Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan
taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas untuk menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Dinamika Benda Tegar “ ini. Walaupun banyak isi dari
rangkuman karya ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi kami berharap karya ilmiah
ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau
mengetahui sekilas  tentang “ Dinamika Benda Tegar “.
            Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika terapan.
            Makalah ini berisi informasi tentang “ Dinamika Benda Tegar “. Yang kami harapkan
pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan dinamika benda tegar
yang akan kami bahas ini.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami ucapkan terimah kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi

pembaca dan mendapat penilaian yang memuaskan. Terima kasih,

Releut, 4 Maret 2019

i
Penulis

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….1

1.1 Latar belakang masalah.....................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan penulisan...............................................................................................................1

1.4 Manfaat penulisan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

2.1 Pengertian benda tegar..........................................................................................................3

2.2 Konsep benda tegar ............................................................................................................63

2.3 Aplikasi dan penerapan dinamika benda tegar..................................................................127

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................16

3.1 kesimpulan......................................................................................................................16

3.2 Saran................................................................................................................................17

4 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Sejarah arsitektur melahirkan para pemikir dan perancang bangunan yang karyanya
sangat mengagumkan. Gabungan karya seni dan kekuatan yang kokoh menjadikan hasil karya
itu bertahan lama mengukir sejarah. Kekuatan yang menopang keindahan itu terletak pada
keseimbangan yang di rencanakan dengan baik. Pada pembahasan kali ini akan mempelajari
materi tentang keseimbangan benda tegar. Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan.
Sehingga gaya-gaya yang bekerja pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan
rotasi terhadap suatu poros. Pada benda tegar di kenal titik berat. Salah satu contoh aplikasi
titik berat adalah tim acrobat yang membentuk pyramid, lalu berjalan diatas tali yang
terhubung dengan ketinggian 20 m. untuk mengetahui sebab tidak jatunya pemain acrobat
dapat kita temukan pada penjelasan mengenai dinamika benda tegar.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian benda tegar?


2. Bagaimana konsep benda tegar?
3. Apasaja aplikasi dan penerapan dinamika benda tegar?

1.3 Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui pengertian benda tegar


2. Untuk mengetahui konsep benda tegar.
3. Untuk mengetahui aplikasi dan penerapan dinamika benda tegar.

1
1.4 Manfaat penulisan

Penulisan ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi berbagai pihak, manfaat yang
diharapkan yaitu :

1. Manfaat bagi teori diharapkan dapat menjadi referensi tentang gambarangambaran hambatan
belajar siswa dalam konsep hukum kekekalan momentum sehingga pengembangan pembelajaran
fisika dalam konsep ini dapat dibuat berdasarkan hambatan belajar yang dialami siswa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian benda tegar

Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan


suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda
itu. Pada sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang sama dengan titik-
titik lainya.

2.2 Konsep Benda Tegar

A. Dinamika Rotasi

1. Momen Gaya (T = Torsi )

Momen gaya adalah suatu ukuran kefektifan sebuah gaya yang bekerja pada benda untuk
memutar benda tersebut terhadap titik poros tertentu. Besarnya momen gaya dapat dirumskan
dengan :

Jadi, Torsi atau Momen Gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak suatu titik ke garis kerja gaya
Arah momen gaya memenuhi kaidah tangan kanan, dimana genggaman jari menyatakan arah
rotasi dan ibu jari sebagai arah momen gaya.

3
(a) Kaedah tangan kanan (b) arah torsi dan arah rotasi.

2. Momen Inersia 

Momen Inersia adalah hasil kali massa (m) dengan kuadrat jarak dari sumbu putar (r² ). Jika
kuadrat jarak dari sumbu putar hanya satu dapat menggunakan rumus :

I = mr² (kg.m²)

Jika kuadrat jarak dari sumbu putar lebih dari satu dapat menggunakan rumus :

I = ∑mn . rn² (kg.m²)

= m₁.r₁² + m₂.r₂² + m₃.r₃² + m₄.r₄² + . . . . +mn.rn²

Berikut table momen inersia untuk benda yang mempunyai distribusi massa kontinu :

4
Hubungan antara Momen Gaya dan Momen Inersia

F = m.a → Translasi

T = F x r → Rotasi

Hukum II newton : T = m.α

F = m.aT

F = m.r.α

F x r = m.r.α.r

T = mr².α

T = I.α 

3. Momen Kopel

5
Kopel adalah pasangan dua gaya yang sejajar dan sama besar tetapi arahnya berlawanan.
Momen kopel (M) merupakan hasil kali antara gaya (F) dengan jarak antara kedua benda
(d),dirumuskan sebagai berikut :

M = F.d

4. Momentum Sudut

Momentum sudut merupakan besaran vektor. Momentum sudut didefinisikan sebagai


hasil perkalian silang antara vektor r dan momentum linearnya. Arah momentum sudut dari
suatu benda yang berotasi dapat ditentukan dengan kaidah putaran sekrup atau dengan aturan
tangan kanan. Jika keempat jari menyatakan arah gerak rotasi, maka ibu jari menyatakan arah
momentum sudut. Pada gerak translasi benda memiliki momentum linier sedangkan pada gerak
rotasi ada momentum sudut.

a. Arah Momentum Sudut

Arah momentum sudut L tegak lurus dengan arah r dan arah v. Arah momentum sudut sesuai
dengan arah putaran sekrup tangan kanan yang ditunjukan gambar berikut :

Momentum sudut linear akan kekal bila total gaya yang bekerja pada sistem adalah nol.
Bagaimana pada gerak rotasi? Pada gerak rotasi kita akan menemukan apa yang disebut
sebagai mometum sudut. Dalam gerak rotasi, besaran yang analog dengan momentum
linier adalah momentum sudut. Untuk benda yang berotasi di sekitar sumbu yang tetap,
besarnya momentum sudut dinyatakan :
L = I. ω

dengan:

6
L  = momentum sudut (kgm2/s)
I = momen inersia (kgm2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)

Jika benda bermassa m bergerak rotasi pada jarak r dari sumbu rotasi dengan kecepatan linier v,
maka persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut :

L=I.ω

Karena I = m . r2  dan ω =   , maka :

L = m . r2. 
L=m.r.v
Tampak bahwa momentum sudut analog dengan momentum linear pada gerak rotasi,
kecepatan linear sama dengan kecepatan rotasi, massa sama dengan momen inersia.

b. Hubungan Momentum Sudut Dengan Momen Gaya

Kita telah mengetahui bahwa impuls merupakan perubahan momentum dari benda.

Karena v = r . ω, maka :

Jadi, kedua ruas dikalikan dengan r, diperoleh:

Mengingat  r . F = τ dan m . r2 = I, maka :

dengan I. ω adalah momentum sudut, sehingga :

7
Berdasarkan persamaan diatas dapat dinyatakan bahwa momen gaya merupakan turunan
dari fungsi momentum sudut terhadap waktu.

5. Energi Kinetik Rotasi (Gerak Menggelinding)

Gerak menggelinding adalah gabungan antara gerakan rotasi dan translasi,sehingga persamaan
untukgerak menggelinding diriumuskan dengan:
Ekrot = ½ Iw²
Ek= Ek rotasi + Ek translasi
Ek = ½ Iw² + ½ mv²

B. Kesetimbangan Benda Tegar


Kesetimbangan terbagi tiga yaitu :

1. Statik ( ∑F = 0 ; a = o )

2. Dinamik ( a = o ; v = konstan )

3. Keseimbangan Tiga Gaya

1. Kesetimbangan statik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kesetimbangan stabil,


kesetimbangan labil, dan kesetimbangan indiferen ( netral ).

a)      Keseimbangan Stabil

8
Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda di mana apabila
dipengaruhi oleh gaya atau gangguan kecil benda tersebut akan segera ke posisi keseimbangan
semula. Gambar 6.14 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan dalam bidang cekung.
Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng akan kembali ke posisi
semula.
Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya kenaikan titik benda jika

dipengaruhi suatu gaya.

b)       Keseimbangan  Labil

Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan


sedikit gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi keseimbangan semula. Pada
Gambar 6.15 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas bidang cembung. Ketika
diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng tidak akan pernah kembali ke posisi
awalnya. Keseimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan titik berat benda jika
dipengaruhi suatu gaya.

c)       Keseimbangan  Indeferen

Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami benda yang


apabila diberikan sedikit gaya maka benda tersebut tidak mengalami perubahan  titik berat
benda.

Pada Gambar 6.16 menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas sebuah bidangdatar.
Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng  akan kembali diam pada
kedudukan yang berbeda. Keseimbangan netral ditandai oleh tidak adanya perubahan pasti titik
berat jika dipengaruhi suatu gaya

9
2. Keseimbangan Dinamik yaitu keseimbangan yang terjadi pada benda ketika bergerak
dengan kecepatan konstan, dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

1) Keseimbangan Translasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak tanpa
mengalami percepatan linier (v= konstan, a= 0)

2) Keseimbangan Rotasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak dengan
kecepatan sudut konstan (ω= konstan, a= 0)

3. Keseimbangan Tiga Gaya

Apabila terdapat tiga gaya yang bekerja pada satu titik partikel dan partikel tersebut
berada dalam keadaan setimbang, secara sederhana diuraikan dengan menggunakan

aturan sinus dalam segitiga. Jika gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik berada dalam keadaan
seimbang  F1 + F2 + F3  = 0 atau

F1 F2 F3
= =
sin ∝1 sin ∝2 sin ∝3

C. Titik Berat

Titik Berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda atau sistem benda.
Titik berat menurut bentuk benda dibedakan menjadi 3 antara lain:

1. Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan lain-lain.
2. Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca, penggaris, dan lain-
lain.
3. Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok, bola, kerucut, tabung, dan lain-
lain

a. Benda berbentuk partikel massa

10
Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda partikel titik digabung menjadi satu,
maka koordinat titik beratnya dirumuskan:

Jadi zo (Xo,Yo)

b. Benda berbentuk garis/kurva

Daftar titik beberapa benda berbentuk garis dapat dilihat dalam lampiran. Apabila sistem
benda terdiri dari beberapa benda garis digabung menjadi satu, maka koordinat titik beratnya
dirumuskan:

Jadi zo (Xo,Yo)

c. Benda berbentuk bidang/luasan

Daftar titik berat berbagai macam bidang beraturan dan bidang selimut benda dapat
dilihat dalam lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan, maka koordinat
titik beratnya dirumuskan:

11
Jadi zo (Xo,Yo)

d. Benda berbentuk volume/ruang (homogen)

Daftar titik berat berbagai macam benda ruang beraturan dapat dilihat dalam lampiran.
Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan benda, maka koordinat titik beratnya
dirumuskan:

Bila terbuat dari bahan-bahan yang sama (homogen)

Jadi zo (Xo,Yo)

e. Bila terbuat dari bahan-bahan yang berbeda (heterogen)

12
2.3 Aplikasi dan Penerapan Dinamika Benda Tegar

1. Pemikul Buah

   

Kesetimbangan adalah keadaan sistem atau benda tidak ada gaya atau tidak ada torsi
yang bekerja atau resultannya bernilai nol. Benda tegar didefinisikan sebagai benda yang tidak
mengalami perubahan  bila diberi gaya luar dan torsi (t).Syarat kesetimbangan untuk benda
yang dianggap sebagai partikel adalah resultan gaya atau torsi  yang bekerja pada benda
tersebut sama dengan nol (St = 0) dan benda dalam keadaan diam. Pada benda setimbang
berlaku ∑Fx dan ∑y = 0, serta ∑τ = 0.

13
Sebagai contoh penerapan konsep kesetimbangan benda tegar, kami menggunakan
aplikasi kesetimbangan benda tegar pada seorang penjual Buah.

2. Pada Jembatan

Kesetimbangan statis banyak diaplikasikan dalam bidang teknik, khususnya yang


berhubungan dengan desain struktur jembatan. Anda mungkin sering melewati jembatan untuk
menyeberangi sungai atau jalan. Menurut Anda, bagaimanakah kesetimbangan statis suatu
jembatan jika dijelaskan secara Fisika?

Suatu jembatan sederhana dapat dibuat dari batang pohon atau lempengan batu yang
disangga di kedua ujungnya. Sebuah jembatan, walaupun hanya berupa jembatan sederhana,
harus cukup kuat menahan berat jembatan itu sendiri, kendaraan, dan orang yang
menggunakannya. Jembatan juga harus tahan terhadap pengaruh kondisi lingkungan. Seiring
dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, dibuatlah jembatan-jembatan yang
desain dan konstruksinya lebih panjang dan indah, serta terbuat dari material yang lebih kuat
dan ringan, seperti baja. Secara umum, terdapat tiga jenis konstruksi jembatan. Marilah pelajari
pembahasan kesetimbangan gaya-gaya yang bekerja pada setiap jenis jembatan berikut.

3. Jembatan kantilever

14
Jembatan kantilever adalah jembatan panjang yang mirip dengan jembatan sederhana
yang terbuat dari batang pohon atau lempengan batu, tetapi penyangganya berada di tengah.
Pada bagian-bagiannya terdapat kerangka keras dan kaku (terbuat dari besi atau baja).
Bagianbagian kerangka pada jembatan kantilever ini meneruskan beban yang ditanggungnya
ke ujung penyangga jembatan melalui kombinasi antara tegangan dan regangan. Tegangan
timbul akibat adanya pasangan gaya yang arahnya menuju satu sama lain, sedangkan regangan
ditimbulkan oleh pasangan gaya yang arahnya saling berlawanan.

Kombinasi antara pasangan gaya yang berupa regangan dan tegangan, menyebabkan
setiap bagian jembatan yang berbentuk segitiga membagi berat beban jembatan secara sama
rata sehingga meningkatkan perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan. Pada
umumnya, jembatan kantilever digunakan sebagai penghubung jalan yang jaraknya tidak
terlalu jauh, karena jembatan jenis ini hanya cocok untuk rentang jarak 200 m sampai dengan
400 m.

4. Jembatan lengkung

15
Jembatan lengkung adalah jembatan yang konstruksinya berbentuk busur setengah
lingkaran dan memiliki struktur ringan dan terbuka. Rentang maksimum yang dapat dicapai
oleh jembatan ini adalah sekitar 900 m. Pada jembatan lengkung ini, berat jembatan serta
beban yang ditanggung oleh jembatan (dari kendaraan dan orang yang melaluinya) merupakan
gaya-gaya yang saling berpasangan membentuk tekanan. Oleh karena itu, selain menggunakan
baja, jembatan jenis ini dapat menggunakan batuan-batuan sebagai material pembangunnya.
Desain busur jembatan menghasilkan sebuah gaya yang mengarah ke dalam dan ke luar pada
dasar lengkungan busur.

5. Jembatan gantung

16
Jembatan gantung adalah jenis konstruksi jembatan yang menggunakan kabel-kabel
baja sebagai penggantungnya, dan terentang di antara menara-menara. Setiap ujung kabel-
kabel penggantung tersebut ditanamkan pada jangkar yang tertanam di pinggiran pantai.
Jembatan gantung menyangga bebannya dengan cara menyalurkan beban tersebut (dalam
bentuk tekanan oleh gaya-gaya) melalui kabel-kabel baja menuju menara penyangga.
Kemudian, gaya tekan tersebut diteruskan oleh menara penyangga ke tanah. Jembatan gantung
ini memiliki perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan yang paling besar, jika
dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya. Oleh karena itu, jembatan gantung dapat dibuat
lebih panjang, seperti Jembatan Akashi-Kaikyo di Jepang yang memiliki panjang rentang
antarmenara 1780 m.

Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang bekerja
pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak translasi dan rotasi terhadap suatu poros. Pada
benda tegar di kenal titik berat.

Salah satu contoh aplikasi titik berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid, lalu
berjalan di atas tali yang terhubung dengan ketinggian 20 m.

17
2 BAB III

3 PENUTUP

3.1 kesimpulan

Dinamika Rotasi dibagi menjadi 5 pembahasan, antara lain:

1. Momen Gaya (torsi)


2. Momen Inersia
3. Momen Kopel
4. Momentum Sudut
5. Energi Kinetik Rotasi

 Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat


pengaruh gaya atau momen gaya. Syarat Keseimbangan benda tegar dapat dicapai
jika resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik sembarang sama
dengan nol. Jenis – jenis keseimbangan, yaitu:

1. Keseimbangan statik,dikelompokkan menjadi tiga,yaitu:

a)      Keseimbangan stabil


b)      Keseimbangan labil
c)      Keseimbangan netral/inferen
2.Keseimbangan Dinamik,dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a)      Keseimbangan translasi
b)      Keseimbangan rotasi
3.Keseimbangan Tiga Gaya
Titik Berat Benda dapat didefinisikan sebagai titik ketika gaya berat benda bekerja
pada benda atau titik tangkap gaya gravitasi yang bekerja pada benda.

18
3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan  mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca  memberikan kritik dan saran


yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.

19
4 DAFTAR PUSTAKA

SunardidanEtsaIrawan, 2007.Fisika Bilingual. Bandung :YramaWidya

Abdullah, Mikrajuddin. 2006. Fisika 2B. Jakarta :Esis

HallidaydanResnick. 1991. FisikaJilid I dan II (Terjemahan).Jakarta :Erlangga

Hhtp://www.fisikaceria.com

http://www.fisdasbook.com.

20

Anda mungkin juga menyukai