Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Semakin meluasnya globalisasi membuat ketergantungan antar


Negara semakin tinggi, Indonesia sebagai negara yang menganut sistem
perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar
negeri serta neraca pembayaran internasional tidak bisa lepas dari hal-hal
yang sedang dan akan berlangsung di dalam peraturan ekonomi global.
Hubungan ekonomi dengan luar negeri adalah bagian dari hubungan
internasional secara luas, yang mencakup juga hubungan politik, militer,
pendidikan dan kebudayaan. Bagi negara sedang berkembang seperti
Indonesia, terlebih dengan sistem ekonomi terbuka, memungkinkan
hubungan ekonomi dengan luar negeri terjadi. Hubungan ekonomi dengan
luar negeri ini memberi pengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Ada pengaruh buruk, tapi juga ada pengaruh menguntungkan. Hubungan
ekonomi internasional menyangkut transaksi barang, jasa modal, moneter,
alat pembayaran dan semuanya berpengaruh terhadap ekonomi dalam
negeri.
Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya,
iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat
harga, keadaan struktur ekonomi dan sosialnya. Perbedaan-perbedaan ini
menyebabkan negara yang satu dengan negara yang lainnya saling
membutuhkan sehingga terciptalah perdagangan internasional.
Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam
perekonomian suatu negara, karena selain dapat memenuhi kebutuhan
dalam negeri, perdagangan internasional juga merupakan salah satu
sumber pendapatan.

pg. 1
I.II. Rumusan Masalah
II.I. Jelaskan Pengertian Perdagangan dan Pembayaran Internasional !
II.II. Jelaskan Konsep dan Unsur-Unsur Neraca Pembayaran dan
Perdagangan !
II.III. Jelaskan Tentang Konstelasi Perdagangan Dunia !
II.IV. Bagaimana GATT 1994 dan Kesiapan Indonesia ?
II.V. Bagaimana Transaksi Belanja Indonesia ?
II.VI. Jelaskan Pengertian Neraca Modal dan Cadangan Devisa !
II.VII. Bagaimana Kebijakan Perdagangan dan Pembayaran
Internasional ?

I.III. Tujuan Masalah


II.I. Untuk Menjelaskan Pengertian Perdagangan dan Pembayaran
Internasional
II.II. Untuk Menjelaskan Konsep dan Unsur-Unsur Neraca Pembayaran
II.III. Untuk Menjelaskan Tentang Konstelasi Perdagangan Dunia
II.IV. Untuk Mengetahui GATT 1994 dan Kesiapan Indonesia
II.V. Untuk Mengetahui Transaksi Belanja Indonesia
II.VI. Untuk Menjelaskan Pengertian Neraca Modal dan Cadangan
Devisa
II.VII. Untuk Mengetahui Kebijakan Perdagangan dan Pembayaran
Internasional

pg. 2
BAB II
PEMBAHASAN

II.I. Pengertian Perdagangan dan Pembayaran Internasional


A. Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar
kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa
antarperorangan (individu dengan individu), antara individu
dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain.
Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor
utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional
telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan
ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan
transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

B. Pembayaran internasional
Pembayaran Internasional adalah pembayaran atas transaksi yang
dilakukan oleh negara-negara yang terlibat dalam perdagangan
internasional berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan
sebelumnya. Pembayaran dalam perdagangan internasional pada umumnya
dilaksanakan melalui bank.

II.II. Konsep dan Unsur-Unsur Neraca Pembayaran dan Perdagangan


A. Konsep Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara

pg. 3
lain selama jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun ). Neraca pembayaran
mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa,hibah dari individu
dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas
modal dan finansial, dan item item finansial. Dan untuk menyusun neraca
pembayaran luar negeri atau neraca pembayaran internasional, perlu
dibedakan antara debit dengan transaksi kredit.

Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam


transaksi.

1. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus


uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut
transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya
posisi cadangan devisa.
2. Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus
uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut
juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan
bertambahnya posisi cadangan devisa negara.

B. Konsep Neraca Perdagangan


Neraca perdagangan adalah sebuah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan selisih antara ekspor dan impor. Neraca
perdagangan bisa disebut dengan ekspor NETO. Neraca perdagangan yang
positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya
melebihi impor yg bisa disebut surplus perdagangan. Perdagangan
internasional melibatkan berbagai transaksi ekonomi antara satu negara
dengan negara lain. Transaksi ekonomi tersebut kemudain dicatat dalam
bentuk neraca. Neraca perdagangan internasional merupakan salahsatu
komponen penting dalam neraca pembayaran internasional.

pg. 4
C. Jenis-Jenis Neraca Pembayaran
1. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Defisit
Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran yang
menunjukkan jumlah transaksi pembayaran luar negeri (disebut
transaksi debet) lebih besar dibandingkan transaksi penerimaan dari
luar negeri (disebut transaksi kredit).

2. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Surplus


Neraca pembayaran dan perdagangan surplus adalah neraca
pembayaran yang menunjukkan transaksi debet lebih kecil
dibandingkan transaksi kredit.

3. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Seimbang


Neraca pembayaran dan perdagangan Seimbang adalah neraca
pembayaran yang menunjukan transaksi debet sama dengan transaksi
kredit.

D. Unsur-Unsur Neraca Pembayaran


1. Neraca Transaksi Berjalan (Current Account)
Pada dasarnya neraca transaksi berjalan terdiri dari 2 (dua)
komponen. Komponen pertama adalah neraca perdagangan (balance
of trade), merupakan selisih nilai ekspor dan nilai impor suatu barang.
Neraca perdagangan yang mengalami surplus berarti bahwa ekspor
barang lebih besar daripada impor barang. Akan tetapi jika negatif
berarti nilai impor barang lebih besar daripada nilai ekspornya.

Sedangkan komponen kedua adalah neraca jasa yang


merupakan selisih antara ekspor jasa dan impor jasa. Neraca jasa
positif menunjukkan bahwa ekspor jasa lebih besar daripada impor

pg. 5
jasa, dan jika bernilai negatif bila impor jasa lebih besar dari
ekspornya.

Apabila kedua komponen tersebut, yaitu neraca perdagangan


dan neraca jasa digabung, maka akan diperoleh neraca transaksi
berjalan atau current account.
Neraca transaksi berjalan atau current account merupakan
gabungan dari neraca perdagangan dan neraca jasa. Neraca transaksi
berjalan (current account) di dalamnya mencatat segenap arus
perdagangan barang dan jasa serta transfer unilateral (satu arah).

Kategori utama dari transaksi atau perdagangan jasa adalah


transaksi untuk jasa perjalanan dan transportasi, penerimaan dan
pengeluaran atas investasi asing, serta transaksi-transaksi militer.
Transfer unilateral umumnya mengacu pada kiriman atau pemberian
dana dari individu dan pemerintah domestik kepada pihak asing, serta
berbagai kiriman dari pihak asing (pemerintah maupun individu)
kepada pihak domestik (pemerintah atau individu) pendapatan dari
ekspor barang dan jasa, serta penerimaan transfer unilateral masuk
kedalam neraca transaksi berjalan sebagai kredit (+) karena transaksi
itu membawa penerimaan pembayaran dari pihak luar negeri.
Sebaliknya, pengeluaran untuk impor barang dan jasa serta
pengeluaran transfer unilateral masuk kedalam neraca transaksi
berjalan sebagai debet (-) karena hal itu mengakibatkan kewajiban
pembayaran pihak domestik kepada pihak luar negeri.

Transaksi ekspor meliputi ekspor barang dan ekspor jasa.


Ekspor barang meliputi barang-barang yang bisa dilihat secara fisik
seperti minyak, kayu, tembakau, timah dan sebagainya. Ekspor jasa
misalnya penjualan jasa-jasa angkutan, tourisme, dan asuransi. Dalam
transaksi jasa ini termasuk juga pendapatan dari investasi capital di
luar negeri. Impor barang misalnya barang konsumsi, bahan mentah
untuk industri. Sedangkan  impor jasa meliputi pembelian jasa-jasa

pg. 6
dari penduduk negara lain. Termasuk dalam impor jasa adalah
pembayaran pendapatan (bunga, deviden, atau keuntungan) untuk
modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.

Transaksi yang sedang berjalan mempunyai arti khusus.


Surplus transaksi berjalan menunjukkan bahwa ekspor lebih besar
daripada impor. Ini berarti bahwa suatu Negara mengalami akumulasi
kekayaan valuta asing, sehingga  mempunyai saldo (+) dalam
investasi luar negeri. Sebaliknya defisit transaksi beijalan berarti
impor lebih besar daripada ekspor, sehingga terjadi pengurangan
investasi di luar negeri. Dengan demikian transaksi berjalan sangat
erat hubungannya dengan pendapatan nasional, karena ekspor dan
impor merupakan komponen penghasilan nasional.

2. Neraca Modal (Capital Account)


Pada dasarnya neraca modal merupakan bagian dari neraca
pembayaran yang khusus mencatat arus masuk dan arus keluar dari
pinjaman dan investasi asing, serta segenap pembayaran bunga dan
cicilan hutang. Neraca modal menunjukkan perubahan dalam harta
kekayaan (asset) negara di luar negeri dan asset luar negeri di negara
itu, di luar asset cadangan pemerintah.

Kenaikan dalam aset negara di luar negeri dan pengeluaran dalam


aset luar negeri di negara itu (selain daripada aset pemerintah)
merupakan arus keluar modal (capital outflow) atau debet (-), karena
hal itu menyebabkan pembayaran kepada pihak asing. Dilain pihak
penurunan dalam asset negara tersebut di luar negeri dan kenaikan
asset luar negeri di negara itu adalah arus masukan modal (capital)
atau kredit karena hal itu menimbulkan penerimaan dari orang asing.
Transaksi modal dapat dibagi dua, yaitu :

pg. 7
a) Transaksi modal jangka pendek, meliputi :
 Kredit untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit)
atau kredit perdagangan yang  diberikan kepada penduduk
negara lain (transaksi debet).
 Deposito bank di luar negeri (transaksi debet) atau deposito
bank didalam negeri milik penduduk negara lain (transaksi
kredit).
 Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi
debet) atau penjualan surat berharga dalam negeri jangka
pendek kepada penduduk negara lain (transaksi kredit).
b) Transaksi modal jangka panjang, meliputi :
 Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet) atau investasi
asing di dalam negeri (transaksi kredit).
 Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk
negara lain (transaksi debet) atau pembelian surat-surat
berharga jangka panjang dalam negeri oleh penduduk asing
(transaksi kredit).
 Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk
negara lain (transaksi debet) atau pinjaman jangka panjang
yang diterima dari penduduk negara lain (transaksi kredit).

Jadi setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan


maupun penurunan kekayaan suatu negara di luar negeri
merupakan aliran modal keluar (masuk) atau merupakan transaksi
debet (kredit). Demikian juga setiap transaksi modal yang
menyebabkan kenaikan (penurunan) kekayaan asing di dalam
negeri merupakan aliran modal masuk (keluar) atau merupakan
transaksi debet (kredit).

pg. 8
3. Cadangan Devisa
Cadangan devisa adalah sejumlah valuta asing yang dicadangkan
dan dikuasai oleh bank sentral. Bank Sentral di Indonesia sampai saat
ini diberi nama  Bank Indonesia. Dana cadangan devisa ini digunakan
untuk membiayai impor dan kewajiban lain kepada pihak asing,
seperti pembayaran pinjaman luar negeri. Besar kecilnya cadangan
devisa tergantung pada neraca pembayaran. Cadangan devisa berasal
dari dua sumber, yaitu pendapatan ekspor bersih atau surplus neraca
modal.

4. Reserve Account (Perubahan Cadangan Devisa)


Reserve account adalah neraca yang menunjukkan perubahan
cadangan atau saldo devisa yang diperoleh dari tahun yang
bersangkutan dari hasil penjumlahan saldo current account dan saldo
capital account.
Perubahan cadangan devisa atau saldo devisa (dR) dari tahun yang
bersangkutan ini pada dasarnya sudah menunjukkan posisi keuangan
internasional suatu negara berdasarkan transaksi yang tercatat pada
current account dan capital account.
Jika saldo reserve account menunjukkan angka positif (dR > 0),
maka dapat dikatakan bahwa posisi BOP dalam keadaan surplus dan
sebaliknya jika menunjukkan angka negatif (dR < 0) dikatakan BOP
dalam keadaan defisit.

II.III. Konstelasi Perdagangan Dunia


Konstelasi perdagangan dunia saling kait mengait dengan aspek-
aspek lain perekonomian pada umumnya seperti investasi; produksi;
keuangan atau moneter; serta nilai tukar atau kurs antar mata uang. Pada

pg. 9
dasawarsa 1970-an, situasi perdagangan dunia bahkan situasi
perekonomian dunia pada umunnya diawali dengan dua kejadian penting.
Pertama ialah memutuskan hubungan nilai dollar AS dengan emas.
Peristiwa kedua ialah krisis minyak yang terjadi ada tahun 1973 akibat
embargo yang dilakukan oleh negara-negara Arab terhadap beberapa
Negara barat industrian, menyusul protes mereka atas berpiihaknya
kelompok yang terakhir ini pada Israel dalam perang Arab Israel ketika
itu.

Upaya perbaikan tata niaga dunia ditempuh melalui forum-forum


perundinagan mengenai Persetujuan Umum tentang Perdagangan dan
Tarif (General Agreement On Tariff and Trade, GATT). Pada tanggal 15
Desember 1993 dalam pertemuan di Geneva kesepakatan GATT dicapai.
Selanjutnya pada tanggal 15 April 1994, dalam pertemuan tingkat menteri
di Marrakesh (Marokko), kesepakatan itu ditandatangani oleh 125 Negara.

II.IV. GAAT 1994 dan Kesiapan Indonesia

Untuk mengatur agar perdagangan internasional berjalan secara


baik, lancar dan saling menguntungkan, maka masyarakat internasional
telah membentuk instrumen hukum internasional dibidang perdagangan
internasional. Upaya tersebut dilakukan antara lain dengan pembentukan
The General Agreement on Tariffs and Trade pada tahun 1947 (GATT).
GATT terbentuk pada tanggal 30 Oktober 1947 dan mulai berlakunya
GATT pada tanggal 1 Januari 1948, pembentukan GATT dimaksudkan
sebagai perjanjian subsider yang tunduk dan tergantung kepada organisasi
perdagangan dunia. Pembentukan GATT ini sebagai persetujuan
perdagangan pada umumnya dan penghapusan hambatan tarif, tarif secara
timbal balik yang mencerminkan suatu persetujuan dagang global. Seperti
yang telah disebut dimuka, GATT berlangsung sampai pada tahun 1994
saja, kemudian pada tahun 1994 digantikan oleh WTO. Lahirnya WTO

pg. 10
tidak lepas dari upaya pembentukan International Trade Organization dan
GATT. Usai Perang Dunia II masyarakat internasional menyadari untuk
membahas dan mengatur masalah perdagangan serta ketenagakerjaan
internasional. WTO lahir menggantikan GATT pada tanggal 1 Januari
1995 sebagai organisasi perdagangan dunia. Sekretariat GATT dijadikan
sebagai sekretariat WTO, dan WTO sebagai orgaisasi internasional lebih
memenuhi syarat sebagai organisasi internasional dan lebih luas dari pada
GATT. WTO adalah organisasi internasional publik yang beranggotakan
153 negara (pada tahun 2008). Salah satu blok perdagangan bebas yang
dibentuk adalah ASEAN Free Trade Area (yang selanjutnya disingkat
AFTA). The Association of Southeast Asian Nations (yang selanjutnya
disingkat ASEAN) didirikan oleh lima negara di Asia Tenggara, yakni
Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura pada bulan
Agustus tahun 1967.

Indonesia merupakan salah satu pendiri WTO dan telah


meratifikasi persetujuan pembentukan WTO melalui UU No 7/1994.
Persetujuan pembentukan WTO merupakan salah satu hasil dari
perundingan perdagangan multilateral Putaran Uruguay. Sebagaimana
telah diketahui bahwa perundingan ini mempunyai prinsip a single
undertaking, dengan demikian maka Indonesia sebagai salah satu anggota
WTO harus menerima dan melaksanakan semua isi persetujuan yang telah
dihasilkan dalam Putaran uruguay. Salah satu perjanjian yang dihasilkan
dalam Putaran Uruguay yaitu hambatan teknis terhadap perdagangan atau
TBT. World Trade Organization (WTO) merupakan satu-satunya badan
internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar
negara. Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui persetujuan
yang berisikan aturan-aturan dasar perdagangan internasional yang
dihasilkan oleh para negara anggota melalui proses negosiasi. Persetujuan
tersebut merupakan perjanjian antar negara anggota yang mengikat
pemerintah negara anggota untuk mematuhinya dalam pelaksanaan

pg. 11
kebijakan perdagangan mereka. Hukum WTO menyediakan peraturan-
peraturan untuk menjembatani liberalisasi perdagangan dengan nilai-nilai
dan kepentingan-kepentingan sosial lainnya. Peraturan-peraturan ini ada
dalam wujud pengecualian yang sangat luas terhadap disiplin dasar dari
WTO. Pengecualian-pengecualian ini memperbolehkan anggota WTO
dalam situasi tertentu untuk mengadopsi dan mempertahankan peraturan-
peraturan dan tindakan-tindakan guna melindungi nilai-nilai dan
kepentingan sosial lainya yang sangat penting, meskipun peraturan atau
tindakan tersebut bertentangan dengan disiplin subtansif yang terkandung
dalam GATT 1994. Adapun pengecualian tersebut dapat dikelompokan
menjadi beberapa jenis diantaranya, yaitu:

a. Pengecualian Dalam Pasal 20 GATT 1994 Pengecualian yang paling


penting dalam menjembatani liberalisasi perdagangan dengan nilai-
nilai dan kepentingan sosial lainnya adalah pengecualian umum yang
tercantum dalam Pasal 20 GATT 1994. Dalam menentukan apakan
suatu tindakan yang seharusnya tidak konsisten dengan peraturan yang
ada di GATT dapat dibenarkan berdasarkan Pasal 20 GATT 1994.
b. Pengecualian Dalam Pasal 14 GATS Berdasarkan Pasal 14 GATS
General Agrement on Trade in Services (Perjanjian mengenai
perdagangan dibidang jasa), anggota WTO bisa membenarkan
tindakan yang seharusnya tidak sesuai dengan GATS.
c. Pengecualian Dalam Keadaan Ekonomi Darurat Emergency Protection
adalah sebuah tindakan pengamanan terhadap industri domestik ketika
terjadi situasi lonjakan impor yang menyebabkan atau adanya ancaman
yang akan menyebabkan kerugian yang serius. Secara umum, tindakan
tersebut bertentangan dengan Pasal 2 dan Pasal 11 GATT 1994. Akan
tetapi masih dapat dibenarkan berdasarkan pasal 19 GATT 1994 jika
dapat memenuhi segala persyaratan yang terkandung dalam pasal
tersebut, tujuan dari suatu tindakan pengamanan perdagangan adalah
untuk memberikan kebebasan kepada industri domestik dan untuk

pg. 12
memberikan waktu bagi industry domestik untuk dapat beradaptasi
terhadap kondisi pasar yang baru. Sebagaimana diatur dalam pasal
XIX GATT 1994, tindakan pengamanan perdagangan hanya dapat
diterapkan bila tiga persyaratan telah dipenuhi.
d. Pengecualian Untuk Pembangunan Ekonomi Pengecualian terakhir
yang diberikan oleh WTO adalah pengecualian pembangunan ekonomi
untuk membantu Negara berkembang. Hampir semua perjanjian di
WTO mengatur mengenai perlakuan yang khusus dan berbeda (Special
and Differential Treatment) untuk anggota Negara berkembang guna
memfasilitasi mereka agar dapat masuk ke dalam sistem perdagangan
dunia untuk mendorong pembangunan ekonomi mereka.

Beberapa unsur penting komitmen Indonesia dalam GATT 1994 meliputi:

1. Trafikasi hambatan-hambatan Nontarif disektor pertanian.


2. Pengikatan 94,6% dari seluruh posisi tarif. Untuk komoditas prtanian,
300 macam tariff diikat pada tingkat >40%, 1014 macam tariff diikat
pada tingkat 40%, dan 27 macam tariff diikat pada tingkat < 40%.
Unttuk komoditas industri, Indonesia setuju untuk mengikat 6848
macam tarif pada timgkat 40% dan 688 macam tarif pada tingkat yang
lebih rendah.
3. Disektor industri akan dihapus hambatan-hambatan nontariff di 98
posisi, juga akan dihappus Bea masuk tambahan (surcharrge) di 172
posisi tarif dalam masa sepuluh tahun.
4. Penurunan tarif hasil pertanian di sejumlah posisi.
5. Komitmen dalam bidang perdagangan jasa mencakup jasa bisnis;
telekomunikasi; kesehatan; transportasi; dan pariwisata.
6. Penghapusan syarat kandungan local dalam hal Investasi.
7. Pertisipasi aktif dalam persetujuan hak-hak milik intelektual.

pg. 13
WTO ditujukan untuk menghasilkan kondisi-kondisi yang bersifat
timbal balik dan saling menguntungkan sehingga semua negara dapat
menarik manfaatnya. Melalui WTO, diluncurkan suatu model perdagangan
dimana kegiatan perdagangan antar negara diharapkan dapat berjalan
dengan lancar. Pada prinsipnya World Trade Organization (WTO)
merupakan suatu sarana untuk mendorong terjadinya suatu perdagangan
bebas yang tertib dan adil di dunia ini. Dalam menjalankan tugasnya untuk
mendorong terciptanya perdagangan bebas tersebut, World Trade
Organization (WTO) memberlakukan beberapa prinsip yang menjadi
pilar-pilar World Trade Organization (WTO). Yang terpenting di antara
prinsipprinsip tersebut adalah sebagai berikut: Prinsip Perlindungan
Melalui Tarif, Prinsip National Treatment, Prinsip Most Favoured Nations,
Prinsip Reciprocity (Timbal Balik), Prinsip Larangan Pembatasan
Kuantitatif. Prinsip Most Favoured Nations merupakan prinsip dasar
(utama) WTO yang menyatakan bahwa suatu kebijakan perdagangan harus
dilaksanakan atas dasar nondiskriminatif, yakni semua negara harus
diperlakukan atas dasar yang sama dan semua negara menikmati
keuntungan dari suatu kebijaksanaan perdagangan.

II.V. Transaksi Belanja Indonesia


Periode : 2014-2019
(Nilai : Juta US$)
Jan-Mar*
TREND(%) Perub.(%)
NO Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
2014-2018 2019/2018
2018 2019

I EKSPOR 175.980,0 150.366,3 145.186,2 168.828,2 180.215,0 1,65 44.272,9 40.510,2 -8,50

-MIGAS 30.018,8 18.574,4 13.105,5 15.744,3 17.404,8 -11,80 4.052,5 3.437,8 -15,17

- NON M I G A S 145.961,2 131.791,9 132.080,8 153.083,9 162.810,2 3,75 40.220,4 37.072,4 -7,83

II IMPOR 178.178,8 142.694,8 135.652,9 156.985,6 188.711,2 2,13 43.958,5 40.703,6 -7,40

-MIGAS 43.459,9 24.613,2 18.739,3 24.316,0 29.868,4 -7,34 6.733,1 4.781,8 -28,98

- NON M I G A S 134.718,9 118.081,6 116.913,6 132.669,5 158.842,8 4,56 37.225,4 35.921,8 -3,50

III Total 354.158,8 293.061,1 280.839,1 325.813,7 368.926,3 1,89 88.231,4 81.213,8 -7,95

-MIGAS 73.478,7 43.187,5 31.844,8 40.060,3 47.273,2 -9,13 10.785,6 8.219,6 -23,79

- NON M I G A S 280.680,1 249.873,5 248.994,3 285.753,4 321.653,0 4,15 77.445,8 72.994,2 -5,75

IV NERACA -2.198,8 7.671,5 9.533,3 11.842,6 -8.496,2 314,4 -193,4 -161,51

pg. 14
Jan-Mar*
TREND(%) Perub.(%)
NO Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
2014-2018 2019/2018
2018 2019

-MIGAS -13.441,1 -6.038,8 -5.633,9 -8.571,7 -12.463,6 -2.680,6 -1.344,0 49,86

- NON M I G A S 11.242,3 13.710,3 15.167,2 20.414,3 3.967,4 -15,51 2.995,0 1.150,6 -61,58

Sumber: BPS, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian


Perdagangan
Keterangan:
*) Angka Sementara

II.VI. Neraca Modal dan Cadangan Devisa


A. Neraca Modal
Pada dasarnya neraca modal merupakan bagian dari neraca
pembayaran yang khusus mencatat arus masuk dan arus keluar dari
pinjaman dan investasi asing, serta segenap pembayaran bunga dan cicilan
hutang. Neraca modal menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan
(asset) negara di luar negeri dan asset luar negeri di negara itu, di luar asset
cadangan pemerintah.

Kenaikan dalam aset negara di luar negeri dan pengeluaran dalam aset
luar negeri di negara itu (selain daripada aset pemerintah) merupakan arus
keluar modal (capital outflow) atau debet (-), karena hal itu menyebabkan
pembayaran kepada pihak asing. Dilain pihak penurunan dalam asset
negara tersebut di luar negeri dan kenaikan asset luar negeri di negara itu
adalah arus masukan modal (capital) atau kredit karena hal itu
menimbulkan penerimaan dari orang asing.

B. Cadangan Devisa
Cadangan devisa adalah sejumlah valuta asing yang dicadangkan dan
dikuasai oleh bank sentral. Bank Sentral di Indonesia sampai saat ini diberi
nama  Bank Indonesia. Dana cadangan devisa ini digunakan untuk
membiayai impor dan kewajiban lain kepada pihak asing, seperti
pembayaran pinjaman luar negeri. Besar kecilnya cadangan devisa
tergantung pada neraca pembayaran. Cadangan devisa berasal dari dua
sumber, yaitu pendapatan ekspor bersih atau surplus neraca modal.

pg. 15
II.VII. Kebijakan Perdagangan dan Pembayaran Internaasional

Analisis Kebijakan Neraca Pembayaran Internasional


Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas adalah tindakan/
kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk dari pada
perdagangan dan pembayaran internasional.
Dalam arti sempit kebijakan ekonomi internasional adalah
tindakan/ kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi : (1) kebijakan
perdagangan internasional; (2) kebijakan pembayaran internasional; (2)
kebijakan bantuan luar negeri.

A. Kebijakan Perdagangan Internasional


Tindakan/Kebijakan Pemerintah :
1. Mengundangkan UU No.5/ 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat: untuk meningkatkan
efisiensi dan daya saing usaha;
2. Menurunkan tarif pajak ekspor (beberapa produk tertentu): untuk
meningkatkan  daya saing.
3. Mendirikan PT. Bank Ekspor Indonesia (BEI): menyediakan
pembiayaan, penjaminan, jasa konsultasi dan usaha lain untuk
meningkatkan ekspor.

B. Kebijakan Pembayaran Internasional


Kebijakan ini meliputi tindakan/ kebijakan pemerintah rekening
modal (Modal di Luar Sektor Moneter): menyangkut lalu lintas modal
masuk dan keluar.
Tindakan/Kebijakan Pemerintah :

pg. 16
1. Penghapusan pembatasan penanaman modal asing (PMA): di
bidang perkebunan kelapa sawit, perdagangan eceran dan grosir.
2. Pengesahan kerangka kerja sama investasi antar ASEAN
3. Mengundangkan UU No. 24/ 1999 tentang lalu lintas Devisa dan
Sistem Nilai Tukar
4. Peraturan BI, PBI No.1/9/PBI/1999: ketentuan mengenai kewajiban
pelaporan lalu lintas (kegiatan) devisa melalui Bank dan LKBB.

C. Kebijakan Bantuan Internasional


Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan/ kebijakan
pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman
(loans):
Tindakan/ Kebijakan Pemerintah :
Pemerintah bersama bank Indonesia meneruskan upaya
penyelesaian masalah utang luar negeri dan dalam negeri salah satu
penyelesaian utang luar negeri adalah :
1. Pemerintah melanjutkan kesepakatan Frankfrut 4 Juni 1998
mengenai restrukturisasi utang jangka pendek antar bank melalui
pertemuan di London 29 Maret 1999.
2. Hasil kesepakatan pertemuan London: menukarkan utang luar
negeri antar bank (exchange offer) yang jatuh tempo antara 1-4-
1999 s/d 31-12-2001 dengan utang baru yang jatuh tempo antara
tahun 2002 hingga tahun 2005.
3. Fasilitas yang diberikan kepada para debitor dan kreditor untuk
menyelesaikan masalahnya melalui PRAKASA JAKARTA dan
INDRA (Indonesia Debt Restruturing Gency).

pg. 17
BAB III
PENUTUP

III.I. Kesimpulan
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan
oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar
kesepakatan bersama. Perdagangan internasional menjadi salah satu faktor
utama untuk meningkatkan GDP dan turut mendorong industrialisasi,
kemajuan transportasi, globalisasi dan kehadiran perusahaan internasional.
Sedangkan Pembayaran Internasional adalah pembayaran atas
transaksi yang dilakukan oleh negara-negara yang terlibat dalam
perdagangan internasional berdasarkan kesepakatan yang telah
dirundingkan sebelumnya. Pembayaran dalam perdagangan internasional
pada umumnya dilaksanakan melalui bank.
Neraca pembayaran dan neraca perdagangan merupakan hal terpenting
dalam melakukan kontrol kegiatan perekonomian internasional. Neraca
pembayaran dan perdagangan sangat berguna untuk mengumpulkan
informasi perekonomian suatu negara sehingga pelaku kegiatan ekonomi
suatu negara tersebut dapat mengambil tindakan atau langkah-langkah
yang diperlukan dalam melakukan kegiatan ekonomi tingkat internasional.

III.II. Saran

pg. 18
Agar Indonesia tidak terlalu sering mengalami defisit, maka pemerintah
disarankan dapat mengurangi ketergantungan impor migas dan bahan baku
di sektor industri. Permasalahan dalam defisit neraca perdagangan harus
segera diatasi sebelum dampak negatifnya merambah lebih jauh terhadap
perekonomian nasional pada masa yang akan datang.
Selain itu, nilai komoditas ekspor nasional yang masih rendah harus
lebih ditingkatkan melalui industri pengolahan bernilai tambah. Potensi
ekspor daerah masih belum banyak diangkat. Padahal, setiap daerah di
Indonesia memiliki cirri khas komoditas unggulan ekspornya.
DAFTAR PUSTAKA

Ekonomisku. 2015. Neraca Perdagangan dan Pembayaran Internasional.


Diambil dari: http://ekonomisku.blogspot.com/2015/01/neraca-
perdagangan-dan-pembayaran-internasional.html

Kemendag. 2010. Neraca Perdagangan Indonesia. Diambil dari:


http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/indonesia-export-
import/indonesia-trade-balance

Korah, Revy S.M. 2016. Prinsip-prinsip Eksistensi General Agreement on Tariffs


and Trade (Gatt) Dan World Trade Organization (WTO) Dalam Era
Pasar
Bebas. Diambil dari:
https://www.neliti.com/id/publications/80899/prinsip-prinsip-eksistensi-
general-agreement-on-tariffs-and-trade-gatt-dan-world

Sugeng. 2013. Kebijakan Perdagangan dan Pembayaran Internasional. Diambil


dari: https://contohdanfungsi.blogspot.com/2013/03/kebijakan-
perdagangan-dan-pembayaran.html

Wikipedia. 2018. Neraca Pembayaran. Diambil dari:


https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_pembayaran

pg. 19
Agnestiananda, Hastari. 2017. Neraca Pembayaran dan Perdagangan. Diambil
dari:
https://www.academia.edu/34730478/MAKALAH_NERACA_PEMBAYARAN_
DAN_PERDAGANGAN.docx?auto=download

Open World. 2014. Perdagangan dan Neraca Pembayaran Luar Negeri. Diambil
dari:https://www.academia.edu/11859151/Perdagangan_dan_Neraca_Pembayaran
Luar_Negeri_-Indonesia

pg. 20

Anda mungkin juga menyukai