Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indera manusia memiliki peran sebagai sensor. Dari indera inilah sebuah rangsangan dari
luar misalnya panas, dingin, tekanan, cahaya , diterima yang kemudian rangsangannya
diteruskan menuju otak untuk diolah sehingga kita bisa melihat, mendengarkan dan memberi
tanggapan atas rangsangan dari luar tersebut.
Rangsangan dari lingkungan luar dapat berupa suara. Alat indera yang berperan dalam
hal ini adalah telinga. Telinga adalah organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indera
pendengaran dan organ yang menjaga keseimbangan. Telinga merupakan organ yang berperan
terhadap pendengaran kita akan suara atau bunyi, hal ini dapat terjadi karena telinga memiliki
reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali getaran suara. Namun, telinga memiliki batasan
frekuensi suara yang dapat didengar, yaitu yang frekuensinya 20 Hz – 20.000 Hz. Fungsi telinga
antara lain adalah, telinga sebagai pengatur keseimbangan. Terdapat struktur khusus pada organ
telinga yang berfungsi mengatur dan menjaga keseimbangan tubuh. Organ ini berhubungan
dengan saraf otak ke delapan yang berfungsi dalam menjaga keseimbangan dan untuk
mendengar. Telinga sebagai Indera Pendengaran, telinga dapat berfungsi sebagai indera
pendengaran apabila terdapat gelombang suara yang masuk melalui telinga luar yang akan
diterima oleh otak melalui proses terjadinya pendengaran yang akan kami jelaskan dibawah.

B. Rumusan Masalah
 Apakah pengertian telinga sebagai panca indera manusia
 Bagaimana mekanisme kerja telinga sebagai alat indera pendengaran
 Bagaimanakah kelainan-kelainan yang terjadi pada telinga

C. Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian telinga sebagai panca indera manusia.
 Untuk mengetahui mekanisme kerja telinga sebagai alat indera pendengaran.
 Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada telinga.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Telinga Sebagai Panca Indera Manusia


Telinga mempunyai peran penting terhadap pendengaran kita akan suara atau bunyi, hal
ini dapat terjadi karena telinga mempunyai reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali
getaran suara yang datang melalui gendang telinga. Maka dari itu, manusia mampu untuk
mengenali bunyi dalam not balok dengan baik dan cermat.
Telinga merupakan Organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indra pendengaran dan
organ yang dapat  menjaga keseimbangan. Telinga adalah organ yang berperan terhadap
pendengaran kita akan suara maupun bunyi. Hal ini dapat terjadi karena telinga mempunyai
reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali getaran suara. Namun Telinga mempunyai
batasan frekuensi suara yang dapat didengar, yakni yang frekuensinya 20 Hz – 20.000 Hz.
Meski begitu, batasan frekuensi suara yang dapat didengar oleh telinga hanya 20Hz-20.000Hz.
Makanya sering terjadi orang tiba-tiba mengalami kerusakan pada pendengarannya setelah
mendengarkan bunyi yang sangat keras atau melebihi 20.000Hz.
Memahami dengan baik fungsi dan bagian-bagian yang terdapat pada telinga dapat
membantu kita untuk dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk dapat
menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi telinga.
Masing-masing organ yang menyusun telinga bekerja sama sehingga telinga mampu menangkap
gelombang suara dari udara dengan baik. Mengubahnya menjadi getaran dan juga mengirim
sinyal tersebut ke otak untuk dapat diterjemahkan.
Sehingga, jika ada satu saja dari sistem tersebut telah mengalami kelainan atau kerusakan,
seseorang akan  mengalami kesulitan dalam mendengar atau bahkan kehilangan pendengarannya
sama sekali.
B. Cara Kerja Telinga
Berikut adalah cara kerja telinga sehingga terjadinya pendengaran yang dapat di
dengarkan dengan baik :
Gelombang suara masuk melalui telinga luar, kemudian masuk ke membran timpani lalu,
membran timpani mengubah gelombang suara menjadi getaran dan getaran diteruskan ke Koklea
(Rumah Siput). Kemudian getaran membuat cairan di rumah siput bergerak, sehingga pergerakan
cairan merangsang berbagai reseptor rambut di koklea (rumah siput) dan sel rambut akan

2
bergetar. Getaran akan dikirim melalui saraf sensoris menuju otak dalam bentuk impuls sehingga
otak dapat menerima impuls dan menerjemahkannya sebagai suara. Sehingga dapat disusun
menjadi sebuah kerangka berikut ini:
 Getaran gelombang suara atau bunyi datang menuju ke telinga.
 Setelah itu daun telinga menangkap getaran gelombang suara tersebut.
 Kemudian menuju liang telinga, gendang telinga, martil, landasan, dan juga sanggurdi.
 Kemudian lanjut ke tingkap jorong dan cairan limfe.
 Setelah itu rumah siput bergetar dan sehingga dapat merangsang bagian ujung saraf.
 Kemudian menuju saraf pendengaran hingga sampai di pusat pendengaran yaitu di otak
besar.
 Kemudian terjadilah sebuah proses barulah terdengar bunyi.

C. Kelainan dan Penyakit Telinga


Beberapa penyakit telinga ada yang dapat menyebabkan terjadinya ketulian bahkan dapat
terjadi ketulian secara permanen, berikut adalah macam-macam kelainan pada telinga yang perlu
kamu ketahui :
1. Ketulian, tuli mengaju pada kehilangan kemampuan dengar, baik itu sebagian maupun
secara total. Hal ini dapat terjadi karena terdapat cidera pada bagian-bagian telinga,
penyakit bawaan atau karena penyebab fisiologis.
2. Tuli yang disebabkan karena cidera atau kerusakan organ telinga bagian tengah
disebut dengan ketulian konduktif, sedangkan tuli yang disebabkan karena adanya
kerusakan organ dibagian dalam disebut dengan ketulian sesorineural.

3. Otitis eksterna  adalah inflamasi pada telinga


luar, bisa terjadi karena infeksi atau karena
masalah di bagian bagian kulit seperti
dermatitis.

3
4. Otitis media bisa disebabkan oleh infeksi virus 
maupun infeksi bakteri. Infeksi tersebut sering
kali dipicu oleh batuk pilek atau flu sebelumnya.
Di samping itu, ada beberapa faktor yang
membuat seseorang lebih rentan terserang
otitis media, yaitu:
 Paparan asap rokok
 Kebiasaan minum susu dari botol sambil berbaring
 Anak yang sehari-hari dititipkan di tempat penitipan anak
5. Tinnitus, kondisi dimana telinga kalian semua berdengung. Dapat  terjadi akibat
penuaan atau karena terlalu sering terpapar kebisingan.
6. Vertigo, kelainan ini disebabkan karena adanya disfungsi pada sistem vestibular.
Penyebab utama vertigo yaitu BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo) yang
merupakan kelainan yang muncul pada telinga dalam.
7. Penyakit Meniere adalah kelainan yang terjadi pada telinga bagian dalam, yang
menimbulkan gejala pusing berputar (vertigo), telinga berdenging (tinnitus), dan tekanan
pada telinga. Penyakit Meniere juga bisa menyebabkan kehilangan kemampuan
pendengaran yang hilang timbul, yang berujung pada tuli permanen.

8. Cedera saluran telinga dan juga trauma telinga tengah, dapat disebabkan karena
adanya efek suara ledakan atau karena trauma mekanik akibat masuknya benda asing.
Sering  terjadi karena adanya kesalahan dalam membersihkan telinga.

4
9. Objek yang biasa digunakan untuk membersihkan telinga seringkali malah mendorong
serumen lebih dalam yang dapat menyebabkan serumen impaksi atau serumen
menghalangi gendang telinga hingga kontak dengan kulit tipis yang kemudian dapat
menyebabkan cidera hingga pendarahan.
10. Pecahnya gendang telinga, pada umumnya kelainan ini disebabkan karena suara yang
sangat keras, perubahan signifikan tekanan udara, infeksi atau masuknya benda asing
sehingga dapat merobek membran timpani.
11. Acoustic neuroma, adalah tumor non kanker
yang dapat tumbuh pada saraf telinga menuju
ke otak. Gejala yang timbul dari kelainan.
Acoustic neuroma ini adalah dapat berupa
gangguan pendengaran,vertigo dan tinnitus.

12. Perikondritis adalah radang pada tulang rawan


daun telinga yang terjadi akibat trauma,
cedera, dan gigitan serangga. Hal-hal tersebut
dapat menyebabkan perikondritis apabila
terjadi infeksi bakteri psedeumonas aeruginosa.

13. Otosklerosis merupakan gangguan pendengaran yang disebabkan karena kekakuan


tulang-tulang pendengaran. Dalam keadaan normal, agar bisa mendengar, gelombang
suara akan ditangkap dan diteruskan dari liang telinga menuju telinga tengah.

14. Barotrauma disebabkan oleh perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar telinga.
Barotrauma sering terjadi ketika pesawat lepas landas dan mendarat. Dalam kondisi ini,
tekanan udara di dalam kabin pesawat berubah secara cepat. Jika telinga tidak cepat
beradaptasi untuk menyeimbangkan tekanan udara di dalam telinga, maka terjadilah
barotrauma. Barotrauma juga dapat terjadi ketika melakukan aktivitas menyelam (scuba
diving). Makin dalam seseorang menyelam, maka tekanan akan makin tinggi. Jika belum
mahir dalam menyeimbangkan tekanan di dalam telinga dan tetap dipaksakan untuk
menyelam, tekanan ini dapat membuat gendang telinga pecah.
5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa telinga memberikan respon terhadap getaran gelombang suara
yang terdapat di udara. Faktor utama yang menyokong kepekaan telinga adalah system mekanik
dari telinga luar dan telinga tengah, yang satu mengumpulkan suara dan kedua menyalurkan ke
telinga bagian dalam.
Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah satu fisiologinya
mengalami kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang di akibatkan pecahnya gendang
telinga. Oleh karena itu, diharapkan dapat menjaga dan selalu merawat Indera pendengaran
supaya tetap dalam kondisi normal.

B. Saran

Bersihkanlah telinga setiap hari agar tidak terjadi kerusakan atau gangguan pada telinga.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.berbagaireviews.com/2018/07/telinga-lengkap-pengertian-bagian.html

https -tel://hisham.id/2015/04/fungsi inga-manusia.html

https://doktersehat.com/anatomi-telinga/

VirtualMedicalCentre: EarAnatomy. https://www.myvmc.com/anatomy/ear/

MT Widyasaputra. Skripsi: BAB II 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Anatomi Telinga. 2014.


http://eprints.undip.ac.id/44825/3/Maureen_22010110120088_Bab2KTI.pdf

https://kitchenuhmaykoosib.com/bagian-bagian-telinga/

7
Telinga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu Organ pendengaran yang berperan
dalam keseimbangan serta posisi tubuh. Telinga adalah organ tubuh manusia yang berfungsi
sebagai indera pendengaran dan organ yang menjaga keseimbangan. Telinga merupakan organ
yang berperan terhadap pendengaran kita akan suara atau bunyi, hal ini dapat terjadi karena
telinga memiliki reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali getaran suara. Namun, telinga
memiliki batasan frekuensi suara yang dapat didengar, yaitu yang frekuensinya 20 Hz – 20.000
Hz.
Sering terjadi orang tiba-tiba mengalami kerusakan pendengaran setelah mendengarkan
bunyi yang sangat keras atau melebihi 20.000 Hz. Memahami dengan baik fungsi serta bagian-
bagian yang terdapat pada telinga dapat membantu kita untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi telinga. Masing-masing
organ yang menyusun telinga bekerja sama sehingga telinga mampu menangkap gelombang
suara dari udara.
Mengubahnya menjadi getaran dan mengirim sinyal tersebut ke otak untuk diterjemahkan.
Sehingga, jika ada satu saja dari sistem tersebut yang mengalami kelainan atau kerusakan,
seseorang dapat mengalami kesulitan dalam mendengar atau bahkan kehilangan pendengarannya
sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai