Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia pada dasarnya merupakan mahkluk sosial sehingga manusia

hanya bisa menjadi apa dan kepada siapa ia bergantung serta bergaul, manusia

tidak dapat hidup sendiri sebab jika hanya hidup seorang diri mengartikan jika ia

bukanlah manusia, ketika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah menjalankan suatu peran. Peran

dan kedudukan saling bergantung satu sama lain. Tidak ada peran tanpa

kedudukan, demikian pula sebaliknya tidak ada kedudukan tanpa peran.Setiap

peran merupakan seperangkat perilaku seseorang untuk menghadapi dan

memenuhi perannya, model ini di dasarkan pada pengamatan bahwa orang yang

berperilaku dengan cara yang di dapat di prediksi dan bahkan perilaku individu

merupakan konteks tertentu . Berdasarkan posisi sosial dan faktor lainnya, mereka

menyatakan bahwa sebuah lingkungan organisasi dapat memengaruhi harapan

setiap individu mengenai perilaku peran mereka.

Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas

sosial atau politik. Setiap orang mempunyai bermacam-macam peran yang di

jalankan dalam pergaulan hidupnya di masyarakat. Peran menentukan apa yang di

perbuat seseorang bagi masyarakat,peran juga menentukan

kesempatankesempatan yang di berikan oleh masyarakat kepadanya. kita selalu

mendengarkata peran tetapi kadang sulit mengartikan atau mendefenisikan peran


tersebut. Meski kata peran sudah ada di berbagai bahasa eropa istilah ini muncul

ketika tahun 1920 dan 1930an menurut Soekanto peran, suatu pekerjaan yang

dilakukan dengan dinamis sesuai dengan status atau kedudukan yang disandang.

Status dan kedudukan ini sesuai dengan keteraturan sosial, bahkan semuanya di

sesuaikan dengan peran yang berbeda adapun pendapat Poerwadarminta peran,

suatu tindakan yang dilakukan seseorang berdasarkan peristiwa yang melatar

belakanginya. Peristiwa tersebut bisa dalam hal baik maupun buruk sesuai

lingkungannya.

Menurut Soejono Soekanto jenis jenis peran ada 3 (tiga) yaitu: 1.Peran aktif

dimana seseorang seutuhnya selalu aktif dalam tindakannya pada suatu organisasi,

2. Peran partisifatif peran yang dilakukan seseorang berdasarkan kebutuhannya

atau hanya pada saat tertentu bisa dikatankan dalam hal ini peran pembantu,

3.Peran pasif dimana dilaksanakan oleh individu digunakan dalam kondisi tertentu

di dalam kehidupan masyarakat.

Sebuah organisasi atau bisnis, komunikasih memiliki peransangat

penting, merupakan bentuk koordinasih antara anggota atau pun tim untuk

menyampaikan ide atau gagasan begitupun dalam kehidupan sehari hari adanya

penyampaian informasih baik itu pesan maupun ide, gagasan, dari satu pihak ke

pihak lain tentunya secara tidak langsung kita telah melakukan komunikasih.

Tindakan komunikasih ini akan terus menerus terjadi selama proses kehidupan,

prosesnya pun berlangsung dalam berbagai konteks fisik, psikologis dan sosial.

Melalui komunikasih seseorang dapat membuat dirinya tidak terasa asing. Reaksi
orang orangpun akan beragam ketika komunikasih tidak sesuai dengan konteks

ada yang tertawa, ada yang menegur dan lain lain.

Komunikasi dalam keluarga yang berjalan harmonis dan lancar merupakan

dambaan setiap anggota keluarga. Adanya komunikasi yang baik dalam sebuah

keluarga tidak terlepas dari peran orang tua, karna keduanya suri tauladan kepada

anak anaknya. Didalam sebuah keluarga rutinitas atau pekerjaan membuat banyak

orang menghabiskan waktunya di luar rumah sehingga proses komunikasi antara

anak dan orang tuanya tentu semakin jarang, kesempatan untuk saling memahami

akan semakin sempit, tak heran jika banyak orang tua yang kaget melihat

perkambangan anaknya yang tiba tiba di tangkap polisi gara gara narkoba,

ataukah yang dulunya pendiam jadi pemarah. Selain itu, faktor yang

mempengaruhi timbulnya kenakalan anak, rusaknya ahklak dan hilangnya

kepribadian mereka adalah keteledoran kedua orang tua dalam memperbaiki diri

anak, mengarahkan dan mendidiknya. Kita tidak boleh melupakan peran seorang

ibu dalam memikul amanah dan tanggung jawab terhadap anak anak yang berada

di bawah pengawasannya. jika orang tua memberikan respon yang salah terhadap

sesuatu,maka bisa menjadi pemicu bertambah retaknya keluarga, dari peristiwa

itu. Anak juga tidak sepenuhnya di salahkan, karna kejadian itu tidak terlepas dari

kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya yang mana dikarenakan faktor

kesibukan masing masing, tetapi banyak orang tuayang tidak menyadari hal itu

dan meganggapnya masalah sepeleh.

Agar komunikasih senantiasa bebas dan terbuka, maka pandangan orang

tua terhadap anak harus pula bertambah sesuai perkembangan anak. Dan orang
tua harus meluangkan waktu berbicara satu sama lain. Apakah sianak memiliki

masalah dengan teman temannya. Di era globalisasi yang di tandai dengan

kemajuan dunia informasi dan teknologi, memberikan banyak perubahan dalam

segala bidang. Berbicara mengenai pendidikan, sangat erat kaitannya dengan

kemajuan pembentukan karakter dimana pendidikan bagian dari proses

pembentukan karakter anak sejak dini yang di mulai dari lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat. Tujuan dari pendidikan ini adalah membentuk, membina

dan menyeimbangkan kepribadian anak, sehingga ketika anak sudah mencapai

usia dewasa, ia dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban yang di bebankan pada

dirinya secara baik dan sempurna. karakter merupakan tata nilai yang menuju

pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang

ditampilkan. Adapun fungsi lain pendidikan itu sendiri untuk membentuk karakter

seorang anak sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, seperti

yang kita ketahui bahwa proses globalisasi secara terus menerus akan berdampak

pada perubahan karakter masyarakat indonesia. Karna kurangnya komunikasih

antara orang tua dan anak sehingga banyak anak yang kurang berkarakter baik.

Pendididkan karakter merupakan usaha yang di lakukan dengan sadar dan

terencana untuk memperoleh situasi potensi supaya bisa membangun karakter

pribadi yang lebih baik. Keinginan menjadi bangsa yang berkarakter sudah lama

tertanam pada bangsa indonesia, para pendiri negara menuangkan keinginannya

dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 2 yaitu mengantarkan rakyat indonesia ke

depan pintu gerbang kemerdekaan negara indonesia yang merdeka, bersatu,


berdaulat adil dan makmur. Salasatu surah yang mnjelaskan tentang karakter yaitu

dalam Al-Qur’an Surah Luqman ayat 12. Allah swt. Berfirman:

ْ‫ان ْالح ِْك َم َة أَ ِن ا ْش ُكرْ هَّلِل ِ ۚ َو َمنْ َي ْش ُكرْ َفإِ َّن َما َي ْش ُك ُر لِ َن ْفسِ ِه ۖ َو َمن‬
َ ‫َو َل َق ْد آ َت ْي َنا لُ ْق َم‬

‫د‬
ٌ ‫مي‬
ِ ‫ح‬ ٌّ ِ ‫ن الل َّ َهغَن‬
َ ‫ي‬ َّ ِ ‫كَف ََر َفإ‬
“Dan sungguh,telah kami berikan kepada lukman yaitu bersyukurlah kepada allah

dan barang siapa bersyukur(kepada allah)” maka sesungguhnya dia bersyukur

untuk dirinya sendiri dam barang siapa yang tidak bersyukur (kufur), maka

sesungguhnya allah maha kaya, maha terpuji. Konsep syukur dalam ayat ini ,

menyiratkan pemahaman pendidik terhadap dirinya sendiri yang menjadi bagian

dari nilai pendidikan, yaitu sebagai salasatu syarat yang harus dimiliki oleh

pendidik. Adapun makna syukur berarti meningkat kan seluruh potensi yang di

berikan oleh Allah baik fisik, mental maupun spiritual. Adapun bentuknya yaitu

dengan mengucap Alhamdulillah, dengan merasakan serta menikmati dengan

segenap jiwa dan raga, menjadikannya sebagai pemicu untuk meningkatkan

kualitas hidup,ibadah amal baik dan prestasi.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak, seseorang

baru bisa di katakan berkarakter apabilah tingkalakunya sesuai dengan kaidah

moral. karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang di bangun hari demi hari,

melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan.

Karakter bisadikatakan sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap

individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat

bangsa dan negara.


Menurut Vigotskyl, aktivitas mental yang tinggi dapat terbentuk melalui interaksi

dengan orang lain pembelajaran yang berkarakter akan menjadi pengalaman yang

bermakna bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu(baik berupa atau

mengikuti) atas lingkungannnya. Salah satu faktor yang memengaruhi

pembentukan karakter anak yaitu faktor biologis berasal dari dalam diri sendiri,

faktor lingkungan masyarakat yaitu saat kita mengintegrasikan diri di tengah

masyarakat, maka perilaku anakpun bisa berubah sesuai dengan kondisi

lingkungan masyarakat kita berada. Maka jangan sampai pengaruh lingkungan,

yang merusak karakter anak.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya tertarik untuk meneliti dan

membahasnya dalam penelitian dengan judul “PERAN ORANG TUA DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI”

B.Fokus dan Deskripsi Fokus

Peran Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia peran adalah suatu yang

menjadi bagian atau yang memegang pemimpin yang yang terutama dalam

terjadinya hal atau perisriwa.1 Adapun peran yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah suatu yang menjadi bagian dari pengaruh dalam pembentukan karakter

anak. Menurut Marton mengatakan bahwa peran adalah pola tingkah laku yang di

harapkan masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu. Sedangkan

menurut Soekanto peran adalah proses dinamis kedudukan (status ).2 Berdasarkan

pendapat Marton dan Soekanto dapat diambil kesimpulan bahwa peran adalah
1
Tim Pustaka Phoenex, Kamus Besar Bahasa Indonesia Baru, ( Jakarta Barat: PT Media
Pustaka Phonex, 2012), h.652.
2
https://www.materi
suatu kunsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat

sebagai organisasi .

Adapun teori peran yaitu:(1) persepsi peran didefenisikan bagaimana

pandangan kita seharusnya bertindak dalam situasi tertentu . (2) Ekspresi peran

didefenisikan sebagai apa yang diyakini orang lain mengenai bagaimana kita

harus bertindak dalam suatu situasi. (3 ) konflik peran ketika seseorang individu

di hadapkan dengan ekspektasi peran yang berlainan hasilnya adalah konflik

peran, konflik ini muncul ketika seseorang individu menemukan bahwa untuk

memenuhi syarat satu peran dapat membuatnya lebih sulit untuk memenuhi peran

lain.

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah ibu, dan

merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah dan dapat membentuk

sebuah keluarga , orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh

dan membimbing anak anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang

menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Karna orang tua

adalah pusat kehidupan rohani si anak juga sebagai penyebab berkenalnya dengan

alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari

terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya dipermulaan hidupnya dahulu

oleh karna itu, orang tua ibu dan bapak memegang peran yang penting dan amat

berpengaruh atas pendidikan anak.


C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menulis beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanasih konsep dasar pembentukan karakter anaksendiri?

2.Bagaimanasih peran orang tua dalam pembentukan karakter anak usia dini?

D. Tujuan Penelian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untukmengetahui peran

orang tua dalam pembentukan karakter anak

E. Manfaat penelitian

1.Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasih, wawasan pikiran

dan pengetahuan dalam bidang pendidikan.

2.Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada

masyarakat pada umumnya dan orangtua pada khususnya, mengenai

peran orang tua dalam pembentukan karakter anak sejak dini

F. Definisi operasional Variabel

Varabel dapat didefenisikan secara operasional agar lebih mudah dicari

hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya. Tanpa

operasionalisasi variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan

pengukuran hubungan antar variabel yang masih bersifat konseptual. Yang


dimaksud defenisi operasional ialah suatu defenisi yang didasarkan pada

karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang didefenisikan atau “ mengubah

konsep yang berupa kpnstruk dengan kata kata yang menggambarkan perilaku

atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditemukan kebenarannya

oleh orang lain3.

1. Orang tua

Orang tua adalah ayah dan ibu kandung yang terikat dalam tali pernikahan.

Orang tua adalah ayah dan ibu kandung atau orang yang dituakan, dihormati, dan

di segani . Adapun orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu

kandung yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak mereka pada usia

dini.

2. Karakter

Menurut Kamus Besar Indonesia Karakter berarti sifat khas yang dimiliki

oleh individu yang membedakan lain4. Adapun karakter yang dimaksud dalam

penelitian ini adalahpendidikan tentang pembentukan nilai nilai kebijakan yang

harus di tanamkan oleh orang tua dalam diri anak.

3. Anak Usia dini

Dalam Kamus Besar Indonesia anak adalah keturunan yang kedua,

manusia yang masih kecil dan orang yang berasalatau dilahirkan pada suatu negeri

atau kampung. Anak usi dini didefenisikan pula sebagai kelompok anak yang

berada dalam proses pertumpuhan dan perkembangan yang bersifat unik, mereka

3
Jonathan sarwono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, ( Yogyakarta: Graha Ilmu
2006), h. 67_ 68

4
Tim Pustaka Phonex,Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.413
memiliki pola pertumbuhan dan perkambangan yang khusus sesuai dengan tingkat

pertumbuhan dan perkembagannya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar PembentukanKarakter Anak

1.Pengertian Pendidikan karakter

Bila ditelusuri karakter berasal dari bahasa latin “Kharakter”,

“Kharisanin”, dalam bahasa Inggris “Character” dan Indonesia ”karakter”.

Karakter adalah watak,sifat,atau hal hal yang memang sangat mendasar yang ada

pada diri seseorang. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai nilai

karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan serta

tindakan untuk melaksanakan nilai tersebut baik terhadap tuhan yang maha esa,

diri sendiri, maupun kebangsaan. Ada beberapa pendapat tentang pendidikan

karakter menurut para ahli diantaranya sebagai berikut :

a. T.Ramli (2003)

Menurutnya pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama

dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak, tujuannya dalah untuk

membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik.

b.Suyanto (2009)

Mengemukakan pendidikan karakter sebagai cara pikir dan berperilaku yang

menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam

lingkuo keluarga, masyarakat bangsa maupun negara.

c. John W.Santrock
Pendidikan karakter merupakan pendekatan langsung untuk pendidikan moral

dengan memberi pelajan kepada peserta didik tentang pengetahuan moral dasar

untuk mencegah mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau

membahayakan bagi diri sendiri maupum orang lain.

Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan

karakter individu seseorang. Akan tetapi, karna manusia hidup dalam lingkungan

sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang

hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang

bersangkutan.Artinya, perkambangan budaya dan karakter dapat dilakukan dalam

suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan

sosial, dan budaya masyarakat dan budaya bangsa. Pendidikan karakter atau

pendidikan watak sejak awal munculnya pendidikan oleh para ahli dianggap

sebagai suatu hal yang niscaya, John Sewey misalnya, pada tahun 1916 yang

mengatakan bahwa sudah merupakan hal yang lumrah dalam teori pendidikan

bahwa pendidikan watak merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan

budi pekerti di sekolah5.

2. Dasar Pembentukan Karakter Anak

Karakter kita terbentuk dari kebiasaan kita. Kebiasaan kita saat anakanak

biasanya bertahan sampai masa remaja. Pembentukan karakter dalam hal ini

sangat erat kaitannya dengan pendidikan, manusia pada dasarnya memiliki dua

Nopan Omeri, “Pentingnnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan”,


5

Jurnal Manger Pendidikan 9, no. 3 (Juli 2015): h. 465.


potensi yakni baik dan buruk, di dalam alquran surah Al syam ayat 8 yang

berbunyi:

‫َاوتَ ْق َو ٰىه‬ َ ‫فَأ َ ْلهَ َمهَافُج‬


َ ‫ُوره‬

Artinya: “Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaan”.Berdasarkan ayat diatas, setiap manusia memiliki potensi untuk

menjadi hamba yang baik (positif) atau buruk (negetif), menjalankan perintah

Allah atau melanggar larangannya, menjadi orang yang beriman atau kafir,

mukmin atau musyrik”. Dengan dua potensi diatas, manusia dapat menentukan

dirinya untuk menjadi baik atau buruk. Sifat baik manusia digerakkan oleh hati

yang baik pula jiwa yang tenang ,akal sehat, dan pribadi yang sehat . Potensi yang

buruk digerakkan oleh hati yang sakit, nafsu pemarah, rakus dan pikiran yang

kotor.

Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu, suatu nilai yang diwujudkan

dalam bentuk prilaku anak itulah yang di sebut karakter. Oleh karna itu,seorang

anak yang masih polos sering kali akan mengikuti tingka laku orang tuanya atau

teman mainnya, bukan pengasuhnya erat kaitannya dengan masalah ini, seorang

psikologi berpendapat bahwa karakter berbeda dengan kepribadian, karna

kepribadian dibawah sejak lahir dengan kata lain kepribadian bersifat genetik.

Pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa karakter adalah pembentukan

kepribadian yang menimbulkan suatu tindakan yang timbul dari diri anak yang

menyalahi norma norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga mengganggu

ketentraman masyarakat sekitarnya. Karna karakter terbentuk dari proses meniru

yaitu melalui proses melihat, mendengar, dan mengikuti, maka karakter


sesunggunya dapat diajarkan secara sengaja.6 unsur terpenting dalam

pembentukan karakter anak adalah pikiran karena pikiran yang di dalamnya

terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan

pelapor hidupnya.

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

berkaitan dengan pendidikan anak tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “

pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan

umur 6 tahun dan bukan merupakan prasyaratanuntuk mengikuti pendidikan

dasar “ di samping itu membangun pendidikan karakter merupakan suatu

keharusan yang harus dilakukan baik dirumah, sekolah maupun masyarakat. 7. Ada

beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pembentukan karakter anak yaitu ;

a. Al Quran

Pendidikan Al Quran bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan dapat

mengamalkan serta mengajarkan atau memeliharanya melalui berbagai unsur.

Dengan adanya pendidikan Al Quran anak dapat menerapkan nilai nilai yang

terkandung dalam Al Quran yang terlihat dalam sikap dan aktifitas peserta didik

di manapun dia berada.

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan bagian penting dari pembentukan karakter anak karna

seiring dengan perkembangan zaman yang disertai dengan berkembangnya

6
Yuyun Yunarti, “ Pendidikan kearah Pembentukan Karakter “, Jurnal Tarbawiyah , no
2 ( juli 2014 ):h. 266.
7
Silahuddin, “ Urgensi Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini “, no 2 ( desember
2017):h. 19
tehnologi in formasih telah mengakibatkan pergeseran nilai dan banyak perilaku

menyimpang yang terjadi pada anak anak, dengan adanya pendidikan bukan

hanya dapat membuat seorang anak mempunyai akhlak yang mulia tetapi juga

dapat meningkatkan keberhasilan akademiknya.

3.Tujuan Pendidikan Karakter

Berbicara masalah pendidikan, apapun jenisnya, tentu tidak terlepas dari

tujuan yang hendak ingin di capai. Demikian halnya dengan adanya program

pendidikan karakter, ada tujuan yang ingin di capai, tujuan disini sifatnya

konfleks mulai yang sifatnya intern maupun ekstren. Namun dipungkiri atau tidak

tujuan pendidikan secara umum itu sama, artinya pendidikan harus dapat

menjadikan manusia untuk menjadi lebih baik, serta mengembangkan segala

kemampuannya. Erat kaitannya dengan cita cita yang ingin menghasilkan siswa

yang cerdas dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada beberapa tujuan

yang di kaitkan dengan pembentukan dan pendidikan karakter dalam setting

sekolah diantaranya sebagai berikut :

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai nilai kehidupan yang di anggap penting

dan perlu sehingga menjadi kepribadian peserta didik yang khas sebagai nilai

nilai yang di kembangkan

b. Mengoreksi prilaku peserta didik yang tidak kesesuain dengan nilai nilai yang

di kembangkan oleh sekolah

c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat

dalammemerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.8

8
Yuyun yunarti, “ Pendidikan Kearah Pembentukan Karakter “, Jurnal
tarbawiyah, no 2 ( Desember 2014 ) :h. 267
Selain itu ada beberapa tujuan pendidikan karakter diantaranya sebagai berikut

a. Mengembangkan potensi peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang

memiliki nilai karakter bangsa

b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan

dengan nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius

c. Menanamkan jiwa kepemimpin dan tanggu jawab peserta didik sebagai

generasi penerus bangsa

Bila dihubungkan dengan pendidikan anak usia dini, tujuan pendidikan

karakter ialah untuk mempersiapkan anak supaya mempunyai karakter yang baik,

yang mana nantinya jika mereka sudah dewasa mereka akan terbiaasa dalam

kesehariannya. Penanaman pendidikan karakter akan menjadikan anak lebih

tangguh, kreatif, mandiri dan bertanggu jawab serta memiliki kepribadian maupun

ahklak yang baik. Inilah sala satu tujuan pokok pendidikan karakter anak. Oleh

karna itu, perkenalkanlah pendidikan karakter anak mulai sekarang karna pada

masa inilah anak dapt belajar dengan optimal, apa yang anak lihat dan lakukan

akan menjadilkan langka awal penentu keberhasilan di waktu dewasa kelas. Anak

yang sejak awal ditanamkan pendidikan karakter, dia akan tumbuh dan

berkembang dengan optimal sebagai mana mestinya yang di berikan tuhan yang

maha esa.

4. Nilai Pendidikan Karakter

Dalam pendidikan karakter, anak didik memang sengaja di bangun

karakternya agar mempunyai nilai sekaligus mempratikkannya dalam kehidupan

sehari hari, baik itu kepada tuhan, diri dendiri, orang lain,lingkungan sekitar, dan
lain sebagainya. Di antara karakter baik yang hendak di bangun dalam karakter

anak adalah bisa bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, menepati janji ramah,

peduli, dan lain sebagainya.

Nilai menjadi tolak ukur orang tua dalam menentukan baik dan buruknya

perilaku anak anak mereka , bodoh dan pintar merupakan hasil dari ketentuan nilai

itu sebagian kalangan masyarakat perkampungan, di sini orang tua tidak terlalu

perduli akan kapasitas anak mereka hanya menginginkan bagaimana anak mereka

bisa mendapat nilai yang bagus dari sekolah, orang tua tidak terlalu peduli akan

kemampuan dan kelebihan yang masih tertanam diri anak mereka. Nilai mentukan

ukuran dan kemampuan seseorang, hal ini membuat para kaum pelajar

mengabaikan apa yang menjadi terpenting dalam dunia pedidikan.

5.Peran orang tua dalam pembentukan karakter

a. Peran Orang Tua

Anak adalah anugrah yang di berikan Yang kuasa kepada orang tua. karna

anak titipan, maka orangtua sebagai penjaga amanah harus menjaganya dengan

penuh rasa tanggu jawab . Sebagai bentuk tanggung jawab sebagai orang tua kita

harus memberinya kasih sayang dan cinta, sala satu bentuk kasih sayang orang tua

terhadap anak adalah memberinya pendidikan yang layak. Pendidikan terhadap

anak tidak hanya dilakukan ketika beranjak dewasa tetapi ketika mulai dari dia

masih kecil. Dalam hal mendidik anak bukan hanya seorang ibu, tetapi ayah

punmempunyai tanggung jawab yang sama dalam mendidik danmembimbing ank

untuk mengenal siapa TuhanYa dan apa yang di ajarkan dalam AL Quran dan

hadist.
Tumbuh dan berkembangnya seorang anak dalam lingkungan rumah membentuk

karakter anak, dari sejak anak dilahirkan hingga ia dewasa dan mandiri. Oleh

karna itu, peran orang tua lah yang sangat dominan dirumah, dalam mendidik dan

menjaga anak. Dalam perspektifagama Ma’ruf Zurayk menyatakan “ Anak lahir

dalam keadaanfitrah , keluarga dan lingkungan anaklah yang memengaruhi dan

membentuk karakter, perilaku, dan kecenderungannya sesuai dengan bakat yang

ada dalam dirinya. Tetapi, pengaruh yang kuat adalah kejadian dan pengalaman

yang ada pada masa kecil sang anak yang tumbuh dari suasana keluarga yang ia

tempati”.9Sebagaimana keterangan Q.S An Nahl :78 sebagai berikut.

َ ‫َوهّللا ُ أَ ْخ َر َج ُكم ِّمن بُطُو ِن أُ َّمهَاتِ ُك ْم الَ تَ ْعلَ ُمونَ َش ْيئًا َو َج َع َل لَ ُك ُم ْال َّس ْم َع َواألَ ْب‬
َ‫صا َر َواألَ ْفئِ َدةَ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan

hati, agar kamu bersyukur”

Dari ayat diatas sangatlah jelas bahwa peran orang tua dalam pembentukan

karakter anak sangat penting. Orang tua selaku pendidik utama hendaknya selalu

memberikan memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya, sehingga anak

tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang berkarakter.

Sebagai mana yang di kemukakan Ahmad Subandi dan Salma Fadhlullah,

orang tua juga mempunyai peran yang sangat penting dan kewajiban yang lebih

besar terhadap pendidikan anak, bahkan nasib seorang anak itu sampai tertentu

9
Narul fajriah dkk,Dinamika Peran Perempuan Aceh,( Banda Aceh, PSW IAIN Ar
Raniry : 2007), h.215.
berada pada tangan orang tuanya.10 Hal ini terkait tingkat pendidikan sejauh mana

mereka memberikan perhatian dan mengajarkan pada anak anaknya.

b. Pola Asuh Orang Tua

Anak merupakan generasi penerus yang siap melanjutkan perjuangan

orang tua. Tak ada cara mudah untuk mengasuh anak, tak ada pula cara yang

benar untuk menjadi orang tua , namun apa pun itu pola asuh akan berpengaruh

pada karakter anak di masa depan. Karakter atau sifat bawaan anak merupakan

salah satu factor yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam menerapkan suatu

bentuk polah asuh.

Diana Baumrind ( 1967) pada prinsipnya menurutnya pola asuh orang tua yaitu

bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampinggi anaknya

untuk melaksanakan tugas perkembangannya menuju pada proses pendewasaan.

Adapu beberapa pola asuh menurut Diana Baumrind yaitu (1) pola asuh otoriter,

cenderung membatasi dan menghukum (2) pola asuh demokratis, mendorong anak

untuk mandiri (3) pola asuh permisif , pengasuhan ini orang tua tidak pernah

berperan dalam kehidupan anak.11

c. Mengajarkan Adab dan Moral

Terdapat sebagian orang tua yang mengganggap bahwa membiasakan

anak untuk berakhlak baik pada usia dini belum perlu karena berbagai alasan.

Ada orang tua yang beranggapan kenakalan pada anak itu wajar karena masih

kecil dan dimaklumi sebab kelak besar bisa berubah, ada juga yang berangggapan

bahwa orang tua hanya mencukupi kebutuhan jasmani saja sedangkan kebutuhan
10
Ahmad Subandi dan Salma Fadhlullah, Agar Tidak Salah Mendidik Anak,
(Jakarta:Alhuda,2006),h108
11
Parent . binus.ac.id ( Diakses 8 januari 2020)
rohaninya akan didapatkan pada pendidikan formal kelak. Tetapi orang tua wajib

memberikan pendidikan akhlak pada anaknya terlebi lagi dimulai sejak dini , hal

ini dikarenakan bila anak sudah tumbuh besar akan lebih sulit untuk membentuk

dan menanam akhlak yang baik.12 Di antara adab yang harus ditanamkam pada

anak sejak dini adalah bagaimana menghormati orang yang yang lebih tua dan

teman sesamanya, karna islam mengajarkan kepada kita betapa mulianya

kedudukan adab dibandingkan ilmu, maka sudah sepantasmya bagi orang tua

untuk membekali adab dan akhlaak kepada anaknya terlebih dahulu sebelum

mengajarkan ilmu yang lainnya.

Orang tua juga hendaknya selektif dalam memilih sekolah bagi anaknya

(sekolah yang baik), baik bukan karna prestasi keilmuan sekolah akan tetapi karna

adab dan akhlak yang dimiliki oleh pengajar atau guru sekolah tersebut serta

materi yang diajarkan mengarah pada pembentukan karakter yang islami. Tak

lupa pula orang tua hendaknya memperhatikan lingkungan pergaulan anak.

Menurut Husen anak belajar moral melalui tiga cara yaitu: (1) Desakan, cara ini

dimana orang dewasa memberitahukan kepada anak anak tentang benar dan salah,

mengimbau mereka melakukan hal yang benar, dan mengajarkan mereka untuk

hidup dengan standar standar perilaku tertentu (2) harapan harapan, anak belajar

moral dari harapan harapan orang yang ada disekitarnya diman perilaku tertentu

diharapkan di lakukan Anak (3) pengalaman, anak belajar moral lewat tindakan

tindakan dalam pengalaman anak .

d.Pendidikan Dengan Hukuman

12
Azizah Maulina Erzad, “ Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak Sejak DiniDi
Lingkungan Keluarga “, no 2 (Desember 2017):h.423
Orang tua dalam mendidik anaknya memang harus sabar, karena dengan

menggunakan cara hukuman akan menjadikan anak semakin tambah menjadi jadi

jika orang tua mengambil keputusan dalam masalah hukuman hendaknya

bijaksana dalam menggunakan cara hukuman yang sesuai.

B.Tinjauan penelitian terdahulu

Berdasarkan pengamatan peneliti lakukan, kajian mengenai Peran Orang

Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini, Belum ada yang mengkajinya

akan tetapi sudah ada hasil karya yang relavan yang peneliti teliti hanya objek

dikaji sangat berbeda.

Menurut Evi Fitri Yeni mahasiswi jurusan Bimbingan dan Konseling

Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasih, Institut Agama Negeri Raden

Intan dalam skripsinya yang berjudul : Peranan Orang Tua Dalam Pembentukan

Kepribadian Anak Di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mawang

Kabupaten Lampung Utara, menyimpulkan bahwa peran orang tua terhadap anak

dalam pembentukan kepribadian anak berbentuk peran sebagai motivator, peran

sebagai pengawas, peran sebagai pembimbing dan peran sebagai panutan.13

Seira Valentina mahasiswi jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam skripsinya yang berjudul:

Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Religius Anak, menyimpulkan

bahwa dalam peran orang tua dituntut untuk selalu mengawasi anak mereka agar

13
Evi Fitria Yeni, “ Peranan Orang Tua Dalam Pembentukan Kepribadian Anak Desa Negara Tulang
Mawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten lampung Utara”, (lampung Institut Agama Islam
Negeri Raden Intan)
mereka tidak terjerumus dalam kehidupan yang serba bebas. Pendidikan dalam

keluarga dirasa sangat penting dalam membentuk sebuah karakter anak.14

Muhammad Khoirul Anwar mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam,

Institut Agama Islam Negeri Salatiga dalam skripsinya yang berjudul: Peran

Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak(Telaah Surah An Nahl ayat 78),

menyimpulkan bahwa setiap keluarga dalam membentuk karakter anak sesuai

dalam surat An-Nahl ayat 78 dengan cara menanamkan nilai akidah, menanamkan

nilai dan ajaran ibadah, menanamkan jiwa sosial, memberikan pengawasan dan

perhatian, serta upaya menjaga jasmani dan kesehatan.15

C. Kerangka Berfikir

INPUT PROSES OUPUT

Peran Orang Tua Anak Usia Dini


Dinas Pendidikan

Pembentukan
UUD NO.20 2003 Karakter anak

BAB III

14
Seira Valentina, “ Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Religius Anak”. (
Surakarta, Fakultas sosial dan ilmu politik, 2009)
15
Muhammad Khorul Anwar, “ Peran keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak
Telaah surat An-Nahl Ayat 78”. (Fakultas Tarbiah Dan Keguruan, 2017)
METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif, Penelitian

kualitatif adalah penelitian terhadap suatu proses, peristiwa, atau perkembangan

dimana bahan atau data yang dikumpulkan adalah berupa keterangan kualitatif.16

Dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis data:data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari sumber yang

pertama baik dari individu atau kelompok melalui wawancara yang biasa

dilakukan peneliti.17 Penelitian kualitatif dapat digunakan unyuk meneliti

kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, atau hubungan kekerabatan. Data

primer merupakan hal yang sangat pokok dalam pembahasan sebuah

permasalahan dalam sebuah masalah.Dengan demikian, yang menjadi data primer

dalam penelitian ini adalah hasil observasi da wawancara.Sedangka data sekunder

merupakan data pendukung yang digunakan peneliti dalam menyusun penelitian

ini.

Dari pengertian diatas, Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian

yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses

berfikir atau cenderung menggunakan ananlisis.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

16
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Yogyakarta
:Lanarkan Publisher,2007), h.7
17
Nahawi, H. Hadan, metodologi penelitian bidang sosial,(Yogyakarta:Gaja
Mada,1991), h.36
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut

akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengambil lokasi

di Uru kec.Buntu Batu Kab, Enrekang. Waktu yang digunakan dalam penelitian

ini selama bulan Oktober 2019 dimulai pada saat pengambilan data pertama

hingga selesai.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyak atau subyek

yang mempunyai kualitaas dan karakteristik tertentu yang yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya

orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek itu18. Menurut Hadari Nawawi

dalam Metodologi Pendidikanyang dikutib oleh Margino Populasi adalah seluruh

data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita

tentukan.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat diketahui bahwa populasi merupakan

keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau

keadaaan tertentu yang akan diteliti, atau sampel dapat didefenisikan sebagai

18
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), h.117
angota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga

diharapkan dapat mewakili populasi19.

Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih/diambil dari suatu populasi.

Besarnya sampel yang ditentukan oleh banyaknya data atau pengamatan dalam

sampel itu. Dalam penetapan sampel ini penulis penulis berpedoman pada

pendapat Suharmi Arikunto yang mengemukakan “ jika subyeknya lebih besar

dari 100 maka dapat diambil antar 10-15% atau 20-25% atau tergantung pada

kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. 20 Berdasarkan

keterangan tersebut , maka dalam penelitian ini penulis menetapkan sampel 15%

dari 124 Kepala keluarga yaitu berjumlah 18 orang tua .

D.Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Sesuai denganbentuk pendekatan kualitatif dan sumber data yang akan

digunakan, maka teknik pemgumpulan data yang digunakan adalah metode

observasi dan juga wawancara. Untuk pengumpulan data dalam kegiatan ini

penelitian perlu cara- cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses

penelitian dapat berjalan lancar.

1. Metode Observasi

Observasi disebut juga pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan segala indra.21 yaitu teknilk

pengumpulan data dengan melakukan pengamatan baik secara langsung maupun

19
Nanang Martono, dkk, Metode Penelitian Kualitatif Analis Isi dan Analisis Data
sekunder edisi Revisi 2, h.76-78
20
Suharmi Arikunto, prosedur penelitia....h.134
21
Suharsimi Arikunto , Dasar- dasar pendidikan,(Jakarta: Bumi aksara, 2001),
h.30
tidak langsung terhadap objek peneliti dengan mengisi lembar yang telah

disediakan. Dalam penelitian ini penulis akan menyiapkan lembar pengamatan

(obsevasi). Metode observasi digunakan untuk mengkonfirmasih data.

2. Wawancara

Metode wawancara atau interview menurut Suharmi Arikunto adalah suatu

metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawabandari responden

dengan jalan tanya jawab sepihak.22 Wawancara merupakan percakapan langsung

dengan tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon untuk

tujuan tertentu.23 Metode wawancara digunakan untuk memperkuat dan

memperjelas data yang diperoleh melalui daftar pertanyaan yang diberikan

kepada (narasumber). Jadi metode interview adalah cara memperoleh data tanya

jawab informasih yang dilakukan secara dialog dengan orang yang dibutuhkan

tentang keterangan suatu masalah.

E. Instrumen Penelitian

Dalam buku Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,

menggemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua

fenomena ini disebut variabel penelitian. 24 Jadi, Instrumen penelitian adalah alat

yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam suatu penelitian.

Instrumen Penelitian yang peneliti gunakan dalam bentuk observasi dan

wawancara:

1. Validitas instrument
22
Ibid, h.30.
23
Sugiono, Op.cit, h. 154
24
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif adan Kuantitatif ,(Bandung : Alfabeta)
Suatu instrument dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat

mengukur apa yang hendak diukur. Validitas merupakan derajat ketetapan antara

data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.

Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang

terjadi pada objek penelitian.

2.Reliabilitas instrument

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali

untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative

konsisten maka alat ukur tersebut disebut reliable.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber,yaitu dari wawancara, observasi yang sudah

dituliskan dalam cacatan prodi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. 25

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kata kata untuk menjelaskan dan

menggambarkan kegiatan-kegiatan dan hasil kegiatan yang terjadi.

BAB III

PENUTUP
25
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Op. Cit, h.247
KESIMPULAN

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai