Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Dosen Pengampu: Dr. Setianingtyas Honggowati, M.M., Ak.

Oleh:

Nama : Fitria Kusnia Sari


NIM : F0318055
Kelas :B
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

TAHUN 2020
Hubungan Biaya-Volume-Laba

Analisis biaya-volume-laba (BVL) adalah alat bantu yang sangat berguna bagi manajer
untuk memahami hubungan antara biaya, volume, dan laba. Analisis BVL berfokus pada
pengaruh dari kelima faktor berikut terhadap laba:

1. Harga produk
2. Volume penjualan
3. Biaya variable per unit
4. Total biaya tetap
5. Bauran produk yang dijual

Oleh karena analisis BVL membantu manajer memahami pengaruh dari faktor-faktor
kunci tersebut pada laba, maka analisis BVL merupakan alat yang sangat penting dalam
berbagai keputusan bisnis.

A. Dasar-Dasar Analisis Biaya-Volume-Laba

Laporan laba rugi kontribusi menekankan pada perilaku biaya sehingga akan sangat
membantu manajer dalam menilai dampak perubahan harga jual, biaya, dan volume terhadap
laba.

1. Margin Kontribusi

Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan penjualan dikurangi
beban variable. Jadi margin kontribusi merupakan jumlah yang tersedia untuk
menutup beban tetap kemudian untuk menyediakan laba pada periode tersebut.

2. Hubungan BLV Dalam Bentuk Persamaan

Laporan laba rugi kontribusi dapat disajikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut.

Laba = (Penjualan - Beban variable) – Beban tetap

Kita akan menggunakan istilah laba untuk laba neto operasi dalam bentuk persamaan.

Ketika perusahaan hanya memiliki satu jenis produk, kita dapat mengubah persamaan
tersebut menjadi seperti ini:

Penjualan = Harga per unit x Unit terjual = P x Q


Beban variable = beban variable per unit x Unit terjual = V x Q

Laba = (P x Q – V x Q)

3. Hubungan BLV Dalam Bentuk Grafik


Grafik BVL menekankan hubungan BVL pada berbagai tingkat aktivitas.
Dalam Grafik BVL (terkadang disebut grafik titik impas), volume per unit
digambarakan pada sumbu horizontal (X) dan nilai dolar dalam sumbu vertical
(Y).
Pembuatan darfik BVL melibatkan tiga tahap yaitu, (1) buatlah garis sejajar
dengan sumbu X untuk menunjukan besarnya total beban tetap. (2) pilihlah
beberapa volume penjualan dan plot titik yang mempresentasikan total beban
(tetap dan variabel). (3) pilihlah lagi beberapa volume penjualan dan buatlah titik
yang menunjukan total nilai penjualan pada tingkat aktivitas yang anda pilih.
4. Rasio Margin Kontribusi (Rasio MK)
Margin kontribusi disajikan dalam presentase penjualan mengacu pada rasio
margin kontribusi. Rasio tersebut dihitung sebagai berikut:
Rasio MK = Margin kontribusi/Penjualan
Apabila yang dijual hanya satu jenis produk:
Rasio MK = Margin kontribusi per unit/Harga jual per unit

B. Analisis Target Laba Dan Titik Impas

Analisis target laba dan analisis titik impas digunakan untuk menjawab pertanyaan
seperti berapa banyak produk yang harus dijual agar perusahaan memperoleh laba sebesar
X per bulan atau berapa banyak produk yang harus dijual untuk menghindari kerugian?

1. Analisis Target Laba


Analisis target laba adalah salah satu penggunaan pokok dalam analisis BVL.
Dalam analisis target laba, kita mengestimasikan volume penjualan yang
diperlukan untuk mencapai laba tertentu.
Metode Persamaan, kita dapat menggunakan laba dasar guna mengetahui
volume penjualan yang dibutuhkan untuk memperoleh target laba.
Laba = Margin kontribusi x Q – Beban tetap

Metode Rumus, merupakan versi pintas dari metode persamaan.


Target Laba+ Beban tetap
Unit penjualan untuk mencapai target laba = Margin kontribusi per unit
¿
¿

Analisis Terget Laba dalam Nilai Penjualan dalam Dolar, kita dapat
menggunakan unit penjualan yang diperoleh dari metode persamaan atau metode
rumus yang dikalikan dengan harga jualnya.
Laba = Rasio margin kontribusi x Penjualan – Beban tetap
Dalam perusahaan dengan produk yang bervariasi, volume penjualan lebih tepat
dinyatakan dalam total nilai penjualan daripada dalam unti penjualan. Pendekatan
rasio margin kontribusi untuk analisis target laba sangat berguna khususnya untuk
perusahaan jenis tersebut.
2. Analisis Titik Impas
Kita mendefinisikan titik impas sebagi tingkat penjualan yang dihasilkan
apabila laba perusahaan adalah nol. Sehingga, analisis titik impas digunakan
hanya dalam kasus khusus dimana target labanya nol.
Titik impas dalam Unit Penjualan, untuk perusahaan yang hanya memiliki satu
jenis produk, rumus unit penjualan untuk memperoleh target laba adalah:
Target Laba+ Beban tetap
Unit penjualan untuk mencapai target laba = Margin kontribusi per unit
¿
¿
3. Batas Keamanan
Biasa disebut margin of safety adalah kelebihan dari nilai penjualan dalam
dolar yang akan dianggarkan atau actual diatas titik impas nilai penjualan dalam
dolar. Batas keamanan merupakan jumlah penjualan yang dapat menurun sebelum
kerugian mulai terjadi. Rumus perhitungannya adalah:
Batas Keamanan = Total penjualan yang dianggarkan – penjulan titik impas

C. Pertimbangan BLV, Dalam Memilih Struktur Biaya

Struktur biaya mengacu pada proporsi relative biaya tetap dan biaya variable dalam
suatu organisasi. Manajer seringkali memiliki kebebasan untuk melakukan trade-off
antara kedua jenis biaya tersebut.

1. Struktur Biaya Dan Stabilitas Laba


Struktur biaya mana yang lebih baik? Biaya variable yang tinggi dengan biaya
tetap rendah, atau sebaliknya? Tidak aja jawaban pasti untuk hal tersebut. Masing-
masing pendekatan memiliki kelebihan.
Singkatnya, tanpa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan, tidak jelas
struktur biaya mana yang lebih baik. Dengan biaya yang tetap dan tinggi dan
biaya variabel yang lebih rendah, akan mengalami fluktuasi laba neto operasi yang
lebih besar ketika terjadi perubahan penjualan, dengan laba yang lebih besar dan
kerugian yang lebih besar pula dalam tahun-tahun tertentu. Dengan biaya tetap
yang lebih rendah dan biaya variabel yang lebih tinggi, akan memperoleh
stabilitas laba yang lebih besar dan akan lebih terlindungi dari kerugian tahun-
tahun tertentu, tetaoi dengan konsekuensi laba neto yang lebih rendah pula.
2. Leverage Operasi
Leverage Operasi adalah suatu ukuran tentang sensitivitas laba neto operasi
terhadap perubahan presentase dalam nilai penjualan (dolar). Leverage Operasi
bertindak sebagai pengganda (multiplier). Jika laverage operasi tinggi, maka
peningkatan presentase yang kecil dalam penjualan dapat mengahasilkan
peningkatan laba neto dalam presentase yang jauh lebih besar.
Tingkat Laverage operasi dalam berbagi tingkat penjualan dihitung dengan
rumus berikut:
Tingkat Laverage operasi = Margin Kontribusi/Laba Neto

Atau

Presentase perubahan Laba neto = tingkat leverage operasi x Presentase


perubahan penjualan

Tingkat Laverage operasi dapat digunakan untuk memperkirakan secara cepat


pengaruh dari berbagai presentase perubahan penjualan terhadap laba, tanpa harus
membuat laporan laba rugi lengkap.

D. Penyusunan Komisi Penjualan


Perusahaan umumnya membayar tenaga penjual menggunakan basis komisi
atas penjualan, gaji, ataupun keduanya. Komisi yang didasarkan pada nilai penjualan
dapat menghasilkan laba yang lebih rendah untuk perusahaan.

E. Bauran Penjualan
1. Definisi Baruan Penjualan
Istilah bauran penjualan (sales mix) mengacu pada proposi relatif dimana
produk perusahaan dijual. Tujuannya adalah untuk menghasilkan kombinasi, atau
baruan, yang akan menghasilkan laba terbesar. Sebagian besar perusahaan
memiliki banyak produk dan seringkali produk tersebut tidak menghasilkan laba
yang sama. Sehingg, laba akan bergantung pada bauran penjualan perusahaan.
Laba akan menjadi lebih besar jika barang dengan margin tinggi, bukan yang
marginnya rendah, memiliki proporsi relatif besar dalam total penjualan.
2. Bauran Penjualan Dan Analisis Titik Impas
Jika sebuah perusahaan menjual lebih dari satu produk, maka analisis titik
impas menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan yang telah didiskusikan
sebelumnya. Alasannya adalah produk yang berbeda memiliki harga jual, biaya,
dan margin kontribusi yang berbeda.
F. Asumsi-Asumsi Dalam Analisis BLV
Beberapa asumsi yang mendasari analisis BVL antara lain adalah:
1. Harga jual adalah konstan. Harga produk atau jasa tidak akan berubah ketika
volume berubah.
2. Biaya adalah linear dan dapat secara akurat dibagi menjadi elemen variabel
variabel dan tetap. Elemen variabel adalah konstan per unit dan elemen tetap
adalah konstan secara total dalam rentang relevan.
3. Dalam perusahaan multiproduk, bauran penjualan adalah konstan.
4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang
diproduksi sama dengan jumlah unit yang terjual.

Anda mungkin juga menyukai