Anda di halaman 1dari 23

8 ELEMEN PERENCANAAN KOTA

ELEMEN RANCANG KOTA

Hamid shirvani (1985), mengklasifikasikan elemen urban


design dalam delapan kategori sebagai berikut :

Tata Guna Lahan ( Land Use)


Pada prinsipnya land use adalah pengaturan penggunaan lahan
untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan
fungsi tertentu, sehingga secara umum dapat memberikan
gambaran keseluruhan bagaimana daerah pada suatu kawasan
tersebut seharusnya berfungsi. 

Land use bermanfaat untuk pengembangan sekaligus


pengendalian investasi pembangunan. Pada skala makro, land
use lebih bersifat multifungsi / mixed use.

Tata Guna Lahan adalah elemen kunci dalam Perancangan Kota.


Tata guna lahan berfungsi sebagai rencana dasar dua dimensi
yang menjadi acuan ruang tiga dimensi dibentuk. Disarankan
suatu perencanaan fungsi sebaiknya bersifat campuran (Mix
Use). Dengan begitu diharapkan akan terjadi  kegiatan terus
menerus selama 24 jam per hari yang akan meningkatkan sistem
infrastruktur kota.

Tata guna lahan merupakan elemen pokok dalam urban design


yang menentukan dasar perancangan dalam  dua dimensi demi
terciptanua ruang tiga dimensi.

prinsip Land Use itu sendiri merupakan  pengaturan penggunaan


lahan untuk menentukan pilihan yangterbaik dalam
mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga kawasan tersebut
berfungsi dengan seharusnya.

(Sumber: Perancangan Kota, Urban Desain)

Tata Guna Lahan merupakan rancangan dua dimensi


berupa denah peruntukan lahan sebuah kota. Ruang-ruang tiga
dimensi (bangunan) akan dibangun di tempat-tempat sesuai
dengan fungsi bangunan tersebut. Pada prinsipnya,
pengertian land use (tata guna lahan) adalah pengaturan
penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam
mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga dapat memberikan
gambaran keseluruhan bagaimana daerah-daerah pada suatu
kawasan tersebut seharusnya berfungsi. Sebagai contoh, di
dalam sebuah kawasan industri akan terdapat berbagai macam
bangunan industri atau di dalam kawasan perekonomian akan
terdapat berbagai macam pertokoan atau pula di dalam kawasan
pemerintahan akan memiliki bangunan perkantoran pemerintah.
Kebijaksanaan tata guna lahan juga membentuk hubungan
antara sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivitas/penggunaan
individual. Hamid shirvani menyarankan suatu perencanaan
fungsi bersifat campuran (Mix Use), sehingga akan terjadi
kegiatan 24 jam perhari, dan meningkatkan system infrastruktur
suatu kota.

Beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penataan land


use menggunakan pendekatan fungsional adalah :

a.   Menjamin keamanan dan kenyamanan atas dampak negatif


karena saling pengaruh antar zona.
b.    Pengelompokan kegiatan, fungsi dan karakter tertentu pada
tiap zona yang terpisah mempermudah penataan dan
perencanaan land use mikro (horizontal maupun vertikal).

c.    Memudahkan implementasi dan kontrol.

d.    Terpisahnya masing-masing zona menjadikan jarak antar


berbagai kegiatan jauh, dibutuhkan sarana transportasi yang
lebih memadai untuk mengantisipasi terjadinya kepadatan lalu -
lintas yang tinggi pada jam-jam berangkat-pulang kerja.

e.    Terjadi kesenjangan keramahan kawasan, memunculkan


perbedaan yang tinggi pada harga lahan.

f.     Kepadatan zona tidak seimbang, pemanfaatan lahan tidak


optimal.

Bentuk Dan Massa Bangunan
(Building Form And Massing)
Bentuk dan masa bangunan tidak semata - mata ditentukan oleh
ketinggian atau besarnya bangunan, penampilan maupun
konfigurasi dari masa bangunannya, akan tetapi ditentukan juga
oleh :

a.    Besaran Bangunan

b.    Intensitas bangunan : BCR dan FAR.

c.    Ketinggian bangunan.

d.    Sempadan Bangunan

e.    Ragam - Fasade

f.     Skala

g.    Material

h.    Tekstur, dan 

i.      warna

Tata bangunan berkaitan dengan bentuk fisik bangunan,


misalnya : batas ketinggian bangunan, kepejalan bangunan
(Bulk), batas garis sempadan, penutupan lahan atau amplop
bangunan yang meliputi KLB dan KDB. Disamping itu terdapat
juga hal-hal seperti penggunaan gaya arsitektur, skala, bahan
termasuk warna bangunan.
Building form and massing membahas mengenai bagaimana
bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat membentuk
suatu kota serta bagaimana hubungan antar-massa(banyak
bangunan) yang ada.

Building form and massing dapat meliputi kualitas yang


berkaitan dengan penampilan

bangunan, yaitu : ketinggian bangunan, kepejalan bangunan,


KLB, KDB, garis sempadan

bangunan, langgam, skala, material, tekstur, warna.

(Sumber: Tugas Perancangan Kota, Universitas Diponegoro).

Sirkulasi dan Parkir (Circulation And


Parking )
Masalah sirkulasi kota merupakan persoalan yang membutuhkan
pemikiran mendasar, antara prasarana jalan yang tersedia,
bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum dan jumlah
kendaraan bermotor yang semakin meningkat. Diperlukan suatu
manajemen transportasi yang menyeluruh terkait dengan aspek-
aspek tersebut. 

Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung


dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota,
sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari
jalan publik, pedestrian way, dan tempat-tempat transit yang
saling berhubungan akan membentuk pergerakan.

Sirkulasi kota meliputi prasarana jalan yang tersedia, bentuk


struktur kota, fasilitas pelayanan umum, dan jumlah kendaraan
bermotor yang semakin meningkat. Semakin meningkatnya
transportasi maka area parkir sangat dibutuhkan terutama di
pusat-pusat kegiatan kota.

(Sumber: Perancangan Kota, Urban Desain).

Di sebagian besar negara maju sudah dicanangkan atau


digencarkan penggunaan moda transportasi umum (mass
transport) dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Selain penghematan BBM. Langkah ini akan membantu
pengurangan pencemaran udara kota berupa partikel beracun
(CO2 misalnya) maupun kebisingan dan bahaya lalu lintas
lainnya. Kebijakan ini mengarah terciptanya suatu
lingkungan kota menuju kondisi minimalis transportasi (zero
transportation). 

Selain kebutuhan ruang untuk bergerak, moda transport juga


membutuhkan tempat untuk berhenti (parkir).Kebutuhan parkir
semakin meingkat terutama di pusat-pusat kegiatan kota (CBD).
Sarana pergerakan, atau sirkulasi, merupakan media bagi
manusia dalam melakukan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhannya. Oleh karenanya, keberadaan sarana pergerakan
pada suatu ruang kota-jalur jalan dan system pergerakan tidak
terlepas dari tata bangunan dan ruang ruang terbuka, serta
kondisi masyarakatnya.

Elemen sirkulasi dalam urban design merupakan alat yang


sangat menentukan struktur lingkungan urban, karena dapat
membentuk, mengarahkan dan mengontrol pola aktivitas dalam
kota. Teknik perancangannnya meliputi tiga prinsip utama:

a.    Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka visual yang


positif
b.    Jalan harus mampu memberikan orientasi kepada
pengemudi dan membuat lingkungan tersebut terbaca secara
informatif. 

c.    Sektor publik dan privat harus membina hubungan untuk


mencapai sasaran ini.

A.  Pola, Struktur dan Perlengkapan Jalan

a.    Secara garis besar pola jaringan jalan terdiri dari Pola Papan
Catur, Radial, Lingkaran, dan Cul-desac

b.    Struktur jalan terdiri dari :

 i.    Badan Jalan ( daerah sirkulasi kendaraan )

 ii.    Bahu Jalan ( daerah sirkulasi pejalan kaki, tempat


perlengkapan jalan, utilitas dan penghijauan )

c.    Perlengkapan jalan terdiri dari :

  i.    Penerangan jalan

ii.    Rambu lalu lintas

   iii.    Halte
   iv.    Telepon Umum

  v.    Bangku-bangku

  vi.    Tanaman

   vii.    Papan Reklame

B.  Aspek Lalu Lintas

Kelancaran, keamanan dan kenyamanan suatu jalur jalan sangat


ditentukan oleh kondisi lalu lintas yang menyangkut :

a.    Rambu rambu lain

b.    Arah lalu lintas

c.    Kecepatan lalu lintas

d.    Kepadatan lalu lintas

e.    Jenis moda angkutan

f.     Kondisi jalan 

g.    Perparkiran
C.  Perparkiran

Perparkiran merupakan unsur pendukung system sirkulasi kota,


yang menentukan hidup tidaknya suatu kawasan ( kawasan
komersial, kawasan pusat kota, dll ). Perencanaan tempat parkir
menurut Irvine ( Shirvani, 1981 ), harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :

a.    Keberadaan strukturnya tidak mengganggu aktifitas di


sekitarnya, mendukung kegiatan street level dan menambah
kualitas visual lingkungan 

b.    Pendekataan program penggunaan berganda ( time sharing )

c.    Pengadaan tempat parkir khusus bagi suatu perusahaan atau


instansi yang sebagian besar karyawannya berkendaraan.

d.    Parkir progresif (semakin lama parkira, semakin mahal pula


biaya parker) 

Lokasi kantong parkir seyoganya ditempatkan pada jarak


jangkau yang layak bagi para pejalan kaki. Sistem perletakan
parkir diharapkan dapat secara maksimal mempersingkat jarak
jalan kaki menuju jalur pedestrian.
Masalah perpakiran memiliki dua pengaruh langsung terhadap
kualitas lingkungan yaitu:

a.    Kelangsungan hidup aktivitas komersial.

b.    Dampak visual terhadap bentuk fisik kota.

Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam setiap


agenda urban design adalah akses terhadap daerah milik pribadi
dan area parkir. Penyediaan area parkir yang memadai dengan
dampak visual terkecil sangat penting dalam keberhasilan urban
design. Beberapa cara mengatasinya adalah:

a.    Penyediaan lokasi parkir disuatu area yang secara struktur


tidak didesain untuk penyediaan area parkir. Dalam hal ini perlu
adanya regulasi yang menetapkan keharusan untuk
merencanakan area parkir dalam bagian dari perencanaan
struktur yang baru.

b.    Multiple use program, yaitu memaksimalkan penggunaan


parkir yang telah ada dengan cara membuat program yang
memungkinkan berbagai penggunaan dan menarik orang-orang
berbeda pada saat yang berlainan.
c.    Packege plan parking yaitu sebuah bisnis besar atau
beberapa bisnis dapat bergabung untuk
membentuk districts perparkiran atau menyediakan beberapa
blok terpisah untuk area parkir sepanjang hari.

d.    Urban edge parking yaitu area parkir yang dibuat di tepi


suatu wilayah kota.

Prinsip utama dalam mendesain jaringan transportasi (jalan


raya) sebagai bagian urban space adalah adalah bahwa jalan
seharusnya didesain menjadi ruang terbuka yang memiliki
pemandangan yang lebih baik antara lain :

j.      Bersih dan elemen lansekap yang menarik.

k.    Persyaratan ketinggian dan garis sempadan bangunan yang


berdekatan dengan jalan.

l.      Pengaturan parkir dipinggir jalan dan tanaman yang


berfungsi sebagai penyekat jalan.

m.   Meningkatkan lingkungan alami yang terlihat dari jalan.

Sirkulasi merupakan elemen yang menghubungkan suatu


fasilitas dengan fasilitas lainnya. Contoh utamanya adalah jalan.
Agar bisa membentuk suatu lingkungan sirkulasi yang ideal,
maka jalan harus merupakan elemen ruang terbuka serta
dipandang. Jalan tersebut hendaknya mampu memberi orientasi
yang jelas bagi para pengemudi maupun pejalan kaki, serta
membuat lingkungan yang dilaluinya mudah dikenali. Harus ada
kerjasama dari sektor umum maupun swasta agar dapat
mencapai tujuan tersebut. Sedangkan untuk masalah perparkiran
terdapat dua pengaruh terhadap kualitas lingkungan meliputi
kelangsungan aktivitas kota dan dampak visual terhadap bentuk
fisik dan struktur kota.

Ruang Terbuka ( Open Space )


Ruang terbuka bisa menyangkut lansekap; elemen keras
(hardscape yang meliputi : jalan, trotoar dsb) serta elemen lunak
(softscape) berupa taman dan ruang rekreasi dikawasan kota.
Elemen-elemen terbuka juga menyangkut lapangan hijau, ruang
hijau kota, pohon-pohonan, pagar, tanam-tanaman air,
penerangan, paving, kios-kios, tempat-tempat sampah, air
minum, sculpture, jam dsb. 
Ruang terbuka mestinya bisa menjadi bagian yang terintegrasi
dari Perancangan Kota dan bukan sekedar akibat dari
penyelesaian tata ruang maupun arsitekturnya.

Ruang terbuka selalu berhubungan dengan lansekap. Lansekap


terdiri dari elemen keras dan elemen lunak. Open space biasanya
berupa lapangan, jalan, sempadan, sungai, taman makam, dan
sebagainya.

Menurut S Gunadi (1974) dalam Yoshinobu Ashihara, ruang


luar adalah ruang yang terjadi dengan membatasi alam. Ruang
luar dipisahkan dengan alam dengan memberi “frame”, jadi
bukan alam itu sendiri (yang dapat meluas tak terhingga).

(Sumber: Tugas Perancangan Kota, Universitas Diponegoro)

Area Pedestrian  ( Pedestrian area )


Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi keterikatan
terhadap kendaraan dikawasan pusat kota, mempertinggi
kualitas lingkungan melalui sistem perancangan yang
manusiawi, menciptakan kegiatan pedagang kaki lima yang
lebih banyak dan akhirnya akan membantu kualitas udara di
kawasan tersebut.

Pedestrian merupakan sarana bagi pejalan kaki dan sarana untuk


kegiatan pada sektor informal, misalnya pedagang kaki lima dan
penjual eceran. Hal ini yang sekaligus bisa menghidupkan
ruang-ruang terbuka kota

Sistem pejalan kaki yang baik adalah:

- Mengurangi ketergantungan dari kendaraan bermotor dalam


areal kota.

- Meningkatkan kualitas lingkungan dengan memprioritaskan


skala manusia.

- Lebih mengekspresikan aktitas PKL dan mampu menyajikan


kualitas udara.

menurut jhon fruin berjalan kaki merupakan salah satu


penggerak kota, yang mana satu-satunya alat untuk memenuhi
kebutuhan interaksi tatap muka  yang selalu ada dalam aktivitas
kehidupan perkotaan.
Tanda-tanda ( signage )
Tanda- tanda petunjuk jalan, arah kesuatu kawasan tertentu pada
jalan tol atau di jalan kawasan pusat kotasemakin membuat
semarak atmosfir lingkungan kotatersebut. Peraturan yang
mengatur tentang tanda-tanda tersebut
sebagian kota Indonesia masih belum sepenuhnya diatur hingga
pada masalah teknis. Akibatnya perkembangan papan-papan
reklame terutama, mengalami persaingan yang berlebihan,baik
dalam penempatan titik-titiknya, dimensi atau ukuran
billboardnya, kecocokan bentuk, dan pengaruh visual terhadap
lingkungan kota.

Rambu-rambu yang terdesain dengan baik turut mendukung


karakter dari penampilan gedung sekaligus menghidupkan
jalanan, selain memberikan informasi barang dan jasa bisnis
pribadi (Long Beach dalam Arifiani, 2001).

Signage merupakan suatu elemen visual yang menjadi alat bantu


untuk menginformasikan masyarakat pemakai ruang kota.
Dalam hal ini perlu diatur agar tercipta keseimbangan antara
kepentingan umum dan privat. Adapun dampak visual signage
tidak boleh terlalu berlebihan. Sehingga dapat mengurangi
kesemrawutan dan persaingan dengan rambu-rambu lalu lintas
meskipun sangat diperlukan.

Pendukung Kegiatan (activity support)


Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan
kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu
kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang
memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi,
penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatannya. Pendukung
kegiatan tidak hanya menyediakan jalan, pedestrian atau plaza,
tetapi juga harus mempertimbangkan fungsi utama dan
penggunaan elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan
aktivitas, misalnya : pusat perbelanjaan, taman rekreasi, pusat
perkantoran, perpustakaan, area PKL, dsb.

Bentuk, lokasi dan karakter area spesifik akan menarik fungsi,


penggunaan dan aktivitas yang spesifik pula, sehingga suatu
aktivitas cenderung berlokasi ditempat yang paling sesuai
dengannya.
Aktivitas pendukung dalam elemen perancangan kota meliputi
semua penggunaan dan kegiatan yang berlangsung di dalam
ruang-ruang terbuka kota.

Konservasi (Concervation)-
Perlindungan
Konservasi suatu individual bangunan harus selalu dikaitkan
dengan keseluruhan kota. Konsep tentang konservasi kota
memperhatikan aspek : bangunan-bangunan tunggal, struktur
dan gaya arsitektur, hal yang berkaitan dengan kegunaan, umur
bangunan atau kelayakan bangunan

Preservasi dan konservasi meliputi perlindungan terhadap


tempat tempat atau aset kota yang sudah ada karena dianggap
istimewa seperti bangunan-bangunan dengan nilai sejarah.
Bangunan bersejarah perlu dilindungi karena nilai sejarahnya
yang memiliki arti mendalam bagi masyarakat kota, bangsa
maupun negara. Contohnya gedung proklamasi.

Beberapa kategori konservasi :

a.    Preservasi ( Preservation ) - Pelestarian


Menjaga dan melestarikan bangunan kuno dari kerusakan,
pembongkaran dan perubahan apapun. Dalam preservasi tidak
boleh mengganti elemen aslinya dengan lainnya.

b.    Konservasi ( Concervation )

Suatu strategi atau kegiatan menangani secara preventif terhadap


kehancuran bangunan kuno. Memperbaikinya agar dapat
bertahan lebih lama dengan mengganti beberapa elemen yang
sudah rusak dengan elemen baru seperti aslinya.

c.    Rehabilitasi ( Rehabilitation )

Mengembalikan bangunan-bangunan kuno yang tidak berfungsi


menjadi lebih berfungsi dengan merestorasi utilitas yang
diperlukan dan meningkatkan esensi kegunaanya.

d.    Revitalisasi ( Revitalitation )

Merupakan bagian konservasi melalui pengembangan fungsi.


Secara fisik bangunan di konservasi tetapi fungsi yang
dikembangkan biasanya  berbeda dengan fungsi aslinya.

e.    Peningkatan ( Improvement )
Kegiatan yang dapat meningkatkan nilai, penampilan, tingkat
kenyamanan, utilitas yang memenuhi standar teknis, dan tingkat
efisiensi baik secara fisik, sosial budaya, nilai ekonomi
bangunan maupun kawasan kota.

Selain ke 8 elemen rancang kota di atas, terdapat beberapa


elemen lain yang penting diperhatikan dalam perancangan
kota. Kevin Lynchmenyatakan bahwa image kota dibentuk oleh
5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu:

1)    Paths

Adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang


bergerak dengan mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki,
kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.

2)    Edges - Pembatas

Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak


berupa paths yang merupakan batas antara 2 jenis fase
kegiatan. Edgesberupa dinding, pantai, hutan kota, dan lain-lain.
3)    Districts - Kawasan

Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau


bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan visual.
Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik
kegiatan dalam suatu wilayah.

4)    Nodes – Simpul – Pertemuan / simpang lalu-lintas

Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk


memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi
dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat
mengumpulnya karakter fisik.

5)    Landmark – tetenger / tugu

Adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu


gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara,
gedung, sculpture,kubah dan lain-lain sehingga orang bisa
dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau
kawasan.

Gambar Image kota

Anda mungkin juga menyukai