Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI

MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS


KELOMPOK IV

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sering kita ketahui bahwa pada beberapa tahun terakhir telah banyak
perusahaan yang memanfaatkan solusi dengan teknologi informasi untuk
mengoptimasi proses bisnis yang dimilikinya, tetapi terkadang solusi yang mereka
kembangkan masih belum sempurna (setengah-setengah). Mereka membangun solusi
teknologi informasi tersebut dalam beberapa sistem yang terpisah, bukan dalam satu
kesatuan. Sistem yang dibangun biasanya terbagi berdasarkan unit kerja, atau
berdasarkan proses bisnis yang ada.

Sistem yang dibangun berdasarkan unit kerja, atau berdasarkan proses bisnis
yang ada dapat menimbulkan beberapa masalah ketika suatu saat terdapat proses
bisnis yang membutuhkan adanya kolaborasi ataupun pertukaran informasi antar unit
kerja atau antar proses bisnis untuk menyelesaikan rangkaian prosesnya tersebut.
Tentunya hal ini tidak akan dapat ditangani dengan solusi teknologi informasi model
seperti ini. Karena sesungguhnya solusi teknologi informasi seperti ini sudah sangat
tidak relevan untuk digunakan pada dunia bisnis saat ini.

Sistem informasi merupakan suatu pengaturan sekelompok elemen-elemen


yang terdiri atas sekelompok orang, proses, data dan teknologi informasi yang saling
berinteraksi untuk mendukung dan meningkatkan kegiatan operasional bisnis maupun
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan. Dalam suatu peta proses bisnis,
perusahaan harus mempunyai tujuan tertentu, seperti membuat model untuk
membentuk sistem manufaktur yang baru, melakukan analisis performansi dari suatu unit
manufaktur tertentu, melakukan analisis biaya ataupun melakukan re-desain dari sistem
informasi. Peta proses bisnis merupakan gambaran aliran informasi pada level
tertinggi yang berhubungan dengan aktivitas yang diberikan.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 1
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Maka dari itu, PT. TI Holding ingin memebeli seluruh saham dari PT. Tami Jaya
yang merupakan sebuah produsen mini 4WD yang telah memiliki brand yang unggul,
hanya saja PT. Tami Jaya bukanlah sebuah perusahaan yang memiliki manajemen yang
modern. Dan dengan membeli seluruh saham PT. Tami Jaya, PT. TI Holding ingin
melakukan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam memodelkan pemetaan proses bisnis PT. Tami Jaya ini kami
menggunakan IDEF0 sebagai suatu model dalam organisasi manufaktur. Sehingga
dapat membantu dalam membuat identifikasi fungsi-fungsi apa yang dilaksanakan,
apa yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, apa kebaikan dari
sistem yang ada dan memahami proses yang terjadi.

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum pemetaan proses bisnis dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
 Tujuan Umum
Tujuan umum dari praktikum pemetaan proses bisnis adalah sebagai berikut :
1. Mampu menganalisis dan memetakan proses-proses bisnis dalam suatu
perusahaan.
2. Mengenal berbagai pendekatan dalam memodelkan informasi dalam perusahaan.
3. Mampu mendesain suatu model informasi dengan menggunakan salah satu
pendekatan IDEF0.

 Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus diadakannya praktikum proses pemetaan bisnis adalah
sebagai berikut :
1. Mampu menggunakan suatu alat permodelan informasi untuk menciptakan dan
mendekomposisikan proses bisnis.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 2
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

2. Mampu memetakan proses bisnis dalam manajemen produksi dan material pada
khususnya dan proses bisnis perusahaan secara keseluruhan pada umumnya ke
dalam suatu model informasi.

1.4 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah yang kami gunakan dalam praktikum modul 1 tentang
pemetaan proses bisnis ini adalah pada pemetaan proses bisnis pada perusahaan PT.
Tami Jaya yang memproduksi Mini 4 WD dengan menggunakan metode IDEF0. Serta
pada analisis dan rekomendasi yang dianjurkan untuk memperbaiki system pada PT.
Tami Jaya.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan pada laporan ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan
masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori berisi mengenai definisi dan penjelasan tentang sistem, informasi,
sistem informasi, pendekatan IDEF0 dalam analisis dan perancangan sistem
informasi, serta pembuatan sistem informasi tersebut.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Metodologi praktikum berisi tentang alur proses pelaksanaan praktikum.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang gambar diagram IDEF0 yang memetakan proses bisnis serta skenario
dan juga aktivitas-aktiviatas yang terdapat dalam setiap departemen-departemn yang
ada.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 3
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS


Pada pembahasan dan análisis berisi tentang pembahasan dan analisa mengenai peta-
peta proses bisnis dalam perusahaan mini 4WD, serta rekomendasi mengenai
kekurangan dari sistem yang telah dijalankan.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari praktikum.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 4
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemodelan Proses Bisnis


Model proses bisnis menjelaskan fungsi yang terkait dengan kegiatan bisnis,
yang meliputi masukan, kontrol, keluaran, dan mekanisme / sumber daya yang
digunakan dari kegiatan tersebut. Model ini dimanfaatkan untuk memahami
bagaimana tenaga kerja dan sumber daya yang ada digunakan untuk membuat
produk atau jasa bagi Pelanggan perusahaan. Juga untuk mengidentifikasi bagian-
bagian yang dapat diperbaiki, dibuat lebih efisien dan direkayasa ulang, dan
memberikan pemahaman tentang apakah Sistem / Aplikasi dapat diotomatisasi atau
merampingkan proses interaksi manusia atau mesin, dengan mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan sistem.
Model adalah represetasi dari kenyataan. seperti halnya sebuah gambar yang
melukiskan banyak kata, sehingga jika model ini dimasukan dalam lingkup sistem
ia dapat menerangkan seluruh aktivitas nyata dari sebuah sistem dalam bentuk yang
lebih sederhana dalam bentuk gambar. Model dapat dibuat pada sistem yang sudah
ada sebagai cara untuk memahami sistem tersebut dengan lebih baik atau untuk
sistem yang sedang di usulkan sebagai cara mendokumentasikan persyaratan bisnis
atau desain teknis.
A. Jenis model ada 2:
 Logical Model : menunjukkan apa sebenarnya sistem tersebut dan apa yang
dilakukannya. Model jenis ini sifantnya independent-implementation. Sehingga
dapat disimpulka model logika menggambarka esensi dari sebuah sistem.
 Physical Model : tidak hanya menunjukkan apa sebenarnya sistem tersebut /
apa yang dilakukannya tapi juga bagaimana sistem itu di implemetasikan secara

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 5
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

fisik dan teknis. Model jenis ini bersifat implementation-dependent karea


merefleksikan pilihan teknologi dan batasan pilihan teknologi itu.
B. konsep sistem untuk pemodelan proses
Sistem thinking merupakan aplikasi teori dan konsep sistem formal terhadap
pemecahan persoalan sistem. Teori dan konsep sistem membantu kita
bagaimana sistem dikelola dan bagaimana juga cara kerjanya. Teknik membantu
kita mengaplikasikan konsep dan teori untuk membangun sistem real-world.
C. Konsep Proses
Sistem adalah proses, penggunaan kata sistem bisa di deskripsikan sebagai
ide atau konstruksi. Orang berbicara mengenai sistem pendidikan, sistem
informasi, sistem manajemen, sistem bisnis atau sistem-sistem yang lain. Dalam
semua model sistem dari yang paling tua maupun yang paling sederhana, Sistem
itu adalah proses.
Dalam analisis sistem model digunakan untuk menyajikan sebuah sistem.
Model proses paling sederhana dari sebuah sistem didasarkan pada iput, output,
dan sistem itu sendiri-yang ditampilkan sebagai proses. Simbol proses
mendefinisikan batasan sistem dengan kata lain sistem itu berada dalam batasan
itu-proses.sedang diluar batasan itu adalah lingkungannya. Sistem
mempertukarkan input dan output dengan lingkungannya. Karena lingkungan
selalu berubah maka sistem yang di desain dengan baik memiliki loop umpan
balik dan control yang memungkinkan sistem menyesuaikan dirinya dengan
perubahan kondisi.
(www.docstoc.com/docs/33773389/Pemodelan-Proses)

Tiga macam kondisi yang menjadi prasyarat agar supaya aplikasi pendekatan
sistem dapat memberikan hasil yang memuaskan adalah:
1) Sasaran sistem didefinisikan secara jelas dan dapat dikenali, meskipun
kadangkala tidak dapat dikuantifikasikan.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 6
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

2) Proses pengambilan keputusan dalam sistem riil dilakukan dengan cara


sentralisasi yang logis
3) Skala perencanaannya jangka panjang.
Konsep dan teknik analisis sistem semula dikembangkan oleh para ahli
militer untuk keperluan mengeksplorasi dan mengkaji keseluruhan implikasi
yang diakibatkan oleh alternatif-alternatif strategi militer. Pendekatan ini
merupakan suatu strategi penelitian yang luas dan sistematik untuk
menyelesaikan suatu problem penelitian yang kompleks. Obyek penelitian
biasanya merupakan suatu sistem dengan kerumitan-kerumitan yang sangat
kompleks sehingga memerlukan pengabstraksian. Dalam hubungan inilah
dikenal istilah "model dan pemodelan".
Istilah pemodelan adalah terjemahan bebas dari istilah "modelling".
Untuk menghindari berbagai pengertian atau penafsiran yang berbeda-beda,
maka istilah "pemodel-an" dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas
pembuatan model. Sebagai landasan untuk lebih memahami pengertian
pemodelan maka diperlukan suatu penelaahan tentang "model" secara
spesifik ditinjau dari pendekatan sistem
(Prof Dr Soemarno, Pendekatan dan Pemodelan Sistem,hal 6)
Cara Pemodelan Proses Bisnis :
1. Menentukan tujuan, ruang lingkup, dan batasan
2. Pemahaman & memetakan proses yang berjalan
3. Mengukur kinerja proses
4. Menentukan akar masalah (root cause)
5. Mengidentifikasi perbaikan proses (Menggunakan cara ESIA) :
6. Implementasi perbaikan proses bisnis

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 7
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Gambar 2.1 Simbol used in flowmap

2.2 Sistem informasi


Sistem didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berinteraksi
dalam satu lingkaran tertentu untuk menampilkan fungsi-fungsi apapun yang di
butuhkan untuk mencapai tujuan sistem tersebut.
Informasi adalah data yang di olah menjadi bentuk yang berguna dan lebih
berarti bagi para penerimanya. Pengolahan tersebut dapat berupa pegurutan,
pengelompokan, konversi dan sebagainya.
Sistem informasi adalah Sistem informasi adalah pengaturan sekelompok
elemen – elemen yang terdiri atas sekelompok orang, proses, data dan teknologi
informasi yang saling berinteraksi untuk mendukung dan meningkatkan kegiatan
operasional bisnis maupun penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan. Istilah
data mengacu pada fakta mentah yang belum diolah, sementara informasi adalah
fakta yang sudah diolah, diorganisasikan, dapat memberi arti dan relevan dengan
tujuan pengolahannya. Sedangkan proses merupakan bagian yang melakukan
perubahan atau transfromasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 8
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Siklus informasi

Masukan Proses Keluaran


(Data) (Model) (Informasi)

Data
(Ditangkap) Penerima
Basis
Data

Hasil Tindakan
Tindakan Keputusan

Gambar 2.2 Siklus Informasi

1. Pelaku dalam Sistem Informasi


Berikut adalah pelaku – pelaku dalam sistem informasi :
 Sistem Owners
Membiayai pembangunan dan perawatan sistem. Mereka memiliki sistem,
menetukan prioritas sistem, dan menentukan kebijakan penggunaannya. Dalam
bebrapa kasus, sistem owners juga merupakan sistem users.
 Sistem Users
Pengguna sebenarnya dari sistem untuk mendukung atau menyeleseaikan dari
suatu pekerjaan. Sistem users mendefinisikan kebutuhan bisnis dan ekspektasi
performansi sistem yang akan dibangun.
 Sistem Designers
Spesialis teknis yang merancang sistem sesuai dengan kebutuhan user. Dalam
bebrapa kasus, sistem designers adalah juga sistem builders.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 9
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

 Sistem Builders
Spesialis teknis yang mengkonstruksi, menguji dan membuat sistem dapat
beroperasi.
 Sistem Analyst
Memfasilitasi pembangunan sistem informasi dan aplikasi komputer dengan
menjembatani celah komunikasi antara pelaku nonteknis (owners dan users)
dan teknis (designers dan builders).
 IT Vendors dan Consultant
Menyediakan perangkat keras, perangkat lunak, dan pelayanan berkaitan
dengan sistem informasi yang dibangun.
(Modul 1 praktikum PTI hal 6-7)

1. Konsep Dasar Sistem


Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat
hubungannya satu denganyang lain, yang berfungsi bersamasama untuk mencapai
tujuan tertentu.Secara sederhana,suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atauvariabel yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umu, yaitu :
o Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
o Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
o Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
o Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

2. Konsep Dasar Informasi


Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan
data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya
yang menggambarkan suatu Kejadiankejadian yang nyata yang digunakan untuk

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 10
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau


diolah atau diinterpretasi untuk digunakandalam proses pengabilan keputusan.

3. Komponen Sistem Informasi


Sistem informasi terdiri dari komponenkomponen yang disebut blok
bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model,
komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software,
komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling
berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai
sasaran.
a) Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini
termasuk metodedan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan,
yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
b) Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik
yang akanmemanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data
dengan cara yag sudahditentukan untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
c) Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d) Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan
untukmenerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
neghasilkan danmengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 11
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

e) Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem
informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih
mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan
mempermudah kerja dari sistem informasi.
f) Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan
memanipulasi datayang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu
informasi.
g) Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungansatu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan
menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang
dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk
efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management Sistem).
h) Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
te,peratur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalankegagalan sistem itu
sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian
perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-halyang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan
dapat langsung cepat diatasi.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 12
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

4. Arsitektur Sistem Informasi


Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan organisasi
masingmasing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan
efisiendiperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai
keinginan masingmasing organisasi. Guna dari sistem yang efektif dan efisien tidak
lain untuk mendapatkan keunggulan dalam berkompetisi.
Semua orang dapat menggunakan sistem informasi dalam organisasi, tetapi
faktor efisiensi setiap sistem adalah berbeda. Perlu diketahui, perubahan sistem,
baik besar maupun kecil, selalu akan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut :
Tingkat I : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan.
Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya.
Tingkat III : Pelaksanaan, menerapkan design ke dalam sistem.
Tingkat IV: Kontrol, memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan sesuai
dengan design
Tingkat V : Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang terjadi sesuai
dengan tujuan semula.
Tingkat VI : Tindak lanjut, melaksanakn perubahan sesuai dengan hasil
evaluasi yang ada.
Adapun tingkatan yang menjadi kunci yang digunakan untuk memecahkan
bagian masalah baik itu secara menyeluruh maupun per bagian, yaitu :

IDE DESIGN PELAKSANAAN EVALUASI

Gambar 2.3. tingkatan perubahan sistem


(http://apr1l-si.comuf.com/SI.pdf)

5. Klasifikasi Sistem Informasi


a. Transaction Processing Sistem (TPS)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 13
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Sistem informasi transaksi adalah sistem yang dirancang untuk


pemrosesan transaksi sehari-hari. Hal ini memungkinkan berbagai transaksi
tradisional digantikan oleh proses otomatis. Transaksi jenis ini memiliki
karakteristik, yaitu proses dalam dalam jumlah besar dan sifatnya rutin.
Sistem ini cocok digunakan untuk sistem kasir, baik itu supermarket,
perbengkelan ataupun sejenisnya. Sistem ini diimplementasikan untuk
menggantikan sistem manual, dengan tujuan meningkatkan efisiensi
transaksi, layanan pelanggan, dan mengurangi biaya transaksi. Untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan, sistem ini tidak jarang dibikin online.
b. Management Reporting Sistem (MRS)
Sistem manajemen pelaporan adalah sistem selanjutnya dari pengembangan
TPS. Sistem ini dibuat karena kurang memuaskannya TPS dilihat dari
sudut kepentingannnya bagi para pengambil keputusan. Komputer memiliki
kemampuan penghitungan cepat , dengan fungsi-fungsi logis tertentu, maka
dapat digunakan untuk menghasilkan informasi yang bearti bagi para
pengambil keputusan (manajemen). Sistem Informasi pelaporan lahir atas
dasar kepentingan ini, Yang selanjutnya sering disebut sebagai MRS.
MRS biasanya digunakan bersamaan dengan TPS. Sebagai contoh, sebuah
transaksi penjualan dapat diproses dengan menggunakan sebuah TPS untuk
mencatat penjualan dan informasi pelanggan. Â Sebuah MRS dapat lebih
memproses data ini untuk menghasilkan laporan penjualan rata-rata harian
atau pergerakan cepat barang.
c. Decision Support Sistem (DSS)
Sistem pendukung keputusan (DSS) didesain untuk membantu manajer
mengambil keputusan dengan meringkas atau membandingkan data dari
sumber daya yang berbeda. Mereka cocok untuk masalah semi-terstruktur
dan tidak terstruktur. Sistem pendukung keputusan sering memuat bahasa
permintaan, kemampuan analisis statistik, lembaran-lembaran, dan grafis

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 14
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

untuk membantu pengambil keputusan untuk mengevaluasi keputusan


mereka. DSS adalah jenis MIS yang dikembangkan secara jelas untuk
mendukung proses pengambilan keputusan. DSS memfasilitasi dialog antara
pengguna, yang sedang mempertimbangkan alternatif solusi masalah, dan
sistem, dengan membangun model dan mampu mengakses database. Tipe
proses DSS melibatkan pengambilan sebuah model dari model pokok dan
mengalokasikan data dari database.
d. Office Information Sistem (OIS)
Sistem informasi Kantor (OIS) dirancang untuk mendukung tugas-tugas
kantor dengan teknologi informasi. Surat suara, sistem multimedia, surat
elektronik, video conference, transfer file, dan bahkan keputusan kelompok
dapat dicapai dengan sistem informasi kantor. Tujuan akhir OIS adalah
untuk menciptakan lingkungan kantor di mana tidak perlu ada kertas yang
digunakan (lingkungan tanpa kertas ).
e. Executive Information Sistem and Support (EISS)
Sistem informasi eksekutif (EIS) dirancang untuk menghasilkan informasi
yang cukup abstrak untuk menyajikan seluruh operasi perusahaan dalam
versi yang disederhanakan untuk memuaskan manajemen senior.
karakteristisnya, manajer senior menggunakan berbagai variasi sumber
informasi informal, sehingga sistem komputerisasi informasi hanya mampu
memberikan bantuan terbatas. Namun, CEO, wakil presiden senior dan
eksekutif, dan dewan direksi juga perlu melacak kinerja perusahaan mereka
dan dari berbagai unit, menilai lingkungan bisnis, dan mengembangkanarah
strategis untuk masa depan perusahaan.
(http://www.apriza.net/blog/2010/05/klasifikasi-sistem-informasi/)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 15
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

2.3 Alat / Teknik Desain Sistem


Dalam melakukan desain sistem informasi terdapat berbagai alat atau
perangkat yang dapat digunakan, yaitu :
A. Rich Picture Diagram (RPD)
RPD adalah suatu diagram gambar menyerupai kartun yang efektif untuk
menggambarkan sebuah sistem yang kompleks, sehingga diharapkan analis /
peneliti dapat mengetahui situasi yang sedang dipelajari. RPD merupakan
sebuah gambar yang sederhana; menggunakan simbol garis, awan, lingkaran,
kotak, beberapa tulisan tangan, slogan dan panah yang menggambarkan
hubungan atau urutan waktu. RPD tidak memerlukan keahlian menggambar
tetapi hanya keahlian untuk mengimajinasikan suatu permasalahan.
Kegunaan RPD :
 RPD merupakan alat yang ideal dalam berkomunikasi dengan orang lain
mengenai situasi yang kompleks dan problematik.
 RPD menunjukkan dengan lebih jelas hubungan interkoneksi, dan akibat
langsung maupun tidak langsung.
 RPD membantu mengidentifikasi isu – isu potensial, konflik, dan
permasalahan dan menganalisa fakta – fakta dari permasalahan,
 RPD membantu memilih batasan dalam suatu masalah dan ruang lingkup
masalah.
(Modul 1 praktikum PTI, hal 8-9)

B. Context Diagram (Diagram Konteks)


Model berikutnya menjawab sejumlah pertanyaan yang muncul dalam
pembuatan statement of purpose. Context Diagram merupakan kejadian
tersendiri dari suatu diagram alir data. Dimana satu lingkaran
merepresentasikan seluruh sistem. Context Diagram ini harus berupa suatu

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 16
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

pandangan, yang mencakup masukan-masukan dasar, sistem-sistem dan


keluaran. Context Diagram merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram
aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara
keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang
ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama
menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data
dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta
aliran data-aliran daa menuju dan dari sistem diketahui penganalisis dari
wawancara dengan user dan sebagai hasil analisis dokumen.
Context diagram menggarisbawahi sejumlah karakteristik penting dari suatu
sistem:
 Kelompok pemakai, organisasi, atau sistem lain dimana sistem kita
melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.
 Data dimana sistem kita menerima dari lingkungan dan harus diproses
dengan cara tertentu.
 Data yang dihasilkan sistem kita dan diberikan ke dunia luar.
 Penyimpanan data yang digunakan secara bersama antara sistem kita
dengan terminator. Data ini dibuat oleh sistem dan digunakan oleh
lingkungan atau sebaliknya,, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh
sistem kita.
 Batasan antara sistem kita dan lingkungan.
Context Diagram dimulai dengan penggambaran terminator, aliran data, aliran
control penyimpanan, dasn proses tunggal yang menunjukkan keseluruhan
sistem. Bagian termudah adalah menetapkan proses (yang hanya terdiri dari
satu lingkaran) dan diberi nama yang mewakili sistem. Nama dalam hal ini
dapat menjelaskan proses atau pekerjaan atau dalam kasus ekstrim berupa
nama perusahaan yang dalam hal ini mewakili proses yang dilakukan

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 17
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

keseluruhan organisasi. Terminator ditunjukkan dalam bentuk persegi panjang


dan berkomunikasi langsung denga n sistem melalui aliran data atau
penyimpanan eksternal Antar terminator tidak diperbolehkan komunikasi
langsung. Pada kenyataannya hubungan antar terminator dilakukan, tetapi
secara definitif karena terminator adalah bagian dari lingkungan, maka tidak
relevan jika dibahas dalam context diagram
Context Diagram memiliki aturan sebagai berikut:
 Jika terdapat banyak terminator yang mempunyai banyak masukan dan
keluaran diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu kali sehingga
mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan ditandai secara khusus
untuk menjelaskan bahwa terminator yang dimaksud adalah identik. Tanda
tersebut dapat berupa asterik (*) atau pagar (#).
 Jika terminator mewakili individu sebaiknya diwakili oleh peran yang
dimainkan personil tersebut. Alasan pertama adalah personil yang
berfungsi untuk melakukan itu dapat berganti sedang Context Diagram
harus tetap akurat walaupun personil berganti. Alasan kedua adalah
seorang personil dapat memainkan lebih dari satu peran.
 Karena fokus uitama adalah mengembangkan model, maka penting untuk
membedakan sumber (resource) dan pelaku (handler)., pelaku adalah
mekanisme, perangkat atau media fisik yang mentransportasikan data
ke/dari sistem, karena pelaku seringkali familier dengan pemakai dalam
implementasi sistem berjalan, maka sering menonjol sebagai sesuatu yang
harus digambarkan lebih dari sumber data itu sendiri. Sedangkan sistem
baru dengan konsep pengembangan teknologinya membuat pelaku menjadi
sesuatu yang tidak perlu digambarkan.
(http://dhamidin.files.wordpress.com/2008/01/handout-6.pdf)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 18
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

C. IDEF0 (Function Modeling Method)


IDEF0 metode dalam mendesain yang digunakan untuk mengambil
keputusan, aksi yang dilakukan (action) dan kegiatan yang dikenakan pada
organisasi ataupun sistem. IDEF0 didasarkan pada pembangunan secara
grafik(graphical language), analisis struktur(Structured Analysis) dan teknik
pendesainan. Kegunaan dari IDEF0 yaitu untuk membantu dalam menganalisa
sistem serta berguna untuk memelihara komunikasi yang baik antara sistem
analis dengan konsumen sistem.

Gambar dibawah adalah gambanr mengenai IDEF 0 Box dan Arrow Diagram

Controls

Inputs Manufacturing Outputs

Function

Mechanisme

Gambar 2.4 Struktur Kotak Fungsi IDEF0

D. IDEF1 (Information Modeling Method)


IDEF1 metode dalam mendesain baik itu analisis maupun untuk
mengkomunikasikan dalam masuknya permintaan dari konsumen. IDEF1
secara umum digunakan untuk mengidentifikasi informasi apa saja yang dapat
digunakan dalam mengatur organisasi, selain itu juga untuk menentukan
factor mana yang menyebabkan terjadinya masalah yang disebabkan oleh

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 19
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

kekurangan informasi dari pihak management sehingga dapat segera dianalisis


dan yang terakhir IDEF1 berguna untuk menentukan informasi yang lebih
detail mana yang akan diimplementasikan.
E. IDEF 2 (Dynamics Modeling Method)
IDEF 2 digunakan untuk membuat model dinamis dimana digambarkan
berbagai macam karakteristik perilaku atau reaksi waktu dari sebuah sistem
yang dimodelkan atau area subjeknya.
F. IDEF 3 (Proccess Description Capture Method)
IDEF3 yaitu melakukan proses penggambaran mengenai deskripsi dari
metode untuk melakukan pengumpulan dan pembuatan dokumentasi. IDEF3
mendeskripsikan mana yang didahulukan antara situasi maupun kejadian
nyata yang diimplementasikan kedalam domain ahliuntuk pembangunan dari
model struktur dengan menuangkan pengetahuan mengenai bagaimana sistem
akan dibangun, bagaimana prosesnya, ataupun bagaimana organisasinya
bekerja.
G. IDEF 4 (Object Oriented Desain Method)
Metode pemodelan dari IDEF4 digunakan sebagai petunjuk atau penuntun
dalam memeriksa atau mengawasi jalannya kebenaran dari sistem. IDEF4 ini
mengadaptasi pola pemodelan object dimana seperti menggunakan larger
sistem development framework dimana diharapka tidak terjadinya kegandaan
arti didalamnya dalam metode analisis sistemnya (meminimalkan terjadi
ambigus).
H. IDEF5 (Integration DEFinition)
Tujuan IDEF5 adalah untuk mengarahkan seseorang sehingga menjadi
mampu dalam mengaplikasikan IDEF5 untuk mengembangkan dan mengatur
ontologi seefektif mungkin.
Secara singkat, IDEF5 ontology development process berisi lima (5) kegiatan
berikut ini:

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 20
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Organizing and Scoping . Kegiatan ini melibatkan menentukan tujuan,


pandangan dan konteks bagi proyek pengembangan ontologi dan
memberikan peran kepada anggota tim.
Data Collection . Kegiatan ini melibatkan melndaptkan data mentah yang
dibutuhkan bagi pengembangan ontologi.
Data Analysis . Kegiatan ini melibatkan menganalisis data untuk
memfasilitasi ekstraksi ontologi.
Initial Ontology Development. Kegiatan ini melibatkan mengembangkan
ontologi pendahuluan dari data yang didapat.
Ontology Refinement and Validation. Kegiatan ini melibatkan me-refine dan
memvalidasi ontologi untuk menyelesaikan proses pengembangan.
(http://willmen46.wordpress.com/2007/09/21/idef-integrated-definition-methods/)

Secara detail, kotak aktivitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :


a. Input merupakan obyek yang akan diproses ataupun akan mengalami
transformasi, dimana input ini dapat berupa obyek fisik atau informasi.
b. Kontrol merupakan bentuk obyek – obyek informasi yang digunakan untuk
mengatur atau mensinkronisasikan pelaksanaan fungs/proses tertentu.
c. Mekanisme merupakan sumber daya yang bertugas melaksanakan fungsi /
proses tertentu. Mekanisme dapat berupa sumber daya fisik maupun
informasi.
d. Output merupakan obyek yang dihasilkan oleh fungsi atupun proses
transformasi tertentu. Output dari suatu fungsi dapat menjadi input untuk
fungsi yang lain.
(Modul 1 praktikum PTI, hal 10)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 21
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Arus prosedur pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :

Mulai

Observasi Studi Pustaka


Lapangan

Perumusan
Masalah

Tujuan Praktikum

Identifikasi entitas,
aliran informasi
dan data

Pembuatan
Context Diagram
dan IDEF0

Analisis Proses
Bisnis

Selesai

Gambar 3.1 Metodologi Praktikum

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 22
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

BAB IV
PENGUMPULAN DATA

Aktivitas proses bisnis pada PT. Tami Jaya adalah sebagai berikut:

 Menentukan kebijakan harga


 Mempromosikan produk
 Memberikan penjelasan pada masyarakat
 Menyusun segmen pasar
 Menyiapkan perangkat promosi (publikasi dan pengiklanan)
 Melakukan promo penjualan
 Melakukan penjualan produk
 Menyajikan laporan keuangan
 Melakukan pengambilan data
 Memutuskan tentang investasi
 Membiayai kegiatan usaha
 Membagi deviden suatu perusahaan
 Memaksimumkan nilai perusahaan
 Mengembangkan produk dan mengawasi kualitas
 Mengelola bisnis, inovasi teknologi
 Membuat assembly chart
 Membuat peta proses operasi
 Membuat diagram aliran
 Menentukan operasi kerja
 Membuat presedence diagram
 Menentukan stasiun kerja
 Menghitung dan mencatat waktu tiap operasi kerja
 Melakukan uji kecukupan dan keseragaman data
 Mengadakan barang dan jasa
 Menyimpan peralatan dan fasilitas
 Melakukan pengangkutan dan perawatan
 Mendistribusikan barang dan jasa
 Membuat saluran distribusi
 Memesan bahan baku

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 23
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

 Membeli bahan baku


 Merekrut karyawan
 Melakukan pelatihan dan pengembangan SDM
 Mengawasi kinerja karyawan
 Memecat karyawan
 Memberikan reward dan sangsi pada karyawan
 Melakukan perhitungan waktu normal
 Melakukan proses perakitan tamiya
 Membuat plot data historis permintaan
 Mengkonversi data
 Melakukan peramalan
 Memilih salah satu peramalan dengan eror terkecil
 Melakukan validasi hasil peramalan
 Menghitung waktu baku
 Melakukan pengukuran kerja dengan motion time study
 Menentukan keseimbangan lintasan
 Menganalisa kegagalan proses
 Meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja
 Menyusun rencana agregat produksi
 Menyusun jadwal induk produksi
 Membuat perencanaan kapasitas produksi (CRP)
 Menentukan jadwal pemesanan material (MRP)
 Mengidentifikasi sebab terjadinya variabilitas produk
 Menentukan parameter kualitas dan proses produk
 Mengkonversikan banyak kegagalan ke dalam biaya kegagalan kualitas
 Melakukan inspeksi pada bahan baku
 Melakukan inspeksi pada proses produksi
 Melakukan inspeksi pada produk jadi
 Mengimplementasi berbagai komponen teknologi informasi
 Membuat arus informasi perusahaan
 Mengotomatisasi sistem pada perusahaan
 Membuat website perusahaan

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 24
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Gambar 4.1 IDEF A-0 Level 0

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 25
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Gambar 4.2 IDEF0 A0 Level 1

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 26
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Gambar 4.3 IDEF0 Level 2 Dekomposisi A2

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 27
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Gambar 4.4 IDEF0 Level 2 Dekomposisi A3

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 28
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Gambar 4.5 IDEF0 Level 2 Dekomposisi A4

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 29
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Gambar 4.6 IDEF0 Level 3 Dekomposisi A4-5

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 30
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

Gambar 4.7 IDEF0 level 2 Dekomposisi A5

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 31
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisis IDEF0 Level 0


Pada gambar 4.1 IDEF0 level nol dapat dijelaskan untuk memproduksi produk
tamiya perusahaan menjalankan operasional PT tami jaya dengan input berupa SOP
lama, keinginan konsumen, material dan demand yang nantinya akan mengalaimi
proses transformasi sehingga menghasilkan output berupa mini 4 WD. Semua tahap
atau proses bisnis di kontrol oleh kebijakan perusahaan , standarisasi sehingga proses
yang di lakukan benar- benar di kontrol. Sedangkan mekanisme perusahaan ini adalah
fasilitas produksi merupakan mekanisme yang berupa non SDM dan staf dan
menajemen yang merupakan mekanisme yang berupa SDM untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan berkualitas.
5.2 Analisis IDEF0 A0 Level 1
IDEF0 A0 level 1 pada gambar 4.2 merupakan dekomposisi dari IDEF0 A-0.
Pada IDEF0 terdiri atas aktivitas-aktivitas yang terdapat pada pengelolaan
operasional PT TAMI JAYA. Dimulai dari aktivitas merevisi SOP lama yang
bertujuan untuk menghasilkan Standar Operasional Perusahan yang baru. Pihak yang
terkait dalam melakukan kebijakan ini adalah staff Human and Research
Development dengan kebijakan perusahaan sebagai kontrolnya. Kemudian SOP baru
digunakan sebagai masukan untuk melakukan penelitian dan pengembangan lebih
lanjut. Staff Research and Development dan fasilitas seperti riset dan teknologi
merupakan kedua hal yang digunakan untuk melakukan aktifitas penelitian dan
pengembangan. Keluaran dari aktifitas ini akan menghasilkan spesifikasi produk
tamiya berdasarkan input dari keinginan konsumen. Kemudian dengan didapatkannya
spesifikasi produk akan digunakan untuk mengelola logistik yang salah satu
fungsinya adalah untuk pengadaan barang dan jasa. Keluaran dari aktifitas
pengelolaan logistik adalah material siap pakai dan alur distribusi yang nantinya alur

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 32
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

distribusi ini akan menjadi control di dalam memasarkan produk mini 4 WD.
Aktifitas ini akan dikontrol oleh kapasitas gudang dan spesifikasi produk. Dengan
melibatkan staff logistik dan transportasi sebagai pihak yang terkait. Dari material
yang siap pakai sebagai inputnya akan dilanjutkan dengan aktifitas di lantai produksi
untuk memproduksi tamiya. Input lainnya adalah demand. Demand dibutuhkan
karena untuk mengetahui seberapa besar jumlah yang akan diproduksi. Staff bagian
produksi dan mesin merupakan pihak dan sarana untuk mendukung kegiatan tersebut.
Setelah memproduksi tamiya akan menghasilkan keluaran produk jadi, dalam hal ini
adalah produk tamiya yang telah dirakit. Kemudian dilakukan pengontrolan kualitas
untuk mengetahui apakah tamiya yang diproduksi sesuai dengan standar. Dalam
melakukan pegontrolan dan pengendalian kualitas dibutuhkan staff Quality Control
.Setelah itu keluaran dari pengontrolan kualitas ini adalah tamiya yang sesuai standar.
Karena tamiya yang diproduksi sesuai standar maka produk siap dipasarkan dan
dijual ke masyarakat yang akan dikontrol menurut alur distribusinya. Media
periklanan merupakan salah sarana untuk menunjang aktifitas ini. Produk akhir yang
dihasilkan adalah produk mini 4WD.
5.3 Analisis IDEF0 Level 2 Dekomposisi A2
Gambar 4.3 merupakan dekomposisi dari salah satu aktivitas departemen RnD
yaitu melakukan penelitian dan pengembangan. Input yang digunakan dalam aktivitas
tersebut yaitu keinginan konsumen. Informasi yang didapat digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan utama pelanggan, sehingga produk yang dikembangkan
nantinya sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan. Data kebutuhan pelanggan
yang telah diidentifikasi digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi produk
pesaing, sehingga kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan pesaing. Dua
aktivitas di atas di kontrol dengan informasi, baik dari dalam maupun dari luar
perusahaan.
Berdasarkan kelemahan dan kelebihan pesaing, kita kemudian merancang konsep
produk yang akan dikembangkan untuk menghasilkan beberapa alternatif konsep

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 33
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

produk. Alternatif konsep yang dihasilkan kemudian diuji dan diperbaiki, sehingga
dihasilkan spesifikasi produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan
standar kualitas perusahaan.
5.4 Analisis IDEF0 Level 2 Dekomposisi A3
Dekomposisi dari gambar 4.4, merupakan penjabaran dari aktivitas yang
berlangsung pada departemen logistik. Aktivitas dimulai pada saat material mentah
telah di kirim ke perusahaan. Material tersebut diinventarisasi jumlahnya guna
mendapatkan data inventaris material. Dari data yang didapat, staff logistik kemudian
mengecek material tersebut, apakah sudah sesuai dengan data yang ada atau belum,
apabila sudah sesuai, maka dilakukan penyimpanan material. Selain itu staff logistik
juga melakukan perawatan sesuai dengan standar perawatan yang ada, agar material
tetap berada dalam kondisi yang baik. Kegiatan selanjutnya dalam mengelola logistik
yaitu pembuatan alur distribusi material, sehingga perusahaan mengetahui aliran
material dari gudang yang nantinya digunakan pada proses produksi. Dalam semua
aktivitas departemen logistik di atas, kontrol yang digunakan adalah kapasitas
gudang.
5.5 Analisis IDEF0 Level 2 Dekomposisi A4
Salah satu aktivas yang mengalami dekomposisi (penjabaran/penguraian)
adalah kegiatan memproduksi tamiya. Dapat dilihat pada gambar 4.5. Pada proses ini
terdapat enam penjabaran. Awal proses produksi tamiya adalah melakukan
peramalan. Peramalan dapat dilakukan setelah mendapatkan informasi mengenai
permintaan konsumen dan metode forecast sebagai kontrol. Setelah melakukan
peramalan akan diperoleh data hasil peramalan. Kemudian data tersebut akan
digunakan untuk menyusun rencana agregat. Perencanaan agregat menyangkut
penentuan jumlah dan kapan produksi akan dilakukan dalam waktu dekat. Tingkat
permintaan yang telah diramalkan dipenuhi dengan menyesuaikan tingkat produksi,
tingkat persediaan, waktu lembur dan semua variabel lain yang dapat dikendalikan.
Setelah melakukan perencanaan agregat akan didapatkan hasil agregasi untuk menuju

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 34
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

tahap berikutnya. Hasil agregasi digunakan untuk menyusun Jadwal Induk Produksi
atau JIP. Dalam menentukan JIP dibutuhkan informasi inventory sebagai kontrol. JIP
digunakan untuk menentukan jumlah dan waktu pengadaan komponen sub assembly
dan bahan baku. Setelah JIP diketahui maka akan diperoleh disagregasi. Disagregasi
bertujuan untuk membuat jadwal produksi setiap item produk secara terperinci.
Disagregasi ini kemudian menjadi masukan untuk menyusun Perencanaan Kapasitas
Kasar atau RCCP. RCCP digunakan untuk memverifikasi MPS atau JIP untuk
dilaksanakan secara mudah. RCCP dikontrol oleh kebutuhan produksi. Hasil dari
penyusunan RCCP tentunya adalah MPS yang telah tervalidasi. Dengan mendapatkan
MPS yang tervalidasi ini akan digunakan umtuk menentukan Perencanaan Kebutuhan
Material atau MRP. MRP digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item
dependen. Jumlah item yang hendak diproduksi pada tingkat yang lebih tinggi
menentukan jumlah item yang akan dibutuhkan pada tingkat di bawahnya. MRP
dikontrol oleh lead time dan kapasitas. Hasil dari MRP adalah penjadwalan produksi.
Selain rencana produksi yang digunakan sebagai masukan untuk merakit komponen
tamiya, terdapat pula material siap pakai. Dengan menggunakan prosedur perakitan,
maka akan diperoleh produk jadi.
5.6 Analisis IDEF0 Level 3 Dekomposisi A4.5
Pada kegiatan menentukan MRP terjadi penjabaran lagi. Dapat dilihat pada
gambar 4.6. Terdapat empat penjabaran pada aktifitas ini. Input awal menentukan
MRP adalah MPS yang sudah tervalidasi. MPS ini digunakan untuk menghitung
netting atau kebutuhan bersih. Perhitungan netting mendapat kontrol dari persediaan
yang telah ada. Hasil dari perhitungan netting adalah data hasil kebutuhan bersih.
Data ini kemudian diolah untuk menghitung lotting. Lotting atau penentuan ukuran
lot bertujuan untuk menentukan besarnya pesanan individu yang optimal berdasarkan
hasil dari perhitungan kebutuhan bersih. Dari penentuan ukuran lot ini akan
menghasilkan Rencana Pembuatan Produk atau PORelease. Kemudian PORelease ini
akan digunakan sebagai input untuk menghitung offseting atau penentuan waktu

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 35
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

pemesanan. Offsetting bertujuan agar kebutuhan komponen dapat tersedia tepat pada
saat yang dibutuhkan. Offsetting mendapat kontrol dari lead time. Penentuan
offsetting menghasilkan POReceive. POReceive digunakan sebagai input untuk
menghitung exploding. Perhitungan exploding merupakan proses perhitungan
kebutuhan kotor untuk tingkat komponen pada tingkat yang lebih rendah dari struktur
produk yang tersedia dengan BOM sebagai kontrol. Output akhir dari penjabaran
MRP Ini adalah penjadwalan produksi.
5.7 Analisis IDEF0 Level 2 Dekomposisi A5
Gambar 4.7 merupakan dekomposisi dari aktivitas pengendalian kualitas.
Aktifitas pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi sumber penyebab
variabilitas produk, dengan input yang berupa produk jadi dan control yang berupa
spesifikasi produk dan SOP baru. Setelah melakukan kegiatan ini, maka akan
mendapatkan data identifikasi.Setelah mendapatkan data identifikasi, lalu melakukan
inspeksi pada produk jadi sehingga dihasilkan hasil produk yang telah di inspeksi.
Dan jika setelah di inspeksi ternyata ada produk gagal, maka produk gagal tersebut
akan disingkirkan sehingga didapatkan produk jadi yang sesuai standart.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 36
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Pemetaan proses bisnis dalam perusahaan dimulai dari pengidentifikasian
aktivitas-aktivitas utama yang ada di perusahaan PT. Tami Jaya dan pengumpulan
informasi dari masing-masing personal yang ada dalam perusahaan, kemudian
aktivitas utama tersebut dijabarkan kembali secara detail, sehingga kita dapat
mengetahui keseluruhan proses bisnis yang dijalankan pada suatu perusahaan.
Pada PT Tami Jaya pemetaan proses bisnis dimulai dari pembuatan SOP,
pengembangan produk, pengelolaan logistik, proses produksi Mini 4WD,
pengendalian kualitas produk, dan pemasaran produk.
2. Pendekatan dalam memodelkan informasi yang digunakan dalam PT Tami Jaya
adalah pendekatan dengan diagram IDEF0, karena diagram tersebut dapat
membantu dalam perancangan fungsi-fungsi apa saja yang harus dilakukan, apa
saja yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi tersebut, serta dapat
mengidentifikasi apa kebaikan dari sistem yang ada dan apa kekurangan dari
sistem tersebut.
3. Model informasi PT Tami Jaya yang di desain dengan pendekatan IDEF0
menggunakan SOP lama, keinginan konsumen, material, dan demand sebagai
input yang kemudian ditransformasi menjadi Mini 4WD sebagai outputnya. Dalam
melakukan proses operasional PT Tami Jaya, yang digunakan sebagai kontrol
adalah kebijakan perusahaan, satandarisasi. Sedangkan sebagai mekanisme yaitu
staff dan manajemen perusahaan serta fasilitas yang diperlukan. Kegiatan
operasional tersebut di dekomposisi menjadi 6 level.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 37
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

6.2 Saran
1. Memahami konsep IDEF0 dengan baik sebelum melakukan pemetaan proses
bisnis.
2. Tentukan dengan benar input, output, mekanisme, dan kontrol dalam IDEF0.
3. Dalam pembuatan IDEF0, sebaiknya menentukan aktivitas yang paling umum
terlebih dahulu, agar tidak terjadi kesulitan pada saat melakukan dekomposisi level
IDEF0.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 38
2010
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 1 PEMETAAN PROSES BISNIS
KELOMPOK IV

DAFTAR PUSTAKA

www.docstoc.com/docs/33773389/Pemodelan-Proses

Soemarno, Pendekatan dan Pemodelan Sistem,hal 6

Modul 1 praktikum PTI hal 6-7

http://apr1l-si.comuf.com/SI.pdf

http://www.apriza.net/blog/2010/05/klasifikasi-sistem-informasi/

Modul 1 praktikum PTI, hal 8-9

http://dhamidin.files.wordpress.com/2008/01/handout-6.pdf

http://willmen46.wordpress.com/2007/09/21/idef-integrated-definition-methods/

Modul 1 praktikum PTI, hal 10

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO 39
2010

Anda mungkin juga menyukai