Anda di halaman 1dari 12

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK USIA 0-12 TAHUN

Nama mahasiswa :
NIM :
Ruang :
Tanggal pengkajian :
Tanggal praktek :
Paraf :

I. IDENTITAS PASIEN
No. Rekam Medis :
Nama klien :
Nama panggilan :
Tempat/Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Bahasa yang dimengerti :
Orang tua/wali :
Nama Ayah/Ibu/Wali :
Pekerjaan Ayah/Ibu/Wali :
Pendidikan :
Alamat Ayah/Ibu/Wali :
II. KELUHAN UTAMA
Klien dengan broncomalacia biasanya mengeluh sesak napas.
III. RIWAYAT KELUHAN SAAT INI
Klien dengan broncomalacia mengeluh sesak napas, batuk dan pilek
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Prenatal
a. Mulai melakukan perawatan selama hamil
b. Keluhan ibu selama hamil: emesis, demam
c. Riwayat terkena sinar X
d. Kenaikan BB selama hamil
e. Imunisasi
f. Golongan darah ibu dan anak
B. Perinatal dan postnatal
a. Tempat melahirkan: puskesmas, rumah sakit, tempat bersalin.
b. Jenis persalinan adalah normal dan SC dengan presentasi kepala atau
bokong.
c. Penolong saat persalinan: bidan, dokter,dukun bayi.
d. Komplikasi saat melahirkan: ada atau tidaknya komplikasi saat
melahirkan.
e. Komplikasi setelah melahirkan: ada atau tidaknya komplikasi setelah
melahirkan
C. Penyakit yang pernah diderita
Kaji apakah klien penah menderita thypoid, DHF dan lain-lain.
D. Hospitalisasi/tindakan operasi
Kaji apakah klien pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dan pernahkan
mendapat tindakan operasi seperti tonsilektomi, apendiktomi dan lain-lain.
E. Injuri/kecelakaan
Kaji apakah klien sebelumnya pernah mengalami kecelakaan atau tidak.
F. Alergi
Kaji apakah klien memiliki alergi pada makanan, minuman atau obat-obatan
G. Imunisasi dan tes laboratorium
Kaji apakah klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan
usianya dan kaji apakah klien mendapatkan imunisasi tambahan.Imunisasi
tersebut seperti:
a. Imunisasi BCG untuk mencegah TB diberikan pada bayi usia kurang
dari 2 bulan
b. Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah Hepatitis diberikan sebanyak 3
kali pada neonates diberikan 12 jam setelah bayi lahir atau sebelum
bayi berumur 24 jam.
c. Imunisasi polio untuk mencegah piliomielitis diberikan sebanyak 4 kali
d. Imunisasi DPT untuk mencegah difteri, pertusis dan tetanus diberikan
sebanyak 4 kali.
e. Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak diberikan pada
bayi umur 9 bulan
f. Imunisasi DPT untuk mencegah difteri, pertusis dan tetanus diberikan
sebanyak 4 kali
g. Imunisasi MMR
h. Imunisasi tifoid
i. Imunisasi hepatitis A
j. Imunisasi varicella
H. Pengobatan
Apakah klien melakukan pengobatan khusus seperti kemoterapi atau
mengkonsumsi obat lainnya.
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Apakah klien mengalami gangguan pertumbuhan kaji berat badan baru lahir dan
berat badan saat ini.
VI. RIWAYAT SOSIAL
A. Yang mengasuh
Tanyakan siapa yang mengasuh klien dari sejak lahir hingga saat ini.
B. Hubungan dengan anggota keluarga
Kaji hubungan klien dengan anggota keluarga
C. Hubungan dengan teman sebaya
Bagaimana hubungan klien dengan teman sebaya
D. Pembawaan secara umum
Kaji apakah klien memiliki pembawaan secara umum seperti bibir sumbing,
spina bifida, penyakit jantung bawaan, hidrosefalus dan lain-lain.
VII. RIWAYAT KELUARGA
A. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi berhubungan dengan tingkat pengobatan dan cara
pemeliharaan kesehatan.
B. Lingkungan rumah
Kaji jarak antara rumah dengan fasilitas kesehatan. Bagaimana keadaan
lingkungan rumah klien,ventilasi, keadaan lantai yang licin dan kaji apakah
ada sumber polusi yang dekat dengan rumahnya dan darimana sumber air.
C. Penyakit keluarga
Kaji tentang anggota keluarga apakah dalam keluarga adanya penyakit menular
atau menurun.
D. Genogram
Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur anggota keluarga dari
atas hingga kebawah yang didasarkan atas tiga generasi sebelum pasien.
Berikan keterangan manakah symbol pria, wanita, memiliki penyakit
keturunan, meninggal atau tidak dan keterangan tinggal serumah.
VIII. PENGKAJIAN TINGKAT PERKEMBANGAN SAAT INI (Gunakan format
DDST)
A. Personal social: aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkunganya.
B. Adaptif motorik halus: aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
untuk mengamati sesuatu serta melakukan kegiatan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan
kordinasi yang cermat. Contohnya: adalah kemampuan menggambar menulis,
mencoret, melempar, menangkap bola,meronce manik-manik, memegang
suatu benda dan lain-lain.
C. Bahasa
Bahasa adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara,mengikuti perintah dan berbicara sopan. Bahasa mencangkup segala
bentuk komunikasi, apakah itu lisan, tulisan, bahasa isyarat,bahasa tubuh,
ekspresi wajah, pantomim, atau seni. Bicara adalah bahasa lisan yang
merupakan bentuk paling efektif dalam komunikasi juga paling penting dan
banyak digunakan.
D. Motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan perkembangan pergerakan dan sikap tubuh.
Aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar seperti
merangkak, berjalan, berlari, melompat atau berenang.

IX. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN KLIEN SAAT INI


A. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Yang perlu dikaji adalah pengetahuan mengenai kesehatanya. Anak-anak
belum mengerti mengenai kesehatanya sehingga orang tua harus
memperhatikan kesehatanya.
B. Nutrisi
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena klien susah saat
bernafas.
C. Cairan
Klien dengan demam broncomalacia merasa haus karena klien bernapas
menggunakan mulut, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh.
D. Aktivitas
Klien dengan broncomalacia akan mengalami gangguan aktivitasnya karena
jika klien banyak aktivitas memperparah sesak nafas.
E. Tidur dan istirahat
Klien dengan broncomalacia akan mengalami gangguan pada tidur dan
istirahat karena klien merasa sesak nafas.
F. Eliminasi
Klien dengan broncomalcia tidak mengalami gangguan pada buang air
besarnya. Sedangkan eliminasi urine tidak mengalami gangguan, hanya warna
urine menjadi kuning kecoklatan.
G. Pola hubungan
Klien dengan broncomalacia dapat mengalami gangguan hubungan dengan
orang lain karena klien di rawat di rumah sakit.
H. Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapka
Anak-anak yang dihospitalisasi biasanya mengamuk, menangis dan acuh tak
acuh terhadap lingkunganya dan memerlukan dukungan yang baik agar anak
tenang.
I. Kognitif dan persepsi
Klien dengan broncomalacia umumnya tidak mengalami gangguan
penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan serta tidak
terdapat suatu waham
J. Konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit
anaknya.
K. Seksual dan menstruasi
Kaji apakah ada efek penyakit pada seksualitas anak. Kaji apakah klien sudah
mengalami menarche atau belum, jika sudah tanyakan apakah menstruasinya
lancar atau tidak.
L. Nilai
Biasanya anak-anak tidak mengetahui kepercayaan yang dianutnya dan
biasanya anak-anak mengikuti kepercayaan orang tuanya.
X. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : Tingkat kesadaran pada pasien broncomalacia umumnya
composmentis, klien tampak lemah dan respirasi biasanya meningkat.
B. Kulit dan kuku
Inspeksi: Kulit kering dan kemerahan, muka tampak pucat, rambut agak kusam
dan tidak adanya sianosis.
Palpasi: Turgor kulit menurun, CRT > 2 detik
C. Kepala
Inspeksi: Tidak ada benjolan, distribusi rambut merata, tidak rontok.
Palpasi: Tidak adanya nyeri tekan
D. Mata
Inspeksi: Konjungtiva anemis, mata cowong, sclera tidak ikterik, pupil isokor.
Palpas: Tidak adanya nyeri tekan
E. Telinga
Inspeksi: Fungsi pendengaran normal, tidak adanya serumen, tidak adanya
benjolan.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
F. Hidung
Inspeksi: Adanya pernafasan cuping hidung, mukosa lembab, rongga hidung
bersih.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
G. Mulut
Inspeksi: Mulut bersih, tidak berbau, bibir berwarna pucat, lidah bersih
mukosa kering.
H. Leher
Inspeksi: Tidak adanya pembengkakan, tidak adanya jaringan parut dan tidak
adanya massa.
Palpasi: Tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis.
I. Dada
Inspeksi: Bentuk dada simetris, terdapat retraksi dinding dada.
Palpasi: Tidak adanya benjolan.
J. Payudarah
Inspeksi: Bentuk simetris.
Palpasi: Tidak adanya nyeri tekan.
K. Paru-paru
Inspeksi: Terdapat pernafasan cuping hidung.
Palpasi: Taktil fremitus meningkat pada kedua sisi kanan dan kiri.
Perkusi: Sonor.
Auskultasi: Ronchi basah halus pada daerah lobus bawah.
L. Jantung
Inspeksi dan palpasi: Iktus kordis teraba.
Perkusi: Suara pekak.
Auskultasi: S1,S2 tunggal regular.
M. Abdomen :
Inspeksi: Bentuk simetris, tidak ikterik, tidak terdapat distensi, tidak terdapat
kelainan pada umbilicus.
Auskultasi: Peristaltik usus normal 10-15 x/menit
Perkusi: Terdengar suara timpani
Palpasi: Tidak adanya pembesaran hati.
N. Genetalia
Biasanya tidak terdapat gangguan pada organ genetalis.
O. Anus dan rectum
Biasanya tidak ada gangguan pada anus dan rectum.
P. Musculoskeletal
Inspeksi: kekuatan otot melemah.
Q. Neurologi
Biasanya klien dengan broncomalacia tidak mengalami gangguan pada system
persarafan.
XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG
1. Bronkoskopi
Bronkoskopi adalah pemeriksaan atau inpeksi langsung terhadap laring, trakea
dan bronkus melalui suatu bronkoskop logam standar atau bronkuskop serat
optic fleksibel yang disebut dengan bronkofibroskop. Melalui bronkoskop
sebuah sikat kateter atau forsep biospi dapat dimasukan untuk mengambil
sekresi dan jaringan untuk pemeriksaan sitology. Tujuan utama bronkoskopi
adalah untuk melihat, mengambil dan mengumpulkan specimen.
2. CT-Scan
CT-Scan paru-paru merupakan salah satu metode pencintraan yang digunakan
untuk mendiagnosis dan memantau tatalaksana dari berbagai kelainan pada
paru-paru.tujuan utama adalah untuk mendektesi struktur abnormal dalam
paru-paru atau ketidakteraturan yang bias jadi merupakan gejala yang dialami
oleh klien.
3. MRI dada
MRI(Magnetic Resonance Imaging) atau pencitraan resonasi magnetic adalah
pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energy gelombang radio
untuk menampilkan gambar struktur dalam tubuh.
XII. INFORMASI LAIN (mencangkup rangkuman kesehatan klien dari Gizi,
fisioterapis, terapi medis lain, dll)
XIII. ANALISA DATA
Hari/tanggal
No Data fokus Etiologi Masalah Paraf
/jam

1 Data Subyektif: Kelainan Ketidakefektifan


Ibu klien mengatakan congenital Pola Nafas
klien kesulitan untuk
bernafas Defisiensipada
cincin krtilago
Data Obyektif:
Respirasi klien Menutup saluran
meningkat pernafasan kecil

Sesak nafas

Ketidak efektifan
pola nafas

2 Data Subjektif : Pengeluaran Ansietas


Ibu klien mengatakan energy berlebih
anaknya merasa takut
dengan penyakitnya Kelelahan

Data Objektif : Anoreksia


Klien tampak gelisah
Cemas

Ansietas
3 Data Subyektif: Menutup saluran Resiko Aspirasi
Ibu klien mengatakan pernafasan kecil
anaknya bernafas
tersengal Batuk tidak
efektif
Data subjektif :
Anak tampak sulit batuk Aspirasi
Resiko

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis.
nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan) ditandai dengan ibu klien
mengatakan klien kesulitan untuk bernafas, respirasi klien meningkat.
2. Ansietas berhububgan dengan perubahan dalam (status ekonomi, lingkunga,
status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, status peran) ditandai dengan ibu
klien mengatakan anaknya merasa takut dengan penyakitnya, klien tampak
gelisah.
3. Resiko aspirasi berhubungan dengan enurunan refleks bernapas atau batuk
ditandai dengan Ibu klien mengatakan anaknya bernafas tersengal, anak tampak
sulit batuk.
XIV. RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
Diagnosa Tujuan & Kriteria
No Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Ketidakefektifa Setelah dilakukan NIC
n pola nafas asuhan keperawatan Airway
berhubungan selama 3x24 jam Management 1. Untuk mengetahui
dengan diharapkan pola 1. Kaji frekuensi jumlah frekuensi
hambatan upaya nafas klien efektif pernafasan pernafasan
napas (mis. dengan kriteria 2. Untuk mengetahui
nyeri saat hasil : 2. Catat upaya seberapa
bernapas, NOC pernafasan meningkatnya
kelemahan otot Respiratory Status termasuk kerja nafas
pernapasan) : Airway patency penggunaan otot 3. Auskultasi untuk
ditandai dengan 1. Menunjukkan bantu pernafasan mengetahui adanya
ibu klien jalan nafas yang 3. Auskultasi bunyi nafas ronchi,
mengatakan paten (klien nafas weezing
klien kesulitan tidak merasa 4. Untuk
untuk bernafas, tercekik, irama 4. Tinggikan kepala memungkinkan
respirasi klien nafas, frekuensi anak dan ubah ekspansi paru dan
meningkat pernafasan posisi memudahkan
dalam rentang pernafasan
normal, tidak 5. Memaksimalkan
ada suara nafas bernafas dan
abnormal) 5. Kolaborasi dengan menurunkan kerja
tim medis untuk nafas
pemberian terapi
oksigen nasal
kanul 1-2 liter
2 Ansietas Setelah dilakukan NIC Anxiety
berhububgan asuhan keperawatan Reduction
dengan selama 3x24 jam 1. Identifikasi 1. Sebagai pedoman
perubahan diharapkan tingkat untuk memberikan
dalam (status kecemasan kecemasan terapi selanjutnya
ekonomi, berkurang dengan 2. Gunakan 2. Pendekatan yang
lingkunga, kriteria hasil : pendekatan yang menenangkan
status NOC Label menenangkan dapat membuat
kesehatan, pola Anxiety self- pasien nyaman
interaksi, fungsi control menyampaikan
peran, status 1. Keluarga pasien rasa cemasnya
peran) ditandai mampu 3. Dorong untuk 3. Agar dapat
dengan ibu mengidentifikasi mengungkapkan mengetahui cara
klien dan perasan, takut penanganan
mengatakan mengungkapkan dan persepsi terhadap cemas
anaknya merasa rasa cemas yang dirasakan
takut dengan 2. Mengidentifikasi, 4. Instruksikan 4. Teknik relaksasi
penyakitnya, mengungkapkan menggunakan dilakukan agar
klien tampak dan teknik relaksasi merasa lebih
gelisah. menunjukkan nyaman
teknik untuk
mengontrol
cemas
3. Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh
dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
3 Resiko aspirasi Setelah dilakukan NIC
berhubungan asuhan keperawatan Aspiration
dengan selama 3x24 jam Precaution
enurunan diharapkan klien 1. Monitor tingkat 1. Tingkat kesadaran,
refleks bernapas tidak mengalami kesadaran, reflek reflek batuk dan
atau batuk aspirasi dengan batuk dan kemampuan
ditandai dengan kriteria hasil : kemampuan menelan yang
Ibu klien NOC menelan menurun dapat
mengatakan Aspiration meningkatkan
anaknya Control resiko aspirasi.
bernafas 1. Klien dapat 2. Posisi tegak 90 2. Memposisikan
tersengal, anak bernafas dengan derajat pasien duduk tegak
tampak sulit mudah, irama untuk menghindari
batuk dan frekuensi tejadinya aspirasi.
pernafasan 3. Hindari makan 3. Pemberian makanan
normal kalau residu saat dahak masih
2. Jalan nafas paten, masih banyak banyak akan
mudah bernafas, menyebabkan
tidak merasa makanan
tercekik dan tersangkut dalam
tidak ada suara tenggorokan dan
nafas abnormal dapat
4. Lakukan suction menyebabkan
jika diperlukan aspirasi
4. Tindakan suction
dilakukan untuk
mengurangi secret
yan tertahan pada
saluran nafas

Anda mungkin juga menyukai