Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

“Gambaran Pengetahuan mahasiswa Terhadap Penggunakan Rokok Elektrik di


Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cirendeu ,Ciputat , Kota Tangerang Selatan ,
Banten”

Disusun Oleh :

Melinda Mega Sari (2016710069)

Sindy Ayu M.S (2016710042)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


2018

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Merokok merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan hingga saat ini. Berbagai
dampak dan bahaya merokok sebenarnya sudah dipublikasikan kepada masyarakat, namun
kebiasaan merokok masyarakat masih sulit untuk dihentikan. Bahaya merokok bukan saja pada
perokok tetapi juga berdampak pada orang-orang disekelilingnya (perokok pasif) (Hasanah,
2011).
Rokok Elektrik menjadi fenomena baru di tengah masyarakat dunia dan Indonesia khususnya.
Rokok Elektrik merupakan perangkat simulasi merokok lewat hisapan uap nikotin, propylane
glycol, gliserin, dan perasa. Meskipun jumlah bahan kimia yang di temukan di rokok elektrik
lebih sedikit di banding rokok tembakau, chromium dan nikel di temukan 4 kali lipat lebih banyak
dalam beberapa jenis liquid dibanding rokok tembakau (Saffari & Daher, 2014).
Rokok elektronik juga di pasarkan sebagai altenatif yang lebih aman dari produk tembakau
biasa. Namun hingga kini keberadaannya masih menuai kontroversi dan di sebagian negara di
anggap sebagai produk yang ilegal atau terlarang. Banyak perokok yang beralih ke rokok elektrik
karena di anggap lebih aman dan lebih moderen tanpa mengurangi kenikmatan merokok
tembakau itu sendiri. Rokok elektrik di anggap sebagian masyarakat terutama di kalangan remaja
sebagai penolong bagi mereka yang kecanduan rokok supaya mereka berhenti merokok.
Seiring meningkatnya jumlah perokok khususnya di usia remaja, seruan untuk menghentikan
kebiasaan merokok sudah banyak dilakukan. Saat ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) sedang
berupaya mengurangi epidemi tembakau dengan berbagai strategi yang salah satu diantaranya
adalahdengan mengganti penggunan rokok tembakau dengan rokok elektrik atau biasa dikenal
dengan Electronic Nicotine Delivery System (ENDS), vape, vapor, atau e-cigarette yang nantinya
para perokok aktif dapat berhenti total dari kebiasaan merokoknya.Sebuah penelitian sistematis
yang terdiri dari 6 penelitian, termasuk 2 penelitian acak yang terkontrol, menyimpulkan bahwa
18% dari 1.242 perokok (Muhammad Fikri Indra ,dkk 2017)
Meskipun jumlah bahan kimia yang ditemukan di rokok elektrik lebih sedikit dibanding
rokok tembakau, chromium dan nikel ditemukan 4 kali lipat lebih banyak dalam beberapa jenis
liquid vaporizer dibanding rokok tembakau (Saffari & Daher, 2014). Liquid vaporizer dan voltase
pada baterai memiliki komponen yang berbahaya dan akan semakin berbahaya pada device yang
memiliki high-voltage (Kosmider, 2014). Vaporizer adalah alat sederhana yang dapat
menyalurkan nikotin melalui system kerja baterai ke dalam tubuh manusia. Nikotin dalam
berbagai macam dosis dihisap oleh pengguna melalui tabung. Kebanyakan vaporizer terdiri dari
beberapa konten: sebuah baterai litium yang dapat diisi ulang, sebuah atomizer (yang
memanaskan cairan sehingga tercipta uap), dan sebuah tabung. Produk standar cairan
mengandung nikotin, propylene glycol, perasa, dan air (Salmon, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya di dapat kan bahwa Pemberian asap rokok elektrik
kepada mencit secara statistik tidak memberikan efek kerusakan terhadap membran alveolus,
lumen alveolus, dan hubungan antar alveolus. Namun demikian, pada pengamatan mikroskopis
ada kecenderungan asap rokok elektrik menyebabkan lumen alveolus melebar, hubungan antar
alveolus yang merenggang, dan sel-sel endotelium pada membran tidak terlihat. Ada
kemungkinan masa pajanan yang singkat menjadi penyebab kuantitas kerusakan lumen alveolus,
hubungan antar alveolus, dan membran alveolus antara perlakuan dan kontrol cenderung tidak
berbeda antara kelompok perlakuan paparan asap rokok kandungan rasa strawberry dan rasa
tembakau murni. (Nanin Tiara dkk,2012)
Berdasarkan faktor predisposing maka dapat diketahuai karakteristik responden sebagian
besar yang merokok elektrik berjenis kelamin laki-laki (72,2%), responden tergolong usia remaja
akhir (17-25 tahun) (65,6%), berpendidikan tinggi (diploma dan perguruan tinggi) (60,0%),
responden sudah bekerja (66,7%) dan sebagian besar bekerja sebagai wirausaha, serta memiliki
penghasilan tinggi (≥Rp.2.000.000)(76,7%). Sebagian besar responden memiliki pengetahuan
kurang tentang rokok elektrik (51,1%), memiliki sikap positif untuk merokok elektrik (52,2%),
termotivasi menggunakan rokok elektrik (51,1%), memiliki lingkungan perokok (80,0%). Dari
segi faktorenabling maka sebagain besar responden memiliki kemudahan akses untuk membeli
rokok elektrik (60,0%) dan kemudahan akses membeli isi ulang rokok elektrik (53,3%).
Kemudian berdasarkan faktor reinforcing maka sebagian besar responden kurangmemiliki
dukungan dari keluarga 52,2% dan dukungan dari kelompok referensi 66,7%. (Delima Rahayu ,
2016)

1.2 Rumusan Masalah

Uraian latar belakang masalah diatas memberi dasar bagi peneliti untuk merumuskan
pertanyaan sebagai berikut:
Apakah terdapat suatu Gambaran pengetahuan mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Jakarta Terhadap Penggunaan Rokok.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Hubungan Pengetahuan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta terhadap
penggunaan Rokok Elektrik
Tujuan Khusus
a. Mengetahui Pengetahuan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta terhadap
penggunaan Rokok Elektrik
b. Mengetahui angka penggunaan Rokok elektrik pada Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Jakarta
1.4 Kegunaan

Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui Gambaran Mahasiswa Universitas


Muhammadiyah Jakarta terhadap penggunaan Rokok Elektrik sehingga dapat melakukan
rencana tindak lanjut akan penggunaan Rokok Elektrik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Rokok Elektrik

Electronic Cigarettes (ECs) Rokok Elektrik atau Electronic Nicotine Delivery System
(ENDS) adalah alat yang berfungsi untuk mengubah zat-zat kimia menjadi uap dan mengalirkannya
ke paru-paru, di mana zat kimia tersebut, merupakan campuran zat seperti nikotin dan propylene
glicol. (KEMENKES RI, 2014)

Rokok Elektrik adalah Rokok yang terdiri dari beberapa komponen yaitu, sebuah baterai,
mod, dan automizer. Cara kerja dari rokok elektrik adalah dengan memanfaatkan energi yang ada
pada baterai kemudian di proses menyalurkan energi ke automizer untuk menciptakan uap yang di
panaskan dari coil berupa kawat dan kapas yang telah dibasahi menggunakan cairan e-liquid,
kemudian menghasilkan uap seperti asaprokok sehingga menimbulkn efek seolah-olah seperti
merokok. (I Gede Agung Krishna Santana , 2010)

Rokok elektrik ( Electronic cigarette ) merupakan salah satu NRT yang menggunakan listrik
dari tenaga baterai untuk memberikan nikotin dalam bentuk uap dan oleh WHO disebut sebagai
Electronic Nicotine Delivery System (ENDS). Electronic cigarette dirancang untuk memberikan
nikotin tanpa pembakaran tembakau dengan tetap memberikan sensasi merokok pada penggunanya. E
lectronic cigarette diciptakan di Cina lalu dipatenkan tahun 2004 dan dengan cepat menyebar
keseluruh dunia dengan berbagai merk.6Secara umum sebuah e - cigarette terdiri dari 3 bagian yaitu,
battery (bagian yang berisi baterai), atomizer (bagian yang akan memanaskan dan menguapkan
larutan nikotin), dan catridge (berisi larutan nikotin) (I Putu Gelang Novalang,2017)

2.2. Sejarah Rokok Elektrik

Rokok Elektrik pertama kali di ciptakan oleh seorang apoteker asal tiongkok pada tahun 2003
dan di patenkan pada tahun 2004 lalu mulai menyebar ke seluruh dunia pada tahun 2006 gingga
sekarang, dengan berbagai macam merek (caponetto, et al 2014 ).

Rokok Elektrik dikenalkan pertama kali di Cina pada tahun 2003, dan didistribusikan semakin
mendunia, terutama melalui internet. Alat Rokok Elektrik terdiri dari komponen penguap, baterai isi
ulang, pengatur elektronik, dan wadah cairan yang akan diuapkan. Sampai saat ini keamanan Rokok
Elektrik belum terbukti secara ilmiah, karena dalam produk ini disinyalir mengandung zat-zat 
berbahaya seperti nikotin dan konsentrasi tinggi propylene glycol, yaitu zat penyebab iritasi jika
dihirup. Berdasarkan tes oleh Food and Drug Administration (FDA), beberapa produk juga 
mengandung diethylene glycol, yang merupakan zat kimia yang digunakan untuk meracuni.
(KEMENKES RI,2014)

Di indonesia sendiri rokok elektrik tengah menjadi tren yang semakin banyak peminatnya ,
rokok elektrik sangat mudah di temukan karena para penjual menjualnya melalui situs online dengan
berbagai macam rasa dan desainnya (BPOM, 2015)

Rokok e lektrik terdiri dari 3 bagian yaitu baterai, atomizer (bagian yang akan memanaskan
dan menguapkan larutan liquid ) dan catridge (tempat larutan nikotin) kandungan larutan yang
terdapat pada rokok elektrik yaitu berupa nikotin , propilen glikol, gliserol, air dan berbagai bahan
perasa (BPOM,2015 )
2.3. Bahaya Rokok Elektrik

Bahaya rokok elektrik yang kini sedang digemari menjadi perhatian peneliti. Meski diklaim
dapat mengurangi kebiasaan merokok tembakau, rokok elektrik sudah diketahui menyebabkan
beberapa kasus keracunan, terutama pada anak-anak. Bahkan, penelitian terbaru yang diterbitkan di
New England Journal Medicine mengatakan bahwa bahaya rokok elektrik bukan hanya keracunan
saja. Peneliti sebut rokok elektrik juga mempunyai bahaya lain, yakni menyebabkan otak lebih rentan
kecanduan narkoba. Membicarakan rokok elektrik tentunya tak lepas dari klaim yang mengatakan
penggunanya bebas penyakit paru dan jantung karena tidak berasap. Padahal, rokok elektrik
mempunyai bahaya yang lebih besar bagi otak, yakni membuat otak lebih mudah kecanduan narkoba.
Penelitian Kandel dilakukan kepada beberapa tikus di laboratoriumnya. Mereka memberikan uap air
yang sudah tercampur dengan nikotin, seperti efek yang diberikan oleh rokok elektrik, dan
memberikan tikus-tikus tersebut akses kepada kokain. Sementara pada kelompok kedua, tikus tidak
diberikan uap air, namun tetap diberikan akses kepada nikotin.Setelah otak para tikus dipindai, terlihat
bahwa tikus yang terpapar nikotin dalam uap air memiliki kandungan kokain lebih banyak di otaknya.
Hal ini membuat Kandel yakin bahwa rokok elektrik mempunyai efek candu yang lebih besar,
sehingga risiko untuk menggunakan narkoba pun menjadi lebih besar. Rokok elektrik mempunyai
efek fisiologis yang buruk untuk otak. Menyedihkan bahwa remaja saat ini berlindung di balik
keamanan semu yang mengatakan bahwa rokok elektrik lebih baik daripada rokok tembakau, padahal
mereka sama-sama berbahaya, tutup Kandel.Sebelumnya, WHO sudah mengindikasokan bahwa
seharusnya rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok tembakau. Bahkan, papan No Smoking
yang terpajang di dalam ruangan sudah seharusnya juga berlaku untuk rokok elektrik (KEMENKES
RI,2014)

Seperti rokok konvensional pada umumnya, ENDS ATAU Rokok Elektrik juga dapat
menyebabkan kecanduan (adiksi).Alat ini sebenarnya adalah cara baru untuk memasukkan nikotin ke
dalam tubuh.Nikotin memiliki efek buruk terhadap tubuh manusia, seperti, meningkatkan adrenalin,
meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan denyut nadi. Bahkan, pernah terjadi kasus kematian
anak akibat keracunan akut nikotin. Sebenarnya, produsen Rokok Elektrik sendiri sudah memberikan
peringatan kepada konsumen dengan menuliskan kalimat sebagai berikut, Bagi mereka dengan paru-
paru yang terganggu, uap yang dihasilkan Rokok elektrik dapat menimbulkan serangan asthma, sesak
napas & batuk. Jangan gunakan produk ini jika mengalami keadaan di atas. Pernyataan tersebut
mengindikasikan bahwa produk tersebut berbahaya bagi sistem pernapasan. (kemenkes,2014)

2.4. Faktor penyebab Penggunaan Rokok Elektrik

1. Faktor kesehatan

Faktor kesehatan adalah alasan utama para pengguna rokok tembakau beralih menggunakan rokok
elektrik. Mereka sadar bahwa kandungan zat pada rokok tembakau sangat berbahaya bagi kesehatan.
(I Gede Agung Krisna, 2016)

2. Faktor Ekonomi

Hadirnya rokok elektrik membuat pengguna rokok tembakau melirik produk ini karena adanya
anggapan bahwa rokok elektirk lebih hemat daripada rokok tembakau. Misalnya, sebulan saja
perokok tembakau mengeluarkan biaya sebesar Rp. 600.000. (I Gede Agung Krisna, 2016)
3. Faktor Lingkungan

Dalam faktor lingkungan, tren rokok elektronik dipengaruhi oleh teman sebaya, saudara, dan
keluarga. Hal inilah yang membuat perokok tembakau beralih ke rokok elektrik karena memiliki
berbagai macam fariasi rasa. (I Gede Agung Krisna, 2016)

4. Faktor Media Sosial

Media sosial adalah salah satu alat promosi bisnis yang sangat efektif saat ini. Hal ini kemudian
dimanfaatkan oleh toko-toko vape yang ada . Mereka memasarkan dan mengenalkan produknya
melalui media-media sosial. (I Gede Agung Krisna, 2016)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Cross sectional dengan
tujuan mengetahui gambaran anatara pengetahuan Mahasiswa Terhadap Penggunaan Rokok
Elektrik di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3.2 Sampel daan Populasi Penelitian

Sampel dan Populasi dalam penelitian ini adalah :

Para Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Jakarta , cirendeu , ciputat, Tangerang


Selatan, Banten

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Para Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta ,


cirendeu , Ciputat ,Tangerang Selatan, Banten.

3.4 Etika Penelitian

Penelitian ini akan diuji etik di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta pada komisi etik dengan melampirkan penjelasan sebelum
persetujuan, pedoman kuesioner dan proposal penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan secara langsung menggunakan kuesioner yang
berisi pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai Pengetahuan Mahasiswa terhadap
Penggunaan Rokok Elektrik di Universitas Mihammadiyah Jakarta , Kota Tangerang Selatan,
Banten.
3.5.1 Persiapan Pengumpulan Data
Dalam persiapan pengumpulan data beberapa agenda yang dilakukan diantaranya :
1. Izin
2. Memberikan
a. Persamaan persepsi
b. Teknik Memberikan Kuesioner
c. Komunikasi Efektif
3. Uji etik penelitian
4. Persiapan Lapangan
5. Validasi instrumen penelitian (pedoman wawancara, kamera dan alat perekam
suara)
6. Mencari data sekunder yng diperlukan
3.5.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data
Dalam pelaksaan penelitian ada beberapa yang dilakukan diantaranya :
1. Memberi kuesioner kepada responden
2. Mengolah data yang sudah didapatkan

3.5.3 Pasca Pengumpulan Data


Dalam pasca pengumpulan data penelitian melakukan :
1. Menganlisis data penelitian
2. Membuat laporan hasil penelitian
3. Membuat manuskrip
4. Publikasi hasil penelitian di Jurnal kesehatan Nasional
5. Submit pada temu ilmiah dan oral persentasi pada pertemuan tersebut

3.6 Validitas Data


Validasi data menggunakan SPSS. Pedoman kuesioner diuji dengan konstruk validitas
dengan para ahli. Ahli tersebut diantaranya; Nur Fadhilah SKM,MKM ahli Kesehatan
Masyarakat, RR. Arum, MKM Dosen Manajemen Data.

3.7 Analisis Data


Analisis data menggunakan analisis bivariat dengan variabel dependen rokok elektrik
dan variabel independent yaitu perilaku pengetahuan rokok elektrik dengan metode uji
kai-kuadrat dengan menggunakan SPSS.

BAB 4.
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Ringkasan Biaya


No
Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
.
1 Peralatan penunjang 200.000,-
3 Perjalanan 300.000,-
4 Lain-lain 200.000,-
Jumlah 700.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan


N B B B B B
o ulan ulan ulan ulan ulan
. Kegiatan ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Pembuatan
1
proposal
2 Uji etik
Pengurusan
3 perizinan
penelitian
Pelatihan
4 (enumerator
)
pengumpula
5
n data
6 Turlap ke 1
7 Turlap ke 2
8 Turlap ke 3
Konsultasi
9
Ahli
Penyuluhan
1 tentang
0 rokok
elektrik
Workshop
1
laporan
1
hasil
1
2 Desiminasi
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman Reza M ,2014, Meski Tak Berasap, Rokok Elektrik Diklaim Lebih
Berbahaya Bagi Otak,kemenkesRI: Jakarta

Alawiyah Sarah siti, 2017, gambaran persepsi tentang okok elektrikpada pengguna
rokok elektrik di komunitas vaporizer kota tangerang, Jakarta: uin jakarta.

Tjandra, 2017, Bahaya electronic cigarettes,Jakarta: kemenkes RI.


Triana Nanin, Ilyas Syafrudin, dkk, 2012, Gambaran histologis pulmo mecit jantan
setelah di papari rokok elektrik,Sumatra Utara: universitas Sumatra Utara.

Istiqomah Rahayu Delima,2016, Gaya hidup komunitas rokok elektrik Semarang


Vaper Corner ,Semarang: Jurnal UNDIP.

Santana krishna Agung Gede ,dkk, 2016,Konstruksi social Rokok Elektrik sebagai
substitusi rokok Tembakau bagi perokok aktif di kota Denpasar, Denpasar :
Universitas Udayana .

Danardi, 2010, ENDS ( Elektronik Nicotine Delivery system ) produksi illegal dan
berbahaya bagi kesehatan , Jakarta : Kemenkes RI.

Safari, A, & Daher, N. 2014. Particulate Metals and Organic compounds from
electronic and tobacco containing cigarettes: comparison of emission cates and
secondhand expousure. Enfiromental science: processes & impacts, 2259-2267.

Kosminder, L. 2014, Carbonyl compounds in electronic cigarette vapors-effects of


nicotine solvent and baterry output voltage. Oxford jurnals.

Anda mungkin juga menyukai