Bab Ii - 2 PDF
Bab Ii - 2 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biodiesel
yang terjadi di Amerika pada pertengahan tahun 80-an ketika petani kedelai
harga di pasar. Dengan bantuan pengetahuan yang berkembang saat itu serta
dari kandungan minyak kedelai menjadi bahan bakar diesel yang lebih dikenal
Biodiesel adalah bahan bakar diesel alternatif yang terbuat dari sumber
daya hayati terbarukan seperti minyak nabati atau lemak hewani. Minyak
ataupun minyak diesel sintesis, yaitu memiliki energi pembakaran dan angka
setana yang lebih tinggi dari 60 sehingga selain pembakarannya lebih efisiensi
diesel dari minyak bumi. Bahan bakar biodiesel dapat diperbaharui. Selain itu,
9
10
pertanian.
menghasilkan dua produk yaitu metil ester (biodiesel) dan gliserin yang
antara lain minyak nabati, lemak hewani, lemak bekas/lemak daur ulang.
Semua bahan baku ini mengandung trigliserida, asam lemak bebas (ALB) dan
zat pengotor. Sedangkan sebagai bahan baku penunjang yaitu alkohol dan
katalis.
bahan baku serta pengolahan pendahuluan dari bahan baku tersebut. Alkohol
yang digunakan sebagai pereaksi untuk minyak nabati adalah metanol, namun
kalium hidroksida) untuk bahan baku refined oil atau minyak nabati
12
Maharani Nurul Hikmah, Op. Cit, hlm. 4.
11
transesterifikasi.
produk samping .
mengandung ALB di atas 2%.13 Jika minyak berkadar ALB tinggi (>2%)
cukup besar akan menghambat pemisahan gliserol dari metil ester dan
metil ester sehingga mengurangi kadar ALB dalam minyak nabati dan
nabati mudah dan cepat serta tingginya tingkat konversi minyak nabati
14
Erliza Hamdali, dkk, Op.Cit, hlm. 10-11.
15
Rama Prihandana dan Roy Hendroko, Energi Hijau, Penebar Swadaya, Jakarta, 2008, hlm.
66-67.
13
energi yang dihasilkan, bilangan iod dan residu karbon. Kini, beberapa
B. Rambutan
1. Klasifikasi Rambutan
16
Lies aisyah, Studi Peningkatan Mutu Biodiesel Dengan Penambahan Additive Dalam
Program Pembinaan Usaha Pertambangan Migas Nomor 04.06.02.8190.00047.D Dan Nomor Sk
069.K/73/Blb/2010, hlm. 16-17.
17
Liska Yunita Sari, S.P, Panduan Budidaya Rambutan Varietas Unggul, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta, hlm. 24.
16
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Nephelium
2. Morfologi Rambutan
variasi tergantung umur, posisi pada pohon dan ras lokal. Buah rambutan
18
Redaksi Agromedia, Budidaya Tanaman Buah Unggul Indonesia, PT.Agromedia Pustaka,
Jakarta Selatan, 2009, hlm. 34.
17
dimakan, bagian tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat, antara lain:
kulit buah yang dapat digunakan untuk mengatasi disentri dan demam,
mengatasi diare, akar untuk mengatasi demam, dan biji untuk mengatasi
palmitat (2.0 %), asam stearat (13.8 %), asam arakhidat (34.7%), asam
a. Rambutan Antalagi
19
Astrida Renata L, Profil Asam Lemak dan Trigliserida Biji-Bijian, Skripsi: Institut Pertanian
Bogor, Bogor, 2009, hlm. 22.
20
Tatang H Soerowidjaja, Loc.Cit.
21
Astrida Renata L, Loc. Cit.
22
Liska Yunita Sari, S.P, Op.Cit, hlm. 29 – 36.
18
pertahun cukup tinggi, yaitu antara 4.000 -5.000 buah atau 160-210
kg.
b. Rambutan Binjai
Rasanya manis segar sehingga tidak salah jika rambutan ini dilepas
c. Rambutan Garuda
manis, rambutan ini juga gak gurih dan daging buahnya paling
d. Rambutan Sibongkok
yang agak halus. Buahnya cukup besar, berat rata-rata per buah
e. Rambutan Silengkeng
kandungan air yang banyak dan biji melekat. Rasanya manis agak
g. Rambutan Si Macan
Rambutan ini memiliki rasa yang agak asam dengan kandungan air
h. Rambutan Sinyonya
C. Esterifikasi
Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester.
Pada proses ini minyak direaksikan dengan alkohol dan katalis. Katalis yang
biasa digunakan adalah katalis asam seperti H2SO4 dan HCl. Penggunaan
20
proses esterifikasi bertujuan untuk lebih menurunkan kadar asam lemak bebas
sehingga biodiesel yang dihasilkan lebih baik lagi. Bila kandungan asam
lemak bebasnya tinggi (≥ 2%),23 maka sabun akan terbentuk terlebih dahulu
Pada tahap ini, asam lemak bebas akan dikonversikan menjadi metil
dahulu.
O OH OH
R C OH + H+ R C OH R C OH
+
OH OH O
H
R C OH + CH3OH R C O R C O CH3 + H2O + H+
+ CH3
OH
Gambar II.2. Mekanisme Reaksi Esterifikasi dengan
Menggunakan Katalis Asam
23
Agus Sundaryono, Loc. Cit.
24
Sri Nelvina,Pembutan Biodiesel dari Crude Palm Oil (CPO) Berkatalis Kalsium Oksida
(CaO), Skripsi, Universitas Riau, Pekanbaru, 2008, hlm. 30.
21
D. Transesterifikasi
menjadi metil ester, melalui reaksi dengan alkohol dan menghasilkan produk
samping yaitu gliserol. Alkohol yang paling umum digunakan dalam reaksi ini
adalah katalis basa seperti NaOH dan KOH, karena katalis ini dapat
mempercepat reaksi. Pada penelitian ini katalis yang digunakan adalah KOH.
reaksi yang dilakukan pada suhu ruang, tingkat konversi 80-90 % dapat
25
Maharani Nurul Hikmah, Op. Cit, hlm. 8.
26
Ariza Budi, Loc. Cit.
22
O O
CH2 O C R CH2 O C R
O O
OCH3
R C O CH + CH3O- R C O CH +
O O
R C O CH2 R C O CH2
O
R
CH2 O C R CH2 O-
O O O
OCH3
R C O CH + R C O CH + CH3 O C R
O O
R C O CH2 R C O CH2
CH2 O- CH2 OH
O O
R C O CH + NaOH2- R C O CH + NaOH
O O
R C O CH2 R C O CH2
Dewasa ini, proses transesterifikasi dilakukan melalui satu tahap dan dua
tahap. Pada proses satu tahap minyak direaksikan dengan metanol dan katalis
dipisahkan dari gliserol dan direaksikan kembali dengan sisa larutan metanol-
katalis.
sebagai berikut:
GL ME
K
TG M
Nilai Q untuk menduga arah reaksi juga ditentukan dengan rumus yang sama
seperti di atas.
menurunkan nilai [GL] dan nilai Q menjadi lebih kecil. Ketika terjadi
penambahan sisa larutan metanolik-KOH, nilai [M] naik dan Q akan semakin
konsumsi pereaksi. Dengan jumlah metanol yang sama, proses dua tahap
mampu mencapai konversi ester yang lebih tinggi dari proses satu tahap.
27
Sudradjat, Memproduksi Biodiesel Jarak Pagar,Penebar Swadaya, Jakarta, 2006, hlm. 15.
25
awal proses dan dapat dipisahkan dari gliserol yang terbentuk setelah
dibagian bawah berbentuk pasta putih. Bagian atas dari larutan ini
diesel. Karakteristik itu harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh
SNI. Standar mutu biodiesel telah ditetapkan oleh negara yang telah ada
dihasilkan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh SNI untuk di
28
Unggul Priyanto, Menghasilkan Biodiesel Jarak Pagar Berkualitas, PT. Agromedia
Pustaka, Tangerang, 2007, hlm. 15.
26
1. Massa Jenis
lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah
dari pada benda bermassa sama yang memilki massa jenis lebih rendah
(misalnya air).
2. Kandungan air
kerja mesin. Hal ini berpengaruh pada perapian dan perkaratan dalam
kristal pada mesin diesel sehingga akan mengganggu kerja mesin. Oleh
sebab itu kandungan air harus dibawah standar menurut SNI yaitu
3. Viskositas Kinematik
gaya berat. Untuk aliran gaya berat pada suatu ketinggian hidrostatik
27
kerapatannya.
spesifikasi produk.29
4. Bilangan Asam
untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau
29
M. Affan Rasyidi. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah dan Potensinya sebagai
Pencampur Minyak Solar untuk Bahan Bakar Mesin Diesel. Skripsi, UIN Suska Riau, Pekanbaru,
2012, hlm. 34.
30
Rama prihandana dkk, Menghasilkan Biodiesel Murah Mengatasi Polusi & Kelangkaan
BBM, Argomedia Pustaka, Jakarta, 2007, hlm. 68.