Tn Subur bekerja di PT ABC mulai 1 Januari 2015 dengan gaji Rp12.000.000 per bulan dan membayar
A.
iuran pensiun sebesar Rp 200.000 per bulan. Status menikah punya anak 1. Berapa PPh Pasal 21 di
potong oleh PT ABC setiap bulannya?
Pengurangan :
Biaya Jabatan : 5% x Rp 12,000,000 = Rp 500,000
Iuran Pensiun Rp 200,000
Rp 700,000
Penghasilan Neto sebulan Rp 11,300,000
Penghasilan Neto setahun : 12 x Rp 11,300,000 Rp 135,600,000
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri Rp 36,000,000
- tambahan WP kawin Rp 3,000,000
anak 1 Rp 3,000,000
Rp 42,000,000
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 93,600,000
PPh Pasal 21 terutang satu tahun:
5% x Rp 50,000,000 = Rp 2,500,000
15% x Rp 43,600,000 = Rp 6,540,000
Rp 9,040,000
PPh Pasal 21 sebulan yang dipotong PT ABC:
Rp 9,040,000 : 12 = Rp 753,333
###
Bila Tn Subur tidak punya NPWP maka PPh Pasal 21 yang dipotong adalah:
Rp 753,333 x 120% = Rp 904,000
A1.
Pegawai Tetap dibayar mingguan
Tn Zakaria bekerja di PT Luwak mulai minggu pertama bulan Januari 2015, menerima gaji mingguan
dengan gaji Rp 2.500.000 per minggu dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 20.000 per minggu.
Status menikah punya 1 anak. Berapa PPh Pasal 21 di potong oleh PT Luwak setiap minggunya?
A2.
Pegawai Tetap dibayar Harian
- Nasrun sejak 1 Januari 2015 bekerja di PT EGP
- Status menikah anak 1
- Gaji diterima Nasrun Rp 500.000 per hari
- PT EGP ikut program Jamsostek, premi JKK dan premi Jaminan Kematin dibayar pemberi kerja,
masing-masing 1% dan 0,3% dari gaji
- PT EGP membayar jaminan hari tua untk Nasrun sebesar 3,7% gari gaji
- Nasrun membayar iuran pensiun Rp 25.000 per bulan dan jaminan hari tua (JHT) 2% dari gaji
35,228
-
PEGAWAI TETAP
Tn Subur bekerja di PT ABC mulai 1 Januari 2016 dengan gaji Rp22.000.000 per bulan dan membayar
A. iuran pensiun sebesar Rp 200.000 per bulan. Status menikah punya anak 1. Berapa PPh Pasal 21 di
potong oleh PT ABC setiap bulannya?
Pengurangan :
Biaya Jabatan : 5% x Rp 22,000,000 = Rp 500,000
Iuran Pensiun Rp 200,000
Rp 700,000
Penghasilan Neto sebulan Rp 21,300,000
Penghasilan Neto setahun : 12 x Rp 21,300,000 Rp 255,600,000
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri Rp 54,000,000
- tambahan WP kawin Rp 4,500,000
anak 1 Rp 4,500,000
Rp 63,000,000
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 192,600,000
PPh Pasal 21 terutang satu tahun:
5% x Rp 50,000,000 = Rp 2,500,000
15% x Rp 142,600,000 = Rp 21,390,000
Rp 23,890,000
PPh Pasal 21 sebulan yang dipotong PT ABC:
Rp 23,890,000 : 12 = Rp 1,990,833
###
Bila Tn Subur tidak punya NPWP maka PPh Pasal 21 yang dipotong adalah:
Rp 1,990,833 x 120% = Rp 2,389,000
A1
. Pegawai Tetap dibayar mingguan
Tn Zakaria bekerja di PT Luwak mulai minggu pertama bulan Januari 2016, menerima gaji mingguan
dengan gaji Rp 2.500.000 per minggu dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 20.000 per minggu.
Status menikah punya 1 anak. Berapa PPh Pasal 21 di potong oleh PT Luwak setiap minggunya?
Pengurangan :
Biaya Jabatan : 5% x Rp 10,000,000 = Rp 500,000
Iuran Pensiun Rp 80,000
Rp 580,000
Penghasilan Neto sebulan Rp 9,420,000
Penghasilan Neto setahun : 12 x Rp 9,420,000 Rp 113,040,000
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri Rp 54,000,000
- tambahan WP kawin Rp 4,500,000
anak 1 Rp 4,500,000
Rp 63,000,000
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 50,040,000
PPh Pasal 21 terutang satu tahun:
5% x Rp 50,000,000 = Rp 2,500,000
15% x Rp 40,000 = Rp 6,000
Rp 2,506,000
PPh Pasal 21 sebulan yang dipotong PT Luwak
Rp 2,506,000 : 12 = Rp 208,833
A2
. Pegawai Tetap dibayar Harian
- Nasrun sejak 1 Januari 2016 bekerja di PT EGP
- Status menikah anak 1
- Gaji diterima Nasrun Rp 525.000 per hari
- PT EGP ikut program Jamsostek, premi JKK dan premi Jaminan Kematin dibayar pemberi kerja, masing-
masing 1% dan 0,3% dari gaji
- PT EGP membayar jaminan hari tua untk Nasrun sebesar 3,7% gari gaji
- Nasrun membayar iuran pensiun Rp 25.000 per bulan dan jaminan hari tua (JHT) 2% dari gaji
28,855
-
Bambang Yuliawan pada tahun 2016 menjadi pegawai pada perusahaan PT Yasa Buan
menikah dengan memiliki 5 anak, memperoleh gaji sebulan Rp 22.750.400,00. PT Yasa Bua
B.
mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kemati
dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji.
PT Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari g
sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari g
setiap bulan. Disamping itu PT Yasa Buana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainy
PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang Yuliawan ke dana pensiun, ya
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebeasr Rp 200.000,0
sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00.
Bila Tn Bambang Y tidak punya NPWP maka PPh Pasal 21 yang dipotong adalah:
Rp 1,964,933 x 120% = Rp
Bambang Yuliawan sebagaimana tersebut dalam contoh diatas pada bulan Juni 2016 menerim
kenaikan gaji, menjadi Rp. 30.000.000,00 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 201
Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut maka Bambang Y. menerima rap
C. sejumlah Rp 36.248.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d. Mei 2016 - (R
30.000.000-Rp 22.750.400)x5)). Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas uang rapel terseb
terlebih dahulu dihitung kembali PPh Pasal 21 untuk masa Januari s.d. Mei 2016 atas das
penghasilan setelah ada kenaikan gaji. Dengan demikian penghitungan PPh Pasal
Bambang Yuliawan sebagaimana tersebut dalam contoh diatas pada bulan Juni 2016 menerim
kenaikan gaji, menjadi Rp. 30.000.000,00 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 201
Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut maka Bambang Y. menerima rap
C. sejumlah Rp 36.248.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d. Mei 2016 - (R
30.000.000-Rp 22.750.400)x5)). Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas uang rapel terseb
terlebih dahulu dihitung kembali PPh Pasal 21 untuk masa Januari s.d. Mei 2016 atas das
penghasilan setelah ada kenaikan gaji. Dengan demikian penghitungan PPh Pasal
terutangnya adalah sebagai berikut:
Dewi Sandra status belum menikah tanpa tanggungan bekerja di PT Punjabi menerima gaji
10.000.000 per bulan. Menerima bonus sebesar Rp 20.000.000 pada bulan Juli 2016. De
D.
Sandra membayar iuran pensiun Rp 201.100. Berapa PPh 21 yang harus dipotong at
pembayaran bonus tersebut oleh PT Punjabi?
D.1 Penghitungan PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus
Gaji satu tahun Rp
Bonus Rp
Rp
Penhgasilan bruto satu bulan
Biaya Jabatan : 5% x Rp 140,000,000 = Rp 6,000,000
Iuran pensiun = Rp 2,413,200
Rp
Penghasilan Neto satu tahun Rp
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri = Rp 54,000,000
Rp
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp
Penghasilan Kena Pajak setahun pembulatan Rp
PPh Pasal 21 terutang satu tahun:
5% x Rp 50,000,000 = Rp 2,500,000
15% x Rp 27,586,000 = Rp 4,137,900
PPh Pasal 21 atas gaji dan bonus Rp
Rp
Penhgasilan bruto satu bulan
Biaya Jabatan : 5% x Rp 120,000,000 = Rp 6,000,000
Iuran pensiun = Rp 2,413,200
Rp
Penghasilan Neto satu tahun Rp
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri = Rp 54,000,000
Rp
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp
Penghasilan Kena Pajak setahun pembulatan Rp
PPh Pasal 21 terutang satu tahun:
5% x Rp 50,000,000 = Rp 2,500,000
15% x Rp 7,586,000 = Rp 1,137,900
PPh Pasal 21 atas gaji Rp
PPh Pasal 21 atas gaji sebulan
22,750,400
113,752
68,251
22,932,403
1,055,008
21,877,395
262,528,742
72,000,000
190,528,742
190,528,000
23,579,200
1,964,933
2,357,920.0
1,200,000
29,040,000
348,480,000
72,000,000
276,480,000
276,480,000
39,120,000
3,260,000
16,300,000
9,824,667
6,475,333
120,000,000
20,000,000
140,000,000
8,413,200
131,586,800
54,000,000
77,586,800
77,586,000
6,637,900
120,000,000
120,000,000
8,413,200
111,586,800
54,000,000
57,586,800
57,586,000
3,637,900
303,158.3
MULAI BEKERJA:
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan pegawai yang
kewajiban pajak subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri
E.
sudah ada sejak awal tahun kalender tetapi baru bekerja pada tahun
berjalan
Budiyanta bekerja pada PT Xiang Malam sebagai pegawai tetap sejak 1
Agustus 2016. Satus menikah dan mempunyai anak 3 (K/3). Gaji
sebulan adalah sebesar Rp 24.000.000,00.
Budiyanta
Penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji:
Gaji Rp 24,000,000
Biaya Jabatan: 5% x Rp 24,000,000 = Rp 500,000
Penghasilan neto Rp 23,500,000
Penghasilan neto setahun ( x 5 bulan) Rp 117,500,000
Penghasilan neto 5 bulan
Penghasilan neto disetahunkan ( 12/5 x Rp 117.500.000)
Penghasilan Tidak Kena Pajak:
WP diri sendiri Rp 54,000,000
WP kawin Rp 4,500,000
Tambahan 3 anak Rp 13,500,000
Rp 72,000,000
Penghasilan Kena Pajak Rp 45,500,000
Penghasilan Kena Pajak Pembulatan Rp 45,500,000
PPh Pasal 21 terutang:
5% x Rp 45,500,000 Rp 2,275,000
Rp -
Rp 2,275,000
BERHENTI BEKERJA:
G. Pegawai Yang Masih Memiliki Kewajiban Pajak Subjektif
Berhenti Bekerja Pada Tahun Berjalan
Gaji Rp 5,500,000
Biaya Jabatan: 5% x Rp 5,500,000 : Rp 275,000
Iuran pensiun Rp 100,000
Rp 375,000
Penghasilan neto sebulan Rp 5,125,000
Penghasilan neto setahun Rp 61,500,000
Penghasilan Tidak Kena Pajak:
WP diri sendiri Rp 36,000,000
Rp 36,000,000
Penghasilan Kena Pajak Rp 25,500,000
Pajak Terutang (5%x Rp 25.500.000) Rp 1,275,000
PPh Pasal 21 bulanan dipotong oleh PT Mahakam Utama Rp 106,250
Rp 36,000,000
Penghasilan Kena Pajak Rp 10,125,000
Pajak Terutang Rp 506,250
PPh Pasal 21 telah dipotong 9 bulanx Rp 106.250 Rp 956,250
PPh Pasal 21 lebih di potong (dikembalikan ke pegawai) Rp (450,000)
H.
Pegawai Berhenti Bekerja Pada Tahun Berjalan dan Sekaligus
Kehilangan Kewajiban Pajak Subjektif
Lewis Oshea (K/3) mulai bekerja Mei 2008 dan berhenti bekerja sejak
1 Juni 2016 dan meninggalkan Indonesia ke negara asalnya
(kehilangan kewajiban pajak subjektif). Selama tahun 2016 menerima
gaji perbulan sebesar Rp 15.000.000,00 dan pada bulan April 2016
menerima bonus sebesar Rp 20.000.000,00
Rp 24,000,000
Rp 500,000
Rp 23,500,000
Rp 117,500,000
Rp 282,000,000
Rp 72,000,000
Rp 210,000,000
Rp 210,000,000
5 % x Rp 50.000.000 = 2,500,000
15% x Rp 160.000.000 = 24,000,000
PPh Pasal 21 atas Phsl disetahunkan Rp 26,500,000
PPh Pasal 21 utk 5 bulan (5/12 x …) Rp 11,041,667
PPh Pasal 21 di potong bulanan ( x1/5) Rp 2,208,333
318750
Rp (131,250)
(maksimum Rp 500.000 x 5)
(5/12 x Rp17.500.000)
(858.333 x 5)
nov des
UPAH PEGAWAI TIDAK TETAP:
I. DIBAYAR HARIAN:
Sentot dengan status belum menikah pada bulan Januari 2013 bekerja sebagai buruh harian PT Harapan Sent
bekerja selama 12 hari dan menerima upah harian sebesar Rp 200.000,00
SENTOT
hari ke: Upah harian Batas Min Akumulasi PTKP DPP PPh 21
harian
(A) (B) (C) D=(B+C) E F =(D-E)/(B-E) G= (F*5%)
1 200,000 200,000 200,000 - - -
2 200,000 200,000 400,000 - - -
3 200,000 200,000 600,000 - - -
4 200,000 200,000 800,000 - - -
5 200,000 200,000 1,000,000 - - -
6 200,000 200,000 1,200,000 - - -
7 200,000 200,000 1,400,000 - - -
8 200,000 200,000 1,600,000 - - -
9 200,000 200,000 1,800,000 - - -
10 200,000 200,000 2,000,000 - - -
11 200,000 200,000 2,200,000 742,500 1,457,500 72,875.0
12 200,000 200,000 2,400,000 67,500 132,500 6,625.0
2,400,000
Rp 24.300.000 x 11/360
Rp 24.300.000 x 1/360
Teguh Gunanto (belum menikah) pada bulan Maret 2013 bekerja pada perusahaan PT Gerbang Tran
menerima upah sebesar Rp 300.000,00 per hari
TEGUH
hari ke: Upah harian Batas Min Akumulasi PTKP DPP PPh 21
F =(B-C)/(D-E)/
(A) (B) (C) D=(B+C) E G= (F*5%)
(B-E)
1 300,000 200,000 300,000 - 100,000 5,000
2 300,000 200,000 600,000 - 100,000 5,000
3 300,000 200,000 900,000 - 100,000 5,000
4 300,000 200,000 1,200,000 - 100,000 5,000
5 300,000 200,000 1,500,000 - 100,000 5,000
6 300,000 200,000 1,800,000 - 100,000 5,000
7 300,000 200,000 2,100,000 472,500 1,627,500 51,375.0
8 300,000 200,000 2,400,000 67,500 232,500 11,625.0
9 300,000 200,000 2,700,000 67,500 232,500 11,625.0
10 300,000 200,000 3,000,000 67,500 232,500 11,625.0
dst
Rp 24.300.000 x 7/360
Rp 24.300.000 x 1/360
PPh Pasal:
Upah sehari 150,000
Upah sebulan 150,000 x 20 =
295,000
295,000
295,000
295,000
295,000
295,000
248,625
288,375
288,375
288,375
Rp 3,000,000
Rp 26,325,000
Rp 9,675,000
Rp 9,675,000
Rp 483,750
Rp 40,312.50
Rp 40,312.00
UPAH PEGAWAI TIDAK TETAP:
A DIBAYAR HARIAN:
Sentot dengan status belum menikah pada bulan Januari 2015 bekerja sebagai buruh harian memperbaiki
pagar di Kanwil Kementrian Perhubungan Propinsi Jawa Barat. Ia bekerja selama 12 hari dan menerima upa
harian sebesar Rp 300.000,00
SENTOT
hari ke: Upah harian Batas Min Akumulasi PTKP harian DPP PPh 21
(A) (B) (C) D=(B+C) E F =(D-E)/(B-E) G= (F*5%)
1 300,000 300,000 300,000 - - -
2 300,000 300,000 600,000 - - -
3 300,000 300,000 900,000 - - -
4 300,000 300,000 1,200,000 - - -
5 300,000 300,000 1,500,000 - - -
6 300,000 300,000 1,800,000 - - -
7 300,000 300,000 2,100,000 - - -
8 300,000 300,000 2,400,000 - - -
9 300,000 300,000 2,700,000 - - -
10 300,000 300,000 3,000,000 - - -
11 300,000 300,000 3,300,000 1,100,000 2,200,000 110,000.0
12 300,000 300,000 3,600,000 100,000 200,000 10,000.0
3,600,000
Rp 36.000.000 x 11/360
Rp 36.000.000 x 1/360
B DIBAYAR HARIAN:
Teguh Gunanto (belum menikah) pada bulan Maret 2015 bekerja pada perusahaan PT Gerbang
Transindo, menerima upah sebesar Rp 400.000,00 per hari
SENTOT
hari ke: Upah harian Batas Min Akumulasi PTKP DPP PPh 21
F =(B-C)/(D-E)/
(A) (B) (C) D=(B+C) E G= (F*5%)
(B-E)
1 400,000 300,000 400,000 - 100,000 5,000
2 400,000 300,000 800,000 - 100,000 5,000
3 400,000 300,000 1,200,000 - 100,000 5,000
4 400,000 300,000 1,600,000 - 100,000 5,000
5 400,000 300,000 2,000,000 - 100,000 5,000
6 400,000 300,000 2,400,000 - 100,000 5,000
7 400,000 300,000 2,800,000 - 100,000 5,000
8 400,000 300,000 3,200,000 800,000 2,400,000 85,000.0
9 400,000 300,000 3,600,000 100,000 300,000 15,000.0
10 400,000 300,000 4,000,000 100,000 300,000 15,000.0
dst
Rp 36.000.000 x 8/360
Rp 36.000.000 x 1/360
PEGAWAI TIDAK TETAP DIBAYAR BULANAN:
Wardi bekerja pada perusahaan elektronik dengan dasar upah harian yang dibayarkan
J. bulanan. Dalam bulan Januari 2015 Wardi hanya bekerja 20 hari kerja dan upah sehari
adalah Rp 350.000,00. Wardi menikah tetapi belum memiliki anak.
PPh Pasal:
Upah sehari 350,000
Upah sebulan 350,000 x 20 =
1026000 171000
hari ke: Upah harian Batas Min Akumulasi PTKP DPP PPh 21
1 342,000 300,000 342,000 - 42,000 2,100
2 342,000 300,000 684,000 - 42,000 2,100
3 342,000 300,000 1,026,000 - 42,000 2,100
4 342,000 300,000 1,368,000 - 42,000 2,100
5 342,000 300,000 1,710,000 - 42,000 2,100
6 342,000 300,000 2,052,000 - 42,000 2,100
7 171,000 300,000 2,223,000 - (129,000) -
8 171,000 300,000 2,394,000 - (129,000) -
9 171,000 300,000 2,565,000 - (129,000) -
10 171,000 300,000 2,736,000 - (129,000) -
11 171,000 300,000 2,907,000 - (129,000)
12 171,000 300,000 3,078,000 1,100,000 1,978,000 86,300.0
dst
buruh harian memperbaiki
12 hari dan menerima upah
perusahaan PT Gerbang
r hari
Rp 7,000,000
Rp 39,000,000
Rp 45,000,000
Rp 45,000,000
Rp 2,250,000
Rp 187,500.00
Rp 187,500.00
SENTOT
hari ke: Upah harian Batas Min Akumulasi PTKP harian DPP PPh 21
(A) (B) (C) D=(B+C) E F G= (F*5%)
=(B-C)/(D-E)/(B-
E)
1 450,000 450,000 450,000 - - -
2 450,000 450,000 900,000 - - -
3 450,000 450,000 1,350,000 - - -
4 450,000 450,000 1,800,000 - - -
5 450,000 450,000 2,250,000 - - -
6 450,000 450,000 2,700,000 - - -
7 450,000 450,000 3,150,000 - - -
8 450,000 450,000 3,600,000 - - -
9 450,000 450,000 4,050,000 - - -
10 450,000 450,000 4,500,000 - - -
11 450,000 450,000 4,950,000 1,650,000 3,300,000 165,000.0
12 450,000 450,000 5,400,000 150,000 300,000 15,000.0
13 450,000 450,000 5,850,000 150,000 300,000 15,000.0
5,850,000
Rp 54.000.000 x 11/360
Rp 54.000.000 x 1/360
B DIBAYAR HARIAN:
Teguh Gunanto (belum menikah) pada bulan Maret 2016 bekerja pada perusahaan PT Gerbang
Transindo, menerima upah sebesar Rp 500.000,00 per hari
PAK TEGUH
hari ke: Upah harian Batas Min Akumulasi PTKP DPP PPh 21
F
(A) (B) (C) D=(B+C) E =(B-C)/(D-E)/(B- G= (F*5%)
E)
1 500,000 450,000 500,000 - 50,000 2,500
2 500,000 450,000 1,000,000 - 50,000 2,500
3 500,000 450,000 1,500,000 - 50,000 2,500
4 500,000 450,000 2,000,000 - 50,000 2,500
5 500,000 450,000 2,500,000 - 50,000 2,500
6 500,000 450,000 3,000,000 - 50,000 2,500
7 500,000 450,000 3,500,000 - 50,000 2,500
8 500,000 450,000 4,000,000 50,000 2,500
9 500,000 450,000 4,500,000 50,000 2,500
10 500,000 450,000 5,000,000 1,500,000 3,500,000 152,500.0
11 500,000 450,000 5,500,000 150,000 350,000 17,500.0
Rp 54.000.000 x 10/360
Rp 54.000.000 x 1/360
PPh Pasal:
Upah sehari 550,000
Upah sebulan 550,000 x 20 =
1026000 171000
hari ke: Upah harian Batas Min Akumulasi PTKP DPP PPh 21
1 342,000 300,000 342,000 - 42,000 2,100
2 342,000 300,000 684,000 - 42,000 2,100
3 342,000 300,000 1,026,000 - 42,000 2,100
4 342,000 300,000 1,368,000 - 42,000 2,100
5 342,000 300,000 1,710,000 - 42,000 2,100
6 342,000 300,000 2,052,000 - 42,000 2,100
7 171,000 300,000 2,223,000 - (129,000) -
8 171,000 300,000 2,394,000 - (129,000) -
9 171,000 300,000 2,565,000 - (129,000) -
10 171,000 300,000 2,736,000 - (129,000) -
11 171,000 300,000 2,907,000 - (129,000)
12 171,000 300,000 3,078,000 1,100,000 1,978,000 86,300.0
dst
h harian memperbaiki pagar di
menerima upah harian sebesar
450,000
450,000
450,000
450,000
450,000
450,000
450,000
450,000
450,000
450,000
285,000
435,000
435,000
5,655,000
perusahaan PT Gerbang
r hari
H=(C-H)
497,500
497,500
497,500
497,500
497,500
497,500
497,500
497,500
497,500
347,500
482,500
rian yang dibayarkan
a dan upah sehari adalah
ki anak.
Rp 11,000,000
Rp 58,500,000
Rp 73,500,000
Rp 73,500,000
6,025,000
Rp 502,083.33
Rp 502,083.00
f=(b-c)/(d-e)/
(a) (b) (c) (d) (e) g= (5%x f) h = (b - g)
(b-e)
1 450,000 450,000 450,000 - - - 450,000
2 450,000 450,000 900,000 - - - 450,000
3 450,000 450,000 1,350,000 - - - 450,000
4 450,000 450,000 1,800,000 - - - 450,000
5 450,000 450,000 2,250,000 - - - 450,000
6 450,000 450,000 2,700,000 450,000
7 450,000 450,000 3,150,000 450,000
8 450,000 450,000 3,600,000 450,000
9 450,000 450,000 4,050,000 450,000
10 450,000 450,000 4,500,000 450,000
11 450,000 450,000 4,950,000 1,800,000 3,150,000 157,500 292,500
12 450,000 450,000 5,400,000 150,000 300,000 15,000 435,000
13 450,000 450,000 5,850,000 150,000 300,000 15,000 435,000
14 450,000 450,000 6,300,000 150,000 300,000 15,000 435,000
15 450,000 450,000 6,750,000 150,000 300,000 15,000 435,000
16 450,000 450,000 7,200,000 150,000 300,000 15,000 435,000
17 450,000 450,000 7,650,000 150,000 300,000 15,000 435,000
18 450,000 450,000 8,100,000 150,000 300,000 15,000 435,000
19 450,000 450,000 8,550,000 150,000 300,000 15,000 435,000
20 450,000 450,000 9,000,000 150,000 300,000 15,000 435,000
21 450,000 450,000 9,450,000 150,000 300,000 15,000 435,000
22 450,000 450,000 9,900,000 150,000 300,000 15,000 435,000
23 450,000 450,000 10,350,000
24 450,000 450,000 10,800,000
25 450,000 450,000 11,250,000
26 450,000 450,000 11,700,000
27 450,000 450,000 12,150,000
28 450,000 450,000 12,600,000
29 450,000 450,000 13,050,000
30 450,000 450,000 13,500,000
jumlah
13,500,000 x 12 = 162,000,000
322,500 54,000,000
108,000,000 PAJAK
5x 50,000,000 = 2,500,000
15 x 58,000,000 = 8,700,000
11,200,000
933,333
933,333
- 322,500
- 610,833
PPh Pasal 21 satu tahun
PPh Pasal 21 satu bulan
Ian Kasella, status belum menikah dan tidak memiliki tanggungan keluarga, bekerja pada PT
Fajar Sejahtera dengan memperoleh gaji dan tunjangan setiap bulan sebesar Rp
K. 8.100.000,00, dan yang bersangkutan membayar iuran pensiun kepada perusahaan Dana
Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan setiap bulan sebesar Rp
195.000,00. Ian Kasella baru memiliki NPWP pada bulan Juni 2016 dan menyerahkan fotokopi
kartu NPWP kepada PT Fajar Sejahtera untuk digunakan sebagai dasar pemotongan PPh Pasal
21 bulan Juni.
PPh Pasal 21 bulan Juni yang harus di potong (asumsi tidak ada perubahan penghasilan):
PPh Pasal 21 (bila telah memiliki NPWP)
Diperhitungkan atas tambahan 20% sebelum memiliki NPWP (Januari-Mei)
Dipotong bulan Juni
Apabila punya NPWP nya di bulan November 2016, sebelum pemotongan PPh Pasal 21 masa Desember 2016:
PPh Pasal 21 bulan Desember yang harus di potong (asumsi tidak ada perubahan penghasilan):
PPh Pasal 21 (bila telah memiliki NPWP)
Diperhitungkan atas tambahan 20% sebelum memiliki NPWP (januari-Nov)
Lebih di potong (dapat diperhitungkan pada masa pajak tahun 2017)
Sehingga tidak dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak tahun 2016
Perhitungan PPh Pasal 21 terutang untuk tahun 2016, dimana Ian Kasella sudah
memiliki NPWP pada akhir bulan November 2016 sebelum pemotongan PPh Pasal 21
bulan Desember 2016 adalah sebagai berikut :
Gaji
Biaya Jabatan: 5% x Rp 97,200,000 : Rp 4,860,000
Iuran pensiun Rp 2,340,000
Catatan:
Bagi Ian Kasella jumlah PPh 21 yang dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak dalam perhitungan PPh
Tahunan Orang Pribadi tahun pajak 2016 adalah sebesar Rp 1.800.000
PWP pada Tahun Berjalan
Rp 8,100,000
Rp 600,000
Rp 7,500,000
Rp 90,000,000
Rp 54,000,000
Rp 36,000,000
Rp 1,800,000
Rp 150,000
Rp 180,000
Rp 30,000
900,000
750,000
150,000
nghasilan):
Rp 150,000
150,000
-
Rp 97,200,000
Rp 7,200,000
Rp 90,000,000
Rp 54,000,000
Rp 36,000,000
Rp 1,800,000
1,980,000
Rp 180,000
Bulan Jasa Doketr yang dibayar DPP Pemotongan DPP Pemotongan PPh
Pasien PPh Pasal 21 Pasal 21 Kumulatif
(1) (2) (3)=50% x (2) (4)
Januari 45,000,000 22,500,000 22,500,000
Februari 49,000,000 24,500,000 47,000,000
3,000,000 50,000,000
Maret 47,000,000
20,500,000 70,500,000
April 40,000,000 20,000,000 90,500,000
Mei 44,000,000 22,000,000 112,500,000
Juni 52,000,000 26,000,000 138,500,000
Juli 40,000,000 20,000,000 158,500,000
Agustus 35,000,000 17,500,000 176,000,000
September 45,000,000 22,500,000 198,500,000
Oktober 44,000,000 22,000,000 220,500,000
November 43,000,000 21,500,000 242,000,000
8,000,000 250,000,000
Desember 40,000,000
12,000,000 262,000,000
524,000,000
262,000,000
50,000,000
200,000,000
12,000,000
262,000,000
YANG DITERIMA OLEH BUKAN
ERKESINAMBUNGAN.
melakukan praktik di
s setiap jasa dokter
mah sakit sebagai
sa dokter tersebut
bulan. Selain praktik
juga melakukan
ah memiliki NPWP
ktik dr. Abdul Gopar,
gai berikut:
5 2,500,000
15 30,000,000
25 3,000,000
35,500,000
CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN YANG DITERIMA OLEH
N. BUKAN PEGAWAI YANG MENERIMA PENGHASILAN YANG BERSIFAT
BERKESINAMBUNGAN.
Kondisi:
Foto copy NPWP suami dan FC kartu keluarga dan surat nikah telah diserahkan
3.
Tabaru Life
baru Life
r 2016:
( 7) (8)=(5) x (7)
5% 850,000
5% 900,000
5% 750,000
15% 600,000
15% 3,000,000
15% 3,075,000
15% 3,300,000
15% 3,450,000
15% 3,600,000
15% 3,825,000
15% 3,900,000
15% 4,050,000
15% 1,200,000
25% 5,000,000
37,500,000
BUKAN PEGAWAI MENERIMA PENGHASILAN TIDAK BERKESINAMBUNGAN
O.1
Nasrun Berlianto melakukan service perbaikan komputer dengan memperoleh imbalan fee
sebesar Rp 5.000.000 PPh yang harus dipotong oleh pemberi kerja adalah:
50% x Rp 5.000.000 x 5% = Rp 125.000
Ari Nugroho melakukan jasa perawatan AC pada PT ABC dengan imbalan Rp 10.000.000
Untuk pengerjaan pekerjaan tersebut Arip Nugroho memperkerjakan pegawai harian sebanyak 5
orang masing-masing dengan upah harian sebesar Rp 180.000. Total upah harian yang dibayarkan
sebesar Rp 4.500.000 sedangkan Sdr. Arip Nugroho membeli spare parts sebesar Rp 1.000.000
a.
Dalam hal jumlah dalam kontrak dapat diketahui rincian pembayaran gaji dan spare
parts, maka PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT ABC kepada Sdr. Arip Nugroho
adalah:
Rp 10.000.000 - Rp 4.500.000-Rp 1.000.000 = Rp 4.500.000 (DPP)
PPH Pasal 21 = 50% x Rp 4.500.000 x 5% = Rp 112.500
b.
Dalam hal PT ABC tidak memperoleh informasi mengenai upah dan spare parts yang
dibayarkan oleh Sdr. Arip Nugroho dalam perjanjian, maka PPh Pasal 21 yang harus
dipotong oleh PT ABC adalah:
Hari Irawan, berstatus kawin dengan 2 (dua) orang anak yang masih menjadi tanggungan, bekerja
sebagai pegawai tetap pada PT Nusa lndah Gemilang dengan gaji sebulan sebesar Rp12.000.000,00.
Hari Irawan setiap bulan membayar iuran pensiun sebesar Rp250.000,00 ke Dana Pensiun Artha
Mandiri yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku di PT Nusa Indah Gemilang terhitung mulai 1 Juli 2016, Hari Irawan
akan memasuki masa pensiun.
Pada saat Hari Irawan berhenti bekerja dan memasuki masa pensiun, maka pemberi kerja memberikan
bukti pemotongan PPh Pasal 21 (Form 1721 A1) dengan data sebagai berikut :
Apabila pemotongan PPh Pasal 21 setiap bulan didasarkan pada penghasilan yang disetahunkan,
karena pada saat perhitungan belum diketahui secara pasti saat pensiun atau berhenti bekerja,
maka pada saat penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk masa terakhir (saat pensiun atau berhenti
bekerja), akan terjadi kelebihan pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai yang
bersangkutan, yang harus dikembalikan oleh pemotong pajak kepada pegawai yang bersangkutan.
P.1.2 Penghitungan PPh Pasal 21 oleh Dana Pensiun yang Membayarkan Uang Pensiun Bulanan
Untuk kemudahan dan kesederhanaan bagi pegawai yang pensiun dalam hal yang bersangkutan
tidak mempunyai penghasilan selain dari pekerjaan dari satu pemberi kerja dan uang pensiun, Dana
Pensiun menghitung pemotongan PPh Pasal 21 atas uang pensiun pada tahun pertama pegawai
menerima uang pensiun dengan berdasarkan pada gunggungan penghasilan neto dari pemberi kerja
sampai dengan pensiun dan perkiraan uang pensiun yang akan diterima dalam tahun kalender yang
bersangkutan. Agar Dana Pensiun dapat melakukan pemotongan PPh Pasal 21 seperti itu, maka
penerima pensiun harus segera menyerahkan bukti pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721 A-
1/1721 A-2) dari pemberi kerja sebelumnya.
Penghitungan kembali PPh Pasal 21 oleh Dana Pensiun Artha Mandiri untuk dicantumkan dalam
Form 1721 A1:
Pensiun selama 6 bulan Rp 48,000,000
Biaya pensiun: 5% x Rp 48,000,000 = Rp 1,200,000
Penghasilan neto Juli - Desember 2016 Rp 46,800,000
Penghasilan neto dari di PT Nusa Indah Gemilang Rp 85,500,000
Rp 132,300,000
Penghasilan Tidak Kena Pajak:
WP diri sendiri Rp 54,000,000
WP kawin Rp 4,500,000
Anak 2 Rp 9,000,000
Rp 67,500,000
Penghasilan Kena Pajak Rp 64,800,000
Pajak Terutang (satu tahun 2016) Rp 3,240,000
PPh pasal 21 terutang di PT Nusa Indah Gemilang Rp 900,000
PPh pasal 21 terutang pada Dana pensiun Artha mandiri Rp 2,340,000
PPh Pasal 21 telah di potong oleh Dapen Artha Mandiri Rp 2,340,000
PPh Pasal 21 kurang (lebih) di potong Rp -
P.2. Penghitungan PPh Pasal 21 Atas Pembayaran Uang Pensiun Secara Bulanan Pada Tahun
Kedua Dan Seterusnya
Dengan menggunakan contoh sebelumnya, penghitungan PPh Pasal 21 atas uang pensiun bulanan
mulai Januari 2017 (tahun kedua yang bersangkutan pensiun) adalah sebagai berikut :
Q.1. Apabila PT. Asgar Manah melakukan pembayaran Uang Pesangon kepada Pirman Nurj
Oleh karena pembayaran Uang Pesangon sudah memasuki tahun ketiga maka tarif PPh Pasal 21 u
Pesangon yang dibayarkan pada bulan Januari 2012 adalah Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang
Penghasilan dan pemotongan PPh 21 pada bulan Januari 2012 tidak bersifat Final.
5% x Rp 50,000,000 =
15% x Rp 70,000,000 =
R.
Pirman Nurjaman berhak atas manfaat pensiun sebesar Rp 300.000.000,00 dari Dana Pens
PT. Asgar Manah. Pirman Nurjaman meminta pembayaran sekaligus atas manfaat pensiun
sebesar 20% dari manfaat pensiun dan sisanya (80% dari manfaat pensiun) dibayarkan sec
bulanan. Dana pensiun PT. Asgar Manah membayarkan Uang Manfaat Pensiun yang
dibayarkan sekaligus sebesar 20% x Rp 300.000.000,00 = Rp 60.000.000,00.
sangon :
Rp -
Rp 2,500,000
Rp 60,000,000
Rp 25,000,000
Rp 87,500,000
Rp 240,000,000.00
Rp 120,000,000.00
Rp 120,000,000.00
Rp 120,000,000.00
Rp 600,000,000.00
Rp -
Rp 2,500,000
Rp 21,000,000
Rp 23,500,000
Rp 18,000,000
Rp 18,000,000
S.1 Contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas pembayaran penghasilan kepada mantan
pegawai.
Victoria Endah bekerja pada PT Fajar Wisesa. Pada tanggal 1 Januari 2015 telah
berhenti bekerja pada PT Fajar Wisesa karena pensiun. Pada bulan Maret 2015
Victoria Endah menerima jasa produksi tahun 2014 dari PT Fajar Wisesa sebesar
Rp55.000.000,00.
5% x Rp 50,000,000 = Rp 2,500,000
15% x Rp 5,000,000 = Rp 750,000
Rp 55,000,000 Rp 3,250,000
Dalam tahun 2015, yaitu bulan Juli 2015 menerima honorarium sebesar Rp 60.000.000,00
5% x Rp 50,000,000 = Rp 2,500,000
15% x Rp 10,000,000 = Rp 1,500,000
Rp 60,000,000 Rp 4,000,000
Dalam tahun 2015, yaitu bulan Desember 2015 menerima honorarium sebesar Rp
940.000.000,00
15% x Rp 190,000,000 = Rp 28,500,000
25% x Rp 250,000,000 = Rp 62,500,000
30% x Rp 500,000,000 = Rp 150,000,000
Rp 940,000,000 Rp 241,000,000
Rp 1,000,000,000 Rp 245,000,000
IV.3 Contoh penghitungan PPh Pasal 21 penarikan dana pensiun oleh peserta program
S.3 pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai.
Bulan April 2015 Nicholas Sinulingga memerlukan biaya untuk perbaikan rumahnya
maka ia mengambil iuran dana pensiun yang telah dibayar sendiri sebesar
Rp20.000.000,00. Kemudian pada bulan Juni 2015 ia menarik lagi dana sebesar
Rp15.000.000,00. Kemudian bulan Oktober 2015 untuk keperluan lainnya ia menarik
lagi dana sebesar Rp25.000.000,00.
B.
atas penarikan dana sebesar Rp15.000.000,00 pada bulan Juni 2015 terutang PPh
Pasal 21 sebesar 5% x Rp15.000.000,00 = Rp750.000,00
C. atas penarikan dana sebesar Rp25.000.000,00 pada bulan Oktober 2015 terutang
PPh Pasal 21 sebesar:
Penarikan April 2015 20,000,000
Penarikan Juni 2015 15,000,000
Jumlah 35,000,000
Kekurangan jumlah dikenakan 5% 15,000,000
50,000,000
dengan demikian bulan Oktober dilakukan pemotongan sbb:
15,000,000 x 5% = 750,000
10,000,000 x 15% = 1,500,000
jumlah 2,250,000
5% x = ###
15% x ### = ###
### ###
5% x Rp 50,000,000 = Rp 2,500,000
15% x = Rp -