1. Pengkajian a. Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal dan alasan MRS. b. Keluhan utama Keluhan yang sering muncul pada pasien burst abdomen adalah nyeri pada daerah sekitar luka operasi di perut akibat membukanya luka bekas operasi atau akibat perut distended dikarenakan adanya infeksi c. Riwayat Penyakit sekarang Mengkaji perjalanan penyakit pasien saat ini dari awal gejala muncul dan penanganan yang telah dilakukan hingga saat dilakukan pengkajian. Menguraikan jenis insisi bedah pada klien. d. Riwayat Penyakit dahulu Perlu dikaji apakah pasien mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan burst abdomen. Seperti anemia, DM, hipoproteinemia, defesiensi vitamin C, hipoalbumin, dan lain-lain. e. Riwayat penyakit keluarga Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang memiliki gejala penyakit yang sama seperti pasien. f. Pola Kebiasaan: 1) Pola Nutrisi : biasanya nafsu makan pasien menurun karena rasa nyaman saat makan terganggu akibat nyeri yang dirasakan, serta status nutrisi jelek. 2) Pola Tidur/ Istirahat : pasien tidak dapat tidur nyenyak akibat nyeri yang dirasakan. 3) Pola aktivitas : aktivitas pasien dan pergerakan pasien burst abdomen terbatas. 4) Pola eliminasi : biasanya tidak ditemukan gangguan eliminasi pada pasien burst abdomen. 5) Pola koping : koping individu maupun keluarga dalam mengatasi burst abdomen 6) Konsep diri : keadaan psikososial pasien terhadap burst abdomen yang dialaminya seperti ansietas akibat kurang pengetahuan terhadap proses penyakit g. Pemeriksaan Fisik 1) B1 (Breath) : Terdapat RR yang meningkat 2) B2 (Blood) : Jika terjadi pendarahan bisa timbul tekanan darah menurun, nadi meningkat namun lemah, akral teraba basah, pucat dan dingin serta takikardia. 3) B3 (Brain) :- 4) B4 (Bladder) :- 5) B5 (Bowel) : Nafsu makan turun, BB turun, pasien lemah, bibir kering. Dilanjutkan dengan memeriksa bagian perut dimulai dengan : - Inspeksi : adakah pembesaran abdomen, peregangan atau tonjolan dan apakah ada distensi abdomen. Pada pasien hipertermi luka post operasi biasanya sedikit bengkak an terdapat rembesan darah. - Palpasi : pada permukaan perut untuk menilai kekuatan otot-otot perut, nyeri 2 cm pada sekitar luka - Perkusi : normal atau tidak normal - Auskultasi : bising usus normal 6) B6 (Bone) : Lemah, turgor jelek h. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium (Hematologi) : 1. Hemoglobin< dari 13-18 gr / dl ( turun ) 2. Leukosit> 3,8 – 10,6 ribu mm3 (meningkat ) 3. Hematokrit< dari 40-52% 4. Trombosit normal 150 – 440 ribu mm3 5. Albumin normal dewasa (3,5-5,0) g/dl 2. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen cidera fisik 2. Ketidakefektifan pola napas (00032) berhubungan dengan nyeri 3. Hyperthermia (00007) berhubungan dengan adanya peningkatan laju metabolisme akibat respon inflamasi 4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (00002) berhubungan dengan nyeri abdomen
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen cidera fisik
Definition: An unpleasant sensory and emotional experience associated with actual or potential tissue damage, or described in terms of such damage (International Association for the Study of Pain); sudden or slow onset of any intensity from mild to severe with an anticipated or predictable end. Domain 12. Comfort Class 2. Physical comfort NOC NIC Setelah dilakukan asuhan Pain Management (1400) keperawatan selama 1x24 jam nyeri 1. Lakukan penilaian yang komprehensif klien dapat berkurang, dengan terhadap nyeri termasuk lokasi, kriteria hasil: karakteristik, onset / durasi, frekuensi, Pain Control (1605) kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, 1. Mengenali timbulnya nyeri dan faktor pencetus (160502) 2. Amati isyarat nonverbal dari 2. Menjelaskan faktor penyebab ketidaknyamanan, terutama pada mereka (160501) yang tidak dapat berkomunikasi secara 3. Melaporkan nyeri yang efektif terkontrol (160511) 3. Menentukan dampak dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (Misalnya, tidur, nafsu makan, aktivitas, kognisi, suasana hati, hubungan, kinerja kerja, dan peran tanggung jawab) 4. Membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan memberikan dukungan 5. Mengurangi atau menghilangkan faktor- faktor yang memicu atau meningkatkan pengalaman nyeri (misalnya, takut, kelelahan, monoton, dan kurangnya pengetahuan) 6. Pilih dan menerapkan berbagai langkah- langkah (mis, farmakologi, nonfarmakologi, interpersonal) untuk mengurangi rasa nyeri 7. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri 8. Berkolaborasi dengan pasien dan kesehatan profesional lainnya untuk memilih dan menerapkan tindakan nonfarmakologi penghilang nyeri, yang sesuai 9. Memberikan pasien yang mengalami nyeri yang optimal dengan analgesik yang diresepkan 10. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (misalnya, hipnotis, relaksasi, terapi musik, terapi bermain, terapi aktivitas, akupresur, terapi kompres panas / dingin, dan pijat) sebelum, sesudah, dan, jika mungkin, selama terjadinya nyeri .