Anda di halaman 1dari 10

MINI RESEARCH ALGORITMA DAN PEMEROGRAMAN

“PROGRAM METODE RUNGA KUTTA ORDE 4 PADA PEGAS”


Skor Nilai:

DOSEN PENGAMPU : Drs. Juniar Hutahaean, M.Si

DISUSUN OLEH:

MIRNAYANI HASIBUAN : 4171121020

KELAS :FISIKA DIK B 2017

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Mini Research ini dilakukan berdasarkan temuan dari Rekayasa Ide yang mengkaji
tentang runga kutta orde 4 Penyelesaian model matematis sistem getaran teredam bisa menggunakan
metode analitik dan metode numerik. Metode analitik membutuhkan waktu yang lama.

Untuk itu dibutuhkan metode numerik dalam penyelesaian sistem getaran teredam. Metode
analitik yaitu metode yang dapat memberikan hasil sesungguhnya (eksak). Metode ini memang
akurat tetapi memiliki kelemahan. Metode ini hanya terbatas menyelesaikan masalah matematis
tertentu saja. Oleh karena itu dibutuhkan metode numerik. Metode numerik adalah pendekatan dari
hasil eksak suatu masalah matematika. Meskipun begitu kesalahan (galat) metode numerik dapat
diminimalisasi sehingga mendekati hasil eksak.

Sistem getaran teredam merupakan salah satu permasalahan kompleks dalam fisika.
Persamaan sistem getaran teredam merupakan Persamaan Differensial Biasa (PDB), dapat
diselesaikan menggunakan metode analitik namun membutuhkan waktu yang lama dan proses
penyelesaian yang panjang. Untuk itu dibutuhkan metode numerik untuk mendapatkan solusi PDB
yang lebih baik dan lebih efisien untuk menyelesaikan masalah dalam sistem getaran teredam.
Metode numerik dipilih untuk mempercepat proses perhitungan. Beberapa metode numerik yang
digunakan dalam penyelesaian PDB diantaranya adalah metode Euler, metode Heun, metode Deret
Taylor, metode Runge-Kutta. Metode-metode tersebut memiliki cara pendekatan yang sama tapi
memiliki tingkat ketelitian yang berbeda
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui penurunan persamaan periodeik untuk gerak harmonik pada pegas
2. Untuk mempelajari Penurunan Rumus Pegas dengan Pendekatan Numerik
3. Dan untuk menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan persamaan runga kutta 4
BAB II
LANDASAN TEORI
PNURUNAN PERSAMAAN PERIODIK PADA PEGAS

Penurunan Rumus Pegas dengan Pendekatan Numerik

Pada penjelasan persamaan di awal, kita sudah tahu bahwa persamaan pegas adalah sebagai berikut
Dari Hukum ke-II Newton diketahui bahwa , sehingga persamaan pegas di atas menjadi :

Sehingga percepatan kita dapatkan seperti berikut :

Dimana a adalah turunan kedua posisi


, maka persamaan percepatan pegas menjadi :
Jika persamaan diferensial biasa orde 2 ini kita uraikan ke persamaan numerik Metode EULER
dapat dituliskan menjadi :
………………(7)

………………(8)

Dengan bergantung waktu

Persamaan Numerik inilah yang kita gunakan dalam program matlab untuk pegas tanpa redaman.

(lihat program 2.1.2)

PERSAMAAN RUNGA KUTTA 4

Metode Runga Kutta yang akan ditinjau

adalah metode Runga Kutta Orde ke 4 dengan

persamaan differensial , sehingga dapat

diperkirakan bahwa jawaban numeric Dimana Jawaban dari metode Runga Kutta Orde
adalah fungsi yang dapat bergantung pada x 4 ini dirumuskan sebagai berikut :
atau y. dengan Metode Runga Kutta sebagai

berikut :
(9)

Persamaan inilah yang kita gunakan dalam


program matlab untuk pegas (lihat program 2.1.3)
BAB II
PROGRAM

2.1. PROGRAM MATLAB 2012 UNTUKPEGAS

2.1.1 Program Pegas Dengan Persamaan Sin dan Cos

%Program Komputasi Pegas Tanpa Redaman Metode Euler


%MK Komputasi Fisika
%Tugas-2 clear
all clc
format long
%menentukan interval waktu dt (perubahan waktu) dan parameter lain r=0;
%batas awal interval
t0=0; %waktu awal
dt=input('Masukan ukuran langkah dt:'); %interval waktu iterasi s=100;
%batas akhir interval
N=(s-r)/dt; %Nilai step-size
A=1; %simpangan awal yang diberikan pada pegas (nilai X0)
m=1; %massa benda
k=4; %ketetapan
omega=(k/m)^1/2; %kecepatan sudut
for i=1:N-1
t(i)=r+(i*dt);
end
for i=2:N-1
x(i)=A*sin(omega*t(i));
v(i)=omega*A*cos(omega*t(i));
end
%Menampilkan hasil x
plot(t,x,'r.',t,v,'b-');
axis([0 20 -3 3]); %batas minimum&maksimum pada
sumbu xlabel('waktu'); %memberi nama pada sumbu-x
ylabel('posisi'); %memberi nama pada sumbu-y
legend('x','v',4); %Keterangan pada Figure
2.1.2 Program Pegas Metode Euler dengan Pendekatan Numerik

%Program Matlab Untuk Pegas Metode EULER PDB


%MK Komputasi Fisika
%Lanjutan Tugas-2 clear
all;
t=0; %waktu awal %batas awal interval
tmaks=4*pi; %batas akhir interval
h=0.01; %interval waktu iterasi
n=(tmaks-t)/h; %Nilai size-step
k=4; %Ketetapan
m=1; %massa benda
x=1; %nilai Simpangan awal
v=5; %nilai Kecepatan awal
%b=0.5;
a=-k/m*x %-b/m*v; %Percepatan Pegas dari Persamaan Hukum II Newton
for i=1:n
xp(i)=t; %Perulangan untuk waktu
t=t+h;
yp(i)=x; %perulangan untuk posisi
x=x+h*v;
zp(i)=v; %perulagan untuk kecepatan
v=v+h*a;
a=-k/m*x %-b/m*v;
end
plot(xp,yp,'r.',xp,zp,'b-'); grid on;
%axis([0 13 -5 5]); %batas minimum&maksimum pada sumbu
Gambar F title ('Pegas Euler'); %memberi Judul Gambar
xlabel('waktu'); %memberi nama pada sumbu-x
ylabel('posisi'); %memberi nama pada sumbu-
y legend('yp=posisi','zp=kecepatan',4);
2.1.2 Program Pegas Metode Runga Kutta 4 dengan Pendekatan Numerik

%Program Matlab Untuk Pegas Metode RK4 PDB


%MK Komputasi Fisika
%Lanjutan Tugas-2
clear all;
t=0; %waktu awal %batas awal interval
tmaks=4*pi; %batas akhir interval
h=0.01; %interval waktu
iterasi n=(tmaks-t)/h; %Nilai size-step
k=4; %Ketetapan
m=0.1; %massa benda
x=1; %nilai Simpangan awal
v=5; %nilai Kecepatan awal
a=-k/m*x; %Percepatan Pegas dari Persamaan Hukum II
Newton xp(1)=t; %inisialisasi xp sebagai waktu
yp(1)=x; %inisialisasi yp sebagai posisi
zp(1)=v; %inisialisasi zp sebagai kecepatan
for i=2:n
j1=h*v;
k1=h*(-
k/m*x);
j2=h*(v+k
1/2);
k2=h*(-k/m*(x+j2/2));
j3=h*(v+k2/2);
k3=h*(-k/m*(x+j2/2));
j4=h*(v+k3);
k4=h*(-k/m*(x+j3));
x=x+1/6*(j1+2*j2+2*j3+j4); %jumlah RK4 untuk
posisi v=v+1/6*(k1+2*k2+2*k3+k4); %jumlah RK4 untuk
kecepatan t=t+h;
xp(i)=t;
yp(i)=x;
zp(i)=v;
end
plot(xp,yp,'r.',xp,zp,'b-'); grid on;
%axis([0 4 -10 10]); %batas min &maks pada sumbu (Diaktifkan
untuk Gambar (D)

title ('Pegas RK4'); %memberi Judul Gambar


xlabel('waktu'); %memberi nama pada
sumbu-x ylabel('posisi'); %memberi nama pada
sumbu-y legend('yp=posisi','zp=kecepatan',4
Pembahasan
Pada percobaan yang pertama mengahalkan grafik seperti dibawah ini

Begitupun dengan percobaan kedua namun sama dengan percobaan pertama.


Jika dinaikkan niali n maka grafik tidak muncul dan begitu pula jika n=5
Simpulan
Dalam mini riset menggunakan for harus menggunkan beberapa kali percobaan sehingga
hasil yang diharapkan memuaskan, adapun hal yang diperhatikan sehingga kelancaran dalam
melakukan penelitian iyalah data yang akurat sehingga hasil yang didapat juga akurat.
Daftar Pustaka

Utomo, Rukmono Budi . 2016.Persamaan Differensial Parsial Gelombang Homogen Pada

Selang R(−∞,∞) Dengan Syarat Batas Dirichlet Dan Neumann. Jurnal Sains
Matematika Dan Statistika, Vol. 2 No. 2
Noviantri,Viska. 2012. Solusi Penyebaran Panas Pada Batang Konduktor Menggunakan Metode
Crank-Nicholson.Jurnal Mat Stat, Vol. 12 No. 2
Supriyanto, 2008, Komputasi untuk sains dan teknik dalam matlab, Jakarta, Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai