Anda di halaman 1dari 6

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2 , Agustus 2017

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PERILAKU HIDUP


BERSIH DAN SEHAT ( PHBS) PADA LANJUT USIA DI BALAI
PENYANTUNAN LANJUT USIA (BPLU ) SENJA CERAH
PANIKI KECAMATAN MAPANGET MANADO

Shanti Kakombohi
Ora I. Palendeng
Sefti Rompas

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Unversitas Sam Ratulangi Manado
Email :buana_shanti@yahoo.com

Abstract :The aging process that occurs naturally with the consequences of physical, mental and
social problems, changes due to declining productivity. So that cause anxiety so that influence
on everyday activity including in clean and healthy life behaviour. The purpose of the study to
know the Relationship between anxiety level with clean and healthy life behaviour at Badan
Penyantunan Lanjut Usia (BPLU) Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Manado. This
study’s Design uses observational analytics using cross sectional approach is a study that is
measured simultaneously, instantaneously or once in one time. The technique of taking
sampleusing a total sample of 33 people. Chi Square statistical test results with 95% confidence
level (α = 0.05) and obtained p value 0.690> 0.05. Conclusion that there is no relation between
anxiety level with clean and healthy life behaviour at Badan Penyantunan Lanjut Usia (BPLU)
Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Manado.
Keywords : Elderly, Anxiety Level, Clean and Healthy Life Behaviour

Abstrak :Proses penuaan yang terjadi secara alami dengan konsekuensi timbulnya masalah fisik,
mental dan sosial, perubahan karena produktivitas yang mulai menurun.Sehingga menimbulkan
kecemasan sehingga berpengaruh pada aktivitas sehari-hari termasuk dalam perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).Tujuan Penelitian untukmengetahui hubungan antara kecemasan
dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada lansia di Balai Penyantunan Lanjut Usia
(BPLU) Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Kota Manado. Desain Penelitian ini
menggunakan observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu
suatu penelitian yang diukur secara simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali
waktu.Teknik pengambilan Sampel menggunakan sampel jenuhdengan jumlah sampel sebanyak
33 orang.Hasil uji statistik Chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan diperoleh
p value 0,690 > 0,05. Kesimpulan yaitu tidak terdapat hubungan antara kecemasan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada lansia di Balai Penyantunan Lanjut Usia (BPLU)
Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Kota Manado.
Kata Kunci : Lanjut Usia, Kecemasan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PENDAHULUAN penuaan akan meningkatkan kemungkinan
Proses penuaan merupakan akumulasi terserang penyakit bahkan kematian. (Lilik
secara progresif dari berbagai perubahan Ma’rifatul Azizah, 2011). Menua bukanlah
fisiologi organ tubuh yang berlangsung suatu penyakit tetapi merupakan proses
seiring berlalunya waktu, selain itu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2 , Agustus 2017

menghadapi rangsangan dari dalam maupun berbagai permasalahan yang kompleks bagi
dari luar tubuh. Walaupun demikian, usia lanjut itu sendiri maupun bagi keluarga
memang harus diakui bahwa ada berbagai dan masyarakat. Permasalahan yang sangat
penyakit yang sering menghinggapi kaum mendasar pada usia lanjut, salah satunya
lanjut usia. Proses menua sudah mulai adalah masalah kesehatan. Permasalahan
berlanjut sejak seseorang mencapai usia khusus yang terjadi pada lanjut usia adalah
dewasa, misalnya dengan terjadinya proses ketuaan yang terjadi secara alami
kehilangan jaringan pada otot, susunan dengan konsekuensi timbulnya masalah
syaraf dan jaringan lain sehingga tubuh mati fisik, mental dan sosial, perubahan karena
sedikit demi sedikit (Lilik Ma’rifatul Azizah produktivitas yang mulai menurun,
2011). berkurangnya kesibukan sosial dan interaksi
Lansia diseluruh dunia, berjumlah dengan lingkungan, produktivitas yang
diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satu menurun dengan akibat terbatasnya
dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), kesempatan kerja karena kemampuan dan
dan pada tahun 2025 lanjut usia akan keterampilan menurun, namun kebutuhan
mencapai 1,2 miliyar (Nugroho Wahjudi, hidup terpenuhi, kebutuhan pelayanan
2012). Secara demografis, berdasarkan kesehatan terutama kelainan degeneratif
sensus penduduk tahun 1971 jumlah pada lansia memerlukan biaya tinggi dan
penduduk di Indonesia berusia 60 tahun perubahan nilai sosial masyarakat yang
keatas sebesar 5,3 juta ( 4,5% ) dari jumlah mengarah kepada tatanan masyarakat
penduduk. Selanjutnya pada tahun 1980, individualistik pada lanjut usia kurang
jumlah ini meningkat menjadi ± 8 juta mendapat perhatian sehingga sering tersisih
( 5,5% ) dari jumlah penduduk dan pada dari kehidupan masyarakat dan menjadi
tahun 1990, jumlah ini meningkat menjadi terlantar (Dinas Kesehatan Sulawesi Utara,
± 11,3 juta (6,4%). Pada tahun 2000, 2016).
diperkirakan meningkat sekitar 15,3 juta Kecemasan yang dirasakan oleh lanjut
(7,4%) dari juumlah penduduk, dan pada usia yaitu dimana adanya perasaan yang
tahun 2005, jumlah ini diperkirakan tidak menyenangkan atau ketakutan yang
meningkat menjadi ± 18,3 juta (8,5%) tidak jelas dan hebat yang dialami
(Nugroho Wahjudi, 2012). seseorang. (Nugroho Wahjudi, 2012).
Sensus penduduk tahun 2010 jumlah Sehingga hal ini berpengaruh pada aktivitas
lansia 18,1 juta jiwa. Tahun 2014 susenas sehari-hari dikarenakan adanya masalah
jumlah lansia 20,24 juta jiwa. Indonesia fisik yang sehari-hari yang sering ditemukan
termasuk lima besar negara dengan jumlah pada lansia, seperti mudah jatuh, mudah
lansia terbanyak didunia. Meningkatnya lelah, berat badan menurun, sukar menahan
jumlah lansia tentu akan menimbulkan buang air besar serta terjadinya gangguan
pada ketajaman penglihatan.(Lilik
Ma’rifatul Azizah, 2011).
Lanjut usia yang dialami seseorang
tentunya berpengaruh pada kemampuan
fisik dan mental hidupnya pun akan
perlahan-lahan tetapi pasti menurun.
Akibatnya aktifitas hidupnya akan ikut
terpengaruh, yang pada akhirnya akan dapat
mengurangi kesigapan seseorang (Lilik
Ma’rifatul Azizah, 2011).
Penelitian oleh Retno Lestari (2013) ada hubungan Tingkat Kecemasan dengan Tingkat
2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2 , Agustus 2017

Kemandirian Activities Of Daily (ADL) Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget


pada lansia di Panti Werdha. Adapun Kota Manado.
penelitian oleh Fransiska Sohat (2014) ada
hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan METODE PENELITIAN
insomnia pada lansia di Panti Werdha Senja Desain penelitian ini adalah
Cerah Paniki. Penelitian oleh Elis Deti menggunakan jenis penelitian analitik cross
Dariah, Okatiranti (2015) pada lansia di sectional. Penelitian telah dilaksanakan di
Posbindu Anyelir ada hubungan kecemasan BPLU Senja Cerah Kecamatan Mapanget
dengan kesehatan pada lansia dalam hal ini Kota Manado pada bulan Desember 2016.
kualitas tidur pada lansia. Begitu pula Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
dengan penelitian yang terdahulu oleh lanjut usia yang tinggal di BPLU Senja
Nungky Kustantya & Mochamad Saiful Cerah Mapanget Manado, berdasarkan data
Anwar (2013) ada hubungan pengetahuan diperoleh dengan jumlah 33 jiwa, yang
dengan perilaku hidup bersih dan sehat terdiri dari 13 laki-laki dan 20 perempuan
(PHBS) pada lansia dan penelitian oleh dengan jumlah sampel yang akan diteliti
Luciana Putri Sari (2015) ada hubungan adalah sebanyak 33 sampel yang sesuai
antara perawatan diri dengan konsep lansia. dengan kriteria inklusi yaitu lanjut usia yang
Data awal yang di peroleh di Balai tinggal di BPLU Senja Cerah Mapanget
Penyantunan Lanjut Usia ( BPLU) Senja Manado dan bersedia menjadi responden,
Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Manado lanjut usia yang dapat melihat, mendengar
dengan jumlah lansia 38 jiwa, yang terdiri dan berbicara dengan baik serta kriteria
dari 15 laki-laki dan 23 perempuan. Dan eksklusi yaitu lanjut usia yang tidak bersedia
berdasarkan wawancara dengan salah menjadi responden dan lanjut usia yang
seorang lansia yang mengatakan bahwa iya mengalami sakit sehingga tidak dapat
merasa cemas saat melakukan olahraga dini beraktivitas.
hari dikarenakan fisiknya yang kurang Instrument yang digunakan berupa
mampu iya merasa mudah lelah, adapun kuesioner yang telah baku. Analisis
wawancara dengan salah seorang lansia univariat dalam penelitian ini yaitu peneliti
yang lain yang mengatakan ada rasa takut akan melihat gambaran dari data demografi
dan cemas saat melakukan aktivitas sehari- lanjut usia dan analisis bivariat penelitian ini
hari misalnya dalam pembersihan diri yaitu tingkat kecemasan dengan perilaku
(mandi) dikarenakan iya menggunakan alat hidup bersih dan sehat pada lansia. Uji yang
bantu jalan (tongkat) iya merasa cemas akan digunakan adalah uji statistik Chi-
karena akan mudah terjatuh apabila lantai Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α :
licin, begitupun iya sulit untuk mengikuti 0,05) di uji dengan program komputer.
olahraga setiap dini hari. Dan berdasarkan
observasi di beberapa wisma ada salah satu
wisma yang kurang bersih dan salah satu
wisama yang lain tampak bersih. Sehingga
berdasarkan fenomena tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
hubungan antara kecemasan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) pada lansia
di Balai Penyantunan Lanjut Usia (BPLU)
HASIL dan PEMBAHASAN Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017.
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
menurut usia lansia di BPLU Senja Cerah Usia n %

3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2 , Agustus 2017

60-70 Tahun 9 27.3 juga merupakan salah satu faktor yang


71-80 Tahun 24 72.7 mempengaruhi psikologi lansia, sehingga
> 81 Tahun 0 0 akan berdampak pada bentuk adaptasi yang
Total 33 100.0 digunakan. Darmojo dkk, 1999, menyatakan
Sumber : Data Primer, 2017 hasil penelitian mereka yang memaparkan
bahwa ternyata keadaan psikososial lansia di
Berdasarkan hasil analisis data pada Indonesia secara umum masih lebih baik di
tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian bandingkan di negara maju, antara lain
besar responden berada pada kelompok usia tanda-tanda depresi (pria 4,3 % dan wanita
71-80 tahun yaitu sebanyak 24 responden 4,2%) menunjukkan kelakuan/tabiat buruk
(72.7 %). Secara individu proses menua (pria 7,3 % dan wanita 3,7%) serta cepat
dapat menimbulkan berbagai masalah, baik irritable (pria17,2 % dan wanita 7,1%) jadi
secara fisik, biologi, mental, maupun sosial dapat diasumsikan bahwa wanita lebih siap
ekonomi, semakin lanjut usia seseorang, ia dalam menghadapi masalah di bandingkan
akan mengalami kemunduran terutama di laki-laki, karena wanita lebih mampu
bidang kemampuan fisik. menghadapi masalah dari pada kaum lelaki
Kondisi lanjut usia dapat pula yang cenderung lebih emosional
berpengaruh terhadap kondisi mental. Pada (Noorkasiani, 2009).
usia yang telah lanjut sebagian tersebut
masih mempunyai kemampuan untuk Tabel 3. Distribusi frekuensi responden
bekerja. Permasalahan yang mungkin timbul menurut tingkat kecemasan lansia di BPLU
adalah bagaimana memfungsikan tenaga dan Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara Tahun
kemampuan mereka tersebut didalam situasi 2017.
keterbatasan kesempatan kerja (Abdul
Muhith, 2016). Kecemasan n %
Ringan 0 0.0
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden Sedang 21 63.3
menurut jenis kelamin lansia di BPLU Senja Berat 12 36.4
Cerah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017. Total 33 100.0
Sumber : Data Primer, 2017
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 13 39.4 Berdasarkan hasil analisis yang
Perempuan 20 60.6 diperoleh menjelaskan bahwa tingkat
Total 33 100.0 kecemasan pada lansia di BPLU Senja
Sumber : Data Primer, 2017 Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Manado
didapatkan responden memiliki kecemasan
Jenis kelamin responden terbanyak pada sedang yaitu sebanyak 21 responden atau
penelitian ini adalah responden berjenis 63,6%. Kecemasan adalah perasaan yang
kelamin perempuan dengan jumlah 20 tidak menyenangkan atau ketakutan yang
responden atau 60.0 %. Perbedaan gender tidak jelas dan hebat.Hal ini terjadi sebagai
reaksi terhadap sesuatu yang dialami oleh
seseorang (Nugroho Wahjudi, 2012).
Adapun tingkat kecemasan yang diperoleh
adalah kecemasan sedang, dengan memiliki
ciri-ciri yaitu lebih tegang, menurunnya
konsentrasi, sadar tetapi fokusnya sempit,
gejala-gejala fisik berkembang seperti sakit kepala, sering berkemih, mual, palpitasi dan
4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2 , Agustus 2017

letih (Maryam S, 2008). Tabel 5. Hubungan tingkat kecemasan


dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tabel 4. Distribusi frekuensi responden (PHBS) pada lanjut usia Di BPLU Senja
Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Kota
Manado Tahun 2017.
menurut Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) pada lansia di BPLU Senja Cerah Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Total
Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017. Kecemasan P Value
Baik Cukup Kurang
n % n % n % n %
Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) n % Ringan 0 0.0 0 0 0 0.0 0 0.0

Baik 0 0,0 Sedang 0 0.0 16 48.5 5 15.2 21 63.6


0.690
Cukup 24 72,7 Berat 0 0.0 8 24.2 4 12.1 12 36.4
Kurang 9 27,3
Total 0 0.0 24 72.7 9 27.3 33 100.0
Total 33 100.0
Sumber : Data Primer, 2017 Sumber : Data Primer, 2017

Hasil Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Berdasarkan hasil analisis dengan
(PHBS) pada lansia di Panti Werdha Senja menggunakan uji Chi-Square diperoleh P-
Cerah Paniki Kecamatan Mapanget, Manado Value 0,690 (> α 0,05) dapat dikatakan Ho
menunjukkan bahwa sebagian besar gagal ditolak. Dapat disimpulkan bahwa
responden memiliki perilaku hidup bersih tidak terdapat hubungan antara tingkat
dan sehat (PHBS) yang cukup, yaitu kecemasan dengan perilaku hidup bersih dan
sebanyak 24 responden atau 72,7 %. sehat (PHBS) pada Lanjut Usia di BPLU
Perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia, Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget
yakni : perawatan diri (kebersihan mulut dan Kota Manado.
gigi, kebersihan kepala,rambut dan kuku, Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebersihan badan dan pakaian, kebersihan kecemasan pada lansia ada 2, yaitu faktor
mata, kebersihan telinga, kebersihan hidung, internal terdiri atas usia, jenis kelamin,
dan kebersihan alat kelamin), dan kebutuhan tingkat pendidikan danmotivasi serta faktor
nutrisi (kebutuhan gizi dan penyajian eksternal terdiri atas dukungan keluarga dan
makanan yang tepat waktu dan teratur) dukungan sosial (Noorkasiani, 2009 dikutip
(Fitriana, 2013). dalam Elis Deti Dariah, 2015). Berdasarkan
fenomena yang didapatkan pada responden
yang berusia >75 tahun masih bisa
melakukan aktifitas yang memadai
dikarenakan tersedianya fasilitas yang
mendukung aktifitas para lansia termasuk
dalam kebersihan lingkungan,
ketersediaannya makanan para lansia, serta
adanya medis untuk pemeriksaan kesehatan
para lansia dan dilihat dari segi jenis
kelamin dimana lebih banyak berjenis
kelamin perempuan dimana perempuan
masih lebih dapat mengendalikan diri
dibandingkan laki-laki, dan untuk perilaku
hidup bersih dan sehat lansia yang tinggal di

5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2 , Agustus 2017

Panti Werdha Senja Cerah Paniki sebagian Elis Deti Dariah (2015).Hubungan
besar mampu mengaplikasikan perilaku Kecemasan Dengan Kualitas Tidur
hidup bersih dan sehat dalam kehidupan Lansi di Posbindu Kecamatan Cisarua
setiap hari. Kabupaten Bandung Barat.
Penyebab lansia mengalami kecemasan
karena sebagian besar lansia tidak Fitriana (2013).Hubungan Tingkat
berkeluarga, tidak memiliki uang, sedih Pengetahuan Keluarga Dengan
mengingat keluarga yang telah mengusirnya, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
tidak cocok dengan teman wisma dan ada Lansia di Desa Wirogunan Kartasura.
yang di tempatkan di wisma isolasi (Retno
Lestari, 2013) tapi berdasarkan penelitian Fransiska Sohat (2014). Hubungan Tingkat
dan wawancara dengan lansia di BPLU Kecemasan Dengan Insomnia Pada
Senja Cerah Paniki di didapat bahwa Lansia di Balai Penyantunan Lanjut
beberapa lansia mengatakan mereka tidak Usia Senja Cerah Paniki Kecamatan
merasa cemas walaupun tanpa keluarga, Mapanget Manado.
tetapi mereka lebih akrab dengan teman
Lilik Ma’rifatul Azizah
sewisma dan bahkan menganggap mereka
(2011).Keperawatan Lanjut Usia.
adalah satu keluarga sehingga peneliti
Yogyakarta : Graha Ilmu.
berasumsi bahwa adanya rasa kekeluargaan
yang saling tolong menolong antar lansia Luciana Putri Sari (2015). Hubungan
sehingga dapat mengurangi kecemasan Antara Perawatan Diri pada Lansia
setiap lansia. dengan Konsep Diri pada Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata
SIMPULAN Kota Gorontalo.
Berdasarkan hasil penelitian dan juga
pembahasannya, maka dapat disimpulkan Maryam S (2008). Mengenal Usia Lanjut
bahwa tingkat kecemasan responden yang dan Perawatannya. Jakarta : Selemba
ada di Panti Werdha Senja Cerah Paniki Medika.
paling banyak memiliki kecemasan sedang,
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Noorkasiani (2009).Kesehatan Usia Lanjut
pada lansia yang ada di Panti Werdha Senja Dengan Pendekatan Asuhan
Cerah Paniki memiliki perilaku paling Keperawatan. Penerbit Selemba
banyak PHBS cukup dan tidak terdapat Medika.
hubungan antara tingkat kecemasan dengan
Nugroho Wahjudi (2012).Keperawatan
perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia
Gerontik dan geriatrik.Penerbit Buku
di Panti Werdha Senja Cerah Paniki.
Kedokteran : EGC.
DAFTAR PUSTAKA Nungky Kustantya & Mochamad Saiful
Abdul Muhith (2016 ). Pendidikan Anwar (2013).Hubungan Tingkat
Keperawatan Gerontik. CV Andi Pengetahuan Dengan Perilaku Hidup
Offset. Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Lansia.
Dinas Kesehatan Sulawesi Utara (2016). Retno Lestari (2013). Hubungan Tingkat
Operasi Daerah Selesaikan kemiskinan. Kecemasan dengan Tingkat
Author : DinKes Sulut. Kemandirian Activities Of Daily (ADL)
Lansia di Panti Werdha

Anda mungkin juga menyukai