Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Otot adalah spesialis kontraksi pada tubuh. Otot rangka melekat pada tulang.
Kontraksi otot rangka menyebabkan tulang tempat otot tersebut melekat bergerak,
yang memungkinkan tubuh melaksanakan berbagai aktivitas motoric. Otot rangka
yang menunjang homeostasis mencakup antara lain otot-otot yang penting dalam
akuisisi, mengunyah, dan menelan makanan dan otot-otot yang penting untuk
bernafas. Kontraksi otot rangka juga digunakan untuk menggerakan tubuh menjauhi
bahaya. Kontraksi otot yang menghasilkan panas penting untuk mengatur suhu. Otot
rangka juga digunakan untuk aktivitas-aktivitas nonhomeosatik, misalnya menari
atau mengoperasikan computer. Otot polos terdapat di dinding organ-organ berongga
dan saluran-saluran. Kontraksi terkontrol otot polos bertanggung jawab untuk
mengatur aliran darah melalui pembuluh darah, gerakan makanan melalui saluran
pencernaan, aliran udara melalui saluran pernafasan, dan aliran urin keluar tubuh.
Otot jantung terdapat hanya di dinding jantung, yang ontraksinya memompa darah
penunjang kelangsunga hidup ke seluruh tubuh.
1.2. TUJUAN
- Mahasiswa mampu mengetahui struktur & jaringan otot
- Mahasiswa mampu mengetahui komunikasi antar saraf & sel otot
- Mahasiswa mampu mengetahui mekanisme kontraksi dari sel otot ke jaringan
ototnya
- Mahasiswa mampu mengetahui mekanika kerja otot
 Jenis-Jenis Kontraksi
 Sistem Tuas dan yang Mempengaruhinya
- Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana mempetahankan posisi dan postur
secara statis

1.3. MANFAAT
- Mahasiswa mampu mengetahui struktur & jaringan otot
- Mahasiswa mampu mengetahui komunikasi antar saraf & sel otot

1
- Mahasiswa mampu mengetahui mekanisme kontraksi dari sel otot ke jaringan
ototnya
- Mahasiswa mampu mengetahui mekanika kerja otot
 Jenis-Jenis Kontraksi
 Sistem Tuas dan yang Mempengaruhinya
- Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana mempetahankan posisi dan postur
secara statis

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SKENARIO

JURUS SIRKUS MULUS


Tasia dan beberapa temennya baru saja menempuh ujian nasional tingkat SMA. Untuk
menyegarkan otak dan pikiran yang suntuk, mereka sepakat untuk nonton sirkus di arena
Kaltim Fair yang selalu hadir saat liburan panjang pergantian tahun ajaran sekolah.
Setelah membeli karcis, merekapun masuk ke tempat pertunjukkan sirkus dan berpindah
dari satu tempat ke tempat berikutnya sampai selesai.
Dalam perjalanan pulang mereka membahas apa yang baru saja disaksikan bersama tadi.
Cindy : “Kamu kenapa Tasia, koq diam saja...? Sakit...?”
Tasia : “Aku nggak sakit Cin, aku sedang memikirkan bagaimana bisa ya bapak tadi
mengangkat sepeda motor yang sangat berat, meletakkannya di pundak dan berjalan
mengelilingi arena selama bebrapa menit dan melakukannya kembali ke lantai. Semua
atraksinya berjalan dengan mulus. Bapakku yang badannya lebih besar belum tentu bisa
melakukan yang seperti itu.”
Merry : “Kalo aku sangat tertarik dengan atraksi senam yang membuat konvigurasi
bertingkat itu. Gerakan dan jurus yang mereka perhatikan sangat mengesankan bagiku.
Mereka terlihat sangat kompak, luwes, alami dan... aaahhh,, pokoknya aku ingin sekali
bisa melakukan seperti mereka !! Berlari, melompat, melayang, berdiri di pundak
temannya tanpa terjatuh.... Konsentrasinya Luar Biasa khaaan ??!!”
Dimas si “kutu buku” yang sejak tadi menjadi mendengar, akhirnya ikut bersuara.

2
Dimas : “Ehh Cindy, Tasia, Merry... begitu aja koq ribut sih... kalian masih ingat
pelajaran tentang mekanika kerja otot skeletal ? Otot skeletal mereka berkontraksi dan
bekerja maksimal.....”
Serentak ketiga temannya menjawab “lupaaa....!!!!”
Putri : “Aku merasa takjub waktu menyaksikan atraksi balet dan balok. Bayangkan saja
para bahkan berdiri dengan posisi terbalik, kepala sebagai penyangga.... koq nggak jatuh
yaa...khan ada gravitasi....ckckck....jurusnya hebat deehh...!
Dimas : “Teman-teman.... semua itu ada pelajarannya, bisa dijelaskanlah... kontraksi,
konsentrasi, mempertahankan posisi dan postur, semua dikontrol oleh otak. Tapi aku
belum mampu juga untuk menjelaskannya.”
Tasia : “Aku sudah tidak sabar nihh.... ingin segera kuliah di fakultas kedokteran agar
aku bisa paham semua proses yang berlangsung dalam tubuh kita.”

2.2 Identifikasi Istilah

Otot : - Organ yang melalui kontraksinya menghasilkan gerakan.


- Alat gerak aktif yang mampu berkontraksi, dan terdiri dari
otak
- Volunteer

Otak : Bagian dari sistem saraf pusat yang termasuk dalam cranium

Otot Skeletal : Jaringan otot yang melekat pada tulang, berupa otot lurik di
Sarafi sistem saraf somatik, dibawah kendali sadar

Kontraksi : pemendekkan otot (pengerutan) sehingga bentuknya berubah

Tungkai : Ektremitas Inferior, Bagian Kaki yang memanjang dari paha


sampai telapak kaki

3
Konsentrasi : Pemusatan Perhatian, Pemikiran Terhadap sesuatu

Skeletal : Alat Gerak Pasif, Bagian Mekanik Penggerak Tubuh

Mekanika : Cabang Fisika mengenai gerak dan berhentinya & penyebab


Gerak dan berhentinya

Gravitasi : - Gaya Tarik Menarik Antara benda yang masif / Pudar


- Gaya tarik beban / tubuh

Postur: Bentuk / Keadaan Tubuh

2.3 IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa yang dimaksud Kontraksi pada otot skeletal ?


2. Apa yang dimaksud Kera pada otot skeletal ?
3. Apa saja fungsi otot skeletal ?
4. Bagaimana mekanisme konstraksi otot skeletal ?
5. Kapan otot dapat dikatakan kontraksi maksimal ?
6. Bagaimana mekanika kerja otot skeletal ?
7. Bagaimana peran otak dalam kerja skeletal ?
8. Bagaimana mekanisme mengangkat beban ?
9. Faktor apa saa yang mempengaruhi seseorang mengangkat beban ?
10. Bagaimana mempertahankan posisi & postur tubuh?
11. Apakah konsentrasi dapat meningkatkan kontraksi ?
12. Apakah konsentrasi dapat mempengaruhi kontaksi ?
13. Apa perbedaan kontraksi dengan penyangga tungkai dengan posisi terbalik ?
14. Apa saja yang mempengaruhi tubuh saat mempertahankan postural ?

4
2.4 BRAINSTORMING
1. Yang dimaksud kontraksi otot skeletal adalah pengerutan otot yang terjadi pada
jaringan otot yang melekat pada setiap tulang
2. Yang dimaksud kerja pada otot skeletal adalag dimana gaya titik kerjanya
berpindah kea rah yang dituju serta ada usaha yang dihasilkan otot untuk
memindahkan bebas
3. Fungsi otot skeletal
- Menghasilkan pergerakan pada tubuh
- Menghasilkan keseimbangan pada tubuh
- Menghasilkan panas
- Menghangatkan tubuh
- Menompang tubuh
4. Kontraksi otot skeletal
- Pelepesan muatan oleh neuron motoric
- Pelepasan neurontrasmitte
- Pengikatan asetilkolin
- Peningkatan konduktansi K dan Na di membrane end-plate
- Pembentukan potensial end-plate
- Penyebaran depolarisasi
- Pelepasan Ca ke filamen tebal dan filamen tipis
- Pembentukan ikatan silang antara aktin dan miosin
5. Kontraksi otot dikatakan maksimal ketika semua serat otot berkontraksi dan
sarkomer mendekat ke zona H
6. Mekanika kerja otot skeletal
Jenis kontraksi :
- Isotonik : Tegangnya tetap, panjang serat otot berubah (Mengangkat buku)
- Isometrik : Tegangnya berubah, panjang serat otot tetap (mempertahankan
buku)
Tuas adalah struktur kaku yang mampu bergerak menggelilingi suatu titik sumbu
sebagai fulcrum
- Tulang : Tuas

5
- Sendi : Fulkrum
- Tuas antara flukrum dan titik tempat gaya disebut lengan beban
- Fulkrum dengan gaya yang ditimbulkan bebas disebut lengan daya
7. Peran otak dalam kerja otot skeletal
Serat otot dipesarafi oleh neuronmotorik
2. faktor yang dipengaruhi oleh serat otot
- Frekuensi perangsangnya
- Banyaknya kuat otot yang dirangsangnya
8. Mekanisme mengangkat beban menggunakan kontraksi isotonic yaitu tegangnya
tetap panjang serat otot yang berubah
9. Faktor yang mempengaruhi seseorang mengangkat beban
- Fast glukolitik : Mudah lelah
- Fast oksidatif glukolitik : kontraksi dan relaksasinya cepat
- Fast slow oksidatif : Lebih lama bertahan dan tidak mudah lelah
10. Mempertahankan posisi dan postur tubuh dengan kontraksi dubmaksimal
11. Iya
12. Iya
13. Perbedaan kontraksi pada saat berdiri dengan tungkai dengan posisi terbalik,
berdiri dengan tungkai konsetrasinya biasa namun dengan posisi terbalik
memerlukan konsentrasi lebih
14. Yang mempengaruhhi tubuh saat mempertahankan posturan
- Visual ketika mengalami kesulitan saat jalan menutup mata

2.5 STRUKTURISASI

Potensial Aksi Saraf Motorik integrasi

Lepasnya ACh

6
Potensial di sel Otot

Pelepasan Ca2+

Jembatan Silang Potensial Aksi Saraf Sensorik

Kontraksi sel otot Sistem Saraf Pusat


Visual

Kontraksi Jaringan Otot Stimulus proprioreseptor Kulit

Taktil, dll
Kerja Otot (Mekanika)
Equilibrium

Jenis
Lever
Kontraksi
Tuas
2.6 LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur & jaringan otot.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan komunikasi antar saraf & sel otot.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme kontraksi dari sel otot ke jaringan
ototnya.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Mekanika Kerja Otot
 Jenis-Jenis Kontraksi.
 Sistem Tuas dan yang Mempengaruhinya.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana mempetahankan posisi dan postur
secara statis.
2.7 BELAJAR MANDIRI

7
2.8 SINTESIS
1. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur & jaringan otot.
Satu sel otot rangka, dikenal sebagai serat otot dimana strukturnya adalah
relative besar, memanjang, dan berbentuk silindris. Otot rangka terdiri dari
sejumlah serat otot yang terletak sejajar satu sama lain dan disatukan dengan
jaringan ikat. Selama perkembangan masa mudigah, terbentuk serat-serat rangka
otot besar yang berasal dari fusi sel otot yang lebih kecil yang disebut mioblas
sehingga ada banyak nucleus dalam satu sel otot (Sherwood, 2012).
Otot rangka terdiri dari komponen utama yaitu myofibril yang merupakan
struktur utama pada sebuah serat otot. Setiap myofibril terdiri dari susunan teratur
elemen-elemen sitoskeleton, yang terdiri dari filamen tipis dan filamen tebal.
Filamen tebal mengandung protein yang bernama miosin sedangkan filamen tipis
mengandung aktin, tropomiosin, dan troponin (Sherwood, 2012).
Selain itu, sebuah myofibril juga memperlihatkan pita gelap (pita A) dan pita
terang (pita I) bergantian. Pita pada semua myofibril tersusun sejajar satu sama
lain secara kolektif menghasilkan gambaran seran-lintang atau lurik serat otot
rangka. Tumpukan filamen tebal dan tipis secara bergantian yang sedikit tumpang
tindih satu sama lain berperan menghasilkan gambaran pita A dan pita I
(Sherwood, 2012).
 Pita A
Pita A ini terbentuk dari tumpukan filamen tebal bersama sebagian kecil
filamen tipis yang tumpang tindih di kesua ujung filamen tebal. Filamen tebal
hanya terletak di dalam pita A dan terbentang di seluruh lebarnya; yaitu
dikedua ujung luar pita A. Daerah yang lebih terang di tengah pita A, tempat
yang tidak dicapai oleh filamen tipis, disebut Zona H. hanya bagian tengah
filamen tebal yang ditemukan di bagian ini. Suatu sistem protein penunjang
menahan filamen-filamen tebal vertikal di dalam setiap tumpukan. Protein-
protein ini adalah Garis M yang berjalan vertikal di bagian tengah pita A di
dalam bagian tengah zona H (Sherwood, 2012).
 Pita I

8
Pita I terdiri dari filamen tipis sisanya yang tidak menjulur ke dalam pita
A. Di bagian tengah setiap pita I ada garis vertikal pada Garis Z. Daerah
antara dua garis Z adalah Sarkomer, yaitu unit fungsional otot rangka. Unit
fungsional setiap organ adalah komponen terkecil yang dapat melakukan
semua fungsi organ tersebut sehingga sarkomer adalah unit terkecil yang
melakukan kontraksi. Garis Z adalah lempeng sitoskeleton gepeng yang
menghubungkan filamen tipis dua sarkomer yang berdekatan. Pita I
mengandung hanya filamen tipis dari dua sarkomer yang berdekatan tetapi
bukan panjang keseluruhan filamen ini. Selama pertumbuhan, otot bertambah
panjang dengan menambahkan sarkomer baru di ujung myofibril, bukan
dengan meningkatkan ukuran masing-masing (Sherwood, 2012).
Struktur lain yang terdapat pada otot adalah titin yang merupakan untai
tunggal protein raksasa yang selastik yang berjalan di kedua arah dari garis M
di sepanjang filamen tebal ke garis Z di ujung sarkomer berlawanan. Protein
ini memiliki dua fungsi yaitu :
 Bersama dengan protein-protein garis M, titin membantu menstabilkan
posisi filamen tebal.
 Dengan berfungsi sebagai pegas, protein ini sangat meningkatkan
kelenturan otot.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan komunikasi antar saraf & sel otot.
Neuron motorik dan serat otot rangka berhubungan secara kimiawi di taut
neuromuskular.
Potensial aksi di neuron motorik merambat cepat dari badan sel di dalam
SSP ke otot rangka di sepanjang akson bermielin besar (serat eferen) neuron.
Sewaktu mendekati otot, akson banyak membentuk cabang terminal dan
kehilangan selubung mielinnya. Masing – masing dari terminal akson membentuk
taut khusus yaitu taut neuromuskular. Terminal akson yang membesar membentu
struktur mirip tombol yang disebut terminal button, sedangkan serat otot di
bawahnya yang membentuk cekungan disebut motor end plate.

9
Proses – proses yang terjadi di taut neuromuskulus:
1) Potensial aksi di neuron motorik merambat ke terminal akson (terminal
button)
2) Terbentuknya potensial aksi di terminal button memicu pembukaan saluran
Ca2+ bergerbang voltase dan masuknya Ca2+ ke dalam terminal button
3) Ca2+ memicu pelepasan asetilkolin melalui eksositosis sebagian vesikel
4) Asetilkolin berdifusi melintasi ruang yang memisahkan sel saraf dan sel otot
lalu berikatan dengan reseptor spesifiknya di motor end plate membran sel
otot
5) Pengikatan ini menyebabkan terbukanya saluran kation yang kemudian
menyebabkan pemindahan Na+ masuk ke dalam sel otot dalam jumlah yang
lebih besar daripada perpindahan keluar K+ keluar sel.
6) Hasilnya adalah potensial end plate . terjadi aliran arus lokal antara end – plate
yang mengalami depolarisasi dan membran sekitar
7) Aliran arus lokal ini membuka saluran Na+ berpintu tegangan di sekitar
membran sekitar

10
8) Na+ masuk ke dalam sel dan menurunkan potensial ke ambang , memicu
potensial aksi yang kemudian merambat ke seluruh serat otot
Asetilkolin kemudian diuraiikan oleh asetilkolinestrase, suatu enzim yang
terletak di membran motor end plate dan mengakhiri respon sel otot.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme kontraksi dari sel otot ke jaringan
ototnya.
Penggabungan eksitasi-kontraksi dan relaksasi otot
1) Sebuah potensial aksi yang tiba ditombol terminal taut neuromuskular
merangsang pelepasan asetilkolin, yang berdifusi menembus celah dan
memicu potensial aksi di serat otot
2) Potensial aksi berpindah menembus membran permukaan dan kedalam bagian
dalam serat otot melalui tubulus T. Satu potensial aksi ditubulus T memicu
pelepasan Ca2+¿ ¿ dari retikulum sarkomplasma ke dalam sitosol
3) Ca2+¿ ¿berikatan dengan troponin pada filamen tipis
4) Pengikatan Ca2+¿ ¿ke troponin menyebabkan trompomiosin berubah bentuk,
secara fisik memindahkannya menjauh dari posisi menghambatnya ; ini
membuka tempat ikatan pada aktin untuk jembatan silang miosin
5) Jembatan silang miosin melekat pada aktin ditempat ikatan terpajan
6) Pengikatan ini memicu jembatan silang menekuk, mendorong filamen tipis
pada filamen tebal ke arah sarkomer. Kayuhan kuat ini ditenagai oleh energi
yang disediakan ATP
7) Setelah kayuhan kuat, jembatan silang terlepas dari aktin. Jika Ca 2+¿ ¿masih
ada, kembali ke tahap 5
8) Ketika potensial aksi berhenti, Ca2+¿ ¿diambil oleh retikulum sarkomplasma.
Dengan tidak adanya Ca2+¿ ¿pada troponin, trompomiosin bergerak kembali ke
posisi awalnya, menghambat tempat ikatan jembatan silang miosin pada aktin.
Kontraksi berhenti dan filamen tipis secara pasif bergeser kembali ke posisi
relaksasi awalnya.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanika kerja otot.


 Jenis-Jenis Kontraksi

11
Terdapat dua jenis kontraksi bergantung pada apakah panjang otot
berubah selama kontraksi. Pada kontraksi isotonik, tegangan otot tidak
berubah sementara panjang otot berubah. Pada kontraksi isometrik otot
tidak dapat memendek sehingga terbentuk tegangan dengan panjang otot
tetap. Proses-proses yang terjadi baik pada kontraksi isotonik maupun
isometrik : eksitasi otot mengaktifkan proses kontraktil pembentuk
tegangan; jembatan silang mulai bersiklus dan pergeseran filamen
memperpendek sarkomer, yang meregangkan komponen seri elastik untuk
menghasilkan gaya di tulang tempat insersio otot.
Kontraksi isotonik dibagi menjadi dua yaitu kontraksi isotonik
konsentrik dan eksentrik. Pada keduanya panjang otot berubah pada
tegangan konstan. Namun pada kontraksi konsentrik otot memendek
sementara pada kontraksi eksentrik otot memanjang karena diregangkan
oleh suatu gaya eksternal selagi berkontraksi. Pada kontraksi eksentrik
aktivitas kontraktil menahan peregangan. Salah satu contoh adalah
menurunkan suatu beban ke lantai. Selama tindakan ini serat-serat otot
bisep memanjang tetapi tetap berkontraksi untuk melawan peregangan.
Tegangan ini menopang berat benda.
Salah satu contoh kontraksi isotonik atau isometric adalah ketika
kita mengambil sebuah buku. Pada saat kita mengambil sebuah buku maka
kontraksi yang terjadi adalah kontraksi isotonik konsentrik dimana
panjang otot menjadi lebih pendek dengan tegangan yang konstan.
Sedangkan pada saat kita mempertahankan buku kontraksi yang terjadi
adalah kontraksi isometrik karena panjang otot tidak berubah sedangkan
tegangannya berubah. Pada saat kita menaruh buku tersebut di meja
kontraksi yang terjadi adalah kontraksi isotonik eksentrik dimana serat
otot kita menjadi lebih panjang tetapi tetap berkontraksi untuk melawan
peregangan.
 Sistem Tuas dan yang Mempengaruhinya
Terdiri dari tiga kata kunci yaitu fulcrum (titik tumpu) , effort
(usaha) , dan load (beban). Adapun konsepnya apabila jarak antara load

12
dan fulcrum lebih dekat daripada effort dengan fulcrum maka massa yg
mampu di topang lebih besar daripada dalam keadaan load berada lebih
jauh dengan fulcrum dibanding jarak effort ke fulcrum. Efek tuas ini bisa
dilihat pada seorang penari ballet yg mampu menopang tubuhnya dengan
berdiri menjinjit dijari-jarinya. Adapun tuas ini dibagi menjadi beberapa
tingkatan, seperti gambar dibawah ini.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana mempetahankan posisi dan postur


secara statis.
Dalam mempertahankan posisi saat melakukan aktivitas, sejumlah impuls
dari berbagai reseptor diperlukan untuk diintegrasikan dan diproses.
Propriosepsi, sensasi tentang posisi tubuh dalam ruang sangat penting
untuk mempertahankan posisi, baik seseorang yang sedang berputar bahkan
melakukan gerakan – gerakan senam. Untuk mengontrol kontraksi otot agar
mendapatkan gerakan yang diinginkan, SSP harus menerus diberitahu tentang
hasil dari tindakannya melalui umpan balik.
Sejumlah reseptor memberi masukan propriosepsi. Proprioseptor otot
memberi informasi umpan balik tentang ketegangan dan panjang otot.
Proprioseptor sendi memberi umpan balik tentang askelerasi, sudut, dan arah
gerakan. Proprioseptor kulit memberi tahu SSP tentang tekanan yang mengenai
kulit.

13
Tidak hanya masukan atau input dari proprioseptor, tetapi juga impuls yang
diterima oleh mata digunakan untuk menjaga posisi tubuh. Semua informasi yang
diterima oleh reseptor – reseptor ini diintegrasikan di nukleus vestibularis.

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sel-sel otot dirancang khusus untuk berkontraksi. Terdapat tiga jenis otot :
rangka, polos, jantung. Otot rangka terdiri dari berkas sel-sel otot yang
panjang dan silindris yang dikenal sebagai serat otot dan dibungkus oleh
jaringan ikat. Serat otot penuh dengan miofibril, dengan setiap miofibril terdiri
dari rangkaian filamen tebal dan tipis yang bertumpuk dan sedikit bertumpang
tindih. Susunan seperti ini menyebabkan serat otot rangka tampak bergaris-
garis pada pemerikasaan di bawah mikroskop. Filamen tebal terdiri dari
protein miosin. Jembatan sialng dibentuk dari ujng-ujug globuler molekul
miosin yang menonjol dari setiap filamen tebal. Filamen tipis terutama terdiri
dari protein aktin, yang memiliki kemampuan berikatan dan berinteraksi
dengan jembatan silang miosin untuk menghasilkan kontraksi. Akan tetapi,
dua protein lain, yakni troponin dan tropomiosin, terletak melintang di
permukaan filamen tipis untuk mencegah interaksi jembatan sialng ini dalam
keadaan istirahat.

3.2 Saran
Mengingat masih adanya kekurangan pada kelompok kami, dari segi diskusi
kelompok maupun penulisan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
kepada dosen tutor teman-teman yang membaca laporan ini.

14
Daftar Pustaka

Barret, K.E., Barman, S.M., Boitano S., Brooks, H.L. (2012). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Ganong (Edisi 24). Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.

Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton and
Hall (Edisi 12). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ( Edisi 6). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai