Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

IDENTIFIKASI ANION PADA SAMPEL PADAT NON LOGAM

OLEH :

Ayu Puji Dwi Lestari (1713031010)


I Gusti Ayu Agung Mas Rosmita (1713031013)
Yulia Hafsari (1713031020)
SENIN, 24 FEBRUARI 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
I. JUDUL PRAKTIKUM
Identifikasi Anion Pada Sampel Padat Non Logam
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengamati dan mengidentifikasi anion penyusun sampel berdasarkan jenis gas yang
dihasilkan oleh asam
III. PENDAHULUAN
Analisis kualitatif anion secara sistematis telah berkembang cukup lama. Berkat
kajian yang dilakukan oleh Karl Remegius Fresenius sejak tahun 1840, yang kemudian
diterbitkan sebagai buku pada tahun 1987. Langkah-langkah analisis anion secara
sistematis, melalui diagram alir, yang sampai saat ini menjadi standar untuk kajian
analisis kualitatif bahan anorganik. Analisis kualitatif anion lebih sederhana
dibandingkan dengan analisis kualitatif kation, tetapi analisis kualitatif anion
memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-gejala yang timbul.
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada
tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat-sifat yang sama.
Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion
tertentu. Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi dapat dilakukan dalam fasa
padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya dilakukan
dalam keadaan larutan (Ibnu,dkk.,2004).
Berdasarkan sifat dari beberapa anion yang oleh asam akan diuraikan
menghasilkan gas yang dapat dikenal. Maka anion dapat diidentifikasikan dengan
menggunakan senyawa asam yang ditambahkan pada sampel yang berbentuk padat
maupun cair. Salah satu senyawa asam yang dapat digunakan untuk mengenal anion
penyusun sampel adalah asam sulfat. Asam ini merupakan asam kuat yang dalam
pelarut air akan terionisasi hampir sempurna menghasilkan ion hidronium (H3O+).
Dengans adanya anion lain dalam asam sulfat memungkinkan terbentuknya senyawa
asam yang baru.
H2SO4 + H2O → H3O+ + SO4-
X- + H3O+ → HX + H2O
Sebagian dari senyawa asam yang terbentuk mudah menguap dan yang lainnya
mudah terurai menghasilkan oksida asam yang berwujud gas. Sifat-sifat ini dapat
dipakai sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi jenis anion sisa asam dengan
mengenali sifat dari uap asam atau gas dari hasil peruraian asamnya. Hasil reaksi
identifikasi terhadap jenis gas atau uap yang dihasilkan oleh senyawa tertentu yang
bereaksi dengan asam sulfat pekat atau encer adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Uji dengan Asam Sulfat Pekat
Hasil Uji dengan Asam Sulfat Pekat
Hasil Pengamatan Simpulan
1. Menghasilkan gas tidak berwarna, berbau Uap HCl dari klorida
dan berasap di udara. Dan bila kontak
dengan batang kaca yang basah oleh amonia
akan menghasilkan kabut putih.
2. Menghasilkan gas berwarna merah dan Gas HBr dan Br2 dari bromidanya
membentuk kabut di udara serta berbau
pedas.
3. Menghasilkan gas berwarna kuning Gas Cl2 dari klorida dalam pemberian
kehijauan, berbau tajam, memucatkan oksidator
lakmus dan membirukan kertas saring yang
dibasahi dengan larutan KI.
4. Menghasilkan uap (kabut) asam berbau Gas HNO2 dan NO2 dari nitrat
tajam dan berwarna coklat kemerahan
5. Menghasilkan uap violet disertai bau tajam Gas HI dan I2 dari iodida
dari SO2 atau H2S.
6. Menghasilkan gas berwarna kuning dalam Gas ClO2 dari klorat
keadaan dingin berbau khas dan dengan
pemanasan baunya lebih tajam .
7. Menghasilkan gas tidak berwarna, Gas CO dan CO2 dari oksalat
mengeruhkan air kapur, dibakar
memberikan nyala biru dan tidak
menghitam.
8. Menghasilkan bau cuka. CH3COOH dari asetat

Tabel 2. Hasil Uji dengan Asam Sulfat Encer


Hasil Uji Dengan Asam Sulfat Encer
Hasil Pengamatan Simpulan
1. Menghasilkan gas tidak berwarna dan tidak Gas CO2 dari CO32- atau HCO3-
berbau serta membuat keruh air kapur.
2. Menghasilkan gas berwarna merah coklat, Gas NO2 dari nitrit
mengubah warna kertas yang dibasahi larutan KI
dan amilum menjadi biru.
3. Menghasilkan gas berwarna kuning kehijauan, Gas Cl2 dari hipoklorit
berbau tajam, memerahkan dan selanjutnya
memucatkan kertas lakmus, serta mengubah
warna kertas yang dibasahi dengan larutan KI dan
amilum menjadi biru.
4. Menghasilkan gas tidak berwarna dan berbau Gas SO2 dari sulfit
tajam, mengubah warna kertas saring yang basah
oleh larutan K2Cr2O7 menjadi hijau dan
menghilangkan warna fuschin.
5. Menghasilkan gas tidak berwarna, berbau busuk Gas H2S dari sulfida
telur, mengubah warna kertas saring yang
dibasahi dengan larutan Pb(CH3COO)2 menjadi
hitam dan bila dibasahi dengan larutan CdSO 4
berubah menjadi kuning.
6. Menghasilkan gas tidak berwarna, bila dibakar Gas HCN dari sianida atau dari
menghasilkan nyala berwarna ungu dan bersifat larutan heksasianoferat II dan III
sangat beracun
7. Menghasilkan gas tidak berwarna, membuat nyala Gas O2 dari peroksida dan alkali
api membesar peroksida
8. Menghasilkan gas tidak berwarna , berbau pedas Gas CO2 dan HCNO dari sianat.
dan membuat keruh air kapur.

IV. ALAT DAN BAHAN


Tabel 3. Daftar alat yang digunakan
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Tabung reaksi - 1 set
2 Rak tabung reaksi - 1 buah
3 Batang pengaduk - 1 buah
4 Pipa pengalir gas - 1 buah
5 Kompor gas - 1 buah
6 Spatula - 1 buah
7 Gelas ukur 100 mL 1 buah
8 Pipet tetes - 3 buah
9 Plat tetes - 1 buah
10 Gelas kimia 100 mL 5 buah

Tabel 4. Daftar bahan yang digunakan


No Nama Bahan Jumlah
1 H2SO4 encer Secukupnya
2 H2SO4 pekat Secukupnya
3 Larutan Ca(OH)2 Secukupnya
4 Larutan K2Cr2O7 Secukupnya
5 Larutan Pb(CH3COO)2 Secukupnya
6 Larutan NH4OH Secukupnya
7 Larutan KI beramilum Secukupnya
8 Kertas Lakmus Secukupnya
9 Kertas saring Secukupnya
10 Larutan fuschin Secukupnya
11 Larutan CdSO4 Secukupnya
11 Sampel unknown x Secukupnya

V. PROSEDUR KERJA
A. Identifikasi dengan H2SO4 encer
1) Tabung reaksi diisi dengan H2SO4 encer dan ditambahkan 0,1 gram sampel
padat non-logam.
2) Dimati perubahan kimia yang terjadi dan bila perlu dilakukan pemanasan.
3) Dicatat sifat fisik gas yang dihasilkan seperti bau, warna dan bentuk gas.
4) Gas yang dihasilkan dialirkan ke dalam larutan Ca(OH)2 dan dicatat
perubahannya.
5) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas yang telah dibasahi oleh
larutan KI beramilum dan dicatat perubahan fisiknya.
6) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas yang telah basah oleh larutan
K2Cr2O7 berasam dan catat perubahan fisiknya.
7) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas yang telah dibasahi oleh
larutan Pb(CH3COO)2 dan catat perubahan fisik yang terjadi.
8) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas lakmus biru dan catat
perubahan yang terjadi.
9) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan nyala api dan catat perubahan
fisiknya.
10) Gas yang dihasilkan dialirkan ke dalam larutan fuschin dan catat
perubahan fisiknya.
11) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas yang telah dibasahi oleh
larutan CdSO4 dan catat perubahan fisik yang terjadi.
B. Identifikasi dengan H2SO4 pekat
1) Tabung reaksi diisi dengan 1,5 mL H2SO4 pekat dan tambahkan 0,1 gram
sampel padat non-logam
2) Diamati perubahan kimia yang terjadi dan panaskan secara perlahan bila
belum terjadi perubahan kimia
3) Dicatat sifat fisik gas yang dihasilkan seperti bau, warna dan bentuk gas
4) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan batang gelas yang telah basah oleh
NH4OH dan dicatat perubahan fisik yang terjadi
5) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas yang telah basah oleh larutan
KI beramilum dan dicatat perubahan fisik yang terjadi
6) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas lakmus merah atau biru dan
dicatat perubahan fisik yang terjadi
7) Gas yang dihasilkan dialirkan ke dalam larutan Ca(OH)2 dan dicatat
perubahannya
8) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan nyala api dan dicatat perubahan
fisiknya

VI. HASIL PENGAMATAN


Tabel 5. Hasil Pengamatan
No Sampel Asam Perlakuan Hasil Pengamatan
pengidentifikasi
anion
1 Sampel H2SO4 encer Direaksikan dalam Menghasilkan gelembung gas
unknow tabung reaksi bening tak berwarna dan tak
nx berbau
Mengalirkan gas ke Gas yang terbentuk
dalam larutan mengeruhkan larutan Ca(OH)2
Ca(OH)2

Menutup ujung Tidak terjadi perubahan warna


tabung reaksi pada kertas saring
dengan kertas saring
yang telah ditetesi
larutan KI
beramilum
Menutup ujung Tidak terjadi perubahan warna
tabung reaksi pada kertas saring
dengan kertas saring
yang telah ditetesi
larutan K2Cr2O7
berasam
Menutup ujung Tidak terjadi perubahan warna
tabung reaksi pada kertas saring
dengan kertas saring
yang telah ditetesi
larutan
Pb(CH3COO)2
Uji dengan kertas Tidak terjadi perubahan warna
lakmus biru pada kertas lakmus biru

Mengalirkan gas Tidak terjadi perubahan warna


yang dihasilkan ke pada larutan fuschin
dalam larutan
fuschin

Menutup ujung Tidak terjadi perubahan warna


tabung reaksi pada kertas saring
dengan kertas saring
yang telah ditetesi
larutan CdSO4
Uji nyala api Tidak menghasilkan nyala
dengan warna yang berbeda
H2SO4 pekat Direaksikan dalam  Berbuih
tabung reaksi  Menghasilkan banyak
gelembung
 Berwarna putih
 Jika didiamkan lama-
kelamaan menjadi bening
Gas ditangkap  Tidak menghasilkan
dengan batang gelas perubahan
yang dibasahi  Tidak menghasilkan kabut
larutan NH4OH putih
Uji kertas saring Tidak terjadi perubahan warna
yang ditetesi larutan pada kertas saring
KI beramilum
Uji dengan kertas Mengubah warna kertas lakmus
lakmus biru menjadi merah muda

VII. PEMBAHASAN
A. Identifikasi Sampel 3 menggunakan asam sulfat encer
Pada tahap ini dilakukan uji terhadap sampel 3. Saat sampel 3 yang berupa
serbuk berwarna putih direaksikan dengan H2SO4 encer, menghasilkan larutan bening
tak berwarna. Dalam pengujian digunakan asam sulfat karena asam sulfat tergolong
ke dalam jenis asam kuat yang di dalam pelarut air akan terionisasi hampir sempurna
menghasilkan ion H3O+. Dengan adanya anion lain dalam asam sulfat
memungkinkan terbentuknya senyawa asam yang baru. Berikut ini reaksi ionisasi
asam sulfat dalam air.
H2SO4+ H2O → H3O+ + SO42-
Kemudian ion H3O+ (hidronium) ini akan bereaksi dengan anion menghasilkan asam
seperti pada reaksi berikut.
X- + H3O+ → HX + H2O
Pada saa sampel direaksikan dengan H2SO4 encer menghasilkan gelembung gas tak
berwarna dan tak berbau. Untuk mengidentifikasi jenis gas yang terbentuk dari
reaksi tersebut dilakukan uji selanjutnya menggunakan larutan Ca(OH)2. Pertama
sampel yang telah dilarutkan dalam asam sulfat encer dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan. Pada proses pemanasan dihasilkan gas tak berwarna
dan tak berbau yang kemudian dialirkan ke dalam larutan Ca(OH) 2. Larutan
Ca(OH)2 merupakan larutan yang berwarna bening keruh. Seletah dialirkan gas hasil
pemanasan, warna larutan Ca(OH)2 semakin keruh. Hal tersebut disebabkan karena
terdapatnya gas karbon dioksida (CO2) yang bereaksi dengan Ca(OH)2 membentuk
CaCO3 yang menyebabkan warna larutan menjadi semakin keruh. Berikut ini
persamaan reaksi antara karbon dioksida dengan air kapur.
Ca(OH)2(aq) + CO2(g) → CaCO3(s) + H2O(l)
Dengan adanya kandungan gas CO2 pada sampel mengidikasikan terdapat
kandungan anion karbonat (CO32-) atau bikarbonat (HCO3-).
Tahap selanjutnya dilakukan pengujian sampel menggunakan larutan KI beramilum,
larutan K2Cr2O7, larutan Pb(CH3COO)2, larutan CdSO4, kertas lakmus biru dan
larutan fuscin asam namun menunjukkan hasil yang negatif.
B. Identifikasi Sampel 3 menggunakan asam sulfat pekat
Pada tahap ini dilakukan uji menggungakan larutan asam sulfat pekat, yang
mana serbuk sampel 3 direaksikan dengan asam sulfat pekat menghasilkan buih
berwarna putih yang lama kelamaan menghilang dan menjadi bening tak berwarna.
Pertama, dilakukan uji menggunakan larutan NH4OH, larutan KI beramilum yang
dibasahkan pada kertas saring menghasilkan hasil yang negatif. Selanjutnya
dilakukan uji menggunakan kertas lakmus biru, yang mana gas yang dihasilkan pada
proses pemanasan sampel menyebabkan kertas lakmus biru berubah menjadi merah
pucat. Hal tersebut tidak dapat dikatakan bahwa di dalam sampel terdapat anion
yang bersifat asam, karena pada pengujian kertas lakmus biru menggunakan asam
sulfat encer tidak terdapat perubahan warna pada kertas lakmus. Pada pengujian
menggunakan asam sulfat pekat, dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi
merah pucat, kemungkinan disebabkan karena sebelumnya telah ditambahkan asam
sulfat pekat, yang mana diketahui asam sulfat merupakan asam kuat yang
menyebabkan terbentuknya ion H+ lebih banyak dan dapat memerahkan kertas
lakmus biru. Sehingga, pada pengujian ini tidak dapat dikatakan sampel
mengandung anion yang bersifat asam.

VIII. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pada sampel 3 mengandung anion karbonat (CO32-) dan anion bikarbonat
(HCO3-) yang telah terbukti melalui pengujian menggunakan asam sulfat encer.

JAWABAN PERTANYAAN
1) Identifikasi tersebut di atas menggunakan asam sulfat. Jelaskan apakah mungkin
menggunakan asam klorida?
Jawab:
Pada identifikasi anion dari padatan, penggunaan H2SO4 dapat digantikan
dengan HCl untuk beberapa reaksi saja, misalnya reaksi identifikasi anion NO 2-.
Namun pada uji identifikasi anion lain penggunaan HCl tidak bisa dilakukan
karena keterbatasan sifat dari HCl. HCl hanya bertindak sebagai asam sedangkan
H2SO4 dapat bertindak sebagai asam dan sebagai oksidator kuat. Misalnya, pada uji
identifikasi anion Br-, I-, H2SO4 tidak bisa digantikan dengan HCl karena dalam hal
ini asam sulfat berfungsi sebagai oksidator. Jadi, pada uji identifikasi anion yang
memerlukan oksidator kuat dari H2SO4 yang tidak dapat digantikan oleh HCl.
Namun, apabila karena suatu hal tidak terdapat H2SO4, maka dapat digantikan
dengan HNO3 hal ini disebabkan karena HNO3 adalah oksidator kuat pula.
2) Untuk prosedur identifikasi sampel unknown saat direaksikan dengan mengalirkan
gas ke dalam larutan Ca(OH)2, tuliskan reaksi lengkap yang terjadi!
Jawab:
Pada prosedur identifikasi sampel unknown terjadi reaksi sebagai berikut:
CO2(g) + Ca2+(aq) + 2OH-(aq) → CaCO3(s) + H2O(l)
Reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut.
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l)

DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Sodig, dkk. 2004. Common Text Book Kimia Analitik I. Malang : Universitas Negeri
Malang.
Selamat, I N., dan Wiratma, I G.L. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Singaraja:
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja
Selamat, I N., dan Wiratma, I G.L. 2001. Buku Penuntun Belajar Kimia Analatik Kualitatif.
Singaraja : IKIP Negeri Singaraja.
Svehla, E. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Vogel, A. I. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT. Kalman
Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai