Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA (KPD)


(MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN)
Dosen Pembimbing :
Merah Bangsawan, SKM.,M.Kes.

Disusun oleh :

TAHSYA RIA SHAFIRA

1814401112

TINGKAT 2/ REGULER 3

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan SAP ini dengan judul “KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA
(KPD)” Penulisan SAP ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Promosi Kesehatan di
jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
Dalam penulisan dan menyusunan SAP, kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada dosen mata kuliah promosi kesehatan yang telah memberikan nasihat dan
bimbingan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Sekian dan terima kasih.

Bandar Lampung, 27 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I SATUAN ACARA PENYULUHAN................................................................


A. Analisa Situasi.............................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan................................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................................
D. Materi..........................................................................................................................
E. Metode.........................................................................................................................
F. Media...........................................................................................................................
G. Kegiatan Penyuluhan Dalam Promkes........................................................................
H. Evaluasi.......................................................................................................................

BAB II LAMPIRAN MATERi.....................................................................................


A. Ketuban Pecah Dini.....................................................................................................
1. Pengertian................................................................................................................
2. Tanda dan Gejala.....................................................................................................
3. Etiologi....................................................................................................................
B. Resiko Infeksi pada Ketuban Pecah Sebelum Waktunya...........................................
C. Faktor Resiko Infeksi..................................................................................................
D. Penyebab Risiko Infeksi pada Ketuban Sebelum Waktunya......................................
E. Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus...........................................................................
F. Tanda dan Gejala Risiko pada Ketuban Pecah Dini...................................................
G. Pencegahan Risiko Infeksi dan Ketuban Pecah Dini..................................................
1. Tata Cara Cuci Tangan............................................................................................
2. Posisi Tidur dan Istirahat........................................................................................
H. Ciri-ciri Ketuban Pecah Dini.......................................................................................
I. Komplikasi Ketuban Pecah Dini..................................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................


A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................

iii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

iv
BAB 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Ketuban Pecah Dini (KPD)


Sub Pokok : Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPD)
Sasaran : Ibu Hamil dan Keluarga
Hari/Tanggal : Senin, 3 April 2020
Jam/Waktu : 08.00-08.30 WIB
Tempat : Ruang Tulip RSUD Alimuddin Umar
Penyuluh : Mahasiswa DIII Keperawatan Poltekkes Tanjung Karang

A.Analisa Situasi
Menurut WHO Kematian maternal disebabkan oleh KPD sebanyak 2%, Indonesia
7%, Kalimantan barat 130 kasus kematian, Sintang sebanyak 143 kasus dan Data dari tahun
2016-2017 yang didapatkan dari Rekam Medik RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang
dengan kasus KPD mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 terjadi KPD sebanyak 67 orang
dan pada tahun 2018 sebanyak 120 orang. Mengetahui gambaran faktor penyebab terjadinya
ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Ade Muhammad Djoen Kabupaten Sintang
Tahun 2019. Menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
retrospektif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu semua ibu
bersalin dengan ketuban pecah dini di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang sebanyak 120
orang. Faktor ketuban pecah dini disebabkan oleh kelainan letak janin sebanyak 66 orang
(55%), usia berisiko (<20->35 tahun) sebanyak 60 orang (50%), gemeli sebanyak 34 orang
(28,3%) dan Anemia sebanyak 53 orang sebanyak (50,96%). Setelah dilakukan penelitian
terhadap 104 orang ibu yang KPD. Faktor Penyebab tertinggi adalah kelainan letak janin
sebanyak 63 orang (52,5%). Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan motivasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang cepat, sigap dan tanggap agar kasus ketuban pecah dini
dapat segera ditangani dengan baik sesuai prosedur.
Menurut Weston (2013) bahwa resiko infeksi berdampak pada pasien dan bahaya,
cacat atau kematian, peningkatan lama perawatan, pengeluaran tambahan bagi rumah sakit
dan dapat menurunkan citra rumah sakit.Masih tingginya angka resiko terjadinya infeksi
maka perlu dilakkukan upaya untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi dengan
ditetapkanya pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
PPI merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan,
pendidikan dan pelatihan serta monitoring untuk pencegahan dan pengendalaian infeksi.

1
Pencegahan dan pengendalian infeksi di 3 rumah sakit (PPI) sangat penting karena
menggambarkan mutu dalam pelayanan di rumah sakit (KemenkesRI, 2010).
World Health Organization (WHO) menyatakan keselamatan pasien merupakan
masalah kesehatan masyarakat global yang serius. Kesalahan medis dapat disebabkan oleh
faktor sistem dan faktor manusia. Insiden keselamatan pasien yang merugikan adalah terkait
dengan prosedur bedah (27%), kesalahan pengobatan (18,3%) dan kesehatan infeksi terkait
perawatan (12,2%) (WHO, 2017). Sedangkan di Eropa, kejadian pasien dengan risiko infeksi
sebanyak 83,5% dan bukti kesalahan medis menunjukkan 50-72,3%.

B. Diagnosa Keperawatan : Resiko Infeksi pada Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan kelompok selama 60/90 menit, diharapkan keluarga
klien memahami tentang Resiko Infeksi pada Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 60/90 menit, diharapkan klien mampu :
a. Menjelaslan kembali tentang pengertian, tanda dan gejala, etiologi Ketuban Pecah Dini
b. Menjelaslan kembali tentang pengertian resiko infeksi pada ketuban pecah sebelum
waktunya
c. Menjelaslan dan menyebutkan kembali tentang Faktor Resiko Infeksi pada ketuban
pecah sebelum waktunya
d. Menjelaslan kembali tentang Penyebab Risiko Infeksi pada ketuban pecah sebelum
waktunya
e. Menjelaslan dan menyebutkan kembali tentang Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus
Resiko Infeksi pada ketuban pecah sebelum waktunya
f. Menjelaslan kembali tentang Tanda dan gejala Resiko Infeksi pada ketuban pecah dini
g. Melakukan Pencegahan Resiko Infeksi pada ketuban pecah dini
h. Menjelaslan kembali tentang Ciri-Ciri Ketuban Pecah dini
i. Menjelaslan kembali tentang Komplikasi Ketuban Pecah dini

D. Materi
a. Pengertian, tanda dan gejala, etiologi Ketuban Pecah Dini

2
b. Pengertian resiko infeksi pada ketuban pecah sebelum waktunya
c. Faktor Resiko Infeksi pada ketuban pecah sebelum waktunya
d. Penyebab Risiko Infeksi pada ketuban pecah sebelum waktunya
e. Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus Resiko Infeksi pada ketuban pecah sebelum
waktunya
f. Tanda dan gejala Risiko Infeksi pada ketuban pecah dini
g. Pencegahan Risiko Infeksi pada ketuban pecah dini
h. Ciri-Ciri Ketuban Pecah dini
i. Komplikasi Ketuban pecah dini

E.Metode :
1.CTJ (ceramah, tanya, jawab)

F.Media
1.Laptop, LCD, Leaflet, lembar balik

G.Kegiatan Penyuluhan Dalam Promkes


1.Persiapan
a.Alat dan bahan: Materi, LCD, Leaflet, lembar balik
2. Pelaksanaan

Strategi Penyuluhan
No. Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta
1. Pembukaan 5 menit  Salam pembuka •Menjawab salam
 Perkenalan
•Mendengarkan
 Menyampaikan tujuan
penyuluhan •Menyimak

 Kontrak waktu
 Menjelaskan tata tertib
2 Apersepsi 5 menit  Menanyakan tentang
Risiko Infeksi pada
ketuban pecah sebelum
waktunya (pengertian
dan etiologi)

3
3 Penyampaian 30 menit  Menyampaikan materi  Menyimak,
materi secara garis besar mendengarkan
a. Pengertian, tanda dan materi
gejala, etiologi  Menanyakan
Ketuban Pecah Dini hal yang
b. Pengertian resiko dianggap
infeksi pada ketuban kurang jelas
pecah sebelum  Memperhatikan
waktunya jawaban dari
c. Faktor Resiko Infeksi penceramah
pada ketuban pecah  Menjawab
sebelum waktunya pertanyaan
d. Penyebab Risiko
Infeksi pada ketuban
pecah sebelum
waktunya
e. Faktor
Predisposisi/Faktor
Pencetus Resiko
Infeksi pada ketuban
pecah sebelum
waktunya
f. Tanda dan gejala
Risiko Infeksi pada
ketuban pecah dini
g. Pencegahan Risiko
Infeksi pada ketuban
pecah dini
h. Ciri-Ciri Ketuban
Pecah dini
i. Komplikasi Ketuban
pecah dini
4 Evaluasi 10 menit • Memberikan kesempatan
Pada masyarakat (ibu

4
hamil) untuk bertanya.
•Memberikan kesempatan
pada Pada masyarakat (ibu
hami) untuk menjelaskan/
menyebutkan kembali
kesimpulan dari materi
yang telah disampaikan
Penutup 10 menit  Melakukan tanya jawab  Mendengarkan
 Menyimpulkan materi  Manjawab
 Salam penutup salam

H.Evaluasi
1.Evaluasi Struktural
a). Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b). Penyelenggaraan dilaksanakan Aula RSUD Alimuddin Umar
c). Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya
d). Materi sesuai dengan tujuan
e). Ruangan yang dipakai kondusif
f). Sarana prasaranan berfungsi baik
g). Petugas memadai jumlah dan kemampuan
2.Evaluasi Proses
a). Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b). Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara berakhir
c). Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil penyuluhan
d). Peserta hadir tepat waktu dan dapat mengikuti kegiatan sampai akhir
e). Penyuluh/mahasiswa dapat melakukan tugas sesuai dengan rencana
f). Suasana kegiatan sesuai dengan yang diharapkan
g). Kondusif

3.Evaluasi Hasil
a. Media sudah dipersiapkan 2 hari sebelum penyuluhan kelompok dilakukan
b. Kontrak pertemuan sudah dilakukan pada saat kunjungan ke kamar pasien sehari
sebelumnya
c. SAP sudah disiapkan 2 hari sebelum promosi kesehatan dilakukan

5
 Evaluasi Proses
1. Sebagian besar peserta mengikuti penyuluhan yang diberikan
2. Peserta memperhatikan penjelasan penyaji
3. Peserta aktif bertanya dan memberikan pendapat
4. Media digunakan dengan tepat
 Evaluasi Hasil (sesuai tujuan khusus) (a s/d i)
 Peserta dapat memperagakan ulang cara

1. 80% keluarga klien dapat menjelaskan kembali Pengertian Pengertian, tanda dan gejala,
etiologi Ketuban Pecah Dini
2. Memahami dan menjelaskan kembali Pengertian resiko infeksi pada ketuban pecah
sebelum waktunya
3. Memahami dan menjelaskan kembali Faktor Resiko Infeksi pada ketuban pecah sebelum
waktunya
4. Memahami dan menjelaskan kembali Penyebab Risiko Infeksi pada ketuban pecah
sebelum waktunya
5. Memahami dan menjelaskan kembali Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus Resiko Infeksi
pada ketuban pecah sebelum waktunya
6. Memahami dan menjelaskan kembali Tanda dan gejala Risiko Infeksi pada ketuban pecah
dini
7. Memahami dan dapat melakukan Pencegahan Risiko Infeksi pada ketuban pecah dini
8. Memahami dan menjelaskan kembali Ciri-Ciri Ketuban Pecah dini
9. Memahami dan menjelaskan kembali Komplikasi Ketuban pecah dini
No Evaluasi Lisan Respons Nilai
Audiens

1. Pengertian, tanda dan gejala, etiologi Ketuban Pecah Dini

2. Pengertian resiko infeksi pada ketuban pecah sebelum


waktunya

3. Faktor Resiko Infeksi pada ketuban pecah sebelum waktunya

4. Penyebab Risiko Infeksi pada ketuban pecah sebelum


waktunya

6
5. Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus Resiko Infeksi pada
ketuban pecah sebelum waktunya

6. Tanda dan gejala Risiko Infeksi pada ketuban pecah dini

7. Pencegahan Risiko Infeksi pada ketuban pecah dini

8. Ciri-Ciri Ketuban Pecah dini

9. Komplikasi Ketuban pecah dini

LAMPIRAN MATERI
A. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPD)
1. Pengertian
Ketuban pecah dini atau spontaneous/early premature of the membrane (PROM)
premature rupture of the membrane adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu atau sebelum
terdapat tanda persalinan yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada
multipara kurang dari 5 cm.Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara
spontan sebelum pembukaan 5 cm.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
ditunggu 1 jam belum dimulai tanda persalinan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ketuban pecah dini adalah
pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum pembukaan pada primi kurang dari 3 cm
dan multi para kurang dari 5 cm atau sebelum tanda-tanda persalinan.
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan
berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan
preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. (Saifuddin, 2002).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan
dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Ketuban pecah dini merupakan pecahnya
selaput janin sebelum proses persalinan dimulai. Terdapat 2 jenis ketuban pecah dini yaitu :

a. KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu.

7
b. KPD memanjang merupakan KPD selama >24 jam yang berhubungan dengan peningkatan
risiko infeksi intra-amnion.
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung
ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan
membran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks (Sarwono
Prawiroharjo, 2002).
Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10% dari semua persalinan. Pada umur kehamilan
kurang dari 34 minggu, kejadiannya sekitar 40%. Sebagian dari ketuban pecah dini
mempunyai periode laten melebihi satu minggu. Early ruptura of membran adalah ketuban
pecah pada fase laten persalinan. (Ana Ratnawati, 2017)
Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm diatas 37 minggu, sedangkan
dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak.(ida bagus Gde Manuaba, 2001).

2. Tanda dan Gejala


1. keluarnya cairan ktuban merembes melalui vagina
2. aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak
3. mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes dengan ciri pucat dan bergaris
warna darah
4. cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. tetapi
bila anda duduk atau berdiri
5. kepala janin yang sudah terletak dibawah biasanya “mengganjal “atau menyambut
kebocoran untuk sementara.
6. Demam
7. bercak vagina yang banyak
8. nyeri perut

8
9. denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
10. Perut ibu kelihatan kurang membesar
11. Persalinan lebih lama dari biasanya.
(buku asuhan patologi kebidanan,sujiyatini,2009,hal:14). (Maria, 2009 : 2)

3. Etiologi
Penyebab dari ketuban pecah dini belum diketahui secara pasti. Penyebab ketuban pecah
dini mempunyai dimensi multi factorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Inkompetensi serviks (leher rahim) / (Faktor Maternal)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher
atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka
ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin
besar.
b. Korioamnioniti
adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaranorganism
vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban > 24
jam dan persalinan lama.
c. Serviks (leher rahim) inkompeten : yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
d. Ketegangan Rahim berlebihan : kehamilan ganda , hidroamnion
e. Kelainan letak janin dalam Rahim : letak sungsang, letak lintang
f. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP
g. Selaput bawaan dari selaput ketuban
h. Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban sehingga
memudahkan ketuban pecah. Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya proses
biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban
pecah, seperti : bakterial vaginosis
i. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik).
j. Riwayat KPD sebelumya.
k. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban..
l. -Sebab primer : adanya pertumbuhan amnion yang kurang baik
- Sebab skunder : misalnya pada ketuban pecah dini (PROM : premature of the membrane)
m. Peninggian tekanan inta uterin (Faktor Neonatal).
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihandapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya:

9
1). Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
2). Gemelli : Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada
kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan
adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih,
isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan
dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban
tipis dan mudah pecah.  (Saifudin. 2002).
3). Makrosomia: adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia
menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan
tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan
selaput ketuban menjadi teregang,tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang,
menimbulkan selaput ketuban mudah pecah. (Winkjosastro, 2006).
4). Hidramnion: adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan
dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah
cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut
meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa
hari saja.

B. Resiko Infeksi pada Ketuban Pecah sebelum waktunya


Resiko infeksi adalah invasi tubuh pathogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit. Atau Peningkatan  resiko masuknya organisme patogen.
Risiko infeksi merupakan keadaan dimana seorang individu berisiko terserang oleh
agen patogenik dan oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau parasit lain) dari
sumber-sumber eksternal, sumber-sumber eksogen dan endogen (Potter & Perry, 2005).
Risiko infeksi adalah diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai “keadaan
dimana seseorang beresiko diserang oleh agen oportunistik atau pathogen (virus, jamur,
bakteri, protozoa atau parasit).
C. Faktor Resiko Infeksi
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (2017), faktor risiko terjadinya infeksi
adalah sebagai berikut :
a. Efek prosedur invasif
b. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan.
c. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :Kerusakan integritas kulit, ketuban pecah
lama, ketuban pecah sebelum waktunya,

10
d. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder : Penurunan hemoglobin, imununosupresi.

D. Penyebab Risiko Infeksi pada ketuban pecah sebelum waktunya


Penyebab dari resiko infeksi dalam klasifikasi (NANDA, 2012)antara lain:
1.Prosedur invasive.
2.Tidak cukup pengetahuan dalam menghindari paparan pathogen.
3.Trauma.
4.Destruksi jaringan dan peningkatan paparan lingkungan.
5.Rupture membrane amnionik.
6.Agen parmasetikal (misalnya imunosupresan).
7.Malnutrisi.
8.Peningkatan paparan lingkungan terhadap pathogen.
9.Imunosupresi.
10.Imunitas yang tidak adekuat.
11.Pertahanan sekunder tidak adekuat (Hb menurun, Leukopenia, Penekanan respon
inflamasi).
12.Pertahanan respon primer tidak adekuat (kulit tak utuh, trauma jaringan, penurunan gerak
silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi Ph, perubahan peristaltik).
13.Penyakit kronis.

Belum diketahui penyebab dari ketuban pecah dini. Namun, ada beberapa kondisi yang
berisiko menimbulkan ketuban pecah dini, yaitu:
 Infeksi pada rahim, mulut rahim, atau vagina.
 Kantung ketuban meregang secara berlebihan, karena air ketuban terlalu banyak
(polihidramnion).
 Mengalami perdarahan melalui vagina pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.
 Ibu hamil dengan berat badan yang kurang, atau mengalami kekurangan gizi.
 Sedang hamil anak kembar.
 Merokok atau menggunakan NAPZA pada saat hamil.
 Pernah menjalani operasi atau biopsi pada mulut rahim (biopsi serviks)
 Pernah melahirkan bayi prematur.
 Pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya.
 Kelainan plasenta.

11
 Posisi janin yang tidak normal di dalam rahim.
 Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

E. Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus


Beberapa faktor yang mencetuskan risiko infeksi pada pasien menurut Potter & Perry
(2005) adalah:
a. Agen
Agen itu penyebab infeksinya, yaitu mikroorganisme yang masuk bisa karena agennya
sendiri atau karena toksin yang dilepas.
b. Host
Host itu yang terinfeksi, jadi biarpun ada agen, kalau tidak ada yang bisa dikenai, tidak
ada infeksi. Host biasanya orang atau hewan yang sesuai dengan kebutuhan agen untuk bisa
bertahan hidup atau berkembang biak.
c. Environment (lingkungan)
Environment itu lingkungan di sekitar agen dan host, seperti suhu, kelembaban, sinar
matahari,oksige dan sebagainya.Ada agen tertentu yang hanya bisa bertahan atau menginfeksi
pada keadaan lingkungan yang tertentu juga.

F. Tanda dan gejala Risiko Infeksi pada ketuban pecah dini


Tanda dan Gejala yang lazim terjadi, pada infeksi menurut(Smeltzer, 2002) sebagai berikut :
a. Rubor (kemerahan)
b. Kalor (panas)
c. Dolor (sakit/nyeri)
d. Tumor (membengkak)
e. Functio Laesa (fungsinya terganggu)

Tanda dan gejala yang biasanya terjadi, pada ketuban pecah dini sebagai berikut :
1. keluarnya cairan ktuban merembes melalui vagina
2. aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak
3. mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes dengan ciri pucat dan bergaris
warna darah

12
4. cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. tetapi
bila anda duduk atau berdiri
5. kepala janin yang sudah terletak dibawah biasanya “mengganjal “atau menyambut
kebocoran untuk sementara.
6. Demam
7. bercak vagina yang banyak
8. nyeri perut
9. denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
(buku asuhan patologi kebidanan,sujiyatini,2009,hal:14).

G. Pencegahan Risiko Infeksi dan ketuban pecah dini


Tidak ada hal khusus yang dapat dilakukan untuk mencegah ketuban pecah dini. Akan
tetapi, karena adanya kaitan antara merokok saat hamil dan ketuban pecah dini, ibu hamil
dianjurkan untuk tidak merokok. Jangan lupa periksakan kehamilan secara berkala untuk
memantau tumbuh kembang dan kesehatan janin.

Pencegahan pada resiko infeksi sebagai berikut :


a. Bersikan lingkungan secara tepat setelah digunakan oleh pasien
b. Ganti peralatan pasien setiap selesai tindakan
c. Ajarkan cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu
d. Anjurkan pasien untuk cuci tangan dengan tepat
e. Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan
f. Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalkan ruangan
pasien
g. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
h. gunakan sarung tangan steril
i. Tingkatkan asupan nutrisi
j. Anjurkan asupan cairan
k. Anjurkan istirahat
l. Berikan terapi antibiotik
m. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala dari infeksi
n. Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana mencegah infeksi

Pencegahan pada ketuban pecah dini sebagai berikut :

13
a. Obati infeksi gonokokus, klamidi, dan vaginosis bakterial.
b. Diskusikan pengaruh merokok , NAPSA selama kehamilan dan dukung untuk mengurangi
atau berhenti.
c. Motivasi untuk menambah berat badan yang cukup selama hamil
d. Anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada trisemester akhir bila ada faktor
predisposisi.

1. Teknik cuci tangan

Cuci tangan 7 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan sabun
untuk membersihkan jari-jari, telapak dan punggung tangan dari semua kotoran, kuman
serta bakteri jahat penyebab penyakit

Cuci tangan 7 langkah merupakan cara membersihkan tangan sesuai prosedur


yang benar untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Dengan mencuci tangan paki
sabun baik sebelum makan ataupun sebelum memuali pekerjaan, akan menjaga
kesehatan tubuh dan mencegah penyebaran penyakit melalui kuman yang menempel di
tangan. Berikut langkah cuci tangan yang baik dan benar :

1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan tangan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara
lembut.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.

14
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih.

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan.

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

15
7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar,
kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang
mengalir lalu keringkan memakai handuk bersih atau tisu.

2. Posisi Tidur dan istirahat yang Benar dan Berkualitas untuk Tubuh

a. Terlentang – Kedua Tangan Lurus di Samping Badan (Soldier) ...

b. Terlentang – Lengan ke Atas (Starfish) ...

c. Tidur Tengkurap – Menghadap ke Bawah. ...

d. Posisi Tidur Miring ke Kanan. ...

c. Posisi Tidur Miring ke Kiri. ...

d. Tidur Menyamping – Tangan ke Depan. ...

e. Meringkuk – Posisi Janin.

8. Gunakan Bantal Sebagai Pelengkap

H. Ciri-Ciri Ketuban Pecah Dini


Selain bocornya air ketuban, ketuban pecah dini dapat disertai dengan beberapa gejala
berikut:
 Panggul terasa tertekan.
 Keputihan atau vagina terasa lebih basah daripada biasanya.
 Perdarahan melalui vagina.

I. Komplikasi Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi. Berikut adalah komplikasi
yang dapat terjadi:

16
 Infeksi pada selaput yang menyelimuti janin atau chorioamnionitis
Chorioamnionitis berisiko menimbulkan infeksi serius pada ibu dan janin, seperti
pneumonia, meningitis, hingga sepsis.
 Tali pusat tertekan atau kompresi tali pusat
Kurangnya cairan ketuban akibat ketuban pecah dini dapat membuat tali pusat tertekan
oleh janin. Pada beberapa kasus, tali pusat bahkan keluar dari rahim dan turun menuju
vagina. Kompresi tali pusat dapat menyebabkan cedera otak serius dan bahkan kematian.
 Bayi terlahir prematur
Bayi yang terlahir prematur berisiko mengalami kelainan pada saraf, gangguan
pernapasan, dan kesulitan dalam belajar di kemudian hari. Walaupun jarang, ketuban
pecah dini dapat terjadi sebelum kehamilan berusia 24 minggu dan dapat menyebabkan
kematian janin. Bayi yang terlahir sebelum minggu ke-24 dan berhasil bertahan hidup,
berisiko mengalami gangguan perkembangan, penyakit paru kronis, hidrosefalus, dan
lumpuh otak (cerebral palsy).
 Meningkatkan risiko terjadinya retensi plasenta (sebagian atau semua plasenta
tertinggal di dalam rahim). Kondisi ini akan menyebabkan perdarahan postpartum, yaitu
perdarahan lewat vagina dalam waktu 24 jam hingga enam minggu setelah melahirkan.
 Volume cairan ketuban terlalu sedikit (oligohidramnion), bila ketuban pecah dini
terjadi pada kehamilan usia muda. Ketika cairan ketuban hilang, tali pusat bisa terjepit di
antara janin dan dinding rahim. Akibatnya, janin bisa mengalami cedera otak atau bahkan
kematian.

Jika ketuban pecah sebelum kehamilan berusia 23 minggu, paru-paru janin kemungkinan
tidak akan berkembang dengan baik dan menyebabkan janin tidak bisa bertahan hidup. Kalau
janin bertahan hidup, maka kemungkinan akan mengalami cacat fisik dan mental ketika
dilahirkan. Bayi juga berisiko mengalami beberapa masalah, seperti penyakit paru-paru
kronis, hidrosefalus, cerebral palsy, dan gangguan perkembangan.

 Solusio plasenta, yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim
sebelum proses persalinan terjadi.
 Tali pusat janin putus.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC


2. Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.
Jakarta:Salemba Medika
3. Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC
4. Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan DiagnosaMedis
EdisiRevisi Jilid 1. Jakarta: ECG
5. Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG
6. Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku 3 Edisi
7.Jakarta: Elsevier
7. Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
8. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi
dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI
9. https://www.honestdocs.id/8-posisi-tidur-yang-baik-untuk-kesehatan

10. https://www.academia.edu/37864115/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_SAP

18

Anda mungkin juga menyukai