ATONIA UTERI
DISUSUN OLEH
NAMA : DINI MEINIARTI
NIM : PO.71.24.3.19.009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Masalah...................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................3
A. PENGETAHUAN...............................................................................................4
a.Perdarahan Postpartum..........................................................................................4
1.Defenisi.................................................................................................................4
2. klasifikasi.............................................................................................................4
3.Penyebab Perdarahan............................................................................................4
b.Atonia Uteri...........................................................................................................5
1.Defenisi.................................................................................................................5
5. Diagnosis..............................................................................................................6
7. Penatalaksanaan...................................................................................................6
B. KERANGKA TEORI........................................................................................10
B. Definisi Operasional .........................................................................................12
A.Desain Penelitian................................................................................................14
E. Instrumen Penelitian..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kematian maternal dan perinatal merupakan ukuran terpenting dalam menilai indikator
keberhasilan pelayananan kesehatan di Indonesia, namun pada kenyataannya ada juga persalinan
yang mengalami komplikasi. Komplikasi yang terjadi dapat mengakibatkan kematian ibu dan
perinatal. Angka kematian ibu dan perinatal merupakan ukuran terpenting dalam menilai
keberhasilan pelayanan kesehatan disuatu Negara. (Maryuani, Asuhan kegawatdaruratan dalam
kebidanan. 2011:1- 3)
Kontribusi AKI di Indonesia cukup besar, yaitu 390 per 100.000 persalinan sekitar
165.000-170.000 orang pertahun. Atau terjadi sekitar setiap 2,0-2,5 menit. Penyebab utama
tingginya AKI tersebut disebabkan oleh trias penyebab kematian, yaitu Perdarahan 60 %, infeksi
25 %, gestosis 15 %. (Manuaba ; Pengantar Kuliah Obstetri, 2012 : 6).
Menurut Dinas Kesehatan Tangerang pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu mencapai
180/100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar Angka Kematian Ibu yaitu preeklamsia 38%,
hipertensi dalam kehamilan 3%, HPP 19%, inversio 3%, rupture uteri 2%, dan lain-lain 38%.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah Kabupaten Tangerang tahun 2012 tercatat
sebanyak 217 kematian per 1000 Kelahiran Hidup. Penyebab terbesar Angka Kematian Bayi
antara lain asfiksia 47%, BBLR 36%, kelainan congenital 8%, sepsis 6%, dan lain-lain
3%. (Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang,2012)
Pada uterus yang tidak berkontraksi dengan segera setelah kelahiran plasenta, maka ibu
dapat mengalami perdarahan yaitu 350-500 cc per menit dari bekas tempat melekatnya plasenta.
Bila uterus berkontraksi maka myometrium akan menjepit anyaman pembuluh yang berjalan
diantara serabut otot dan keadaan myometrium yang tidak berkontraksi maka darah yang keluar
dari bekas melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (APN, 2008)
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan
merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi peripartum. Kontraksi uterus
merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia Uteri
adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah
yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Asuhan Persalinan
Normal, 2012 : 104)
Kematian ibu dengan perdarahan karena atonia uteri masih merupakan masalah Indonesia
seperti yang kita ketahui 80 % dari persalinan di indonesia masih ditolong oleh dukun sehingga
kematian akibat perdarahan pada kala III masih tinggi karena minimnya pengetahuan dukun
tentang atonia uteri dan rendahnya/kurangnya persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan,
faktor sosial budaya dan faktor kepercayaaan takut untuk bersalin oleh tenaga kesehatan / bidan.
Dengan masih tingginya angka kejadian ibu bersalin yang mengalami atonia uteri, untuk
itu perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri di Rumah
Sakit umum Daerah Tangerang tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas bahwa perlu diketahui faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri di RSU Kabupaten Tangerang
Tahun 2013.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Karakteristik ibu bersalin dengan Atonia uteri di RSUD Kabupaten
Tangerang Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di RSUD Tangerang tahun
2013.
b. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan usia ibu di RSUD
Tangerang tahun 2013.
c. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan paritas ibu di RSUD
Tangerang tahun 2013.
d. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan partus lama ibu di
RSUD Tangerang tahun 2013.
e. Diketahuinya karakteristik ibu bersalin dengan atonia uteri berdasarkan riwayat anemia di
RSUD Tangerang tahun 2013.
D. Manfaat
1. Bagi RSUD Tangerang
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi RSUD Tangerang
untuk lebih meningkatkan upaya-upaya kuratif dan rehabilitatif dengan cara memberikan
penanganan secara tepat waktu terutama pada kasus ibu bersalin yang mengalami atonia
uteri sesuai prosedur yang telah di tetapkan.
2. Bagi Institusi
Untuk menambah literature pada pendidikan dan untuk menambah referensi penelitian
bagi pendidikan.
3. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dalam hal penelitian dan menerapkan ilmu yang telah di
dapat khususnya tentang metodologi penelitian.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. PENGETAHUAN
a. Perdarahan Postpartum
1. Definisi
Perdarah postpartum adalah adalah perdarah yang melebihi 500 ml setelah bayi
lahir. (Sarwono, 2011 : 523)
Pada uterus yang tidak berkontraksi dengan segera setelah kelahiran plasenta, maka ibu
dapat mengalami perdarahan yaitu 350-500 cc per menit dari bekas tempat melekatnya plasenta.
Bila uterus berkontraksi maka myometrium akan menjepit anyaman pembuluh yang berjalan
diantara serabut otot dan keadaan myometrium yang tidak berkontraksi maka darah yang keluar
dari bekas melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (APN, 2012)
2. Klasifikasi
a. Perdarahan postpartum primer adalah perdarahan berlangsung dalam 24 jam pertama dan
biasanya disebabkan oleh Atonia uteri, robekan jalan lahir dan sisa sebagian plasenta. ( Sarwono,
2011 : 542 )
3. Penyebab Perdarahan
a. Atonia Uteri
b. Retensio Plasenta
c. Sisa Plasenta
d. Robekan Jalan Lahir
e. Kelainan Pembekuan darah
b. Atonia Uteri
1. Definisi
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini
terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak
terkendali. (Asuhan Persalinan Normal, 2012 : 104)
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus
tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir. (Sarwono, 2011 : 524)
a. Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli, polihidramnion atau anak terlalu besar.
b. Kelelahan karena persalinan kasep.
c. Kehamilan grande-multipara.
d. Ibu dengan keadaan umum jelek, anemis, atau menderita penyakit menahun.
e. Mioma uteri yang dapat mengganggu kontraksi rahim.
f. Infeksi intrauterine.
g. Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya.
( Sarwono. 2011 : 524 )
3. Tanda dan Gejala Atonia Uteri
a. Kematian
b. Infeksi
Sindroma Sheehan (nekrosis pars anterior hipofisis) astenia, penurunan berat badan,
hipotensi, anemia, kaheksia, fungsi seksual menurun, (atropi alat-alat genital) BMR menurun,
dan fungsi laktasi berkurang. (Manuaba, 2012)
5. Diagnosis
Diagnosis biasanya tidak sulit ditegakkan, terutama apabila timbul perdarahan banyak
dalam waktu pendek. Tetapi bila perdarahan sedikit dalam waktu lama, tanpa disadari penderita
telah kehilangan banyak darah sebelum tampak pucat. Nadi serta pernafasan menjadi lebih cepat
dan tekanan darah menurun. Jika perdarahan terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
syok. (Sarwono, 2011)
Meningkatkan upaya preventif adalah salah satu sikap bidan terhadap penanganan atonia
uteri dengan cara meningkatkan penerimaan keluarga berencana sehingga memperkecil jumlah
grandemultipara dan memperpanjang jarak hamil, melakukan konsultasi atau merujuk kehamilan
dengan overdistensi uterus, hidramnion dan kehamilan ganda dugaan janin besar (makrosomia),
mengurangi peranan pertolongan persalinan oleh dukun. (Wahyuni,2011)
7. Penatalaksanaan
Sebab yang dapat ditimbulkan atonia uteri adalah kematian, oleh karena itu,
penatalaksanaan atonia uteri memerlukan tindakan sesegera mungkin sehingga dapat
menurunkan angka kematian ibu
Meningkatkan kontraksi otot rahim dan penghentian perdarahan dapat dilakukan dengan
jalan antara lain masase fundus uteri, pemberian uterotonika dengan penyuntikan oksitosin, KBI,
KBE, dan sejenisnya, menghentikan atau menghilangkan sumber perdarahan dengan ligasi
arterial dan melakukan histerektomi. (Manuaba, 2012)
Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan
rangsangan taktil (masase) fundus uteri :
a. Segera lakukan Kompresi Bimanual Internal (KBI)
1) Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan secara
obstetrik (menyatukan kelima hujung jari) melalui introitus ke dalam vagina ibu.
2) Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri
mungkin hal ini menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh.
3) Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan dinding anterior uterus ke
arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke arah depan sehingga
uterus ditekan dari arah depan dan belakang.
4) Tekan kuat uterus di antara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung
pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta)
5) Evaluasi keberhasilan
a) Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama dua
menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan pantau ibu secara melekat selama kala IV.
b) Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung, periksa ulang perineum, vagina
dan serviks apakah terjadi laserasi. Jika demikian, segera lakukan penjahitan untuk
menghentikan perdarahan.
c) Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan
kompresi bimanual eksternal (KBE) kemudian lakukan langkah-langkah penatalaksanaan atonia
uteri selanjutnya. Minta keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan.
6). Berikan 0,2 mg ergometrin IM atau misoprostol 600-1000 mcg per rektal. Jangan berikan
ergometrin kepada ibu dengan hipertensi karena ergometrin dapat menaikkan tekanan darah.
7). Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infus dan berikan 500 cc larutan
Ringer Laktat yang mengandung 20 unit oksitosin.
8). Pakai sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan ulangi KBI
9). Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera rujuk ibu karena hal ini
bukan atonia uteri sederhana. Ibu membutuhkan tindakan gawatdarurat di fasilitas kesehatan
rujukan yang mampu melakukan tindakan operasi dan transfusi darah.
10). Sambil membawa ibu ke tempat rujukan, teruskan tindakan KBI dan infus cairan hingga ibu tiba
di tempat rujukan.
b) Berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah cairan yang
diinfuskan mencapai 1,5 L kemudian lanjutkan dalam jumlah 125 cc/jam.
c) Jika cairan infus tidak cukup, infuskan 500ml (botol kedua) cairan infus dengan tetesan sedang
dan ditambah dengan pemberian cairan secara oral untuk dehidrasi. (Asuhan Persalinan Normal,
2012 : 105-106)
1) Letakkan satu tangan pada abdomen didepan uterus, tepat didepan simfisis pubis.
2) Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus uteri) usahakan
memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.
3) Letakkan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan kompresi pembuluh
darah di dinding uterus dengan cara menekan uterus diantara kedua tangan tersebut, ini akan
membantu uterus berkontraksi dan menekan pembuluh darah uterus. (APN, 2012)
c. Kompresi Aorta Abdominalis
2) Kepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung jari telunjuk sehingga kelingking pada
umbilikus kearah kolumna vertebralis dengan arah tegak lurus.
3) Dengan tangan yang lain, raba pulsasi arteri femoralis untuk mengetahui cukup tidaknya
kompresi
4) Jika pulsasi masih teraba, artinya tekanan kompresi masih belum cukup.
5) Jika tekanan tangan mencapai aorta abdominalis, maka pulsasi arteri femoralis akan berkurang
atau terhenti.
6) Jika perdarahan pervaginam berhenti, pertahankan posisi tersebut dan pemijatan uterus (dengan
bantuan asisten) hingga uterus berkontraksi dengan baik.
7) Jika perdarahan masih berlanjut: lakukan ligasi arterina dan utero-ovarika, jika perdarahan terus
banyak, lakukan histerektomi supravaginal.
B. KERANGKA TEORI
1. Usia Ibu
2. Paritas
3. Partus lama
1. Anemia
2. Overdistensi uterus karena polihidramnion
ATONIA UTERI
BAB III
A. Kerangka Konsep
Aspek-aspek yang akan di teliti dalam penelitian ini di batasi pada aspek usia ibu,
paritas, partus lama, dan anemia. Dalam memperoleh gambaran Karakteristik ibu postpastum
dengan perdarahan akibat atonia uteri di RSUD Tangerang tahun 2013.
Variabel Independen
Karakteristik Ibu :
1. Usia Ibu
2. Paritas
3. Partus Lama
4. Anemia
VariabelDependen
ATONIA UTERI
A. Definisi operasional
sumber : Muchtar
1998
5 Anemia Dalam kehamilan Data Melihat a. Ya, jika kadar Hb Nominal
adalah kondisi ibu Rekam Data < 11 gr%
hamil bila kadar Hb Medik b. Tidak, jika kadar
kurang dari 11 gr% Hb > 11 gr%
sumber : Manuaba
2007
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Tangerang pada tahun 2014. Data yang
diambil adalah catatan medik dari ibu bersalin dengan atonia uteri.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Bayi Baru Lahir di RSUD Kabupaten Tangerang
tahun 2013 sebanyak ..... orang dan yang mengalami BBLR sebanyak ... orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subjek yang diteliti dan di anggap
mewakili populasi
Sampel yang diambil adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD
Kabupaten Tangerang Tahun 2013
a. Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan yaitu ..... Bayi Baru Lahir yang mengalami BBLR di RSUD
Tangerang Tahun 2013 dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
Keterangan :
n : besar sampel
p : persen kejadian ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD Tangerang tahun 2013
Z : presisi (dapat ditetapkan, semakin kecil presisi semakin besar
jumlah sampel) 10% = 0,1
P X 100%
Pengambilan sampel dilakukan dengan radom sampling, dimana sampel diambil secara
acak dari jumlah populasi yang ada.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa pedoman pengumpulan data yang diperoleh
dari data sekunder. Bersumber dari rekam medic yang ada di RSUD Tangerang.
1. Pengolahan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, dengan cara menelaah ibu bersalin yang
mengalami atonia uteri dari rekam medik di RSUD Kabupaten Tangerang Tahun 2013. Setelah
dilakukan pengumpulan data, maka data tersebut diolah sebagai berikut :
a. Editing
Data yang terkumpul diperiksa untuk mengetahui ketepatan dan kelengkapan sehingga
pengolahan selanjutnya lebih mudahdan cepat.
b. Coding
Mengkode data, bertujuan mengantisipasi data kualitatif dan membedakan aneka karakter.
Pemberian kode ini diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data.
c. Tabulasi Data
Tabulasi data mentah maupun tabel kerja untuk menghitung data tertentu secara statistik. Untuk
itu peneliti harus melakukan tabulasi dan menurut kriteria tertentu agar penguji hipotesis mudah
dilakukan
2. Analisa Data
Data yang terkumpul akan dianalisa secara univariat yaitu untuk mengetahui frekuensi
distribusi dan presentasi dari tiap variabel yang diteliti.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Tangerang pada tahun 2014. Data yang
diambil adalah catatan medik dari ibu bersalin dengan atonia uteri.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Bayi Baru Lahir di RSUD Kabupaten Tangerang
tahun 2013 sebanyak ..... orang dan yang mengalami BBLR sebanyak ... orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subjek yang diteliti dan di anggap
mewakili populasi
Sampel yang diambil adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD
Kabupaten Tangerang Tahun 2013
a. Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan yaitu ..... Bayi Baru Lahir yang mengalami BBLR di RSUD
Tangerang Tahun 2013 dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
Keterangan :
n : besar sampel
p : persen kejadian ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD Tangerang tahun 2013
Z : presisi (dapat ditetapkan, semakin kecil presisi semakin besar
jumlah sampel) 10% = 0,1
P =
X 100%
Pengambilan sampel dilakukan dengan radom sampling, dimana sampel diambil secara
acak dari jumlah populasi yang ada.
E. Instrumen Penelitian
1. Pengolahan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, dengan cara menelaah ibu bersalin yang
mengalami atonia uteri dari rekam medik di RSUD Kabupaten Tangerang Tahun 2013. Setelah
dilakukan pengumpulan data, maka data tersebut diolah sebagai berikut :
a. Editing
Data yang terkumpul diperiksa untuk mengetahui ketepatan dan kelengkapan sehingga
pengolahan selanjutnya lebih mudahdan cepat.
b. Coding
Mengkode data, bertujuan mengantisipasi data kualitatif dan membedakan aneka karakter.
Pemberian kode ini diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data.
c. Tabulasi Data
Tabulasi data mentah maupun tabel kerja untuk menghitung data tertentu secara statistik. Untuk
itu peneliti harus melakukan tabulasi dan menurut kriteria tertentu agar penguji hipotesis mudah
dilakukan
2. Analisa Data
Data yang terkumpul akan dianalisa secara univariat yaitu untuk mengetahui frekuensi
distribusi dan presentasi dari tiap variabel yang diteliti.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Tangerang pada tahun 2014. Data yang
diambil adalah catatan medik dari ibu bersalin dengan atonia uteri.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Bayi Baru Lahir di RSUD Kabupaten Tangerang
tahun 2013 sebanyak ..... orang dan yang mengalami BBLR sebanyak ... orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subjek yang diteliti dan di anggap
mewakili populasi
Sampel yang diambil adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD
Kabupaten Tangerang Tahun 2013
a. Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan yaitu ..... Bayi Baru Lahir yang mengalami BBLR di RSUD
Tangerang Tahun 2013 dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
Keterangan :
n : besar sampel
p : persen kejadian ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD Tangerang tahun 2013
Z : presisi (dapat ditetapkan, semakin kecil presisi semakin besar
jumlah sampel) 10% = 0,1
P =
X 100%
Pengambilan sampel dilakukan dengan radom sampling, dimana sampel diambil secara
acak dari jumlah populasi yang ada.
E. Instrumen Penelitian
1. Pengolahan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, dengan cara menelaah ibu bersalin yang
mengalami atonia uteri dari rekam medik di RSUD Kabupaten Tangerang Tahun 2013. Setelah
dilakukan pengumpulan data, maka data tersebut diolah sebagai berikut :
a. Editing
Data yang terkumpul diperiksa untuk mengetahui ketepatan dan kelengkapan sehingga
pengolahan selanjutnya lebih mudahdan cepat.
b. Coding
Mengkode data, bertujuan mengantisipasi data kualitatif dan membedakan aneka karakter.
Pemberian kode ini diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data.
c. Tabulasi Data
Tabulasi data mentah maupun tabel kerja untuk menghitung data tertentu secara statistik. Untuk
itu peneliti harus melakukan tabulasi dan menurut kriteria tertentu agar penguji hipotesis mudah
dilakukan
2. Analisa Data
Data yang terkumpul akan dianalisa secara univariat yaitu untuk mengetahui frekuensi
distribusi dan presentasi dari tiap variabel yang diteliti.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Tangerang pada tahun 2014. Data yang
diambil adalah catatan medik dari ibu bersalin dengan atonia uteri.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Bayi Baru Lahir di RSUD Kabupaten Tangerang
tahun 2013 sebanyak ..... orang dan yang mengalami BBLR sebanyak ... orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subjek yang diteliti dan di anggap
mewakili populasi
Sampel yang diambil adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD
Kabupaten Tangerang Tahun 2013
a. Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan yaitu ..... Bayi Baru Lahir yang mengalami BBLR di RSUD
Tangerang Tahun 2013 dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
Keterangan :
n : besar sampel
p : persen kejadian ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD Tangerang tahun 2013
Z : presisi (dapat ditetapkan, semakin kecil presisi semakin besar
jumlah sampel) 10% = 0,1
P =
X 100%
Pengambilan sampel dilakukan dengan radom sampling, dimana sampel diambil secara
acak dari jumlah populasi yang ada.
E. Instrumen Penelitian
1. Pengolahan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, dengan cara menelaah ibu bersalin yang
mengalami atonia uteri dari rekam medik di RSUD Kabupaten Tangerang Tahun 2013. Setelah
dilakukan pengumpulan data, maka data tersebut diolah sebagai berikut :
a. Editing
Data yang terkumpul diperiksa untuk mengetahui ketepatan dan kelengkapan sehingga
pengolahan selanjutnya lebih mudahdan cepat.
b. Coding
Mengkode data, bertujuan mengantisipasi data kualitatif dan membedakan aneka karakter.
Pemberian kode ini diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data.
c. Tabulasi Data
Tabulasi data mentah maupun tabel kerja untuk menghitung data tertentu secara statistik. Untuk
itu peneliti harus melakukan tabulasi dan menurut kriteria tertentu agar penguji hipotesis mudah
dilakukan
2. Analisa Data
Data yang terkumpul akan dianalisa secara univariat yaitu untuk mengetahui frekuensi
distribusi dan presentasi dari tiap variabel yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Maryuani,2011. Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan.:Jakarta
http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-populasi-dan-sampel-html?m=1