Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

ARSITEKTUR POSTMODERN

DISUSUN OLEH:

ASRI LESTARI

F 221 17 045

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S1TEKNIK ARSITEKTUR

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Latar belakang terjadinya Postmodernisme disebabkan adanya kritik atau ketidak-


percayaan terhadap aliran Modernisme yang dianggap telah gagal mewujudkan cita-
cita yang mereka agung-angungkan yaitu ingin mensejahterakan seluruh umat
manusia, tetapi malah sebaliknya bahwa aliran Modernisme dianggap telah gagal dan
merusak tatanan kehidupan masyarakat yaitu kehidupan masyarakat sudah terlalu
individualisme.

Manusia merasa tidak puas dan tidak dapat bertahan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kapitalisme, serta cara berpikir modern. Modernisme
dianggap sudah usang dan harus diganti dengan paradigma baru yaitu
postmodernisme.

Menjelang tahun 1960-an, gerakan arsitektur (pada masa itu dikenal sebagai Modern
Movement) mulai mengalami kemunduran. Gerakan yang berlangsung selama tiga
generasi ini telah melewati tiga tahap perkembangan yaitu Early Modernism, High
Modernism, dan Late Modernism.

Berakhirnya gerakan ini diawali dengan hancurnya Pruitt-Igoe Housing di kota


St.louis, Negara bagian Missouri, Amerika Serikat, pada tanggal 15 juli 1972, yang
merupakan lambang dari arsitektur modern. Kemunduran arsitektur modern yang
lahir pada tahun 1890-an ini sangat ironis, karena perumahan Pruitt-Igoe Housing
dibangun berdasarkan ide CIAM (The Congrès internationaux d'architecture modern
– International Congresses of Modern Architecture). Ketika pertama kali didirikan,
proyek ini menjadi gambaran modernisme, yang menggunakan teknologi untuk
menciptakan kesejahteraan masyarakat. Alih-alih apartemen ini menjadi model
perumahan yang nyaman dengan sewa murah , tetapi kenyataannya apartemen ini
menjadi sarang kejahatan dan para perusuh.

Kegagalan bangunan tersebut membuktikan bahwa dasar filosofi dan teori arsitektur
Modern sudah tidak relevan lagi dengan tuntutan zaman. Doktirn-doktrin seperti
Rasionalisme, Behaviorisme, dan Pragmatisme yang mendasari pertumbuhan
Arsitektur Modern dianggap sudah tidak rasional lagi

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang melatarbelakangi terjadinya arsitektur postmodern?
2. Bagaimanakah konsep karya desain Robert Venturi?
3. Bagaimana implementasi desain pada karya Robert Venturi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG ROBERT VENTURI

Robert Charles Venturi Jr. (lahir 25 Juni 1925 – meninggal 18 September 2018 pada


umur 93 tahun) adalah seorang arsitek Amerika Serikat, salah satu pendiri firma
Venturi, Scott Brown and Associates, dan figur bidang arsitektur besar pada abad
kedua puluh. Bersama dengan istri sekaligus mitranya, Denise Scott Brown, ia
membantu pembentukan cara agar para arsitek, perencana dan pelajar mengalami dan
memikirkan arsitek dan lingkungan pembangunan Amerika.

Venturi dianugerahi Penghargaan Pritzker pada tahun 1991; hadiah itu diberikan


hanya kepada dirinya sendiri, meskipun ada permintaan untuk memasukkan nama
mitra kerjanya yakni, Denise Scott Brown. Hal itu menimbulkan reaksi dari
sekelompok arsitek wanita yang berusaha agar nama Denise Scott Brown
ditambahkan sebagai peraih penghargaan tersebut, tetapi juri Penghargaan Pritzker
menolak untuk melakukannya.

Venturi tinggal di Philadelphia bersama Denise Scott Brown. Ia adalah ayah dari


James Venturi, pendiri dan kepala ReThink Studio.

Venturi meninggal dunia pada tanggal 18 September 2018 dalam usia 93 tahun, di
Philadelphia akibat komplikasi penyakit Alzheimer.
B. KONSEP DESAIN ROBERT VENTURI

Venturi dikenal karena menciptakan pepatah "Less is a bore" (bahasa Indonesia:


Kurang adalah membosankan), sebuah pepatah penangkalan dari pihak pasca-
modern terhadap diktum modernis Mies van der Rohe yang terkenal "Less is
more" (bahasa Indonesia: Kurang adalah lebih).

Robert Venturi menyerukan sebuah “Hyrid Architecture” yang menggabungkan


“masa lalu” dalam bentuk sejarah dan tradisional “kekinian” sebagai budaya popular,
bahan bangunan modern (hi-tech) dan teknik. Dualitas ini menjadi kunci arsitektur
Venturi. Dia lebih menyukai ruang sederhana modernisme karena dia melihat
kebutuhan akan bangunan yang berantakan, jelek, kacau, membosankan, biasa,
ikonis, ironis, dan double coded.

Banyak bangunan Venturi berukuran kecil, tapi semuanya diciptakan melalui


seperangkat kriteria termasuk kompleksitas, kontradiksi, ambiguitas, kekayaan
makna, vitalitas, redundansi dan keabsahan selain mengacu pada sejarah

C. IMPLEMENTASI KONSEP DESAIN PADA KARYA DESAIN

Sainsbury Wing, National Gallery, Inggris (1991) [Seminal Project]

Bagi Venturi, sebuah bangunan


berasal dari konteksnya, jadi lokasi
juga penting. Ia dipengaruhi oleh
faktor historis spesifik dari lokasi
bangunan termasuk bahan, bangunan
tradisi, iklim, dan keseluruhan
bangunan. Konteksnya memberi
substansi; Dengan demikian, konteks yang berbeda memerlukan bentuk yang
berbeda. Karena itu, bangunan Venturi bisa sedikit berbeda.

Sayap Sainsbury dari Galeri Nasional, misalnya, menggabungkan unsur-unsur


bangunan neoklasik yang ada seperti pola bata dan kolom dekoratif di ibu kota. Dan
digabungkan dengan material baja dan kaca yang menjadi ciri arsitektur modern.
Venturi juga menggunakan huruf-huruf berukir batu dan jendela kosong untuk
memenuhi bangunan abad ke-19.

Vanna Venturi House, Philadelphia (1964) [First Project]

Menurut Venturi, arsitektur harus


menyampaikan kebutuhan, keinginan,
keinginan, dan nilai-nilai masyarakat
yang kompleks dan kontradiktif. Nilai
Venturi dan mencakup kompleksitas dan
kontradiksi yang ada di masyarakat.
Sebagai kesempatan untuk arsitektur Rakyat seperti yang diinginkan orang, Venturi
mengakomodasi kompleksitas kebutuhan dan keinginan ini dalam arsitekturnya.

Arsitektur hibrid dari Rumah Vanna Venturi, misalnya, tampilan bangunan yang
modern dengan material beton dengan konsep post modern digabungkan  dengan
gagasan tradisional tentang rumah (atap bernada, cerobong asap), referensi ke
bangunan bersejarah (ornamen berbentuk busur, lintel, dan batu kunci), dan
kompleksitas dan kontradiksi spasial seperti tangga yang tidak menuju ke mana-
mana. 

Gordon Wu Hall

Gordon Wu Hall di Princeton


University merupakan salah satu karya dari
Robert Venturi

Fasad utama Wu Hall adalah


kombinasi dari bentuk ramping dan dowdy,
tonjolan dan kurva untuk menyarankan
ekspresi massa. Ada Strip horizontal pada
jendela yang mengatur rata dengan permukaan bangunan. Jendela dibagi menjadi
bebereapa panel yang lebih kecil, yang membuat mereka tampak lebih kuno. Ada
pintu sekolah kayu kuno, tapi memproyeksikan panel dari marmer putih dan granit
hitam yang membentuk pola lingkaran dan lengkungan dan segitiga – semacam
ornamen overscaled.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi latar belakang terjadinya Postmodernisme disebabkan adanya kritik atau ketidak-
percayaan terhadap aliran Modernisme yang dianggap telah gagal mewujudkan cita-
cita yang mereka agung-angungkan yaitu ingin mensejahterakan seluruh umat
manusia, tetapi malah sebaliknya bahwa aliran Modernisme dianggap telah gagal dan
merusak tatanan kehidupan masyarakat yaitu kehidupan masyarakat sudah terlalu
individualisme.

Manusia merasa tidak puas dan tidak dapat bertahan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kapitalisme, serta cara berpikir modern. Modernisme
dianggap sudah usang dan harus diganti dengan paradigma baru yaitu
postmodernisme.

Dan Robert Venturi adalah seorang arsitek yang historical, dimana setiap proyeknya
menggunakan konsep hybrid yang menggabungkan antara bangunan yang kekinian
dengan sebuah sejarah di masa lalu yang sangat bersejarah. Robert Venturi tidak

pernah melupakan sejarah.

Anda mungkin juga menyukai