Anda di halaman 1dari 11

NASKAH AKADEMIK

PENYUSUNAN REDISAIN KURIKULUM


PROGRAM (PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1)
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MATA

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN

SURABAYA 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan ilmu dan
rahmat-Nya Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga dapat menyelesaikan penyusunan naskah akademik
redisain kurikulum untuk program studi dokter spesialis-1 Ilmu Kesehatan
Mata. Selain itu, kami juga berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian dan penyusunan naskah akademik redisain
kurikulum.

Ilmu Kesehatan Mata merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran


yang terus mengalami perkembangan keilmuan yang dapat kita lihat dari
pesatnya kemajuan berbagai teknologi dan guideline dalam beberapa tahun
terakhir. Proses pembaharuan keilmuan ini menuntut program studi untuk
menghasilkan lulusan spesialis mata yang unggul dan kompeten sesuai
dengan kemajuan teknologi dan guideline masa kini. Kurikulum pendidikan
sebagai perangkat mata pelajaran dan program pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan mempunyai peran yang krusial dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu naskah akademik redisain kurikulum ini
disusun dengan tujuan untuk menjamin kesesuaian proses pembelajaran
dengan tercapainya visi program studi yakni “Menjadi Institusi Pendidikan
Dokter Spesialis Mata yang berkualitas, kompetitif, inovatif, dan unggul di
tingkat Nasional dan Internasional berlandaskan moral agama yang dicapai
pada tahun 2020”.

Kami menyadari bahwa penulisan naskah redisain ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi terlaksananya redisain kurikulum akademik ini.

Surabaya,
Koordinator Program Studi

Dr. Evelyn Komaratih, dr., SpM(K)


NIP. 19680110 199703 2 003
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Depan …………………………………………………………………………….


i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………
ii
Daftar
Isi......................................................................................................................
........... iii

BAB 1. KAJIAN DALAM PENYUSUNAN REDISAIN KURIKULUM


1.1. Tuntutan Stakeholder
………………………………………………………….
1.2. Tuntutan Pengembangan Ilmu
………………………………………………...
1.3. Tuntutan Asosiasi ..
……………………………………………………………
1.4. Perubahan Kebijakan dan Lingkungan eksternal
……………………………
1.5. Hasil Evaluasi Eksternal ……………………………..
……………………....
1.6. Lain-lain ………………………………………………………………………

BAB 2. TAHAPAN REDISAIN KURIKULUM


…………… ............................................
2.1. …………………………………………………………….
2.2. ………………………………
2.3. ………………………...
2.4. …………………………..

BAB 3. PERUBAHAN REDISAIN KURIKULUM ..............................................


3.1. Perubahan Learning Outcome/Capaian Pembelajaran
3.2. Perubahan Pada Kompetensi Mata Kuliah
3.3. Perubahan Pada Mata Kuliah
3.4. Perubahan Pada Jumlah Beban Studi (sks)

LAMPIRAN ......................................................................................................
......................
Bukti-bukti kegiatan yang dilakukan, seperti Berita Acara, Notulen
Rapat, Daftar Hadir,
dsb..

BAB 1
KAJIAN DALAM PENYUSUNAN REDISAIN KURIKULUM

1.1. Tuntutan Stakeholder


 Departemen Ilmu Kesehatan Mata saat ini telah memiliki akreditasi A, namun dalam
setiap akreditasi senantiasa memiliki resiko penurunan nilai.
 Prestasi lulusan didik dan jumlah publikasi juga merupakan dinamisme dalam
pembelajaran dan capaian belajar.
 Jumlah lulusan first taker ujian nasional saat ini sudah lebih baik dari periode-periode
sebelumnya, namun dalam dinamisme pembelajaran hasil lulusan dapat bervariasi,
sehingga tetap diperlukan usaha-usaha untuk mempertahankan bahkan meningkatkan
lulusan.
 Prosentase kualifikasi dosen yang memiliki kualifikasi S2 dan S3 perlu ditambah.
 Jumlah Publikasi Ilimiah dosen juga perlu ditingkatkan.
 Tuntutan pengguna lulusan yang semakin tinggi, menyesuaikan dengan kemajuan
teknologi yang terus berkembang.
Untuk mencapai tuntutan tuntutan diatas, maka redesain kurikulum perlu dilakukan.

1.2. Tuntutan Pengembangan Ilmu


Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, maka untuk
memenuhi tuntutan masyarakat dan dunia tentang pelayanan kesehatan yang bermutu, maka ilmu
kesehatan mata senantiasa membutuhkan update ataupun pembaharuan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Salah satu upaya pembaruan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
tersebut antara lain dengan dilakukannya redesain kurikulum. Kurikulum merupakan
sekumpulan proses mata ajar dan kompetensi yang akan dicapai, sementara dengan
bertambahnya zaman dan pengembangan, maka perubahan/redesain tidak bisa dielak lagi dan
merupakan suatu kebutuhan.
Kini Departemen Ilmu Kesehatan Mata akan melakukan redesain kurikulum dengan
harapan akan mencapai tujuan prodi dan Visi-Misi Departemen Ilmu Kesehatan Mata. Dengan
begitu, dengan adanya redesain kurikulum ini, diharapkan tujuan-tujuan prodi dan Visi-Misi
Departemen Ilmu Kesehatan Mata bisa tercapai dan terlaksana dengan baik.

1.3. Tuntutan Asosiasi


Kolegium Oftalmologi Indonesia (KOI) merumuskan dan menetapkan 6 (enam) area
kompetensi sesuai dengan ACGME (The Accreditation Council for Graduate Medical
Education) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu dari lulusan dokter spesialis
mata agar dapat bersaing secara global.Keputusan ini juga didasari atas terbitnya panduan
kurikulum ICO (Internatioanal Council of Ophthalmology) yang juga mengacu pada 6 (enam)
area kompetensi tersebut. Adapun 6 (enam) area kompetensi tersebut adalah :
1. Pelayanan medis (patient care)
2. Pengetahuan medis (medical knowledge)
3. Pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik dan pengembangannya (practice-
based learning and improvement)
4. Ketrampilan komunikasi dan hubungan interpersonal (interpersonal relationship and
communication skills)
5. Profesionalisme (professionalism)
6. Praktik berbasis sistem (system based practice)
Panduan kurikulum yang dikeluarkan oleh ICO ini berisi visi dan misi dari tujuan
pendidikan, garis besar kurikulum, dan cara evaluasi yang dapat dilaksanakan dalam proses
pembelajaran melalui strategi yang secara kuantitatif sesuai kondisi tanpa mengabaikan kualitas
lulusan dokter spesialis mata. Selain 6 (enam) area kompetensi tersebut, di dalam dokumen yang
sama tertulis beberapa karakteristik yang dibutuhkan juga lulusan spesialis mata yang dalam
berperilaku profesional dapat bersikap manuasiawi (humane), reflektif (reflective), ilmiah
(scientific), etis (ethical), dan integratif (integrative). Berdasarkan data tersebut diperlukan
sebuah kurikulum baru yang dapar memenuhi berbagai tuntutan tersebut untuk menjamin
tercapainya visi dari program studi Ilmu Kesehatan Mata.

1.4. Perubahan Kebijakan dan Lingkungan Eksternal


Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan.
Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan
yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Universitas Airlangga sudah beberapa kali
diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk
menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang
maksimal.
Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang
kedokteran. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan
nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah
karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu, perubahan tersebut juga dinilainya
dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana secara
menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh prubahan iklim ekonomi,
politik, dan kebudayaan. Di Universitas Airlangga sendiri selalu dilakukan perubahan kurikulum
setiap 5 tahun sekali untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

1.5. Hasil Evaluasi Internal


………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
BAB 2
TAHAPAN REDISAIN KURIKULUM

Berikut adalah pokok-pokok tahapan yang telah dilakukan dalam proses redisain kurikulum
program studi Ilmu Kesehatan Mata fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

2.1.Evaluasi kurikulum 2013 melalui raker.

Rapat kerja setiap tahun diselenggarakan oleh Prodi dengan salah satu topik yang
didiskusikan adal evaluasi kurikulum. Pada rapat kerja tahun 2017 diputuskan untuk melakukan
redisain kurikulum karena pada kurikulum lama ditemukan beberapa kesulitan dalam
implementasi pembelajaran dan evaluasi pada mata kuliah. Pada mata kuliah tertentu sulit
diterapkan terhadap peserta didik mengingat rotasi yang dilakukan.

2.2. Membentuk tim redisain kurikulum

Pada pertengahan 2018 dibentuk tim redisain kurikulum yang terdiri dari perwakilan tiap
divisi

2.3. Menyusun draft kurikulum baru

2.4. Menyempurnakan draft kurikulum baru


BAB 3
PERUBAHAN REDISAIN KURIKULUM

Untuk penyusunan perubahan redisain kurikulum dari kurikulum lama ke kurikulum baru, ada
beberapa unsur yang harus dipenuhi, diantaranya:

1. Perubahan Leaarning Outcome/Capaian Pembelajaran

2. Kompetensi Mata Kuliah

3. Perubahan Mata Kuliah

4. Perubahan Jumlah Beban Studi (sks)

3.1. Perubahan Learning Outcome/Capaian Pembelajaran pada kurikulum lama dan baru

Mengacu pada kurikulum lama dan draf redesain kurikulum yang terbaru, pada kurikulum lama
memiliki capaian pembelajaran sebagai berikut:

1. Menangani masalah kesehatan mata secara komprehensif dan holistik melalui


penguasaan berbagai teori dan ketrampilan bedah.
2. Melakukan komunikasi dengan teman sejawat, pasien, masyarakat dan profesi lain yang
terkait dengan baik.
3. Mampu mengelola dan melakukan penatalaksanaan kelainan di bidang mata secara
paripurna.
4. Mampu melakukan penelitian dasar, terapan dan inovatif untuk menunjang
pengembangan pendidikan dan pelayanan.
5. Mampu melakukan upaya-upaya penanggulangan kebutaan di masyarakat secara
paripurna.
Pada draft kurikulum yang baru, secara garis besar tidak ada perubahan bermakna dan masih
mengikuti capaian pembelajaran sesuai kurikulum lama. Adanya program integrated combined
degree dimana lulusan mendapat gelar Master Kedokteran Klinik disaat menyelesaikan
pendidikan spesialis mata. Dengan alasan tersebut terdapat 2 macam penelitian yaitu penelitian
klinis dan dasar.
3.2. Perubahan pada Kompetensi Mata Kuliah

Mengacu pada kurikulum lama dan draf redesain kurikulum yang terbaru, ada beberapa jenis
kompetensi yang berubah. Sebagai contoh mata kuliah Katarak 2 dimana kompetensi peserta
didik dalam teknik operasi katarak meningkat menjadi teknik fakoemulsifikasi. Kompetensi
peserta didik yang harus dicapai ini sejalan dengan kompetensi yang diminta oleh kolegium
oftalmologi Indonesia serta tuntutan stake holder/ pengguna lulusan yang mengikuti tuntutan
masyarakat pada umumnya.

3.3. Perubahan pada Mata Kuliah

Mengacu pada kurikulum lama, mata kuliah mengambil nama dari penyakit di bidang ilmu
kesehatan mata. Hal ini kurang sesuai dengan jenis kompetensi yang ingin dicapai dan telah
disepakati oleh kolegium oftalmologi Indonesia. Pada draf redesain kurikulum yang terbaru,
nama mata kuliah disesuaikan dengan sub disiplin ilmu yang ada di program studi Ilmu
Kesehatan Mata yang merupakan divisi di bidang oftalmologi dan peserta didik melakukan rotasi
di semua divisi tersebut, dengan sistem ini maka akan mempermudah dalam mencapai
kompetensi dan memberikan penilain atau evaluasi terhadap peserta didik.

Pada draf redisain kurikulum baru terdapat beberapa jenis mata kuliah baru yang kegiatan
pembelajarannya mengikuti aktivitas yang selama ini dilakukan oleh peserta didik di RS
pendidikan Utama yaitu meliputi Pelayanan, pendidikan dan penelitian. Sebagai contoh kegiatan
pelayanan rawat darurat yang telah berjalan sekian lama, pada kurikulum baru ini memiliki bobot
sebagai SKS tersendiri sehingga hasil kegiatan yang telah dilaksanakan peserta didik bisa
mendapatkan penilaian.

3.4. Perubahan pada Jumlah beban studi (sks)

Mengacu pada kurikulum lama dan draf redesain kurikulum yang terbaru, jumlah SKS pada
kurikulum lama mencapai 183 SKS, dimana jumlah SKS yang terlalu besar ini akan
mempengaruhi beban kerja tenaga pendidik dan peserta didik. Pada draft kurikulum yang baru
dilakukan perubahan pada jumlah SKS yaitu 149 SKS. Jumlah ini cukup memadai dalam
memberikan kompetensi yang diharapkan tanpa menyebabkan overload beban kerja baik dosen
maupun peserta didik. Dari total jumlah SKS tersebut sudah termasuk di dalamnya mata kuliah
materi integrated combined degree.

Anda mungkin juga menyukai