Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS CHAPTER 16

SECURITIES DILUTIVES & EARNING PER SHARE


PT ASURANSI KRESNA MITRA TBK

KELOMPOK 2 :

1. Dhiki Satriawan F0315036


2. Dhimas Ilham Agus Santoso F0315037
3. Diki Setiyawan F0315039
4. Erlina Dwi Kurniawati F0315046
5. Fajar Yulianto Dwi Kusuma F0318050

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2019
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN

PT ASURANSI KRESNA MITRA TBK didirikan pada tanggal 24 April 1956 dengan
nama PT Maskapai Asuransi Patriot (Patriot Insurance Society Ltd.) berdasarkan Akta
Pendirian No. 187 tertanggal 24 April 1956.

Asuransi Kresna merupakan penyedia asuransi kerugian yang melakukan kegiatan


usahanya berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan yang dituangkan dalam Akta No. 94 tahun
2016. Sesuai dengan Anggaran Dasar terakhir Perusahaan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, Perusahaan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

Kegiatan Usaha Utama Asuransi Kresna yaitu di bidang asuransi kerugian, yang
mencakup jasa penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti, serta usaha asuransi
kerugian berdasarkan prinsip Syariah. Kegiatan Usaha Penunjangnya yaitu menjalankan
usaha-usaha yang berkaitan dengan bidang usaha asuransi kerugian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Produk asuransi yang ditawarkan :

1. Asuransi Harta Benda


2. Asuransi Kendaraan Bermotor
3. Asuransi Rekayasa
4. Asuransi Pengangkutan Barang
5. Asuransi Rangka Kapal
6. Asuransi Tanggung Gugat
7. Asuransi Kesehatan
8. Penjaminan Suretyship
9. Asuransi Aneka yang terdiri dari:
a) Asuransi Kecelakaan Diri
b) Asuransi Kebongkaran
c) Asuransi Harta Benda Bergerak
d) Asuransi Uang
e) Asuransi Hole-in-One
10. Asuransi Syariah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI LABA PER SAHAM


Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keungan), Earnings per Share
(Laba per Saham) diatur dalam PSAK 56, berikut adalah definisi mengenai EPS /LPS
berdasarkan PSAK 56 : “jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap
saham biasa yang beredar selama periode pelaporan.”

2.2 PENGAKUAN LABA PER SAHAM


- Menurut PSAK 50 paragraf 28
Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen
keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen
liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut diklasifikasikan secara terpisah sebagai
liabilitas keuangan, aset keuangan,, atau instrumen ekuitas sesuai dengan ketentuan di
paragraf 15.
- Menurut PSAK 50 paragraf 29
Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:
a. Menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
b. Memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen
keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.

Contoh:
Obligasi atau instrumen serupa dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi
saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan merupakan instrumen
keuangan majemuk. Dari sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua
komponen:
a) liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain); dan
b) instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya selama
jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham
biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan).
2.3 PENGUKURAN LABA PER SAHAM
- Menurut PSAK 56 paragraf 9
Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar dan dilusian atas laba atau rugi
yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika
disajikan, laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa tersebut.
- Menurut PSAK 56 paragraf 10
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk (pembilang) dengan
jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar (penyebut) dalam suatu
periode.
- Menurut PSAK 56 paragraf 11
Tujuan informasi laba per saham dasar adalah menyediakan ukuran mengenai
kepentingan setiap sham biasa entitas induk atas kinerja entitas selama periode
pelaporan.
- Menurut Psak 56 Paragraf 20
Penggunaan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama suatu
periode mencerminkan kemungkinan bahwa jumlah modal pemegang saham
berubah selama suatu periode akibat dari naik atau turunnya jumlah saham yang
beredar pada setiap waktu. Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
selama periode berjalan adalah jumlah saham biasa yang beredar pada awal
periode, disesuaikan dengan jumlah saham biasa yang dibeli kembali atau
diterbitkan selama periode tersebut, dikalikan dengan faktor pembobot waktu.
Faktor pembobot waktu adalah jumlah hari beredarnya sekelompok saham
dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode; perkiraan wajar dari rata-
rata tertimbang dapat diterima dalam banyak keadaan.

LPS Dasar = Laba Atau Rugi Yang Dapat Diatribusikan


Kepada Pemegang Saham Biasa Entitas Induk
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
- Menurut PSAK 56 Paragraf 12
Untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar, jumlah laba yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk terkait dengan :
a. Laba rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepaa entitas
induk; dan
b. Laba rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk;
Jumlah Pada huruf (a) dan (b) merupakan jumlah setelah disesuaikan dengan
jumlah dividen preferen setelah pajak, selisih yang timbul dari penyelesaian
saham preferen dan akibat lain yang serupa dari saham preferen yang
diklasifikasikan sebagai ekuitas.

2.4 PENYAJIAN LABA PER SAHAM


- Menurut PSAK 56 paragraf 66
Entitas menyajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laba per
saham dasar dan dilusian untuk laba atau rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan unuk laba atau rugi yang
dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk selama perode tersebut
untuk setiap kelas saham biasa yang mempunyai hak berbeda dalam pembagian laba
dalam periode tersbeut (jika ada). Entitas mnyajikan laba per saham dasar dan dilusian
dengan derajat atau ketersajian yang setara untuk seluru periode sajian.
- Menurut PSAK 56 paragraf 67
Laba per saham disajikan untuk setiap periode laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain yang disajikan. Jika laba per saham dilusian dilaporkan untuk paling
sedikit satu periode maka laba per saham dilusian dilaporkan untuk periode sajian,
meskipun nilainya sama dengan laba per saham dasar. Jika laba per saham dasar dan
dilusian sama, maka keduanya dapat disajikan dalam satu baris pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.
- Menurut PSAK 56 Paragraf 69
Entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian walaupun nilainya negatif (rugi per
saham)
2.5 PENGUNGKAPAN LABA PER SAHAM
- Menurut PSAK 56 paragraf 3
Entitas yang mengungkapkan laba per saham menghitung dan mengungkapkan laba
per saham sesuai dengan pernyaatan ini.
- Menurut PSAK 56 paragraf 4
Jika entitas menyajikan laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan sendiri
yang disusun sesuai dengan PSAK 65 : laporan keuangan konsolidasian dan PSAK 4 :
Laporan keuangan tersendiri, maka peungkapan yang disyaratkan oleh pernyataan ini
hanya berdasarkan informasi konsolidasian. Entitas yang memilih mengungkapkan
laba per saham berdasarkan laporan keuangan tersendiri menyajikan informasi laba
per saham tersebut hanya dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Entitas tidak diperkenankan menyajikan informasi laba per saham tersebut dalam
laporan keuangan konsolidasian.
Paragraf 4A
Jika entitas menyajikan pos laba rugi dalam laporan terpisah sebagaimana
dijelaskan dalam PSAK 1 : penyajian laporan keuangan paragraf 10A maka
entitas menyajikan laba per saham hanya dalam laporan laba rugi tersendiri
tersebut.
- Menurut PSAK 56 paragraf 70 a dan b
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut ini:
a. Jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam penghitungan laba per saham dasar
dan dilusian, dan rekonsiliasi jumlah tersebut terhadap laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada entiitas induk untuk periode tersbut. Rekonsiliasi tersebut
mencakup dampak individul dari setiap kelas instrumen yang mempengaruhi laba per
saham.
b. Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut dalam
penghitungan LPS Dasar dan Dilusian, dan rekonsiliasi penyebut- tersebut.
Rekonsiliasi tersebut mencakup dampak individul dari setiap kelas instrumen yang
mempengaruhi laba per saham.
BAB III
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
PT ASURANSI KRESNA MITRA TBK

A. Definisi

B. Pengakuan Laba Per Saham PT ASURANSI KRESNA MITRA TBK

Menurut PSAK 50 paragraf 29


“Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:
- menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
- memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen keuangan
tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan”

Laporan keuangan PT Asuransi Kresna Mitra Tbk tidak sesuai dengan PSAK 50 Paragraf
29 karena pada instrument keuangan PT ini tidak menimbulkan liabilitas keuangan bagi
entitas dan tidak memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi
instrumen keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan

C. Pengukuran Laba Per Saham PT ASURANSI KRESNA MITRA TBK

- Menurut PSAK 56

Berdasarkan kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh PT Asuransi Kresna Mitra


Tbk. Dalam hal perhitungan Laba Per Saham, LPS Dasar dihitung dengan membagi
laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk
dengan jumlah rata - rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu periode.
Perhitungan LPS dalam PT Asuransi Kresna Mitra Tbk.
Berdasarkan Financial Report dan Annual Report tahun 2016 PT Asuransi
Kresna Mitra Tbk, perhitungan Laba Per Saham diperoleh dari perbandingan antara
Laba Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 41,75
miliar dan Jumlah Rata-rata tertimbang saham biasa sebesar 7,09 miliar lembar.
Sehingga LPS Dasarnya sebesar Rp 5,88 dari hal ini dapat ditetapkan bahwa PT
Asuransi Kresna Mitra menggunakan perhitungan LPS Dasar dengan rumus berikut:
LPS Dasar = Laba Atau Rugi Yang Dapat Diatribusikan
Kepada Pemegang Saham Biasa Entitas Induk
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa

= Rp 41.755.380.041
7.097.450.677 Lembar

= Rp5,88

Dari hal tersebut pengukuran dalam Laba per Saham di perusahaan Asuransi
Kresna Mitra ini cocok dengan isi PSAK 56 berikut:
1. “Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar dan dilusian atas laba atau rugi
yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika
disajikan, laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa tersebut”.
2. “Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk (pembilang) dengan
jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar (penyebut) dalam suatu
periode”.

D. PENYAJIAN LABA PER SAHAM PT ASURANSI KRESNA MITRA TBK


Berdasarkan penyajian Laba per saham PT Asuransi Kresna Mitra Tbk diatas sudah sesuai
dengan isi PSAK 56 Paragraf 66, 67 dan 69

E. PENGUNGKAPAN LABA PER SAHAM PT ASURANSI KRESNA MITRA TBK

Berdasarkan hasil pengungkapan oleh perusahaan Asuransi Kresna


Mitra diatas, perusahaan telah menerapkan pengungkapan di PSAK 56 yang
berbunyi sebagai berikut:
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut ini:
- Jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam penghitungan laba per saham
dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi jumlah tersebut terhadap laba atau rugi yang
dapat diatribusikan kepada entiitas induk untuk periode tersbut. Rekonsiliasi
tersebut mencakup dampak individul dari setiap kelas instrumen yang
mempengaruhi laba per saham.
- Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut dalam
penghitungan LPS Dasar dan Dilusian, dan rekonsiliasi penyebut- tersebut.
Rekonsiliasi tersebut mencakup dampak individul dari setiap kelas instrumen
yang mempengaruhi laba per saham.

Anda mungkin juga menyukai