Latar Belakang
Latar Belakang
ARSITEKTUR TRADISIONAL
DISUSUN OLEH:
F 221 17 0
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
2017/2018
KATA PENGANTAR
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu penulis dalam penyusunan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM DAERAH/SUKU DAN LOKASI ARSITEKTUR
TRADISIONAL
B. TATA EUANG LUAR
C. TATA RUANG DALAM
D. STRUKTUR, KONSTRUKSI, MATERIAL
E. ESTETIKA
F. TATA CARA MEMBANGUN
G. FILOSOFI/KEPERCAYAAN
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman warisan budaya. Salah satu
warisan budaya yang masih ada saat ini adalah rumah tradisional. Tiap-tiap daerah memiliki
rumah tradisional yang berbeda dan masing-masing diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Dari rumah tradisional dapat dipelajari sejarah dan kehidupan masyarakat terdahulu
yang memiliki nilai-nilai sosial yang tinggi bila dikaji lebih dalam.
Rumah tradisional merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga. Rumah – rumah
tradisional ini bukan hanya material yang ditumpuk atau dibentuk menjadi tempat tinggal. Dalam
beberapa kebudayaan, rumah tradisional memiliki makna filosofis yang sangat dalam.
Bagian – bagian rumah memiliki makna – makna simbolik. Rumah – rumah ini tak jarang
memuat nilai – nilai kehidupan yang dianut suatu kebudayaan Nilai-nilai tersebut dapat berguna
sebagai modal pembelajaran kehidupan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.. Sangat banyak
rumah tradisional yang berada di Indonesia. Salah satunya adalah rumah ulu, rumah tradisional
Sumatera Selatan.
Pada tempo dulu kehidupan masyarakat Palembang sehari-hari sangat bergantung pada sungai,
baik digunakan sebagai sarana transportasi maupun untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Kata ulu berasal dari kata uluan yang berarti pedesaan. Uluan juga sebutan bagi masyarakat yang
tinggal di bagian hulu Sungai Musi. Dari fakta inilah kenapa rumah yang dibangun di hulu
Sungai Musi disebut Rumah Ulu. Rumah Ulu termasuk dalam jenis rumah panggung.
Hampir semua bagian rumah ulu terbuat dari kayu. Bagian rumah ulu ditopang oleh batang
pohon unglen. Batang pohon unglen dipilih karena diyakini dapat bertahan hingga ratusan tahun.
Dalam pembangunan rumah ulu tidak bisa sembarangan. Masyarakat setempat telah memiliki
aturan yang harus diikuti terkait pembangunan rumah ulu.
Pembangunan rumah ulu harus menghadap ke depan garis aliran air. Aturan yang dibuat
bukannya tanpa alasan. Dengan menghadap ke garis aliran air diharapkan rumah yang
bersangkutan akan terhindar dari banjir bandang. Selain aturan itu, pembangunan rumah ulu
harus mengikuti sistem ulu – ulak (ilir).
Jika ada masyarakat yang ingin membangun rumah ulu lagi di atas lahan yang tersedia, harus
mengikuti aturan ulu – ulak. Yakni rumah yang dibangun harus dimulai dari bagian paling hulu.
Aturan ulu – ulak bukan hanya mengenai pembangunan rumah. Namun juga sebagai pengatur
ruang sosial.
Berdasarkan uraian tersebut, masyarakat harus mempelajari dan mengaplikasikan nilai-nilai
kearifan tradisional yang terdapat pada rumah tradisional secara maksimal. Nilai-nilai tersebut
dapat dijadikan modal masyarakat untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk melakukan kajian lebih dalam terhadap nilai-nilai filosofis kearifan
tradisional yang terdapat pada rumah tradisional Sumatera Selatan, khususnya Rumah Ulu serta
peran pelajar dalam pelestarian kearifan lokal yang tercermin didalamnya.
SUMBER
http://arifinhaka.blogspot.com/2012/01/karya-ilmiah-rumah-ulu.html
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/08/02/makna-filosofis-bagian-rumah-ulu
http://majalah1000guru.net/2017/11/rumah-limas/
https://www.malaya.or.id/index.php/2015/12/20/rumah-ulu-sumatera-selatan-dari-ogan-komering-
ulu/