Oleh :
KEANGGOTAAN DEWAN
Dewan komisaris terdiri dari direktur dalam dan luar. Direktur dalam (direktur
manajemen) biasanya karyawan dan para eksekutif yang dipekerjakan oleh
perusahaan. Direktur luar adalah eksekutif yang berasal dari perusahaan lain
bukan karyawan perusahaan. Perusahaan-perusahaan besar di AS menunjukkan
bahwa presentase keanggotaan dewan yang berasal dari luar terus meningkat
sekitar 74 sampai 75 persen. New York Stock Exchange meninjau bahwa direktur
luar tidak bisa lebih obyektif dalam mengevaluasi kinerja manajemen daripada
direktur dalam. Cara pandang tersebut sesuai dengan agency theory yang
menyatakan bahwa anggota dewan mayoritas perlu berasal dari luar perusahaan,
sehingga manajemen puncak tidak berperilaku yang dapat merugikan pemegang
saham. Akan tetapi, S.C Vance, ahli dalam dewan komisaris berpendapat bahwa
direktur dari luar kurang efektif disbanding direktur dari dalam karena
meragukan. Berbagai bukti menunjukkan bahwa adanya hubungan antara proporsi
direktur dari dalam dan dari luar dengan kinerja keuangan perusahaan.
Mayoritas direktur dari luar adalah aktif atau pensiunan CEO atau COO dari
perusahaan lain. Sedangkan yang lainnya adalah akademisi, konsultan, bekas
pejabat tinggi pemerintahan, pemegang saham mayoritas, dan banker. Mayoritas
direktur dari dalam terdiri dari CEO,COO, presiden dan wakil presiden dari divisi
operasi utama atau unit fungsional. Beberapa direktur dari dalam menerima
kompensasi tambahan untuk penyelesaian tugas-tugas tambahan.
KODETERMINASI
Kodeterminasi adalah masuknya pekerja-pekerja perusahaan di dewan
perusahaan. Sebagai contoh perusahaan Chrysler yang menambahkan para wakil
karyawannya dalam dewan sebagai bagian dari persetujuan serikat buruh.
Berdasarkan penelitian, pada 14 perusahaan di AS, menunjukkan bahwa “wakil
dewan dari pekerja tidak menjamin bahwa para pekerja akan memperoleh peran
yang efektif dalam proses pengelolaan organisasi”. Kebutuhan untuk bekerja bagi
perusahaan secara keseluruhan dan pada saat yang sama mewakili pekerja dalam
dewan, dapat menciptakan konflik dan tekanan antara direktur dan pekerja,
sehingga menurunkan efektivitas mereka.
DEWAN YANG SALING BERPAUTAN (INTERLOCKING DIRECTORATE)
Interlocking directorate langsung terjadi apabila perusahaan memakai bersama-
sama seorang direktur atau apabila seseorang eksekutif dari perusahaan pertama
duduk sebagi dewan dalam perusahaan kedua. Interlocing directorate secara tidak
langsung terjadi apabila dua perusahaan mempunyai direktur yang sekaligus
melayani dewan untuk perusahaan ketiga, seperti bank. Interlocking terjadi
karena perusahaan besar mempunyai pengaruh signifikan terhadap perusahaan
lain, dan sebaliknya perusahaan lain mempunyai pengendalian yang lebih
terhadap input dan pasar perusahaan. Interlocking directorate juga merupakan
metode yang berguna untuk mendapatkan informasi dari dalam mengenai
lingkungan yang tidak pasti dan mendapatkan tujuan keahlian mengenai strategi
dan taktik potensial. Perusahaan yang menerapkan interlocking directorate lebih
bisa bertahan hidup daripada perusahaan yang tidak menerapkannya.
ORGANISASI DEWAN
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi, sesuai dengan undang-
undang negara, menentukan ukuran dewan. Rata-rata perusahaan besar milik
publik mempunyai 12 direktur. Di perusahaan-perusahaan AS mempunyai dewan
komisaris yang juga bertindak sebagai CEO,. CEO lebih berkonsentrasi pada
strategi, perencanaan, hubungan eksternal, dan bertanggung jawab kepada dewan.
Chairman bertanggung jawab untuk memastikan bahwa dewan dan komitenya
menjalankan fungsinya seperti yang tertulis dalam anggaran dasar perusahaan.
Lebih lanjut, Chairman menyusun jadwal pertemuan dewan, dan memimpin
pertemuan tahunan bagi para pemegang saham. Menurut para pengamat,
sebaiknya chairman tidak bertindak juga sebagai CEO karena akan menjadi
penyebab potensial terjadinya konflik kepentingan.
Sebagian besar dewan efektif menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan mereka
menggunakan komite-komite. Bidang tipikal komite adalah eksekutif, pemeriksa,
kompensasi, keuangan, dan pencalonan komite. Komite bertindak sebagai
kelanjutan dari dewan, dan konsekuensinya memiliki kewenangan yang hampir
tidak dibatasi dalam bidang-bidang tertentu.
B. MANAJEMEN PUNCAK
1. Tanggung Jawab Manajemen Puncak
Manajemen puncak, khususnya CEO memiliki tanggung jawab kepada
dewan komisaris untuk keseluruhan manajemen perusahaan. Pekerjaan
manajemen puncak memiliki sifat multidimensi dan berorientasi pada
kesejahteraan perusahaan secara keseluruhan. Manajemen puncak yang efektif
adalah orang yang melihat bisnis secara keseluruhan, dapat menyeimbangkan
kebutuhan perusahaan untuk sekarang dan yang akan datang, dan membuat
keputusan logis. Seorang CEO harus dapat menangangi tiga tanggung jawab
penting untuk manajemen strategis yang efektif, antara lain :
a. Memenuhi Peran Utama
Henry Mintzberg menyimpulkan bahwa pekerjaan manajemen puncak
terdiri dari sepuluh peran yang saling berhubungan, tingkat kepentingan
pada setiap peran dan jumlah waktu untuk setiap peran bervariasi.
1. Tokoh kepemimpinan
CEO bertindak sebagai pemimpin legal dan simbolis serta melakukan
kewajiban social, tugas-tugas seremonial, dan legal.
2. Pemimpin
Sebagai pemimpin, CEO diharapkan dapat memberikan motivasi,
mengembangkan, dan memberi petunjuk kepada karyawan.
3. Penghubung
Memelihara kontak jaringan dan sumber-sumber informasi dengan
orang-orang penting dalam lingkungan kerja.
4. Monitor
Mencari dan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk dapat
memahami perusahaan dan lingkungannya.
5. Penyebar
CEO meneruskan informasi untuk tim manajemen puncak lainnya dan
orang-orang penting lainnya dalam perusahaan.
6. Juru bicara
Meneruskan informasi kepada kelompok-kelompok utama dan orang-
orang dalam lingkungan kerja.
7. Wirausahawan
Meneliti proyek-proyek perusahaan dan lingkungannya untuk
memperbaiki produk, proses, prosedur, dan struktur perusahaan.
8. Penangan gangguan
Melakukan tindakan perbaikan pada saat terjadi masalah atau krisi.
9. Pengalokasian sumber daya
Mengalokasikan sumber daya perusahaan dengan membuat dan atau
menyetujui keputusan.
10. Negosiator
Mewakili perusahaan dalam negosiasi perjanjian penting.
b. Memberikan Kepemimpinan Eksekutif
Kepemimpinan eksekutif sangat penting karena memberikan
pengaruh terhadap perusahaan secara keseluruhan. Mengembangkan dan
menetapkan visis misi strategis dan tujuan perusahaan untuk dapat diikuti
oleh seluruh pihak merupakan hal yang penting. Sebagian manajer dalam
tingkat menengah akan mengikuti gaya dan karakter manajer puncak yang
sukses. Seluruh orang yang berada di perusahaan perlu memiliki visi dan
misi agar mengetahui apa yang dilakukan ke depannya. Dalam hal ini
hanya manajemen puncak yang dapat menetapkan dan
mengkomunikasikan visi misi tersebut kepada seluruh tenaga kerja.
CEO yang dipandang berkarisma dan dinamis cenderung
memiliki pemahaman akan visi misi yang baik. Perilaku yang positif dari
pimpinan perusahaan akan berdampak pada perusahaan itu sendiri, hal itu
dapat membangkitkan rasa hormat dan mempengaruhi perumusan dan
implementasi strategi karena tiga karakteristik dasar, yaitu :
1. CEO menetapkan tujuan utama perusahaan.
Visi menempatkan aktivitas dan konflik di dalam cara pandang yang
baru, maka ada pembaharuan makna aktivitas pekerjaan setiap orang
dan membuat mereka mampu melihat pekerjaan mereka secara lebih
rinci untuk fungsi perusahaan secara keseluruhan.
2. CEO memberikan peran bagi yang lain untuk berpihak dan mengikuti.
CEO menjadi teladan dalam berperilaku dan pakaian, maka dari itu
perilaku dan nilai pimpinan mengenai perusahaan harus jelas dan terus
dikomunikasikan dalam bentuk kata-kata dan perbuatan.
3. CEO mengkomunikasikan standar kinerja yang tinggi tetapi juga
menunjukkan kepercayaan terhadap kemampuan pengikutnya untuk
memenuhi standar tersebut.
C. PEMERIKSAAN STRATEGIS
Bentuk pemeriksaan manajemen yang dilihat melalui sudut pandang luas
dan menyediakan penilaian yang luas dan lengkap terhadap situasi berdasarkan
strategi perusahaan yang bertujuan untuk membantu pengambilan keputusan
strategis. Ada beberapa kerangka kerja pemeriksaan strategis yang mempunyai
keterkaitan antara satu dengan yang lain:
1. Mengevaluasi hasil kinerja perusahaan
Dengan kriteria yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
- Tingkat pengambilan profitabilitas, investasi, dll.
- Misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan pada saat ini
2. Pengevaluasian dan pemeriksaan pada manajer strategis perusahaan
Dalam hal ini, manajer strategis perusahaan yang dimaksud yaitu dewan
komisaris dan Manajemen puncak.
3. Pengamatan lingkungan luar (eksternal) agar dapat mengetahui faktor
strategis yang merupakan ancaman dan peluang bagi perusahaan.
4. Pengamatan lingkungan dalam (internal) agar faktor-faktor strategis
seperti kekuatan dan kelemahan dapat diantisipasi perusahaan.
5. Analisa SWOT agar dapat mengetahui masalah yang terjadi dalam
perusahaan dan dapat mencari solusi dari masalah tersebut.
6. pembuatan, pengevaluasian ,dan penyeleksi strategi alternatif terbaik
untuk menangani analisis SWOT yang telah dilakukan.
7. melaksanakan strategi dengan merancang susunan program, anggaran,
dan prosedurnya.
8. memberi penilaian terhadap strategi yang telah terlaksana menggunakan
sistem umpan balik dan mengendalikan berbagai kegiatan untuk
memastikan adanya penyimpangan.