Anda di halaman 1dari 7

Pengertian transportasi

menurutbPapacostas (1987) dalambSetijadji,b Aries (2006)


transportasibdidefinisikanbsebagaibsuatubsistembyangbterdiribdaribfasilitasbtertentubbese
rtabarus
danbsistembkontrolbyangbmemungkinkanborangbataubbarangbdapatbberpindahbdaribsuat
ubtempat
ketempatblainbsecarabefisienbdalambsetiapbwaktubuntukbmendukungbaktifitasbmanusia.
Pergerakanbyangbdimaksudbdapatbdilakukanbdenganbmenggunakanbberbagaibsaranabata
ubmoda,
denganbmenggunakanbberbagaibsumberbtenaga,bdanbdilakukanbuntukbsuatubkeperluanb
tertentu.

Menurut Bowersox (1981) transportasi adalah perpindahanbarang atau penumpang


darisuatu tempat ketempat lain,dimana produk dipindahkan ketempat tujuan dibutuhkan.
Dansecara umum transportasi adalahsuatu kegiatan memindahkansesuatu (barang dan/atau
barang)dari suatu tempat ke tempat lain,baik dengan atau tanpa sarana.

Perencanaan transportasi

Perencanaan transportasi adalah suatu kegiatan perencanaan sistem transportasi yg


sistematis Bertujuan menyediakan layanan transportasi baik sarana umum maupun
prasarananya disesuaikan dgn kebutuhan transportasi bagi masyarakat di suatu wilayah
serta tujuan-tujuan kemasyarakatan yg lain. Dalam perencanaan transportasi terdapat
beberapa konsep pngembangan , hingga saat ini dan yang paling populer adalah model
perencanaan transportrasi Empat Tahap (Four Step Model) Keempat model tersebut antara
lain :

a) Model Bangkitan Pergerakan (Trip Generation Models), yaitu pemodelan


transportasi yang memiliki fungsi untuk memperkirakan atau meramalkan jumlah
perjalanan yang berasal dari suatu zona/kawasan/petak lahan dan jumlah perjalan
yang datang/tarik (menuju) ke suatu zona lahan pada masa yang akan datang (tahun
rencana) per satuan waktu.
b) Model Sebaran Pergerakan (Trip Distribution Models), yaitu pemodelan yang
memperlihatkan jumlah perjalanan yang bermula dari suatu zona asal yang
menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah perjalanan yang datang
mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah zona asal.
c) Model Pemilihan Moda (Mode Choice models), yaitu pemodelan atau tahapan
proses perencanaan angkutan yang berfungsi untuk menentukan pembebanan
perjalanan atau mengetahui jumlah orang dan barang yang akan menggunakan atau
memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal
tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula.
d) Model Pemilihan Rute (Trip Assignment Models), yaitu pemodelan yang
memperlihatkan dan memprediksi pelaku perjalanan yang memilih berbagai rute
dan lalu lintas yang menghubungkan jaringan transportasi tersebut.

Aksesibilitas
(acceessbility)

Bagan Alir (flowchart) Konsep Perencanaan Transportasi Empat


BangkitanTahap
Perjalanan

(Trip Generation)

Sebaran Pergerakan
(Trip Distribution)

Pemilihan Moda
(Mode Selection)

Pemilihan Rute
(Trip Assignment)

Arus Pada Jaringan


Transportasi
Tujuan Dasar Perencanaan transportasi adalah untuk memperkirakan jumlah dan lokasi
kebutuhan akan transportasi (jumlah perjalanan, baik untuk angkutan umum ataupun
angkutan pribadi) pada masa yang akan datang (tahun rencana) untuk kepentingan
kebijaksanaan investasi perencanaan transportasi.
Umur perencanaan:
 Jangka pendek : maksimum 5 tahun; biasanya berupa kajian manajemen
transportasi yang lebih menekankan dampak manajemen lalulintas terhadap
perubahan rute suatu moda transportasi
 Jangka menengah : 10 s/d 20 tahun (kajian kuliah ini); biasanya digunakan
untuk meramalkan arus lalulintas yang nantinya menjadi dasar perencanaan
investasi untuk suatu fasilitas transportasi yang baru.
 Jangka Panjang : lebih dari 20 tahun; digunakan untuk perencanaan strategi
pembangunan kota jangka panjang.
Pendekatan sistem untuk perencanaan transportasi

Pendekatan sistem adalah pendekatan umum untuk suatu perencanaan atau


teknik dengan menganalisis semua faktor yang berhubungan dengan
permasalahan yang ada. Contohnya, kemacetan lokal yang disebabkan oleh
penyempitan lebar jalan dapat dipecahkan dengan melakukan perbaikan
secara lokal. Akan tetapi, hal ini mungkin menyebabkan permasalahan
berikutnya yang timbul di tempat lain.

Pendekatan sistem akan dapat mengaitkan permasalahan yang ada, misalnya


apakah permasalahan tersebut disebabkan karena terlalu banyaknya lalulintas
di daerah tersebut? Jika memang demikian, pertanyaan berikutnya adalah
mengapa lalulintas tersebut terlalu banyak? Jawabannya mungkin karena
terlalu banyak kantor yang sangat berdekatan letaknya, atau mungkin juga
karena ruang gerak yang sangat sempit bagi pergerakan lalulintas.
Pemecahannya dapat berupa manajemen lalulintas secara lokal,
pembangunan jalan baru, peningkatan pelayanan angkutan umum, atau
perencanaan tata guna lahan yang baru. Pendekatan sistem mencoba
menghasilkan pemecahan yang ‘terbaik’ dari beberapa alternatif pemecahan
yang ada, tentunya dengan batasan tertentu (waktu dan biaya).

Pengertian sistem

Sistem adalah gabungan beberapa komponen atau objek yang saling


berkaitan. Dalam setiap organisasi sistem, perubahan pada satu komponen
dapat menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Dalam sistem
mekanis, komponen berhubungan secara ‘mekanis’, misalnya komponen
dalam mesin mobil. Dalam sistem ‘tidak- mekanis’, misalnya dalam interaksi
sistem tata guna lahan dengan sistem jaringan transportasi, komponen yang
ada tidak dapat berhubungan secara mekanis, akan tetapi perubahan pada
salah satu komponen (sistem ‘kegiatan’) dapat menyebabkan perubahan pada
komponen lainnya (sistem ‘jaringan’ dan sistem ‘pergerakan’). Pada
dasarnya, prinsip sistem ‘mekanis’ sama saja dengan sistem ‘tidak-mekanis’.

Gambar 2.1 memperlihatkan beberapa komponen penting yang saling


berhubungan dalam perencanaan transportasi, yang biasanya dikenal dengan
proses perencanaan. Tampak bahwa proses perencanaan sebenarnya
merupakan proses berdaur dan tidak pernah berhenti. Perubahan dalam suatu
komponen pasti mengakibatkan perubahan pada komponen lainnya. Tahap
awal proses perencanaan adalah perumusan atau kristalisasi sasaran, tujuan,
dan target, termasuk mengidentifikasi permasalahan dan kendala yang ada.

Proses selanjutnya adalah mengumpulkan data untuk melihat kondisi yang


ada dan hal ini sangat diperlukan untuk mengembangkan metode kuantitatif
yang akan dipilih yang tentu harus sesuai dengan sistem yang ada. Proses
peramalan sangat dibutuhkan untuk melihat perkiraan situasi pada masa
mendatang dan merumuskan beberapa alternatif pemecahan masalah,
termasuk standar perencanaan yang diteruskan dengan proses pemilihan
alternatif terbaik. Untuk itu diperlukan suatu metode atau teknik penilaian
yang cocok dalam proses pemilihan alternatif terbaik tersebut.
Sasaran, tujuan,
dan target

Rumusan
sasaran, tujuan,
dan target
Pemantauan dan
evaluasi
Data

Perencanaan

Data Proses
daur Alternatif
rencana

Data

Pelaksanaan Penilaian

Alternatif
terbaik

Data
Perancangan

Gambar 2.1 Proses perencanaan

Sumber: Tamin (1988a)


Setelah alternatif terbaik didapatkan, dilakukan proses perancangan yang
diteruskan dengan proses pelaksanaan. Setelah proses pelaksanaan, perlu
dilakukan proses pengawasan dan evaluasi untuk melihat apakah tujuan
perencanaan yang telah dirumuskan pada tahap awal telah tercapai. Jika tidak,
mungkin perlu diubah rumusan tujuan dan sasaran yang ada yang secara otomatis
pasti mempengaruhi proses perencanaan berikutnya. Proses daur tersebut terus
berlangsung dan tidak pernah berhenti.

Analisis bangkitan dan tarikan


Bangkitan perjalanan (trip generation) adalah suatu tahapan permodelan yang
memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona / tata guna lahan (trip
generation) dan beberapa jumlah pergerakan yang akan tertarik kepada suatu tata guna
lahan atau zona (trip attraction) (Nasution, 2008). Pembangkitan perjalanan merupakan
proses yang dengannya ukuran kegiatan perkotaan diubah menjadi banyaknya
perjalanan. Sebagai contoh banyaknya perjalanan yang dibangkitkan oleh pusat
perbelanjaan sangat berbeda dari banyaknya perjalanan yang dibangkitkan oleh kompleks
industri yang mengambil ruang lahan yang sama. Pada pembangkitan perjalanan, si
perencana berupaya untuk menguantifikasi hubungan antara kegiatan perkotaan
dengan perjalanan (Khisty & Lall, 2003).
Waktu perjalanan bergantung pada kegiatan kota, karena penyebab perjalanan
adalah adanya kebutuhan manusia untuk melakukan kegiatan dan mengangkut barang
kebutuhannya. Setiap suatu kegiatan pergerakan mempunyai zona asal dan tujuan,
dimana asal merupakan zona yang menghasilkan perilaku pergerakan, sedangkan
tujuan adalah zona yang menarik pelaku melakukan kegiatan. Jadi terdapat dua
pembangkit pergerakan, yaitu :
1. Trip Production adalah jumlah perjalanan yang dihasilkan suatu zona.
2. Trip Attraction adalah jumlah perjalanan yang ditarik oleh suatu zona.
Trip production dan trip attraction dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Sumber: Tamin, 1997

Trip Production Dan Trip Attraction

Trip production digunakan untuk menyatakan suatu pergerakan berbasis rumah yang
mempunyai asal dan/atau tujuan adalah rumah atau pergerakan yang dibangkitkan oleh
pergerakan berbasis bukan rumah. Trip attraction digunakan untuk menyatakan suatu pergerakan
berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan/atau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang
tertarik oleh pergerakan berbasis bukan rumah (Tamin, 1997), seperti terlihat pada Gambar
berikut ini:

Sumber: Tamin, 1997

Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Bangkitan lalu lintas tergantung dari 2 aspek tata guna lahan :


 Tipe Tata Guna Lahan
Tipe tata guna lahan yang berbeda (permukiman, pendidikan, dll) mempunyai
karakteristik bangkitan yang berbeda:
- Jumlah arus lalu lintas
- Jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk, mobil)
- Waktu yang berbeda (contoh : kantor menghasilkan lalu lintas pada pagi
dan sore)
 Jumlah Aktivitas (dan intensitas) pada tatguna lahan tersebut
Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, seamkin tinggi lalu lintas yang
dihasilkan. Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah kepadatannya.

Anda mungkin juga menyukai