Anda di halaman 1dari 30

LANDASAN PENDIDIKAN

RESUME MATERI PRESENTASI LANDASAN PENDIDIKAN


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan

Disusun Oleh :

Hadyan Nurfadillah NPM 172170022

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017
Materi : Landasan Manusia dan Pendidikan

HAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN

1. Hakikat Manusia

Menurut psikologi pendidikan, hakikat manusia adalah sebagai berikut :

a) Makhluk yang memiliki tenaga dan bergerak untuk memnuhi kebutuhannya;

b) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggungjawab atas tingkah laku
intelektuan dan sosial;

c) Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif dan mampu mengarahkan
hidupnya

d) . Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang


tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya;

e) Individu yang dalam hidupnya selallu melibatkan dirinya alam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati;

f) Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan ketakterdugaan


dengan potensi yang tak terbatas;

g) Makhluk yang kemungkinan memiliki sisi baik dan buruk;

h) Individu yang sangat dipengaruhoi oleh lingkungan

Dapat disimpulkan bahwa manusia dari sisi penciptaannya ialah makhluk tuhan yang paling
sempurna bila dibandingkan makhluk tuhan yang lain yang secara individu ia memiliki
keunikan tersendiri, manusia juga sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk susila.
Manusia memiliki hasrat biologis yang hanya menuntut kepuasan, mempunyai ego yang
lebih bersifat realistis dan super ego yang bersifat ethis.

PENDIDIKAN DAN HAKIKATNYA

1. Pengertian Pendidikan berdasarkan lingkupnya


a) Pendidikan dalam arti luas
Pendidikan adalah hidup, artinya segala pengalaman (belajar) diberbagai
lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat
b) Pendidikan dalam arti sempit
Pendidikan dalam prakteknya identik dengan penyekolahan (schooling)
yaitu pengajaran formal dibawah kondisi-kondisi yang terkontrol
2. Hakikat pendidikan

Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya (file
UPI.edu). Dalam dokumen lain mengutip salah satu tokoh pendidikan ki Hajar Dewantoro
mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti , pikiran serta
jasmani anak yang selaras dengan alam dan masayarakatnya. Eksistensi Manusia adalah
untuk Menjadi Manusia Bagi manusia bereksistensi berarti mengadakan dirinya secara aktif.
Bereksistensi berarti merencanakan, berbuat dan menjadi. Eksistensi manusia tiada lain adalah
untuk menjadi manusia yaitu dengan adanya pendidikan.

TUJUAN PENDIDIKAN

Dalam sistem pendidikan Indonesia tujuan pendidikan tersebut secara eksplisit dapat diihat
pada undang-undang RI no. 20 tahun 2003 yang bersisi pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak
mulia,, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Pada dasarnya, pendidikan di semua instuisi dan tingkat pendidikan mempunyai muara
tujuan yang sama yaitu ingin mengantarkan anak manusia menjadi manusia paripurna yang
mandiri dan dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan lingkungannya.

ALIRAN ALIRAN PENDIDIKAN

1. EMPIRISME

Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan itu semata –mata tergantung pada
factor lingkungan.

2. NATIVISME

Airan ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, pembawaannya yang telah terdapat pada waktu lahir
itulah yang menentukan hasil perkembangannya.
3. NATURALISME

Berpendapat bahwa semua anak baru lahir mempunyai pembawaan baik, dan tidak
satupun dengan pembawa buruk

4. KONVERGENSI

Merupakan gabungan-gabungan dari aliran aliran diatas. Aliran ini mengatakan


bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah tergantung pada dua faktor yaitu
bakat dan lingkungan.

FAKTOR FAKTOR PENDIDIKAN

1. Faktor tujuan

2. Faktor peserta didik

3. Faktor pendidik

4. Faktor alat pendidikan

5. Faktor metode pendidikan

6. Faktor lingkungan

7. Faktor materi pendidikan

PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

Pendidikan merupakan sebuah sistem tebuka artinya sistem tersebut tidak berhubungan
dengan sistem supranya., karena pendidikan itu tidak akan dapat berjalan tanpa ada
hubungan dengan sistem-sistem lain. Namun demikian sebenarnya tidak ada sistem yang
sepenuhnya terbuka dan tidak ada pula yang sepenuhnya tertutup.

Cirip-ciri pendidikan sebagai sistem terbuka :

1. Mengimpor energi, materi, dan informasi dari luar;

2. Memiliki pemroses

3. Menghasilkan output atau mengekspor energi, materi, dan informasi

4. Merupakan kejadian yang berantai;


5. Memiliki negative entroppy;

6. Memiliki alur informasi sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri.

7. Ada kestabilanyang dinamis;

8. Memiliki diferensiasi;

9. Ada prinsip equifinalty.


LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

PENGERTIAN FILSAFAT.

Pengertian Filsafat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah 1) Pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan
hukumnya, 2) Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan atau juga berarti ilmu
yang berintikan logika, estetika, metafisika dan epistemologi.

Plato (427 - 347 SM) mendefinisikan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli, Kemudian Aristoteles (382 - 322 SM) mengartikan filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, dan berisikan di dalamnya ilmu;
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

Pengertian Filsafat secara umum adalah Ilmu pengetahuan yang ingin mencapai hakikat
kebenaran yang asli dengan ciri-ciri pemikirannya yang 1) rasional, metodis, sistematis,
koheren, integral, 2) tentang makro dan mikro kosmos 3) baik yang bersifat inderawi
maupun non inderawi. Hakikat kebenaran yang dicari dari berfilsafat adalah kebenaran
akan hakikat hidup dan kehidupan, bukan hanya dalam teori tetapi juga praktek.

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik


potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan
universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan.
organis, harmonis, dinamis.

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam samapai akar-
akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001).

Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan
tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum
yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi
konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep
pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan

ALIRAN DALAM LANDASAN FILOSIFIS PENDIDIKAN

Aliran Idealisme
Para filosof ini mengklaim bahwa realitas pada hakikatnya bersifat spiritual. Karena
manusia itu adalah makhluk yang berpikir, yang memiliki tujuan hidup, dan yang hidup
dalam aturan moral yang jelas. Menurut epistemologis, pengatuhan itu diperoleh dengan
cara mengingat kembali melalui intuisi, sedangkan aksiologi bahwa manusia itu diperintah
melalui nilai moral imperatif yang bersumber dari realitas yang absolut.

Aliran Realisme

Para filosof realisme, memandang bahwa dunia ini adalah materi yang hadir dengan
sendirinya, yang tertata dalam hubungan-hubungan di luar campur tangan manusia. Dan
mereka beranggapan bahwa pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman dan penggunaan
akalnya, sedangkan tingkah laku manusianya diatur oleh hukum alam dan pada taraf yang
rendah diatur oleh kebijaksanaan yang teruji.

Aliran Perenialisme

Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial)
yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.

Perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan yaitu :

· Pengetahuan yang benar (truth)

· Keindahan (beauty)

· Kecintaan kepada kebaikan (goodness)

Aliran Esensialisme

Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang memiliki
tata yang jelas. Dasar filosofi esensialisme terutama memandang bahwa setiap jenis tertentu
tidak lain adalah entitas yang memiliki seperangkat karakteristik dan sifat yang bersifat
(given) atau terberikan sejak keberadaannya yang pertama kali. Esensialisme mempunyai
tinjauan mengenai kebudayaan dan pendidikan yang berbeda dangan progresivisme.
Filsafat pendidikan Esensialisme bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-
abad lamanya. Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran
teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.

Aliran Pragmatisme dan Progresivisme


Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus
dinilai dari segi kegunaan pragtis, dengan kata lain paham ini menyatakan yang berfaedah
itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu
kepada manusia .aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan
tradisional.

Aliran Eksistensialisme

Eksistensialisme termasuk filsafat pendatang baru. Eksistensialisasi selalu menjadi


pemikiran filsafat yang berupaya untuk agar manusia menjadi dirinya,mengalami
individualitas. Eksistensi berarti berdiri sebagai diri sendiri. Aliran eksistensialisme terbagi
dua sifat,yaitu teistik(bertuhan)dan atteistik. Menurut eksistensialisme,ada dua jenis filsafat
tradisional,yaitu filsafat spekulatif dan filsafat skeptis

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.
Oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten
merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa
Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara berdasarkan pada nilai-nilai yang
tertuang dalam sila-sila pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa
Indonesia sebelum mendirikan negara.

Syarat mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat
(merupakan unsur pokok negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan. Konsekuensinya rakyat adalah merupakan dasar ontologis demokrasi,
karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Atas dasar pengertian filosofis
tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat negara.

IMPLIKASI LANDASAN FILASAFAT PENDIDIKAN

Implikasi Bagi Guru

Apabila kita konsekuen terhadap upaya memprofesionalkan pekerjaan guru maka filsafat
pendidikan merupakan landasan berpijak yang mutlak. Artinya, sebagai pekerja
professional, tidaklah cukup bila seorang guru hanya menguasai apa yang harus dikerjakan
dan bagaimana mengerjakannya. Kedua penguasaan ini baru tercerminpada kompetensi
seorang tukang.
Disamping penguasaan terhadap apa dan bagaimana tentang tugasnya, seorang guru juga
harus menguasai mengapa ia melakukan setiap bagian serta tahap tugasnya itu dengan cara
tertentu dan bukan dengan cara yang lain.

Oleh karena itu maka semua keputusan serta perbuatan instruksional serta non-instruksional
dalam rangka penunaian tugas-tugas seorang guru dan tenaga kependidikan harus selalu
dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan (tugas professional, pemanusiaan dan
civic) yang dengan sendirinya melihatnya dalam perspektif yang lebih luas dari pada
sekedar pencapaian tujuan-tujuan instruksional khusus.

Upaya Mewujudkan Filsafat Pendidikan di Indonesia

Pendidikan di Indonesia baru dalam tahap perhatian. Perhatian-perhatian terhadap perlunya


filsafat pendidikan itupun baru muncul disana-sini belum terkoordinasi menjadi suatu
perhatian besar untuk segera mewujudkanya. Kondisi seperti ini tidak terlepas dari
kesimpangsiuran pandangan para pendidik terhadap pendidikan itu sendiri,seperti telah
diungkapkan di atas.

Ada suatu hasil penelitian bertalian dengan hal di atas yang dilakukan oleh Jasin, dan
kawan-kawanya (1994), dengan responden para mahasiswa PGSD, SI, S2, dan S3 IKIP
Jakarta dan para ahli pendidikan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Penelitian itu
menemukan hal-hal sebagai berikut :

1. Lebih dari separo responden menginginkan penegasan kembali pengertian pendidikan


dan pengajaran.

2. Hampir separo responden mahasiswa dan dosen berpendapat bahwa ilmu pendidikan
kurang dikembangkan, sementara itu seperlima para ahli pendidikan menyatakan
pendidikan kurang fungsional untuk menyiapkan para calon guru.

3. Para mahasiswa dan dosen berpendapat pendidikan adalah ilmu mandiri, sementara itu
hampir sepertiga para ahli menyatakan ilmu pendidikan adalah ilmu terapan.

4. Semua responden menyatakan kurang mengenal struktur ilmu pendidikan. Karena


keragaman pandangan di atas membuat responden terpecah

Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat ditarik sejumlah masalah bertalian dengan ilmu
pendidikan, yaitu :

1. Belum jelas pengertian pendidikan dan pengajaran.


2. Ilmu Pendidikan kurang dikembangkan.

3. Ilmu Pendidikan kurang fungsional untuk menyiapkan para calon guru.

4. Belum jelas apakah ilmu Pendidikan merupakan ilmu dasar atau ilmu terapan.

5. Struktur ilmu pendidikan kurang dikenal.

6. Belum jelas apakah guru mendidik dan mengajar atau hanya mengajar saja.

Keenam masalah tersebut di atas menunjukan bahwa pendidikan, khususnya pendidikan


sebagai ilmu belum ditangani. Mulai dari pengertian, apakah sebagai ilmu dasar atau ilmu
terapan, struktur ilmu itu, sampai dengan penerapannya pada para calon guru dan guru-guru
masih belum jelas. Kondisi ilmu pendidikan seperti ini terjadi karena memang ilmu itu
belum digali dan dikembangkan.

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam sampai ke akar-akarnya,
sedang kebenaran ilmu itu bersifat relative, karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi
yang diamati dan hanya sebagian kecil saja.

b. Untuk mengembangkan ilmu Pendidikan yang bercorak Indonesia secara valid, terlebih
dahulu dibutuhkan pemikiran dan perenungan itu adalah filsafat yang khusus membahas
pendidikan yang tepat diterpkan dibumi Indonesia.

c. Di Indonesia belum punya teori tentang pendidikan guru dan tenaga kependidikanyang
bercorak Indonesia.
LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi (dalam Pidarta 2000) atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa
manusia.Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat
dipengaruhi alam sekitar .Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali
kehidupan manusia, yang berada dan melekat pada manusia itu sendiri.

Dari tata hubungan interdisipliner dengan ilmu sosial lainnya, khususnya terhadap
pendidikan, psikologi pun memberikan landasan, yaitu dalam hal pembinaan perilaku.
Karena pada dasarnya, perbaikan perilaku merupakan sasaran utama penyelenggaraan
pendidikan.

HAKIKAT PERKEMBANGAN ANAK

Aliran Asosiasi

Hakikatnya perkembangan individu anak merupakan proses asosiasi. Bagian – bagian


merupakan unsur utama. Terkaitnya bagian satu dengan bagian yang lain menjadi
keseluruhan karena proses asosiasi

Aliran Gestalt

Pengenalan anak terhadap dunia luar merupakan proses diferensiasi. Mula – mula anak
merasa satu dengan dunia disekitarnya, kemudian perlahan- lahan terjadi proses
pembedaan.

Aliran Sosialis

Menurut aliran sosialis perkembanan anak meryoakan proses sosialisasi. Proses sosialisasi
berlangsung sejak anak lahir

Hukum – Hukum Perkembangan Anak

1) Perkembangan adalah kualitatif


2) Perkembangan sangat dipengaruhi oleh genetik dan hasil belajar
3) Usia mempengaruhi perkembangan
4) Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbedabeda.
5) Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap perkembangan individu
6) Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan
7) Perkembangan yang lambat dapat dipercepatPerkembangan meliputi proses
individuasi dan integrasi

Faktor – faktor perkembangan anak

Aliran nativisme

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak :

• Genetika

Arthur Schopenhauer

Aliran empiris

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak :

• Lingkungan

John Lock

Aliran konvergensi

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak :

• Genetika

• Lingkungan

William stern

Fase – Fase Perkembangan Anak

• Tingkat sensormotik (0 – 2 tahun)

• Tingkat praopersional (2-6 tahun)

• Tingkat operasional konkrit (7-11 tahun)

• Tingkat operasional formal (12 tahun keatas)

Implikasi Bagi Pelaksanaan Pendidikan

Perkembangan anak dan implikasinya bagi pendidikan berkaitan dengan prinsip-prinsip


perkembangan :
1. Prinsip kesatuan organis

Implikasi bagi pelaksanaan pendidikan

Pelajaran-pelajaran yang diberikan harus berhubungan satu dengan yang lain; adanya
kurikulum yang terintegrasi dengan baik.

2. Tempo Dan Irama

Implikasi bagi pelaksanaan pendidikan

Proses pembelajaran harus menghargai keunikan masing-masing peserta didik.

3. Tiap – tiap individu Mengikuti Pola Perkembangan Yang Umum

Implikasi bagi pelaksanaan pendidikan

Proses pendidikan dapat diberikan secara klasikal Penggunaan alat peraga pendidikan
bisa digunakan dalam rentang waktu yang relatif lama (tidak selalu ganti)

4. Konvergensi/Interaksi

Implikasi bagi pelaksanaan pendidikan

Pendidik harus memberikan lingkungan pendidikan yang bervariasi sehingga potensi


anak dapat teroptimalisasi dengan baik.

5. Kematangan

Implikasi bagi pelaksanaan pendidikan

Proses pendidikan harus disesuaikan dengan kematangan peserta didik.

6. Setiap hasrat perkembangan terdapat hasrat untuk

Mempertahankan diri

Hasrat untuk memenuhi kebutuhan

Makan, minum, istirahat, dll

Mengembangkan diri

Adanya keinginan untuk bereksplorasi, begerak dan bermain


Impikasi bagi pelaksanaan pendidikan

Jalannya proses pembelajaran harus memperhatikan adanya hasrat/kebutuhan tersebut.

7. Fungsi psikis tidak timbul secara berturut – turut, tetapi secara bersamaan

Implikasi bagi pelaksanaan pendidikan

Proses pendidikan hendaknya memperhatikan keterlibatan beberapa fungsi dalam


kegiatan pembelajaran.

8. Perkembangan mengikuti proses diferensiasi dan integrasi

Implikasi bagi pelaksanaan pendidikan

Proses pembelajaran harus memperhatikan diferensiasi dan integrasi.

9. Pertumbuhan Dan Perkembangan Membutuhkan Suatu Asuhan Atau Bimbingan


Yang Dilakukan Dengan Sadar

Implikasi bagi pelaksanaan pendidikan

Para pendidik harus menyadari secara baik bahwa apa yang diberikan kepada para
peserta didik itu baik dan sesuai dengan tahapan perkembangannya yang sudah
dirancang secara terencana.

Teori Belajar Dan Makna Belajar Dalam Pendidikan

Pengertian Belajar

Ada beberapa pengertian tentang belajar,antara lain sebagai berikut:

a) Belajar lebih banyak berkaitan dengan (melibatkan) proses dan fungasi psikis.

b) Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan.

c) Belajar adalah perubahan tingkah laku.

Ciri dari hasil belajar adalah adanya perubahan perilaku pada siri individu. Seorang
dikatakan telah belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan
sebalumnya.

Teori-teori Belajar
1. Teori Belajar Ilmu Jiwa Daya

2. Teori Belajar Asosiasi

3. Teori Belajar Organisme Gestalt

Makna Belajar Menurut Pandangan Para Ahli

belajar menurut pandangan psikologi kognitif, Behaviorisme, dan Humanisme.

a. Pandangan Psikologi Kognitif(Tokohnya:Jean Piaget)

Pandangan psikologi kogniitif hampir sama dengan teori belajar ilmu jiwa daya,
bahwa belajar merupakan proses mental dimana informasi-informasi yang di peroleh
anak dip roses melalui pola pikir.

b Pandangan Behaviorisme(Tokohnya:B.F.Skinner)

Pandangan Behaviorisme hampir sama dengan teori belajar asosiasi, bahwa belajar
ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang dapat di amati dan periubahan itu
lebih ditentukan oleh lingkungan.

c.Pandangan Humanisme(Tokohnya:Carl R. Rogers)

Pandangan humanism hampir sama dengan teori belajar organisme gestalt, bahwa
belajar harus melibatkan intelektual dan emosi anak

Teori Kepribadian

Teori kepribadian ialah sebuah pikiran yang sistematis mengenai manusia sebagai
individu. Teori ini lahir karena adanya keutuhan manusia untuk mengenal individu
manusia lainnya lebih mendalam.

Teori kepribadian mencoba melihat manusia sebagai satu subyek total dengan aspek-
aspeknya yang khas. Misalnya,bila seorang pendidik berminat untuk menyelidiki
perkembangan anak didiknya sebagai individu yang akan dibimbing, maka ia akan
memperhatikan sofat anak yang individual dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa
dikembangkan pada diri anak didiknya.

a. Kepribadian itu meurpakan refleksi terhadap orang lain.

b. Kepribadian itu adalah seseorang berpikir tentang dirinya.


c. Kepribadian itu merupakan mata rantai dari cirri khas seseorang.

d. Kepribadian itu merupakan cirri khas dan karakteroistik yang mendalm dari
seseorang.

e. Kepribadian itu merupakan usaaha individu untuk menyesuaikan diri dengan


lingkungan,esensi diri seseorang,dan gambaran kenyataan tentang seseorang.

Definisi Kepribadian

Kepribadian mengandung pengertian yang sangat kompleks.Para ahli psikologi


berbeda-beda dalam memahami dan merumuskan tentang kepribadian. Di antara
pengertian itu adalah sebagai berikut:

a. Kepribadian itu meurpakan refleksi terhadap orang lain.

b.Kepribadian itu adalah seseorang berpikir tentang dirinya.

c.Kepribadian itu merupakan mata rantai dari cirri khas seseorang.

d.Kepribadian itu merupakan cirri khas dan karakteroistik yang mendalm dari
seseorang.

e.Kepribadian itu merupakan usaaha individu untuk menyesuaikan diri dengan


lingkungan,esensi diri seseorang,dan gambaran kenyataan tentang seseorang.

Definisi Kepribadian Menurut Para Ahli:

GORDON W. ALLPORT

Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical


system sthat determine his unique adjustments to his anvironment.

(Kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya sari sistem psikofisis
individu yang menentukan kemampuan penyesuaian diri yang unik siftanya terhadap
lingkungannya).

PRESSCOTT LECKY

Personality is a unified scheme of experience, an organization of value that are


consistent with one another.
(Kepribadian adalah kesatuan skema dari pengalaman, merupakan organisasi nilai yang
sesuai cocok satu sama lainnya).

R. LINTON

Personality is the organized of pshychological processes and states pertaining to the


individual.

(kepribadian merupakan kumpulan dari proses-proses dan keadaan-keadaan/ kondisi-


kondisi psikologis yang bersangkutan dengan individu).

Melankolis,sanguin,Plegmatis dan Korelis

MELANKOLIS – Si Sempurna

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang yang
melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah
kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.

PLEGMATIS – Si Pecinta damai

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang yang
phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka
terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar.

SANGUIN – Si Superstar

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang yang
sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah
berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak
mudah putus asa.

KORELIS – Si Kuat

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang choleris
adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat,
keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang, mudah marah,
pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
LANDASAN BIOLOGI PENDIDIKAN

Pengertian Landasan

Landasan, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:260) Istilah landasan diartikan
sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Adapun istilah landasan sebagai dasar di
kenalpulasebagaifundasi.
Mengacu kepada pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa landasan adalah suatu
alasan atau dasar pijakan dari sesuatu hal, suatu titik tumpu atau titik tolak dari sesuatu hal
atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal.

Pendidikan bagi sebagian orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai
orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget(1896) pendidikan berarti menghasilkan,
mencipta, sekalipun tidak banyak,

sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingandenganpenciptaanyanglain.


Ilmu Pendidikan memerlukan landasan keilmuan karena pendidikan dapat dijadikan
pijakan, arah, serta pilar utama terhadap pengembangan manusia,

Bangsa dan Negara untuk selalu berwawasan luas demi tercapainya cita-cita bangsa.
Istilah biologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani: bios, yang berarti "kehidupan", dan
akhiran logia, yang artinya "ilmu." Bentuk Latin dari kata tersebut (biologi) pertama kali
digunakan oleh Linnaeus (Carl von Linné) dalam karyanya yang berjudul Bibliotheca
botanica pada tahun 1736.

Biologi adalah kajian tentang kehidupan, dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi,
pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya.

Jadi berdasarkan pemikiran diatas,


Landasan Biologi Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah
biologi yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh: dibandingkan dengan hewam,
manusia memiliki akal dan otak yang lebih besar dan cerdas sehingga ia mampu berpikir
dan mudah dididik.

Pendidikan adalah pertimbangan individu yang ditambahkan pada pengalaman ras pada
masa lampau dalam menentukan perbuatan.

Pendidikan dalam versi biologi adalah kondisi dasar untuk memperoleh perkembangan
optimal dan penyesuaian terbaik terhadap lingkungan.
Menurut Adam Sedgewick, secara biologis pendidikan adalah pembentukan kebiasaan.
Pendidikan tidak lebih daripada respon organisme yang matang terhadap stimulus dari
luar.

Alam adalah segala kekuatan hidup. Pendidikan adalah sejenis alam tertinggi dan terakhir.
Jadi, pendidikan adalah penyesuaian superioritas manusia yang sadar terhadap
lingkungannya.

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama
Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang
membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan
berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual.
Kecerdasan intelektual atau IQ seseorang juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher
bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur
sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh.
Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang
dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan
mengunci pintu dan sebagainya.

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar
dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini
mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh,
mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or
flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.
Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara
homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga
memori jangka panjang.
Pengertian Fisiologi
Anatomi berasal dari bahasa yunani yaitu anatomia yang artinya memotong. Definisi dari
anatomi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari struktur dan organisasi mahluk
hidup.

Fisiologi berasal dari bahasa yunani yaitu physis yang artinya asal-usul dan logia yang
artinya kajian. Definisi Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik dan
biokimia dari mahluk hidup.

Fisiologi manusia adalah ilmu mekanis, fisik, dan biokimia fungsi manusia yang sehat,
organ-organ mereka, dan sel-sel yang mereka tersusun. Tingkat utama fokus dari fisiologi
adalah pada tingkat organ dan system

Proses perkembangan yang dilalui anak tidak terjadi secara otomatis, misalnya fungsi
fisiologi yang dimiliki anak berkembang secara bertahap sesuai dengan fase-fase
perkembangannya melalui proses yang pendidikan yang dilaluinya. Guru harus membatasi
tuntutan-tuntutannya sesuai dengan kapasitas-kapasitas otak yang ada pada diri anak.
LANDASAN SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan kebutuhan bagi kehidupan manusia sebagai proses memanusiakan


manusia. Pendidikan berlangsung dalam pergaulan atau interaksi antara pendidik dan
peserta didik di sekolah berlangsung dalam proses belajar mengajar. Hal ini merupakan
kegiatan sosial.

Sosiologi dan Kebudayaan

 Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aktifitas sosial manusia. Aktifitas
sosial manusia adalah kegiatan yang berkaitan dengan perilaku hubungan manusia
dengan manusia lainnya dalam suatu kehidupan masyarakat tertentu.

 Kebudayaan adalah hasil cipta karsa dan rasa manusia berupa kepercayaan norma
norma, nilai nilai, perilaku dan objek objek material yang dimiliki dan dipelajari
oleh sekelompok masyarakat

 Kebudayaan non materi

 Kebudayaan materi

Kebudayaan juga segala sesuatu yang biasa diekspresikan di kehidupan sehari-hari seperti
cara kita berpakaian, kapan dan apa yang kita makan, bagaimana kita menikmati waktu
libur dsb. Hasil cipta karsa dan manusia dapat digolongkan atas:

1. Gagasan

2. Kegiatan

3. Benda hasil karya

Kebudayaan selanjutnya digolongkan ke dalam:

1) Unsur universal

2) Unsur yang bersifat khusus

Dapat disimpulkan bahwa perilaku hubungan antar manusia (sosial, masyarakat) dan
kebudayaan merupakan dua hal yang intergral (sosiocultural). Berdasarkan sosiologi,
kegiatan pendidikan merupakan pola interaksi hubungan antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat, yang tujuannya untuk memelihara, mengalihkan, mewariskan pengetahuan
dan nilai-nilai kepada generasi penerus.
Keragaman Budaya Dalam Pendidikan

Pengertian budaya secara luas merupakan perwujudan dari aktifitas daya cipta, rasa, karsa
manusia. Pada hakekatnya manusia merupakan pelaku sekaligus sasarannya. Adat istiadat,
norma, dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
Begitu pula latar belakang anak didik. Guru sebagai pembimbing dituntut memiliki
wawasan lintas budaya secara maksimal guna memahami dan menganalisis
perkembangan hubungan sosial para siswa.

Perubahan Sosial Budaya dan Implikasinya Dalam Pendidikan

Perubahan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia dan yang sedang terjadi adalah
perubahan sosial dan budaya. Dampak kemajuan yang sangat pesat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi telah menimbulkan berbagai tantangan baru bagi lembaga
pendidikan. Tiga penyebabnya antara lain:

1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

2) Kependudukan

3) Lingkungan hidup

Peranan Sekolah Sebagai Pewarisan dan Pemeliharaan Kebudayaan

 Peranan Sebagai Pewaris

Pada dasarnya guru memberikan gambaran apa yang dicita-citakan oleh masyarakat.
Dalam prosesnya siswa didorong, dibimbing, dan diarahkan untuk mengikuti pola-pola
dan nilai-nilai budaya yang sudah ada.

 Peranan Sebagai Pemelihara

Melalui pendidikan, siswa mengadopsi dan menerapkan nilai-nilai sosial dalam


kehidupan sehari-hari. Sebagai anggota masyarakat siswa dituntut berkomitmen,
memberi dukungan dan berusaha untuk mempertahankan tatanan sosial yang berlaku.
LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Pendidikan pada Zaman Purba

Pendidikan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga dan dalam kehidupan keseharian


masyarakat yang alamiah. Kurikulum pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap dan nilai
mengenai kepercayaan melalui upacara-upacara keagamaan dalam rangka menyembah
nenek moyang, pendidikan keterampilan mencari nafkah (khususnya bagi anak laki-laki)
dan pendidikan hidup bermasyarakat serta bergotong royong melalui kehidupan riil dalam
masyarakatnya.

Tujuan pendidikan pada zaman ini adalah agar generasi muda dapat mencari nafkah,
membela diri, hidup bermasyarakat, taat terhadap adapt dan terhadap nilai-nilai religi
(kepercayaan) yang mereka yakini.

Pendidikan Zaman Kerajaan Hindu-Budha

Pendidikan pada zaman ini, selain diselenggarakan di dalam keluarga dan didalam
kehidupan keseharian masyarakat, juga diselenggarakan di dalam lembaga pendidikan yang
disebut Perguruan (Paguron) atau Pesantren.

Tingktan guru:

1. Guru (perguruan) keraton

2. Guru (perguruan) pertapa

Tujuan pendidikan pada umumnya adalah agar para peserta dididik menjadi penganut
agama yang taat, mampu hidup bermasyarakat sesuai tatanan masyarakat yang berlaku saat
itu, mampu membela diri dan membela negara.

Kurikulum pendidikannya meliputi agama, bahasa sansekerta termasuk membaca dan


menulis (huruf Palawa), kesusasteraan, keterampilan memahat atau membuat candi, dan
bela diri (ilmu berperang)

Pendidikan Zaman Kerajaan Islam

Pendidikan pada zaman kerajaan Islam bersifat demokratis. Pada zaman ini pendidikan
dikelola oleh para ulama, ustadz atau guru. Raja tidak ikut campur dalam pengelolaan
pendidikan (pengelolaan pendidikanbersifat otonom).
Tujuan pendidikan pada zaman kerajaan Islam diarahkan agar manusia bertaqwa kepada
Allah S.W.T., sehingga mencapai keselamatan di dunia dan akhirat melalui “iman, ilmu
dan amal”

Kurikulum pendidikannya tidak tertulis (tidak ada kurikulum formal). Pendidikan berisi
tentang tauhid (pendidikan keimanan terhadap Allah S.W.T.), Al-Qur’an, hadist, fikih,
bahasa Arab termasuk membaca dan menulis huruf Arab.

Pendidikan Zaman Pengaruh Portugis dan Spanyol

Pengaruh bangsa Portugis dalam bidang pendidikan utamanya berkenaan dengan


penyebaran agama Katholik. Demi kepentingan tersebut, tahun 1536 mereka mendirikan
sekolah (Seminarie) di Ternate, selain itu didirikan pula di Solor.

Kurikulum pendidikannya berisi pendidikan agama Katolik, ditambah pelajaran membaca,


menulis dan berhitung. Pendidikan diberikan bagi anak-anak masyarakat terkemuka.
Pendidikan yang lebih tinggi diselenggarakan di Gowa, pusat kekuasaan Portugis di Asia

Pendidikan Zaman Pemerintahan Kolonial Belanda

Tahun 1808 Gubernur Jenderal Daendels memerintahkan agar para bupati di PulauJawa
menyebarkan pendidikan bagi kalangan rakyat, tetapi kebijakan ini tidak terwujud.

Tahun 1811-1816 ketika pemerintahan di bawah kekuasaan Raffles pendidikan bagirakyat


juga diabaikan.

Pada tahun 1816 VOC ambruk dan dikendalikan oleh para Komisaris JendralC.G.C.
Reindwardt menghasilkan Undang-undang Pengajaran yang dianggap sebagai dasar
pendirian sekolah, tetapi Peraturan Pemerintah yang menyertainya yang dikeluarkan tahun
1818 tidak sedikit pun menyangkut perluasan pendidikan bagi rakyat Indonesia,
melainkan hanya berkenaan dengan pendidikan bagi orang-orang Belanda dan golongan
Pribumi penganut Protestan
LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN

Pengertian pendidikan dan landasan yuridis

Seseorang dapat memahami makna/ arti dari pendidikan manakala dia memahami
unsur-unsur pendidikan. Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani “Paedagogy”
yang mengandung makna seorang anak pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang
pelayan, seadangkan kata “pelayan tersebut” dalam bahasa Romawi “ Paedagogos”
yang berarti pendidikan di istilahkan dengan educate yang berarti memperbaiki moral
dan melatih intelektual. (Noeng Muhadjir, 2000:20).

Landasan yuridis atau hukum adalah


asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
menjadi titik tolak dalam praktek pendidikan atau studi pendidikan di Indonesia yang
menurut Undang-Undang meliputi , UURI, ketetapan MPR, Undang-undang peraturan
pemerintah pengganti undang-undang, Peraturan pemerintah, Keputusan Presiden dan
peraturan lainnya

Landasan yuridis cita-cita dan amanat mengenai penyelenggaraan


sistem Pendidikan Nasional

Setiap bangsa memiliki sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional


masing-masing sebuah negara terletak pada kebudayaan dan nilai-nilai bangsa itu
sendiri dan berkembang melalui sejarah sehingga dapat memberikan warna dalam
seluruh gerak hidup suatu bangsa.

Sistem pendidikan yang di terapkan di Indonesia berdasarkan pada kebudayaan bangsa


dan berdasarkan pula pada pancasila,UUD 1945 untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional. Pada Pasal 31 ayat (2) UUD 1945 mengamanatkan agar pemerintah
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional ketentuan ini terkait dengan cita-
cita mencerdaskan bangsa serta meningkatkan kesejahteraan umum dan dapat di
perolehnya pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Landasan yuridis tentang dasar, fungsi, dan prinsip-prinsip penyelenggaraan


pendidikan di dalam pendidikan nasional

Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 BAB II :

Pasal (2)
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Pasal (3)

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertabggung jawab.

Landasan yuridis tentang peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan

Peserta Didik

Pasal (12)

Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak

• Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang di anutnya dan diajarkan
oleh pendidik yang seagama.

• Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

•Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.

Setiap peserta didik berkewajiban

• Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan


keberlangsungan pendidikan.

•Ikut menanggung biaya pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang di bebaskan dari
kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pasal (39)

1.Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,


pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan.
2.Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama pada pendidik pada perguruan tinggi

Kesimpulan

UUD 1945 dan UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
merupakan 2 bentuk landasan yuridis pendidikan nasional. Pasal 31 UUD 1945
menjamin semua hak warga negara untuk mendapat pendidikan, mewajibkan setiap
warga negara untuk untuk mengikuti pendidikan dasar dan mewajibkan pemerintah
untuk membiayainya. Pasal 31 UUD 1945 juga mengamanatkan agar pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional, memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional, serta memejukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
LANDASAN ILMU DAN SENI PENDIDIKAN

 Definisi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ilmu

Istilah ilmu berasal dari kata alima (Bahasa Arab) yang berarti pengetahuan. Di dalam
bahasa Latin dikenal pula kata scire yang juga berarti pengetahuan. Ilmu mengandung arti
secara kerja ilmiah dan hasil kerja ilmiah. Ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang dihasilkan
melalui metode ilmiah.

Ilmu memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Objek studi ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang terdapat dialami manusia

2. Metode ilmiah adalah prosedur pemecahan masalah yang cermat dan terencana

3. Isi ilmu dapat berupa konsep, aksioma,postulat, prinsip, hukum teori, dan model.

4. Fungsi ilmu adalah menjelaskan, menprediksi, dan mengontrol.

5. B.     Definisi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ilmu Pendidikan

Ilmu pendidikan adalah system pengetahuan tentang fenomena pendidikan yang dihasilkan
melalui riset dengan menggunakan metode ilmiah.

Ilmu pendidikan memilki karakteristik sebagai berikut :

1.      Objek studi

2.      Metode

3.      Isi ilmu pendidikan

4.      Fungsi ilmu pendidikan

5.      Ilmu pendidikan menggunakan ilmu-ilmu lain sebagai ilmu bantu

Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni

Menurut A.S Neil “ mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu tetapi adalah seni “.
Diartikan sebagai seni adalah bagaimana kita hidup dan mengerti anak-anak seolah-olah
kita menjadi seperti anak.

Dengan demikian pendidik memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan
mempersiapkan suatu praktek pendidikan. Namun dalam prakteknya pendidik harus kreatif,
skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, pendidik perlu
melakukan improvisasi dengan harus memperhatikan karakteristik anak didik. Esensinya
bahwa praktek pendidikan hendaknya merupakan perpasuan antara ilmu dan seni.

KESIMPULAN

Pendidikan sebagai seni dapat dipahami bahwa praktek pendidikan melibatkan perasaan
dan nilai yang sebenarnya diluar daerah ilmu, yang mengibaratkan praktek pendidikan
sebagimana orang melukis sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau
menulis surat untuk sahabat.

Ilmu pendidikan merupakan landasan dan petunjuk tentang cara melaksanakan pendidikan,
sedangkan Studi pendidikan adalah upaya yang dilakukan seserang dalam rangka
memahami pendidikan atau menghasilkan sistem konsep pendidikan. Praktek Pendidikan
sebagai paduan ilmu dan seni dapat diartikan sebagai : Pendidikan sebagai ilmu,
Pendidikan sebagai Seni, dan Pendidikan sebagai Paduan Ilmu dan Seni.

Anda mungkin juga menyukai