam peradilan pidana, kepolisian memiliki kewenangan khusus sebagai penyidik yang
secara umum diatur dalam pasal 15 dan pasal 16 UU No. 2 tahun 2002 dan dalam KUHAP
diatur dalam pasal 5 sampai pasal 7 UHAP. Saat ini, penyidik sudah semakin berkembang
akibat dari bertambahnya kebutuhan hukum yaitu dengan ditambahnya lembaga negara
tertentu yang memiliki wewenang penyidikan seperti KPK, BNN, PPATK, dan BIN.
b. Kejaksaan
Menurut UU No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan, Kejaksaan dalam Perkembangan
Sistem, Ketatanegaraan di Indonesia, lembaga kejaksaan merupakan bagian dari lembaga
yudikatif. Sebagai subsistem peradilan pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang
di bidang pidana sebagaimana diatur pasal 14 KUHAP.
c. Kehakiman
Keberadaan lembaga pengadilan sebagai subsistem peradilan pidana diatur dalam UU No.
48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Pasal 1 ayat 1 undang-undang tersebut
memberi definisi tentang kekuasaan kehakiman sebagai berikut:
“kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
keadilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945, demi terselenggaranya negara hukum Republik Indonesia.”
d. Advokat
Lahirnya UU No. 18 tahun 2003 tentang Advokat menjadi landasan hukum penting bagi
profesi advokat sebagai salah satu pilar penegak hukum. Hal ini ditegaskan dalam pasal 5
ayat 1 UU No. 18 tahun 203 tersebut, yang menyatakan bahwa advokat berstatus penegak
hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan.
e. Lembaga Permasyarakatan (LAPAS)
Lembaga permasyarakatan diatur dalam UU No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
yang mengubah sistem kepenjaraan menjadi sistem pemasyarakatan. Sistem pemasyarakatan
merupakan suatu rangkaian kesatuan penegakan hukum, oleh karena itu pelaksaannya tidak
dapat dipisahkan dari pengembangan konsep umum mengenai pemidanaan.

4. Pentingnya Menegakkan Hukum di Indonesia


Menegakkan hukum berarti membuat semua kekuasaan tunduk dalam hukum yang berlaku. Hal ini
akan menciptakan terjadinya supremasi hukum yang berarti semua tindakan yang dilakukan oleh
masyarakat haruslah berdasarkan hukum dan tidak boleh melanggarnya. Sanksi akan diterima oleh
pelanggar yang melanggar hukum tersebut kemudia berakibat pada timbulnya efek jera. Dengan
menegakkan hukum maka keadilan akan tercapai, sesuai dengan pancasila yang merupakan dasar
negara Indonesia yang bunyinya “keadilan bgi seluruh rakyat Indonesia.

5. Strategi dalam Menegakkan Hukum


Dalam menegakkan hukum yang adil diperlukan pemerintahan yang jujur dan bertanggung
jawab. Strategi yang dapat dilakukan meliputi penguatan kembali peran undang-undang yang dapat
dilakukan oleh pemerintah. Demi meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan disiplin yang
tinggi, perlu dibentuknya tim atau lembaga khusus untuk mengatur jalannya pemerintahan serta
pembentukan kembali mental dan karakter dari aparat hukum dan di pengadilan untuk takut dan
patuh pada hukum. Dengan demikian, diharapkan hukum yang ada di Indonesia tidak lagi tumpul
ke atas tajam ke bawah, tidak ada lagi pembedaan dalam hukum bahkan KKN yang kerap terjadi.
Penegakan hukum yang kuat serta penghormatan terhadap hukum perlu dibentuk sejak dini.
Upaya yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mensosialisasikan hak dan kewajiban warga
negara yang tidak melanggar HAM orang lain. Pelaksanaan hak dan kewajiban yang seimbang dan
sesuai kaidah akan mendorong terciptanya negara yang tertib hukum.

B. Pembahasan
Dalam pembahasan kali ini akan diangkat beberapa kasus terkait dengan penegakan hukum
yang ada di Indonesia.
1. Kasus Pencurian Kakao Nenek Minah
Berawal dari melihat 3 buah kakao yang sudah merah dan layak untuk dipetik, nenek
Minah melangsungkan niat nya utuk mengambil buah kakao sejumlah 3 buah itu. Tanpa
pikir panjang, nenek minah mengambil kakao untuk disemainya di kebun garapanya.
Melihat 3 buah kulit kakao yang berserak di tanah, seorang mandor perkebunan kakao PT
RSA itu lantas marah dan dengan polosnya nenek Minah mengakui kesalahannya lalu
segera mengembalikan 3 buah kakao itu kepada sang mandor. Namun sayang, hal sesepele
itu menarik nenek minah untuk disidang dalam pengadilan. Sungguh tragis, ketika hanya
karena 3 buah kakao yang bahkan sudah dikembalikan masalahnya menjadi serumit ini,
sementara untuk kasus-kasus besar korupsi dan sebagainya masih juga belum tuntas dan
dianggap lamban dalam penyelesaiannya. Panggilan dari pengadilan untuk nenek Minah
menjadikannya harus menjadi terdakwa pencurian 3 buah kakao. Walau bagaimanapun,
nenek minah melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian dan akhirnya divonis
hukuman 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan. Ketika menjatuhkan
hukuman, hakim terlihat menangis dan persidangan yang memperlihatkan nenek tua yang
miskin sebagai terdakwa berjalan haru. Dengan masa percobaan 3 bulan, nenek Minah
tidak perlu merasakan berada dalam sel tahanan, persidangan ini berakhir dengan
sambutan bahagia para aktivis yang datang untuk mendukung nenek Minah.

2. Kasus Gayus Tambunan


Nama Gayus tambunan menjadi populer pada tahun 2010-2011 lantaran kasusnya yang
membuat geram seluruh kalangan masyarakat. Sebagai pegawai keuangan gayus telah
mencoreng nama kementerian keuangan republik Indonesia. Bagaimana tidak apabila ia
sudah kerap kali keluar masuk penjara dan seperti tidak ada jera-jera nya. Berlenggang nya
gayus tambunan di penjara berawal pada 19 Januari 2011, pengadilan Negeri Jakarta
Selata memvonis 7 tahun penjara dengan denda Rp. 300 juta terkait kasus mafia pajak
gayus.
Selain itu, gayus juga terlibat kasus tindak pidana kurupsi dengan menguntungkan PT
Surya Alam Tungal dalam pembayaran pajak serta merugikan keuangan negara sebesar
Rp. 570 juta. Tidak sampai disitu, Gayus juga terlibat kasus penyuapan penyidik Direktur
II Badan Reserse dan Kriminal Komisaris Polisi Arafat Enanie. Gayus tertangkap
memberikan sejumlah uang agar dirinya tidak ditahan dan harta endanya tidak disita.
Tidak cukup menyuap satu orang saja, Gayus juga menyuap Muhtadi Asnun sebesar Rp.
50 juta. Uang ini meloloskan Gayus dari masalah pajak dan pencucian uang Rp. 25 miliar.
Tidak terima dengan dijatuhkannya hukuman penjara 7 tahun, jaksa mengajukan banding
dan hukuman Gayus menjadi 8 tahun penjara. Tak puas dengan hasil, Gayus mengajukan
kasasike MA dan hasilnya justru memperberat hukuman Gayus menjadi 12 tahun Penjara.
Kembali tidak puas dengan hasil kasasi, Gayus mengajukan peninjauan kembali (PK),
namun hasilnya Gayus tetap mendapat hukuman 12 tahun penjara. Dengan ditolaknya PK
Gayus mendekam di penjara selama 30 tahun, pasalnya selain kasus yang membuatnya
dipenjara 12 tahun, ia juga mendapat hukuman untuk 3 kasus lainnya. Setelah berjalanan
beberapa tahun, MA membuat hukuman Gayus menjadi 29 tahun penjara, sebab MA
menilai vonis yang dijatuhkan kepada Gyus teah melewati aturan hukum. Gayus tetap
tidak terima dengan vonis yang dijatuhkan padanya, sehingga MA mengabulkan
keberatannya dan menjadikan hukumannya menjadi 26 tahun penjara untuk 3 kasus pidana
korupsi dan 3 tahun penjara untuk kasus pemalsuan paspor yang digunakannya untuk
berpergian selama di dalam tahanan.

3. Kasus Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo


Inspektur Jendral Polisi Djoko Susilo dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan denda Rp.
500 juta dikarenakan tindak pidana korupsi bersama dengan pengadaan proyek simulator
ujian surat izin mengemudi. Selain itu, Djoko terbukti melakukan tindak pidana pencucian
uang untuk periode 2003-2010 dan 2010-2012. Menurut majelis hakim, Djoko melanggar
pasal 2 ayat 1 juncto pasal 18 UU pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55
ayat 1 ke-1 Juncto Pasal 65 ayat 1 ke-1 KUHP sesuai dengan dakwaan ke satu primer.
Selain itu, Djoko melanggar pasal 3 UU Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian uang jo pasal 55 ayat 1 ke-1 jo pasal 65 ayat 1 ke-1 KUHP sebagaimana dalam
dakwaan kedua pertama, serta pasal 3 ayat 1 huruf c dalam UU yang sama sebagaimana
dakwaan ketiga.
Hampir semua aset yang dimiliki Djoko yang diduga hasil dari tindak pidana korupsi
dirampas negara kecuali 3 hal, yaitu tanah dan bangunan atas nama Bunyani, Toyota
Avanza perak dan toyota avanza atas nama zaina abidin. Hukuman yang dijatuhkan kepada
Djoko ditambahkan dengan tuntutan jaksa tipikor hak memilih dan dipilih dicabut, namun
tuntutan itu ditolak karena dianggap berlebihan. Perbuatan penyalahgunaan yang
dilakukan Djoko dilakukan berkali-kali sehingga hukuman yang diterimanya cukup berat.
DAFTAR PUSTAKA
Arliman, Laurensius. 2015. Penegakan Hukum dan Kesadaran Masyarakat. Yogyakarta: Deepub-
lish.

Anda mungkin juga menyukai