Anda di halaman 1dari 6

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

A. Pengertian Kognitif

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan
potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehention), penerapan (application), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), dan evaluasi
(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu
kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan
perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang
kepada dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek
tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif.
Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi
pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan
sebagainya.

B. Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Piaget adalah seorang ahli psikologi perkembangan, ia mempelajari bagaimana pengetahuan


dan kompetensi diperoleh sebagai konsekuensi pertumbuhan dan interaksi dengan lingkungan
fisik dan sosial . Piaget terkenal dengan teori perkembangan mental manusia atau teori
perkembangan kognitif. Teori Piaget sesuai dengan konstruktivisme yang memandang
perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana peserta didik secara aktif membangun
sistem makna dan pemahaman nyata menggunakan pengalaman dan interaksi yang dimiliki.

Teori perkembangan kognitif Piaget menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan
menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-
ciri dan fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial
seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk
mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab
terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk membentuk
perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.

Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya
mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam
konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya,
namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui
pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai
dunia yang telah ia punya.

Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode
yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati
serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invarian, selalu tetap, tidak melompat atau mundur.
Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar
dalam bidang eksakta, yaitu biologis, maka pendekatan dan uraian dari teorinya terpengaruh aspek
biologi.

Teori Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses mental. Piaget
mengambil perspektif organismik, yang memandang perkembangan kognitif sebagai produk usaha anak
untuk memahami dan bertindak dalam dunia mereka. Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif
dimulai dengan kemampuan bawaan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan kemampuan
bawaan yang bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayi-bayi mewarisi reflek-reflek seperti reflek
menghisap. Reflek ini sangat penting dalam bulan-bulan pertama kehidupan mereka, namun semakin
berkurang signifikansinya pada perkembangan selanjutnya.

Pertumbuhan atau perkembangan kognitif terjadi melalui tiga proses yang saling berhubungan,
yaitu:

1. Organisasi

Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk mengintegrasikan pengetahuan kedalam system-
sistem. Dengan kata lain, organisasi adalah system pengetahuan atau cara berfikir yang disertai dengan
pencitraan realitas yang semakin akurat. Contoh: anak laki-laki yang baru berumur 4 bulan mampu
untuk menatap dan menggenggam objek. Setelah itu dia berusaha mengkombunasikan dua kegiatan ini
(menatap dan menggenggam) dengan menggenggam objek-objek yang dilihatnya. Dalam sistem
kognitif, organisasi memiliki kecenderungan untuk membuat struktur kognitif menjadi semakin komplek.
Struktur-struktur kognitif disebut skema. Skema adalah pola prilaku terorganisir yang digunakan
seseorang untuk memikirkan dan melakukan tindakan dalam situasi tertentu. Contoh: gerakan reflek
menyedot pada bayi yaitu gerakan otot pada pipi dan bibir yang menimbulkan gerakan menarik.

2. Adaptasi

Merupakan cara anak untuk memperlakukan informasi baru dengan mempertimbangkan apa yang
telah mereka ketahui. Adaptasi ini dilakukan dengan dua langkah, yaitu:

 Asimilasi merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada peleburan informasi
baru kedalam struktur kognitif yang sudah ada. Seorang individu dikatakan melakukan proses
adaptasi melalui asimilasi, jika individu tersebut menggabungkan informasi baru yag dia terima
kedalam pengetahuan mereka yang telah ada. Contoh asimilasi kognitif: seorang anak yang
diperlihatkan segi tiga sama sisi, kemudian setelah itu diperlihatkan segitiga yang lain yaitu siku-
siku. Asimilasi terjadi jika si anak menjawab bahwa segitiga siku-siku yang diperlihatkan adalah
segitiga sama sisi.
 Akomodasi merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada perubahan yang
terjadi pada sebuah struktur kognitif dalam rangka menampung informasi baru. Jadi, dikatakan
akomodasi jika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Melalui akomodasi ini,
struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan sesuai dengan
rangsanganrangsangan dari objeknya. Contoh: si anak bisa menjawab segitiga siku-siku pada
segitiga yang diperlihatkan kedua.

3. Ekuilibrasi

Ekuilibrasi yaitu istilah yang merujuk pada kecenderungan untuk mencari keseimbangan pada
elemen-elemen kognisi. Ekuilibrasi diartikan sebagai kemampuan yang mengatur dalam diri individu
agar ia mampu mempertahankan keseimbangan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Agar
terjadSi ekuilibrasi antara diri dengan lingkungan, maka peristiwa asimilasi dan akomodasi harus terjadi
secara terpadu, bersama-sama dan komplementer. Contoh: bayi yang biasanya mendapat susu dari
payudara ibu ataupun botol, kemudian diberi susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari
gelas). Ketika bayi menemukan bahwa menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang
berbeda dari yang biasa dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi akan mengakomodasi hal
itu dengan akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi
terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru yaitu gelas. Dengan demikian asimilasi dan
akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan ekuilibrium dan pertumbuhan.

C. Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget

Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangannya
sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hierarkis, artinya harus dilalui berdasarkan
urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. Piaget
membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat, yaitu :

1.Tahap sensorimotor (umur 0 - 2 tahun)

Tahap Sensorimotor menurut Piaget dimulai sejak umur 0 sampai 2 tahun.Pertumbuhan kemampuan
anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya
berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimiliki antara lain :

a.Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya.

b.Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.

c.Suka memperhatikan sesuat lebih lama.

d.Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.

e.Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.
2.Tahap preoperasional (umur 2 - 7/8 tahun)

Piaget mengatakan tahap ini antara usia 2 - 7/8 tahun. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini
adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif.
Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif.

Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan
konsep nya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek.
Karakteristik tahap ini adalah:

a.Self counter nya sangat menonjol.

b.Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.

c.Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar.

d.Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan
antara deretan.

Tahap intuitif (umur 4 - 7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan
pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata.
Oleh sebab itu, pada usia ini, anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi
mereka yang memiliki pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah :

a.Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya.

b.Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks.

c.Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.

d.Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah objek
yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak kekekalan masa pada usia 5 tahun, kekekalan berat
pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada usia 7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek
adalah tetap sama meskipun objek itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.

3.Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan
yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan
berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe
tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini
memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak
sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan
menggunakan model "kemungkinan" dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil
yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani sistem klasifikasi.

Namun sungguhpun anak telah dapat melakukan pengklasifikasian, pengelompokan dan


pengaturan masalah (ordering problems) ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang
terkandung di dalamnya. Namun taraf berpikirnya sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak
memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak
perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan. Sungguhpun demikian anak
usia 7-12 tahun masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak.

4.Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis
dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan". Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-
dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan
dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat :

a.Bekerja secara efektif dan sistematis.

b.Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikan dua kemungkinan


penyebabnya, C1 dan C2 menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa kemungkinan.

c.Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-macam proporsional tentang C1, C2 dan
R misalnya.

d.Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Pada tahap ini mula-mula Piaget
percaya bahwa sebagian remaja mencapai formal operations paling lambat pada usia 15 tahun. Tetapi
berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa banyak siswa bahkan mahasiswa
walaupun usianya telah melampaui, belum dapat melakukan formal operation.

Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan berbeda dengan
proses belajar yang dialami oleh seorang anak pada tahap preoperasional, dan akan berbeda pula
dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional konkret, bahkan dengan mereka yang sudah
berada pada tahap operasional formal. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif
seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya. Guru seharusnya memahami
tahap-tahap perkembangan kognitif pada muridnya agar dalam merancang dan melaksanakan proses
pembelajarannya sesuai dengan tahap-tahap tersebut. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa tidak akan ada maknanya bagi siswa.
Teori Perkembangan Anak Menurut Vygotsky

A.BIOGRAFI SINGKAT VYGOTSKY

Lev Semyonovich Vygotsky lahir pada tahun 1896 di Tsarist Rusia, di suatukota Orscha,
Belarusia dari keluarga kelas menengah keturunan Yahudi. Dia tumbuh dan besar di Gomel,
suatu kota sekitar 400 mil bagian Barat Moscow. Sewaktu masih muda , dia tertarik pada
studi-studi kesusastraan dan analisis sastra, dan menjadi seorang penyair dan Filosof.

Memasuki usia 18 tahun, dia menulis suatu ulasantentang Shakespeare's Hamlet yang
kemudian dimasukkan dalam satu dariberbagai tulisannya mengenai psikologi. Dia memasuki
sekolah kedokteran diUniversitas Moscow dan dalam waktu yang tidak lama kemudian dia
pindah kesekolah hukum sambil mengambil studi kesusastraan pada salah satu
universitasswasta. Dia menjadi tertarik padapsikologi pada umur 28 tahun.

Vygotsky mengajar kesusatraan di suatu sekolahPropinsi sebelum memberikuliah psikologi


pada suatu sekolah keguruan. Dia dipercaya membawakan kuliahpsikologi walaupun secara
formal tidak pernah mengambil studi psikologi. Darisinilah dia semakin tertarik dengan kajian
psikologi sehingga menulis disertasi Ph.D. mengenai ”Psychology of Art ” di Moscow Instituteof
Psychology pada tahun 1945.

Vygotsky bekerja kolaboratif bersama Alexander Luria and Alexei Leontievdalam membuat
dan menyusun proposal penelitian yang sekarang ini dikenaldengan pendekatan Vygotsky.
Selama hidupnya Vygotsky mendapat tekanan yangbegitu besar dari pemegang kekuasaan dan
para penganut idelogi politik di Rusiauntuk mengadaptasi dan mengembangkan teorinya.

Anda mungkin juga menyukai