Anda di halaman 1dari 27

PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT


(RKS)
PELAKSANAAN PEMBANGUAN KANTOR UPT KPH DI
WILAYAH KAB. ENDE PROV. NTT

LINGKUPPEKERJAAN :
A. PEKERJAAN PERENCANAAN KANTOR KPH
Pasal 1 KETENTUAN UMUM
Pasal 2 PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 3 PEKERJAAN GALIAN TANAH
Pasal 4 PEKERJAAN URUGAN DAN TIMBUNAN
Pasal 5 PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG / AANSTAMPING
Pasal 6 PEKERJAAN PASANGAN PONDASI
Pasal 7 PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK
Pasal 8 PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 9 PEKERJAAN BETON
Pasal 10 SYARAT-SYARAT TEKNIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PINTU DAN JENDELA
Pasal 11 PEKERJAAN ATAP
Pasal 12 PEKERJAAN PLAFOND
Pasal 13 PEKERJAAN LANTAI
Pasal 14 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Pasal 15 PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
Pasal 16 PEKERJAAN CAT DAN LABURAN
Pasal 17 PEKERJAAN LAIN – LAIN
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

Pasal 1
KETENTUAN UMUM

Hal-hal yang merupakan ketentuan umum dan harus diperhatikan oleh kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan
adalah :

1.1. Standar Spesifikasi


Dalam melaksanakan pekerjaan Kecuali ditentukan lain, semua bahanbahan dan carapelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat standar yang berlaku di Indonesia danPeraturan Standar Pelaksanaan yang
ditentukan oleh : “Ketentuan-ketentuan Standar Indonesia”.

Standar dan Peraturan tersebut diantaranya ialah sebagai berikut :


1. Peraturan beton bertulang indonesia 1971 (PBI – 1971).
2. Standar tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedungSKSNI T-15-1991-03.
3. Peraturan umum tentang pelaksanaan instalasi listrik (PUIL) 2000 dan PLNsetempat.
4. Peraturan umum tentang pelaksanaan instalasi air minum serta instalasipembuangan dan perusahaan
air minum.
5. Peraturan konstruksi kayu indonesia (PKKI-1961).
6. Peraturan bata merah/ Batako sebagai bahan bangunan.
7. Peraturan muatan indonesia.
8. Peraturan perencanaan bangunan baja indonesia 1983.
9. Peraturan pengecatan NI-12.
1.2. Daftar Upah Harian, Daftar Harga dan Biaya
Daftar harga dan biaya dan daftar upah harian yang diserahkanPelaksana pada dokumenperjanjian, yang
menjadi bagian dari pada Kontrak, harus sudah meliputi semua yang berhubungan dengan penyelenggaraan
(handling) semua buruh, material, peralatan, instalasi/mesin dan peralatan,pengobatan, pajak, ijin, pelayanan
sosial, asuransi kecelakaan dan semua yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
1.3. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja(SPMK) ditandatangani/diterbitkan,
kontraktor harus sudah mulai Dengan kegiatan yang nyata di lapangan.
1.4. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi/pengawas pekerjaan,tentang jadwal pematokan dan
rencana kerja di lapangan.
1.5. Kontraktor wajib menyiapkan rencana kerja, jadwal pelaksanaan, bukuTamu dan buku catatan harian di
lapangan. Rencana kerja kontraktor harus berisi metode kerja, jadwal kerja, personil pelaksana, peralatandan
hal lain yang mendukung pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan haruslah dalam bentuk kurva – S.
1.6. Demilancardan baiknya pelaksanaan pekerjaan, maka tenagapelaksana yang diberi tugas oleh pemborong di
lapangan, harus memiliki kualifikasi dan pengalaman yang cukup dan ahli dibidangnya.
Apabila direksi/pengawas menganggap bahwa pelaksana kurang mampu, kurang berkualitas, maka
Direksi/pengawas berhak menolakpetugas pelaksana tersebut, dalam hal ini Kontraktor harus
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

segeramenyediakan seorang petugas sebagai pengganti pelaksana tersebutdengan personil yang lebih
cakap/berkualifikasi, cukup baik dan ahli dibidangnya.
Daftar tenaga kerja beserta posisi dan riwayat hidupnya, terutama tenaga kerja inti, harus dicantumkan pada
laporan rencana kerja (Work Plan) kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan. Setiap
penambahan,pengurangandan pengantian tenaga kerja inti harus dilaporkan kepada Direksi. Kontraktor juga
diwajibkan untuk mengikutsertakan dan memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan dan hambatan ini menurut Direksi dikarenakan oleh
kurangnya jumlah tenaga kerja maka Direksi berhak memerintahkan Kontraktor untuk menambah jumlah
tenaga kerja tersebut.
1.7. Kontraktorharus menyediakan alat-alat kerja dalam kondisi yang baikdengan jumlah yang secukupnya sesuai
dengan kebutuhan agardapatmenyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Alat-alat ini harusdibuat
daftarnya dan diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkanpersetujuan sebelum memulai seluruh
pekerjaan. Bila dalampelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan dan hambatan ini menurutDireksi dikarenakan
oleh kurangnya peralatan kerja, maka Direksiberhak memerintahkan Kontraktor untuk menambah jumlah
peralatantersebut.
1.8. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan kontrak, gambarrencana, Spesfikasi teknik dan Risalah
Aanwijizing serta ketentuan-ketentuan yang di buat selama pelaksanaan yang telah di setujui oleh direksi
pekerjaan.
1.9. Segala penyimpangan yang dilakukan oleh pihak kontraktor yangTidak sesuai dengan kontrak, gambar
rencana, Spesfikasi teknik danRisalah Aanwijizing dalam pelaksanaan pekerjaan tanpa seijin
Direksi/Pengawas, harus di bongkar dan di sesuaikan dengan rencanasemula. Segala biaya akibat kelalaian
tersebut adalah menjaditanggungjawab kontraktor/pemborong.
1.10. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan, diadakan pekerjaantambah kurang hal ini harus mendapat ijin tertulis
dari Penanggungjawab kegiatan Pengguna anggaran Dinas terkait (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Nusa Tenggara Timur)
1.11. Segala material/bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaanpekerjaan haruslah mendapat persetujuan
dari direksi/pengawaspekerjaan. Direksi/Pengawas akan menetapkan apakah semuabahan yang akan
digunakan sesuai atau tidak untuk maksudpekerjaan yang akan dilaksanakan.
1.12. Penyimpanan atau penempatan material/bahan seperti pasir, batuharus ditempat yang aman dari pengaruh
jelek lingkungan sekitarnyadan tidak mengganggu fasilitas umum.
1.13. Sesudah kemajuan pekerjaan di lapangan mencapai 100 %, makakontraktor harus menyiapkan gambar
terbangun (as built drawing)secara lengkap sesuai keadaan di lapangan. Gambar terbangun (as built
drawing) harus mendapat persetujuan direksi/pengawas pekerjaan. Ukuran gambar, skala, tata letak, cara
gambar, legenda,tebal tipis garis dan kop gambar harus mengikuti standar gambar dari Direktorat Jendral
Pengembangan Perdesaan atau sesuai denganpengarahan Direksi. Gambar terbangun (as built drawing)
yangsudah disetujui oleh Direksi harus dijilid rapi dan dibuat dalam rangkap2 ( Dua).
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Pembersihan Lokasi Pekerjaan


Sebelumpekerjaan
pekerjaan dimulai kontraktor wajib melakukan pembersihanpuing-puing
pembersihanpuing dan segala sesuatu
sesuatuyang
tidak diperlukanatau
atau dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Jika harus terjadi pembongkaran di lapangan maka semua bahanbahan-bahan
bahan hasil bongkaran, kontraktor
harusmenyerahkan kepada Dinas terkait (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara
Timur)dan
dan dibuat berita acara penyerahan barang.
Pembersihan lokasi
okasi adalah termasuk pembersihan tanaman/pemotonganPohon
tanaman/pemotonganPohon,, membuang
membuangtanahyang
mengandung bahan organis (top soil) baik itu yang berada disekitar bangunan sedangkan untuk pepohonan
harus dibongkar sampai keakar--akarnya. Lubang-lubang bekas akar harus diisi dengan
engan tanah dan kemudian
dipadatkan.
- Pohon-pohon
pohon dilokasi pekerjaan yang tidak terkena bangunan atau yang pada nantinya tidak
mengganggu bangunan tidak perlu dipotong.
- Hasil-hasil
hasil dari pembersihan pepohonan, tonggak-tonggak
tonggak tonggak dan sampah lainnya harus dibakar sampai
habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa
pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala. Kontraktor wajib menanggung segala
resiko yang diakibatkan oleh kesalahan pelaksanaan pembakaran.
pemba
- Setelah seluruh pekerjaan dinyatakan selesai, maka kontraktor harus melakukan pembersihan kembali
lokasi pekerjaan.
- Biaya pekerjaan pembersihan/perapihan sudah termasuk didalam harga satuan pekerjaannya.

2.2 PengukurandanPematokan (Setting Out)

- Sebelum memulai pekerjaan pembangunan bangunan, kontraktor terlebih dahulu harus mengadakan
pengukuran/uitzet dengan pengawasan Direksi/Pengawas lapangan.
- Pengikatan dalam pengukuran ini dilakukan terhadap BM tertentu yang berfungsi sebagai titik tetap yanyang
lokasinya akan ditunjukkan oleh Direksi/Pengawas lapangan. Data ketinggian dan detail penjelasan
tentang titik tetap ini dapat diperoleh dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
- Sebelum memulai pengukuran, Kontraktor diharuskan untuk memeriksa semua titik
titik-titik tetap ini dan
membuat titik tetap tambahan lainnya.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

2.3 Pemasangan Profil (Bouwplank)


- Pada setiap awal pekerjaan bangunan, kontraktor diwajibkan memasang bouwplankyang dilengkapi
dengan elevasi hasil uitzet serta nama bangunannya.
- Pemasangan bouwplank harus berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok pengukuran dan
pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas.
- Bouwplank harus dibuat dari papan kayu kelas II yang lurus dan rata. Pemasangan bouwplank harus
didahului dengan pengukuran yang mengunakan alat ukur. Pemasangannya harus cukup kuat.
Kebenaran dari pemasangan bouwplank akan diperiksa oleh Direksi. Setelah pemeriksaan ini selesai
dan hasilnya benar, barulah pekerjaan bangunan dapat dimulai.
- Semua biaya pembuatan bouwplank sudah termasuk dalam biaya tidak langsung didalam daftar
kuantitas dan harga.

2.4 Pembuatan Papan Nama Proyek


- Kontraktor diwajibkan membuat 1 (satu) buah papan nama Proyek berukuran 90 x 120 cm yang terbuat
dari papan dengan dilengkapi dengan tulisan warna hitam diatas dasar putih dan jelas terbaca.
- Penempatan papan nama proyek dilakukan pada lokasi yang bisa dibaca oleh masyarakat. Penempatan
papan nama proyek ditentukan bersama-sama dengan Direksi/Pengawas Lapangan.
- Biaya ini sudah termasuk dalam biaya tidaklangsung (overhead) di dalam daftar kuantitas dan harga.
- Contoh papan nama proyek(disesuaikan)

PMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PROYEK :
PEKERJAAN : ...............
LOKASI : ...............
HRG.BORONGAN : Rp.............
KONTRAKTOR : PT./CV.........
KONSULT.PENGAWAS : PT./CV.........
HRG.BORONGAN : Rp.............
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

2.5 Pembuatan Direksi Keet dan Gudang Alat


Kontraktor harus membangun los kerja termasuk direksi keet (kantor)sementara untuk Direksi dan Kontraktor
untuk digunakan selama waktupelaksanaan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Satu ruang direksi Keet


b. Satu ruang gudang untuk penyimpanan bahan dan alat
c. Sebuah WC darurat untuk pekerja.
Bangunan tersebut dibangun dengan bahan-bahan sebagai berikut :
a. Dinding bebak/tripleks
b. Rangka kayu kelas II
c. Atap seng BJLS 0.20 mm atau 0.30 mm
d. Lantai rabat

2.6 Administrasi, Dokumentasi dan Pelaporan


Biaya administrasi menjadi tanggungan kontraktor.
Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan karena persoalan admnistrasi ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a. Dokumentasi
- Kontraktor harus membuat dokumentasi dari setiap kegiatan/pekerjaan yang ada di lapangan.
- Pada akhir pelaksaanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi 3 (tiga) rangkap
album foto berwarna ukuran kartu pos (postcard) yang menunjukkan kemajuan tiap pekerjaan 0% ,
50% ,75% dan 100%.
- Posisi sudut pengambilan gambar harus tetap sama pada setiap pengambilan foto.
- Album foto harus dilengkapi informasi yang jelas tentang foto tersebut, ditulis dengan huruf cetak
berisikan keterangan nomor bangunan, tahap kemajuan atau hal lain yang diperlukan.
- Sebelum diperbanyak hasil foto harus ditunjukkan kepada Direksi untuk dimintakan persetujuannya.
- Negatif foto adalah milik Direksi dan tidak boleh diberikan ke orang lain tanpa persetujuan Direksi.
- Semua biaya pembuatan dokumentasi sudah termasuk dalam biaya tidak langsung didalam daftar
kuantitas dan harga.
b. Pelaporan
- Kontraktor wajib membuat laporan hasil pekerjaan dalam bentuk laporan mingguan dan bulanan.
- Kontraktor wajib mengisi buku harian dan mencatat semua rencana dan realisasi aktivitas pekerjaan
sebagai bahan laporan harian. Pengisian buku harian ini harus diketahui oleh direksi teknik.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

- Laporan harian berisi :


a. Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan.
b. Jenis dan kuantitas bahan di lapangan.
c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan di lapangan.
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
e. Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.
f. Catatan lain yang dianggap perlu.
- Laporan mingguan dibuat oleh penyedia jasa terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan mingguan serta catatan yang dianggap perlu.
- Laporan bulanan dibuat oleh penyedia jasa terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan bulanan serta catatan yang dianggap perlu.
- Gambar- gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (as built drawings)dan
- Semua berkas perizinan yang diperoleh saat pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk Surat Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB).
- Foto-foto yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.

2.7 Penyediaan Air Kerja


Air kerja untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh kontraktor yang memenuhi
syarat dan tidak mengandung air garam, serta harus diperiksakan di laboratorium bila dikehendaki oleh
direksi.

Gbr. Water Tanker di sesuaikan (Penampungan Air Kerja)

Pasal 3
PEKERJAAN GALIAN TANAH
Seluruh pekerjaan galian harus dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian yang ditunjuk dalam gambar
atau menurut ukuran dan ketinggian lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan
atau menurut ketinggian tanah atau jarak terutama harus diunjukan kepada Direksi lebih dahulu sebelum
memulai pekerjaan galian pada setiap tempat.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

1. Persyaratanpelaksanaan galian :
2. Galian tanahsemua lubang pondasi boleh dimulai setelah papanbouwplank dengan tanda as ke as
selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi atau pengawas.
3. Lubang galian minimal 20 cm lebih besar dari dasar pasangan pondasi dan tanah galian dibuang ke luar
bouwplank.
4. Kedalaman galian disesuaikan dengan gambar.
5. Bila lubang galian didalamnya terdapat banyak air tergenang karena hujan, makasebelum pasangan
pondasi dimulai terlebih dahulu air disedot/dikeringkan.
6. Bila pemborong melakukan galian yang melebihi ukuran yang ditetapkan, pemborong harus menutupi
kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air setiap ketinggian 15 cm.
7. Pembongkaran bangunan lama disesuaikan dengan penampang gambar rencana

Pasal 4
PEKERJAAN URUGAN DAN TIMBUNAN
a. Yang termasuk pekerjaanurugan bangunan adalah : Urugan tanah bekas galian, urugan Pasir dibawahlantai,
urugan pasir dibawah pondasi danurugan sirtu peninggian lantai sampai mencapaikepadatan yang
ditentukan.Urugan lain yang dilakukan terlebih dahulu yakni stabilisasi tanah dasar dengan membawa material
timbunan pilihan dari luar lokasi (Lihat RAB).
b. Persyaratan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Pekerjaanurugan tanah
urugan kembali bekas galian pondasi.
Cara pelaksanaan:
Setelah selesai menggali dan membongkar bangunan lama dilanjutkan dengan menggali stabilisasi tanah
dasar dengan kedalaman disesuaikan dengan gambar rencana kemudian ditimbun kembali menggunakan
material pilihan dari luar lokasi dipadatkan secara baik dengan sebelumnya disiram dan dipadatkan kembali.
Setelah pasangan pondasi dipasang maka disamping kiri dan kanan ditimbun tanah kembali memakai tanah
bekas galian dan timbunantanah tersebut harus dipadatkan.
- Uruganpasir dibawah pondasi tebal 5 cm, dan urugan pasir dibawah lantai tebal 10 cm dalam ruang dan
selasar 5 cm.
- Urugan sirtu peninggian lantai disesuaikan dengan gambar rencana,pemadatan dilakukanpenyiraman dengan
air sampai padat dan rata supaya tidak ada lagi rongga - rongga yang tersisa.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG / AANSTAMPING
Sebelum pasangan aanstamping dipasang, diberi pasir urug setebal 10 cm. Pasangan aanstamping dari batu
kali/karang tanpa adukan (batu kosong) tebal 15cm, lebar sesuai dengan ketentuan dalam gambar detail pondasi,
disiar antara pasangan batu kosong disiram pasir dan dipadatkan dengan air.
Pasal 6
PEKERJAAN PASANGAN PONDASI
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah semua pekerjaan pasangan pada pondasi dan bangunan-bangunan
pelengkap lainnya atau sesuai dengan yang terdapat dalam gambar rencana/bestek atau atas persetujuan direksi
lapangan/pengawas.
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan pasangan adalah :
1. Semen Portland
Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen pada Portland Semen dari perusahaan yang disetujui
Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2, PBI 71 atau ASTM
C150 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah Indonesia.
2. Pasir
Pasir yang digunakan terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras tidak mudah pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca seperti terik matahari atau hujan serta butirannya harus homogen. Kandungan lumpur tidak
boleh lebih dari 5 % dan tidak boleh mengandung bahan-bahan organis. Berat jenis antara 2,50 ~ 2,65 dan
modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10. Pasir yang digunakan haruslah pasir sungai atau pasir dari tambang pasir dan
atas persetujuan Direksi. Pasir laut tidak boleh digunakan dalam campuran pekerjaan pasangan. Pasir
pasangan menggunakan pasir lokal sementara pasir beton menggunakan pasir lokal dengan kualitas terbaik
yang akan diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
3. Batu Gunung
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan pasangan yang ditunjukkan dalam gambar rencana haruslah batu
yang bersih dan keras (berat jenis >2,4), tahan lama dan homogen. ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga
30 cm atau menurut persetujuan Direksi. Sebelum dipasang, batu harus bersih dari kotoran dan bahan organis
lainnya dan tidak keropos. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi. Paling lama satu
jam sebelum dipasang, batu harus dibasahi air.

PasirPasir
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

4. Air
Air yang digunakan untukpasangan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam dan bahan-
bahanorganis atau bahan-bahan lain yang merusak beton atau baja tulangan ataudengan kata lain harus
digunakan air yang dapat diminum. Jumlah air yang digunakan dalam pekerjaan pasangan harus benar-benar
diperhatikan dan air yang digunakan harus terhindar dari pencemaran. Sebaiknya air tersebut disimpan dalam
water tanker.
Persyaratan pelaksanan pekerjaan pasangan :
Sebelum pekerjaan pasangan dimulai lubang-lubang galian harus dalam keadaan kering dan bersih. Semua
pekerjaanpasangan pada pondasi dibuat dengan campuran 1 Pc : 4 Psratau sesuai dengan gambar
rencana/bestek dan ataspersetujuan direksi lapangan/pengawas.
Pasangan pondasi harus merupakan satu kesatuan yang kuat(tidak mudah lepas) dari susunan batu
kali/gunung yang diatursedemikian rupa dengan perekat dan pengisi rongga antar batuberupa mortar.

Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK
A. PEKERJAAN DINDING TEMBOK
Pasangan Dinding tembok biasa campuran 1pc : 4 psr.

Spesi 1 Pc : 3 Psr
Batako

a. Yang termasuk dalam pekerjaan tembok adalah :


Tembok pasangan batu cetak / bataco dipakai ukuran 10 x 20 x 40 cm atau
Tembok pasangan batu merah dipakai ukuran 10 X 20 X 5 CM atau
Tembok pasangan batu potong dengan ukuran 10 X 14 X 26 CM
b. Pasangan tembok biasa dipakai speci dengan campuran 1pc : 4 psr, seluruh pekerjaan plesteran biasa dipakai
camp. 1pc : 3 psr .
c. Permukaan pasangan pondasi diatas muka tanah yang kelihatan diplester/ diberaben rapi dengan tebal minimal
1.5 cm dan masuk kedalam tanah 10 cm.
d. Permukaan pasangan beton bertulang yang kelihatan harus diplester dengan adukan 1pc : 3 psr, kemudian
diaci dengan saus semen.
e. Semua bahan untuk pasangan tembok harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi / Pengawas.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

f. Sebelum dipakai untuk pasangan batako harus direndam terlebih dahulu dalam air bersih sampai tidak lagi
mengeluarkan gelembung.
g. Pasir untuk pasangan tembok harus cukup kasar, keras dan homogen butirannya dan harus diayak dengan
ayakan sesuai dengan kebutuhannya serta harus bersih.

Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN
8.1 Lingkup Pekerjaan
Seluruh pekerjaan plesteran yang dilaksanakan menurut spesifikasi ini dan seluruh maksud bahan bahan
yang diperincikan disini. Syarat-syarat dan ketentuan. Untuk plesteran biasa 1 pc : 4 psr.

8.2 Bahan
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan plesteran harus sesuaidengan syarat-syarat dan ketentuan
yang dinyatakan untuk semenPortland.
b. Pasir untuk spesi/adukan yang dipakai untuk seluruh pekerjaanplesteran yang diperlukan menurut
spesifikasi ini harus sesuai syarat-syarat dan ketentuan untuk pasir.
c. Air yang digunakan untuk bahan pencampur adukan harus bebas dari bahan bahan organik, alkali,
garam, lumpur dan kotorankotoran lain. Air sebelum digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas.
8.3 Adukan
a. Komposisi Adukan untuk pekerjaan plesteran trasram ini harus terdiri dari satu bagian semen berbanding
tiga bagian pasir sedangkan untuk plesteran biasa terdiri dari satu bagian semen berbanding lima bagian
pasir, kecuali biladitentukan dan diperintahkan lain oleh Direksi Teknis. Pemakaianair harus sedemikian
rupa banyaknya sehingga didapat kekentalanyang sesuai.
b. Cara dan perlengkapan untuk pengadukan campuran adalahsedemikian rupa sehingga mudah untuk
memastikan dengan tepatdan mengontrol banyaknya tiap-tiap bagian yang dimasukkankedalam
campuran ini harus disetujui oleh Direksi Teknis.
c. Jika dipergunakan mesin pengaduk (mixer)maka lamanya waktu pengadukan setelah semua bahan-
bahan sudah didalam mixer, tidak boleh kurang dari dua menit.
d. Spesi/adukan akan segera dicampur hanya jika bahan-bahan cukup untuk segera dipakai. Jika adukan
tidak dipakai dalam waktu30 menit setelah penambahan air maka adukan harus dibuang.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

e. Tempat pencampuran adukan harus dibersihkan dan dicuci setiap akhir kerja setiap hari.

8.4 Pelaksanaan
a. Semua permukaan dinding bata harus dibersihkan dari kotoran dandisiram air bersih.Permukaan harus
dalam keadaan basah/lembab pada saat pekerjaan plesteran dilaksanakan.
b. Pekerjaan plesteran dilaksanakan dengan menempelkan adukan secara kuat kepermukaan dinding, agar
adukan benar-benarmenempel rekat. Permukaan adukan yang telah merekat didinding,harus diratakan
permukaannya, seluruh permukaan dinding harus benar-benar tertutup dengan plesteran.
8.5 Penyelesaian dan Penyempurnaan
Permukaan plesteran yang telah dilaksanakan harus benar-benar rata, tidak ada bagian yang berlubang.
Permukaan plesteran yang telah rata kemudian dberi acian sehingga permukaan benar benar rata dan rapi.

Pasal 9
PEKERJAAN BETON
9.1. Seluruh pekerjaan beton bertulang dibuat dengan campuran 1 pc : 2 psr : 3 krl. (mutu K-125, K 150 dan K
175).
Pekerjaan beton mencakup seluruh struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai dengan
persyaratan dan sesuai dengan garis, elevasi, ketinggian dan dimensi seperti pada bestek dengan disetujui
oleh pengawas teknis Konsultan.
Pembayaran pekerjaan beton dihitung dalam satuan meter kubik beton terpasang sesuai dengan gambar dan
mutunya, sedang besi/baja tulangan dihitung dalam satuan kilogram.

Bt.

Pa

9.2 Bahan
a. Semua Semen portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam semen
portland (SNI).
b. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuanyang ditetapkan tentang besi beton
(SNI).Semua besi mengunankan besi U-24 (tulangan polos)
c. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton,spesi/mortel dan spesi injeksi dalam
spesifikasi ini harus disediakan olehKontraktor sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan.
d. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuanyaitu bersih, jernih dan tawar.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

9.3 Pencampuran dan Pengecoran Beton


9.3.1 Komposisi/Campuran Beton yang dibuat setempat (Site Mixing)
a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batupecah, air seperti yang ditentukan
sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolahsebaik-baiknya
sampai pada kekentalan yang tepat/baik.
b. Untuk beton non struktural dipakai perbandingan dari semenportland, terhadap pasir dan agregat
kasar tidak boleh kurang dariBanyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 218 kg.
c. Untuk beton mutuK 175, campuran nominal dari semen Portland,pasir dan kerikil/batu pecahan
harus digunakan banyaknya semenuntuk tiap m3 beton minimum harus sampai 388 kg.
f. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yangdipakai untuk berbagai pekerjaan
(sesuai kelas mutu) harus dipakaidari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian
jugapemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
g. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akanditetapkan atas dasar beton yang
dihasilkan, juga mempunyaikepadatan yang tepat, kekedapan, awet dankekuatan yang
dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
h. Adukan beton yang dibuat setempat (Site Mixing) dan harusmemenuhi syarat-syarat :

Semen diukur menurut volume

Agregat diukur menurut volume (batu pecah)

Pasir diukur menurut volume (pasir beton)

Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete mixer)

Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesinpengaduk

Lama mengaduk tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahanberada dalam mesin
pengaduk

Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harusdibersihkan lebih dulu, sebelum
adukan beton yang baru mulai.

9.3.3 Cetakan Beton/ Bekisting


a. Bekisting haruslah direncanakan sesuai dengan berbagai bentuk,bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran dari hasil beton yangdiinginkan sebagaimana pada gambar-gambar.
b. Bekisting dibuat dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktupengecoran dan
pembongkaran tidak mengakibatkan cacat,gelombang maupun perubahan bentuk, ukuran dan
posisi.
c. Bahan-bahan bekisting untuk Beton Expose kolom, balok, plat lantaiterbuat dari multipleks tebal
0.9 mm, kecuali, sloof, kolom expose menggunakan Papan berkwalitas baik atau jenis lain yang
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

d. Usaha yang sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam pekerjaanbekisting untuk menguatkan
pinggiran batas dan ujung lainnya dalamarah yang tepat untuk menghindari terbentuknya
pelengkungan-pelengkungan sisi-sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakanpermukaan
beton yang telah diselesaikan.
e. Semua bagian bekisting harus kuat kedudukannya sehingga tidak adaperubahan atau gerakan
lain selama penuangan beton. Penyanggabekisting (perancah) harus bersandar pada pondasi
yang baiksehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakanselama Pelaksanaan.
9.3.4 Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, bajatulangan beton, penyokongan dan
pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran telah
disetujui oleh Pengawas.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran (cetakan,lantai
kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas.
c. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada manabeton baru akan dicor,
permukaan mana telah begitu mengerassehingga beton baru tidak akan berpadu dengan
sempurna,ditentukan disini, sebagai "Construction Joints" (hubungankonstruksi). Permukaan-
permukaan Construction Joints harusbersih dan lembab ketika ditutup dengan beton baru atau
adukan.
d. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-betonyang mengelupas atau
rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya.
e. Permukaan-permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui
dan kemudian dicuci seluruhnya denganpenyemprotan air dengan tekanan udara segera
sebelumpengecoran beton baru,pembersihan dan pencucian harus dilaksanakan pada
kesempatan terakhir dari pengecoran beton.
f. Semua genangan- genangan air harus dibuang dari permukaan.
g. Construction Joints sebelum beton baru dicor.
h. Beton harus dicor pada adukan yang baru (fresh). Dalam pengecoranbeton pada Construction
Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untukmenjamin agar beton yang
baru menjadirapat betul dengan permukaan joints (sambungan).Y - 9
i. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lamasedemikian sehingga
spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selamahujan air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar harus
dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran tersebut tidak boleh
terputus sebelum bagian tersebut selesai.
j. Ember-ember/bucket beton yang dipakai harus sanggup menuangdengan tepat pada slump yang
rendah dan memenuhi syarat-syaratcampuran pada mana mekanisme pembuangan harus dibuat
dengankapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudahuntuk
diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukanterutama bagi lokasi-lokasi yang
terbatas.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

k. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimumyang mungkin, sehingga ia
bebas dari kantong-kantong kerikil, danmenutup rapat-rapat pada semua permukaan-permukaan
dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam pemadatan setiaplapisan dari beton, kepala,
alat penggetar (vibrator) harus dapatmenembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian
atas darilapisan yang terletak dibawah .
l. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar(vibrator) type immersion beroperasi
dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaranper menit ketika dbenamkan dalam beton dalam
kondisi basah.
9.5. Pembukaan dan Pemeliharaan
9.5.1 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan / Bekisting
a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan bekisting harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan padabeton. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk dibenahi.
b. Beton yang baru dibuka bekistingnya diperlihatkan kepada DireksiTeknis Kegiatan untuk dinilai
kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak keropos sampai tulangan terlihat, maka
harusmendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk Pengawas.
c. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum bekisting dibuka untuk dinding-dinding
yang tidak bermuatan dan bekistingsamping lainnya; tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul
dan14 hari untuk plat atau dak.
9.5.2 Perawatan
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi Teknis berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera setelah beton cukup keras
untuk mencegah kerusakan) dengan caramenutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau cara-
cara yangdisetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah.
- 109.5.3 Perlindungan (Protection)
Kontraktor melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakanPermukaan beton yang terbuka
harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah
pengecoran.
Perlindungan semacam itu dibuat efektif dan secepatnyadilaksanakan sesudah pengecoran beton atau
sesudah pembukaancetakan-cetakan.
9.5.4 Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan
Penyempurnaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakanoleh tukang yang ahli.
9.5.5 Pengukuran dan Pembayaran
Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi-spesifikasi ini harus tercakup dalam
harga satuan yang ditawarkandalam Bill of Quantity untuk bagian-bagian yang sesuai dimana
betondipergunakan.
SYARAT-SYARAT TEK
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

Pasal 10
SYARAT-SYARAT TEKNIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA
LINGKUP PEKERJAAN
Termasukdi dalam lingkup pekerjaan konstruksiini adalah juga pekerjaan-pekerjaan persiapan guna
pelaksanaan pintu dan jendela pada gedung, penyediaan tenaga, bahan material, dan peralatan. Secara
keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi pasangan pintu dan jendela ini meliputi :
PekerjaanKusen
PekerjaanPintu
PekerjaanJendela
Pekerjaan Kaca

10.1. PEKERJAAN KUSEN


1. LingkupPekerjaan
Termasuk di dalamlingkup pekerjaan konstruksi pintu dan jendela ini penyediaan tenaga, bahan material
dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemasangan Kusen.

2. Bahan yang Digunakan


a. Bahan yang dipakai untuk kusen adalah menggunakan kayu kelas I (Bayam) ukuran 6/12, KM/WC
menggunakan kusen kayu kelas I (Bayam) ukuran 6/12 serta untuk daun pintu/jendela/boven
menggunakan Rangka Papan Panel kaca dan rangka papan panel3 cm dan kaca polos 5 mm.
b. Kaca Pintu utama sebanyak 2 buah menggunakan kaca polos tebal 5 mm.

3. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan kusen harus mengacu hal-hal sebagai berikut:
a. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart pengerjaan yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
c. Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis) halus dan rata bersih dari goresan-goresan serta
cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
d. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis yang
benar.
e. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized.
f. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen telah terpasang maka
kusen tersebut harus dilindungi agar kusen tetap terjamin kebersihannya.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

10.2. PEKERJAAN PINTU


1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi pintu dan jendela ini penyediaan tenaga, bahan material
dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan.
Jenisdaun pintu terdiri atas:
A. Pintu Papan Panil Kaca
B. Pintu Papan Panel

2. Bahan yang Digunakan


1. Kusen Kayu Kelas I harus mengacu pada persyaratan bahan.
2. Pintu kaca terbuat dari kaca polos tebal 5 mm.
3. Kaca untuk jendela tebal 5 mm, produk dalam negeri, tidak cacat dan tidak bergelombang.
4. Engsel pintu/jendela berkualitas baik,handle pintu ; grendel pintu tanam kualitas baik, SII.
5. Seluruh daun pintu dilengkapi kunci pintu 2 x putar, dan untuk pintu dobel dilengkapi pula
dengan slot pengunci, sedangkan untuk KM/WC menggunakan pengunci slot geser.
6. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan, bentuk masing-masing
type serta ukurannya.

3. Pelaksanaan

1. Semua pemasangan engsel harus rapi, sehingga pintu dapat ditutup dan dibuka dengan mudah
dan ringan.
2. Pemasangan handle, slot vrybezet, grendel dan springknip harus rapi dan mudah dioperasikan.
3. Sekrup-sekrup engsel, kunci dan lain-lain harus rata pada permukaan daun pintu.
4. Pemasangan kaca pada daun pintu harus menggunakan list yang sesuai untuk itu.
5. Pemasangan kaca pada daun pintu sedemikian rupa agar kaca mempunyai ruang muai/susut
dan di-finish dengan seal yang sesuai untuk itu.
6. Seluruh pemasangan kaca dilakukan setelah dirasakan aman dari gangguan pekerjaan.
7. Persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai dengan brosur, atau sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan/atau Direksi.

10.3. PEKERJAAN JENDELA/BOVEN


1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi jendela ini penyediaan tenaga, bahan material dan
peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemasangan daun jendela.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang dipakai untuk daun jendela adalah rangka Kayu Kelas I 6/12, dilengkapi dengan
Engsel,Gerendel dan kait angin.

3. Pelaksanaan

1. Pelaksanaan daun jendela mengacu pada persyaratan pelaksanaan pekerjaan kusen


2. Seluruh daun jendela/boven dilengkapi Grendel,engsel dan kait angin.
3. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan, bentuk masing-masing type
serta ukurannya.

10.4. PEKERJAAN KACA


1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi pintu dan jendela ini penyediaan tenaga, bahan material
dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan kaca pintu dan jendela.
2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan adalah kaca polos tebal 5mm.


3. Pelaksanaan

1. Kaca dipasang pada pintu dan jendela sesuai dengan gambar.


2. Kaca yang mengalami kerusakan selama masa pelaksanaan konstruksi harus diganti oleh kontraktor
pelaksana.
3. Pemotongan dan pemasangan kaca harus dilakukan oleh tukang yang ahli dalam bidangnya dengan
peralatan yang sesuai untuk itu.
4. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan, bentuk masing-masing type
serta ukurannya.

Pasal 11
PEKERJAAN ATAP
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
1. Pekerjaan atap menggunakan kayu kelas I pabrikasi dengan ukuran 6/12 untuk kuda – kuda, sedangkan
gordingnya menggunakan kayu kayu kelas II pabrikasi ukuran 5/10 dengan jarak 70 cm dari bawah dan
dilanjutkan dengan jarak 80cm sampai ujung tiang nok/ bubungan atas.
2. Bahan penutupnya menggunakan Seng spandek 0.3 mm pemasangannya diperkuat dengan paku/ mur/ baut
(skrew) khusus spandek.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

Pasal 12
PEKERJAAN PLAFOND
12.1. PEKERJAAN PLAFOND
a. Bahan yang termasuk pekerjaan ini adalah :
Rangka plafond menggunakan rangka kayu kelas II ukuran 5/7dengan jarak antara rangka 60 x 120 cm.
Penutup plafond dari gibsum 0.9 mm dan list plafond List profil cornees gypsum
b. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :
1. Rangka plafond menggunakan rangka kayu kelas II ukuran 5/7dengan jarak antar rangka 60 x 120 cm.
bidang langit – langit harus rata/waterpass.
2. Pada pekerjaan langit-langit perlu diperfhatikan pekerjaan electrical dan perlengkapan instalasi lain yang
terletak diatas langit-langit untuk pemasangannya harus konsultasi dengan konsultan pengawas.
3. Pada permukaan rangka dipasang gibsum 0.9 mm. hubungan antara gibsum dan rangka plafond diperkuat
dengan paku (paku gibsum) dengan jarak minimum 10 cm.
4. List plafon menggunakan list profil cornees gypsum, yang dipasang pada pertemuan plafond dengan
dinding tembok bagian luar dan dalam serta pada pertemuan plafond dengan listplank.
5. Semua permukaan plafond list plafond harus diplamir dan dicat sampai rata minimal 3x jalan, dengan cat
tembok atau setara di cat sampai merata dan baik.

12.2. PEKERJAAN LIST PLAFOND


1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan list plafond ini penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan
untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemasangan List Plafond gypsum pada seluruh tempat yang
ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan yang Digunakan
Bahan utama yang digunakan dalam pekerjaan plafond ini adalah list plafon gypsum dengan motif yang
akan ditentukan kemudian.
3. Pelaksanaan List Plafond
1. List plafond dipasang pada setiap pertemuan antara dinding dan plafond dengan cara pemasangan
menggunakan paku atau sekrup sedemikian rupa sehingga pangkal paku atau sekerup dapat masuk
ke dalam list plafond.
2. Lubang bekas paku atau sekerup harus ditutup dengan plamir gypsum sampai tak terlihat bekas
lubang.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

Pasal 13
PEKERJAAN LANTAI
a. Bahan yang termasuk pekerjaan ini adalah :
Keramik ukuran 40 x 40 cm dan plin keramik 10 x 40 cm ,sedangkan untuk KM/WC menggunakan keramik
20x20 dan 20x 25 cm untuk dinding km/wc.
b. Mortal/Adukan
1. Semen; dipakai semen Portland.
2. Pasir; harus bersih, besar butiran sama, bebas dari Lumpur, gramdan bahan-bahan organic lainnya.
3. Besar butiran/grain; 100 % bisa melalui ayakan 2,5 mm dan max 10% melalui ayakan 0,6 mm
c. Pemasangan
Umum
1. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari denganseksama lokasi pemasangan keramik,
kualitas, bentuk dan ukuran tegel dan pekerjaan, setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metode
persiapan permukaan, pemasangan tegel, joints dan curing, untuk diusulkan kepada direksi lapangan.
2. Pemborong harus menyiapkan ’tiling manual’yang berisi uraiantentang bahan, cara instalasi, sistem
pengawasan,perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain untuk diperiksa dan disetujui direksi
lapangan.
3. Sebelum instalasi di mulai, siapkan layout naad-naad, hubungan dengan finising lain dan dimensi-dimensi
joint, guna persetujuandireksi/pengawas.
4. Pemilihan Tile-Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk dan
warna yang telahditentukan.
5. Potongan Tile Ujung potongan tile harus di poles dengan gurinda atau batu.
6. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukandatar maupun yang ditentukan mempunyai
kemiringan.
7. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidakboleh kurang dari 25 mm pada jarak 10 m
untuk area toilet sehingga mengalir semua tanpa meninggalkan genangan.
8. Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkankemiringan yang ditentukan, kontraktor
harus segera melaporkankepada direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
9. Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang/ dikeluarkan dengan sikat atau
cara lain yang tidakmerusakkan permukaan tile. Mortar yang mengotori permukaan tileharus dilap dengan
kain lap basah.
10. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan naad sebesar 2-3 mm setiap perpotongan naad
harus membentuk 2garis tegak lurus. Naad-naad keramik diisi dengan bahan pengisinaad sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yangdisebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya
akanditentukan kemudian.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

11. Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed.


Komposisi adukan untuk screeding :
 area kering : 1 pc : 3 ps
 area basah : 1 pc : 2 ps
12. Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secarakontinu. Dan harus disediakan ‘kepalaan’
(guide line course) padainterval 2,0 m – 3,0 m.
13. Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika proses pemasangan tile berlangsung.
Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.
14. Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi bahan tile grout berwarna dan kondisi pemasangan harus
sesuai dengan rekomondasi pengawas.
15. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik dan satu sama lain(naad-naad), harus sama lebarnya,
maksimum 3 mm, yangmembentuk garis-garis sejajar yang lurus yang sama dalamnya, untuk naad-naad
yang berpotongan harus membentuk sudut sikuyang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

Pasal 14
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
14.1. Pemasangan instalasi listrik harus dilakukan oleh instalatur yang memiliki Surat Ijin Kerja Instalatur (SIKI)
dari PLN dan dapat menunjukkan bukti pengalaman kerja dibidangnya.
14.2. Untuk pekerjaan instalasi listrik berlaku Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1987 dengan seluruh
perubahan yang ada.
14.3. Khususnya untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik dapat diserahkan kepada pihak ketiga (sub
Kontraktor), namun Kontraktor yang menandatangani kontrak sepenuhnya bertanggung jawab terhadap
baik buruknya pekerjaan Pihak Ketiga tersebut dan harus mendapat ijin/persetujuan tertulis dari
Pengawas/Direksi Lapangan.
14.4. Setelah pasangan instalasi listrik selesai, Kontraktor harus menyerahkan gambar instalasi yang telah
disahkan oleh PLN bahwa pemasangan instalasi telah dikerjakan dengan baik dan memenuhi persyaratan
PLN yang berlaku.
14.5. Pekerjaan instalasi listrik yang menjadi kewajiban Kontraktor dalam pekerjaan ini adalah pemasangan
instalasi dalam saja dan sampai menyala.
14.6. Semua jaringan listrik yang tertanam dalam tembok harus dimasukkan dalam pipa PVC Ø 5/8” yang
dipasang tertanam ketembok .
14.7. Penempatan titik lampu, saklar, stop kontak dan sekring cast harus disesuaikan dengan gambar rencana.
Saklar dan stop kontak yang dipakai dari jenis tanam warna putih dan untuk listrik yang bertegangan tinggi
220 Volt.
14.8. Kabel yang digunakan adalah jenis NYA, NYM dengan ukuran NYA 3 mm atau 2,5 mm dan NYM 1x 1,5 mm
sesuai kebutuhan kabel, dan memenuhi ketentuan dari PLN ukuran 2,5 mm yang dipakai untuk sambungan
aliran dari saklar kesetiap titik lampu.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

14.9. Kabel aliran penyambung arde menggunakan kabel BC 50 mm² dimana ujung arde harus ditanam
sedikitnya 2 m dibawah tanah sampai kedalam yang selalu basah, ujung arde tersebut dihubungkan dengan
elektroda tanah yang terbuat dari batangan tembaga ukuran Ø 1,5 dengan panjang 1,25 m dan
digabungkan dengan pipa galvanis ukuran Ø 1,5”.
14.10. Jenis lampu yang digunakan adalah lampu LED 20 watt, atau sesuai RAB lengkap dengan amaturenya
pemasangan sesuai dengan gambar detail.
14.11. Jenis stop kontak, saklar ganda, saklar tunggal dan saklar tripel atau sesuai RAB, pemasangan sesuai
dengan gambar detail.
14.12. Untuk setiap masa bangunan dipasang dac standar.
14.13. Panel Listrik harus dipilih dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tahan terhadap kerusakan dengan
kapasitas sesuai kebutuhan.
14.14. Peralatan dalam panel harus dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikannya.
14.15. Untuk bangunan yang bertingkat harus dilengkapi dengan instalasi penangkal petir, pemasangannya harus
sesuai dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari Direksi/pengawas karena instalasi ini sangat
berbahaya, kompenen lainnya harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas.
14.16. Instalasi penangkal petir harus mencapai tahanan sambaran tiap elektroda maksimal 50 HM setelah
terpasang harus diperiksa dan disahkan oleh tenaga teknis dari instansi yang berwenang.

Pasal 15
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

15.1. Tiap daun pintu memakai 3 (tiga) buah engsel kuningan sedangkan untuk daun jendela dipakai 2 (dua)
buah engsel dilengkapi dengan kait angin.
Setiap daun pintu memakai 1 (satu) kunci tanam 2 slaag ukuran besar juga dilengkapi dengan 1 (satu) buah
grendel ukuran besar.

15.2. Untuk pintu double dipasang engsel besar atas dan bawah.

Pasal 16
PEKERJAAN CAT DAN LABURAN

1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah :


Semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan pekerjaan finishing (cat tembok, plafond, kayu).
2. Persyaratan cat dan laburan :
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

a. Untuk bidang tembok yang akan dicat terlebih dahulu diplamir supaya permukaannya rata kemudian
diamplas dan dicat
b. Untukbidang plafond multipleks yang akan dicat terlebih dahulu diplamir supaya permukaannya rata
kemudian diamplas dan dicat .

c. Untuk pengecatan kusen pintu/jendela/listplank menggunakan cat


d. Untuk pengecata daun pintu dan jendela menggunakan cat
e. Untuk Pengecatan tembok dan kayu menggunakan 1 lapis plamuur, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat
penutup

Pasal 17
PEKERJAAN LAIN – LAIN
Sebelum Kontraktor mengadakan Penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya, seluruh lokasi disekitar tempat
pekerjaan harus sudah bersih dari segala sisa-sisa bangunan. Hal-hal lain yang belum diuraikan dalam Spesifikasi
Teknis ini, tetapi ada dalam gambar dan Berita Acara Aanwijzing harus dikerjakan oleh kontraktor.

. CATATAN PENTING MENGENAI BAHAN BANGUNAN DAN BERBAGAI KETENTUAN PADA PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
 Gunakan semen baru dan tidak menggumpal
 Gunakan pasir yang bersih dan memiliki butiran kasar
 Kerikil harus dibersihkan terlebih dahulu
 Hindari air yang berlebih pada pembuatan adukan
 Gunakan batang besi tulangan yang tepat diameternya
 Gunakan ikatan dan panjang penyaluran pada besi tulangan sesuai ketentuan Beton Indonesia SNI
2002
 Hubungan unsur rangka beton bertulang, rangka perkuatan dinding balok dengan kolom, baik balok
pondasi maupun balok pengikat keliling dinding, dengan panjang penyaluran tulangan 50 cm
 Hubungan antara kolom pengaku dinding dengan dinding tembok menggunakan angkur Ø 8 mm
panjang 30 cm setiap 6 lapis bata atau 3 lapis batako. Begitu pula antara kusen bukaan dengan
dinding tembok menggunakan angkur Ø 8 mm
 Rangka kuda-kuda harus diangkur Ø 12 mm, dengan baik pada kolom atau pada balok perata keliling
 Hubungan balok pondasi (sloof) dengan pondasi memakai angkur Ø 10 mm setiap jarak 1 meter
 Pada pemasangan dinding tembok, pasangan harus tetap datar dan tegak lurus, tebal adukan ± 1 cm,
dengan variasi 3 mm, semua siar terisi penuh, tebal siar sama dengan tebal adukan. Tebal plesteran
beserta acian tidak boleh lebih dari 1,3 cm, dimana tebal kamprotan 2 mm - 3 mm dan tebal acian 0,5
mm - 1 mm.
 Luas bukaan dinding harus lebih kecil dari 50 % dari luas dindingnya
 Perkuatan dinding untuk luas dinding lebih kecil dari 6 m², bila lebih ditambah kolom praktis secara
proporsional
 Pada pemasangan dinding tembok, hal yang penting:
 Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus,
 Tebal adukan ± 1 cm, dengan variasi 3 mm,
 Semua siar terisi penuh, tebal siar sama dengan tebal adukan.
 Tebal plesteran beserta acian tidak boleh lebih dari 1,3 cm, dimana tebal kamprotan 2 mm - 3 mm dan
tebal acian 0,5 mm - 1 mm.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

 Luas bukaan dinding harus lebih kecil dari 50 % dari luas dindingnya
 Perkuatan dinding untuk luas dinding lebih kecil dari 6 m², bila lebih ditambah kolom praktis secara
proporsional

C. SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL


1. Semen Portland Type 1
(a). Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling halus klinker, yang terdiri
dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan pembantu.
(b) Semen Portland type 1 adalah semen yang diperuntukkan pada konstruksi umum,dimana tidak diminta
persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lainnya.
(c) Kondisi kantong semen harus dalam keadaan baik dan tidak rusak.
(d) Semen harus dalam keadaan baik dan tidak mengeras.
(e) Kehalusan semen harus cukup baik, dengan sisa diatas ayakan 0,09 mm tidak melebihi 10% berat
semen.
(f) Semen harus diperoleh dari pabrik semen yang diakui oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia.

2. Air
(a) Air yang dimaksud adalah air sebagai bahan pembantu dalam konstruksi bangunan, meliputi
kegunaannya dalam pembuatan beton, adukan pasangan dan adukan plasteran.
(b) Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya
yang dapat dilihat secara visual.
(c) Tidak mengandung bahan-bahan tersuspensi melebihi 2 g/l.
(d) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton, seperti asamasam, zat-zat
organic dan lain sebagainya yang melebihi 15 g/l.
(e) Kandungan khlorida tidak melebihi 500 ppm dan sulfat tidak melebihi 1000 ppm sebagai SO3.
(f) Semua air yang mutunya diragukan, harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi mutunya sesuai
pemakaiannya.
(g) Khusus untuk beton pratekan, air tidak boleh mengandung khlorida melebihi 50 ppm.
(h) Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan terhadap memakai air suling, maka penurunan kekuatan tekan
tidak boleh melebihi 10%.

3. Pasir Beton
(a) Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dan ukuran butirnya
sebagian besar terletak antara 0,075 mm - 5 mm, dimana bagian ukuran yang terkecil tidak melebihi
5%.
(b) Kondisi pasir harus bersih, dimana bila dilakukan pencucian dengan larutan pencuci khusus, endapan
pasir bersih tidak boleh kurang dari 70% dari total endapan pasir awal.
(c) Kandungan tanah, debu atau kotoran lainnya tidak boleh melebihi 5% melewati ayakan 0,063 mm.
(d) Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organic yang dapat mengurangi mutu beton. Untuk itu jika pasir
direndam dalam larutan 3% NaOH, cairan diatas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan
pembanding air suling dan pasir bersih.
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

4. Kerikil/Batu Pecah
(a) Kerikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras yang sebagian besar butirannya berukuran
5–80 mm. besar butir yang diizinkan akan tergantung pada maksud pemakaiannya.
(b) Kekerasan butiran tidak boleh mengandung bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm melebihi dari
32%.
(c) Kadar Lumpur tidak melebihi 1% berat butiran.

5. Sirtu
(a) Sirtu adalah campuran yang terdiri dari pasir dan kerikil yang diambil dari dasar sungai atau dari
daratan.
(b) Sirtu buatan adalah sirtu yang dibuat dari campuran pecahan batu yang berukuran kecil dan tepung
batu, yakni hasil sampingan alat pemecah batu (stone crusher), dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya.
(c) Untuk kegunaan beton, sirtu harus bebas dari bahan-bahan organic, kotoran-kotoran,lempung atau
bahan lainnya yang dapat menurunkan mutu beton.
(d) Gumpalan-gumpalan lempung tidak boleh melebihi 0.25%.
(e) Kandungan batu yang lunak tidak boleh melebihi 5%.

6. Beton
(a) Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus (pasir), agregat kasar
(kerikil), air dan semen. Campuran agregat halus (pasir), air dan semen saja disebut adukan (mortar).

(b) Klasifikasi kelas dan mutu beton:


Kelas Mutu Mutu Kekuatan Tekan Tujuan
σbk Pemakaian
kg/cm2
minimum

I Bo - Non Struktural

II B1 - Struktural
K- 125 125 Struktural
K- 175 175 Struktural
K- 225 225 Struktural

III K>225 >225 Struktural


PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

(c) Jumlah kadar semen minimum per 1 m3 beton sesuai klasifikasi mutu beton:

Lingkungan Pemakaian Beton Jumlah Semen


Per m3 beton (kg)
1. Beton di dalam ruangan bangunan:
a. Keadaan keliling non-korosif 275
b. Keadaan keliling korosif 325
2. Beton di luar ruang bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari 325
3. beton yang masuk ke dalam tanah
a. mengalami keadaan basah dan kering 275
berganti-ganti
b. mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah
atau air tanah 325
4. Lingkungan pemakaian beton
a. Beton yang terus menerus berhubungan 375
dengan air tawar
b. Beton yang terus menerus berhubungan
dengan air laut 275

375

8. Batu Alam
(a) Batu alam baik berbentuk bulat ataupun berbentuk batu belah, dapat berasal dari batu beku, batuan
endapan ataupun batuan metamorphosa.
(b) Klasifikasi penggunaan batu alam untuk batu pecah dan agregat beton.

8. Batu Bataco
a Batu Bataco adalah material yang dibuat dari campuran sirtu putih dengan semen. Dan dicetak
menggunakan mensin cetak pabrikasi.
b Kondisi batu bataco yang baik harus kuat dan tidak mudah pecah/patah dan tidak menunjukkan
adanya retak-retak yang merugikan.
c Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyak, sehingga pengkristalannya
dapat mengakibatkan lebih 50% permukaan bata tertutup tebal oleh bercak-bercak putih.

9. Bata Merah
a Bata Merah adalah material yang dibuat dari campuran tanah liat, dengan sekam padi Dan dicetak
menggunakan mensin cetak dan dijemur di bawa terik matahari lalau dibakar sesuai suhu yang
dianjurkan.
b Kondisi bata merah yang baik harus kuat dan tidak mudah pecah/patah dan tidak menunjukkan adanya
retak-retak yang merugikan.

10. Batu Potong


a Batu potong adalah material yag dibuat terbuat dari batu yang mengadung kapur dan diporong sesuai
ukur .
b Kondisi batu potong harus kuat dan tidak mudah pecah/patah dan tidak menunjukan adanya retak-
retak yang merugikan
PERENCANAAN PEKERJAAN KANTOR KPH

11. Baja Tulangan

(a) Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan untuk penulangan beton,
disebut juga besi beton.
(b) Baja tulangan dapat berupa baja tulangan polos (permukaannya licin) dan baja tulangan sirip.
(c) Baja tulangan sirip merupakan batang dengan bentuk permukaan khusus untuk mendapatkan
pelekatan (bonding) pada beton.
(d) Baja tulangan sirip dapat berupa batang baja tulangan bersirip teratur dan batang baja tulangan yang
dipuntir.
(e) Batang baja tulangan tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-
gelombang, cerna-cerna yang dalam atau tidak boleh berlapis-lapis dan hanya diperkenankan berkarat
ringan pada permukaan.
(f) Diameter nominal untuk baja tulangan sirip (deform) dihitung dalam mm, dengan rumus sebagai
berikut:
dn = 12,74 ρ, mm
dimana:
dn = diameter nominal
ρ = berat persatuan panjang baja

Anda mungkin juga menyukai