OLEH :
V. PROSEDUR KERJA
A. Identifikasi dengan H2SO4 encer
1) Tabung reaksi diisi dengan H2SO4 encer dan ditambahkan 0,1 gram sampel
padat non-logam.
2) Dimati perubahan kimia yang terjadi dan bila perlu dilakukan pemanasan.
3) Dicatat sifat fisik gas yang dihasilkan seperti bau, warna dan bentuk gas.
4) Gas yang dihasilkan dialirkan ke dalam larutan Ca(OH)2 dan dicatat
perubahannya.
5) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas yang telah dibasahi oleh
larutan KI beramilum dan dicatat perubahan fisiknya.
6) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas yang telah basah oleh larutan
K2Cr2O7 berasam dan catat perubahan fisiknya.
7) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas yang telah dibasahi oleh
larutan Pb(CH3COO)2 dan catat perubahan fisik yang terjadi.
8) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas lakmus biru dan catat
perubahan yang terjadi.
9) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan nyala api dan catat perubahan
fisiknya.
10) Gas yang dihasilkan dialirkan ke dalam larutan fuschin dan catat
perubahan fisiknya.
11) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas yang telah dibasahi oleh
larutan CdSO4 dan catat perubahan fisik yang terjadi.
B. Identifikasi dengan H2SO4 pekat
1) Tabung reaksi diisi dengan 1,5 mL H2SO4 pekat dan tambahkan 0,1 gram
sampel padat non-logam
2) Diamati perubahan kimia yang terjadi dan panaskan secara perlahan bila
belum terjadi perubahan kimia
3) Dicatat sifat fisik gas yang dihasilkan seperti bau, warna dan bentuk gas
4) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan batang gelas yang telah basah oleh
NH4OH dan dicatat perubahan fisik yang terjadi
5) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas yang telah basah oleh larutan
KI beramilum dan dicatat perubahan fisik yang terjadi
6) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan kertas lakmus merah atau biru dan
dicatat perubahan fisik yang terjadi
7) Gas yang dihasilkan dialirkan ke dalam larutan Ca(OH)2 dan dicatat
perubahannya
8) Gas yang dihasilkan ditangkap dengan nyala api dan dicatat perubahan
fisiknya
VII. PEMBAHASAN
A. Identifikasi Sampel 3 menggunakan asam sulfat encer
Pada tahap ini dilakukan uji terhadap sampel 3. Saat sampel 3 yang berupa
serbuk berwarna putih direaksikan dengan H2SO4 encer, menghasilkan larutan bening
tak berwarna. Dalam pengujian digunakan asam sulfat karena asam sulfat tergolong
ke dalam jenis asam kuat yang di dalam pelarut air akan terionisasi hampir sempurna
menghasilkan ion H3O+. Dengan adanya anion lain dalam asam sulfat
memungkinkan terbentuknya senyawa asam yang baru. Berikut ini reaksi ionisasi
asam sulfat dalam air.
H2SO4+ H2O → H3O+ + SO42-
Kemudian ion H3O+ (hidronium) ini akan bereaksi dengan anion menghasilkan asam
seperti pada reaksi berikut.
X- + H3O+ → HX + H2O
Pada saa sampel direaksikan dengan H2SO4 encer menghasilkan gelembung gas tak
berwarna dan tak berbau. Untuk mengidentifikasi jenis gas yang terbentuk dari
reaksi tersebut dilakukan uji selanjutnya menggunakan larutan Ca(OH)2. Pertama
sampel yang telah dilarutkan dalam asam sulfat encer dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan. Pada proses pemanasan dihasilkan gas tak berwarna
dan tak berbau yang kemudian dialirkan ke dalam larutan Ca(OH) 2. Larutan
Ca(OH)2 merupakan larutan yang berwarna bening keruh. Seletah dialirkan gas hasil
pemanasan, warna larutan Ca(OH)2 semakin keruh. Hal tersebut disebabkan karena
terdapatnya gas karbon dioksida (CO2) yang bereaksi dengan Ca(OH)2 membentuk
CaCO3 yang menyebabkan warna larutan menjadi semakin keruh. Berikut ini
persamaan reaksi antara karbon dioksida dengan air kapur.
Ca(OH)2(aq) + CO2(g) → CaCO3(s) + H2O(l)
Dengan adanya kandungan gas CO2 pada sampel mengidikasikan terdapat
kandungan anion karbonat (CO32-) atau bikarbonat (HCO3-).
Tahap selanjutnya dilakukan pengujian sampel menggunakan larutan KI beramilum,
larutan K2Cr2O7, larutan Pb(CH3COO)2, larutan CdSO4, kertas lakmus biru dan
larutan fuscin asam namun menunjukkan hasil yang negatif.
B. Identifikasi Sampel 3 menggunakan asam sulfat pekat
Pada tahap ini dilakukan uji menggungakan larutan asam sulfat pekat, yang
mana serbuk sampel 3 direaksikan dengan asam sulfat pekat menghasilkan buih
berwarna putih yang lama kelamaan menghilang dan menjadi bening tak berwarna.
Pertama, dilakukan uji menggunakan larutan NH4OH, larutan KI beramilum yang
dibasahkan pada kertas saring menghasilkan hasil yang negatif. Selanjutnya
dilakukan uji menggunakan kertas lakmus biru, yang mana gas yang dihasilkan pada
proses pemanasan sampel menyebabkan kertas lakmus biru berubah menjadi merah
pucat. Hal tersebut tidak dapat dikatakan bahwa di dalam sampel terdapat anion
yang bersifat asam, karena pada pengujian kertas lakmus biru menggunakan asam
sulfat encer tidak terdapat perubahan warna pada kertas lakmus. Pada pengujian
menggunakan asam sulfat pekat, dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi
merah pucat, kemungkinan disebabkan karena sebelumnya telah ditambahkan asam
sulfat pekat, yang mana diketahui asam sulfat merupakan asam kuat yang
menyebabkan terbentuknya ion H+ lebih banyak dan dapat memerahkan kertas
lakmus biru. Sehingga, pada pengujian ini tidak dapat dikatakan sampel
mengandung anion yang bersifat asam.
VIII. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pada sampel 3 mengandung anion karbonat (CO32-) dan anion bikarbonat
(HCO3-) yang telah terbukti melalui pengujian menggunakan asam sulfat encer.
JAWABAN PERTANYAAN
1) Identifikasi tersebut di atas menggunakan asam sulfat. Jelaskan apakah mungkin
menggunakan asam klorida?
Jawab:
Pada identifikasi anion dari padatan, penggunaan H2SO4 dapat digantikan
dengan HCl untuk beberapa reaksi saja, misalnya reaksi identifikasi anion NO 2-.
Namun pada uji identifikasi anion lain penggunaan HCl tidak bisa dilakukan
karena keterbatasan sifat dari HCl. HCl hanya bertindak sebagai asam sedangkan
H2SO4 dapat bertindak sebagai asam dan sebagai oksidator kuat. Misalnya, pada uji
identifikasi anion Br-, I-, H2SO4 tidak bisa digantikan dengan HCl karena dalam hal
ini asam sulfat berfungsi sebagai oksidator. Jadi, pada uji identifikasi anion yang
memerlukan oksidator kuat dari H2SO4 yang tidak dapat digantikan oleh HCl.
Namun, apabila karena suatu hal tidak terdapat H2SO4, maka dapat digantikan
dengan HNO3 hal ini disebabkan karena HNO3 adalah oksidator kuat pula.
2) Untuk prosedur identifikasi sampel unknown saat direaksikan dengan mengalirkan
gas ke dalam larutan Ca(OH)2, tuliskan reaksi lengkap yang terjadi!
Jawab:
Pada prosedur identifikasi sampel unknown terjadi reaksi sebagai berikut:
CO2(g) + Ca2+(aq) + 2OH-(aq) → CaCO3(s) + H2O(l)
Reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut.
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l)
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Sodig, dkk. 2004. Common Text Book Kimia Analitik I. Malang : Universitas Negeri
Malang.
Selamat, I N., dan Wiratma, I G.L. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Singaraja:
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja
Selamat, I N., dan Wiratma, I G.L. 2001. Buku Penuntun Belajar Kimia Analatik Kualitatif.
Singaraja : IKIP Negeri Singaraja.
Svehla, E. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Vogel, A. I. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT. Kalman
Media Pustaka