Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332406568

UJI DIAGNOSTIK GENEXPERT MTB/RIF DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI


ADAM MALIK MEDAN

Article · August 2015

CITATIONS READS

0 319

18 authors, including:

Elva Susanty Putri Eyanoer


Universitas Riau Faculty of Mediciine
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    34 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analisa faktor dominan yang berpengaruh pada kejadian malaria di daerah hypoendemis di Sumatera Utara : Pengembangan Model Predilsi Diagnosis Asymptomatic
malaria pada layanan kesehatan primer View project

research on tropical diseases View project

All content following this page was uploaded by Elva Susanty on 14 April 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

UJI DIAGNOSTIK GENEXPERT MTB/RIF DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT


HAJI ADAM MALIK MEDAN

Elva Susanty1, Zainuddin Amir2, Parluhutan Siagian2, Rina Yunita3, Putri Chairani Eyanoer4
1
Mahasiswa Ilmu Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2Departemen
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 3Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan , 4Departemen Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Email: kaylaelva007@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: Kasus multidrug resistant tuberculosis (MDR TB/TB MDR) semakin meningkat
jumlahnya di dunia dan memerlukan deteksi dini untuk mencegah penyebaran yang lebih lanjut. GeneXpert
MTB/RIF adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi resistensi rifampisin, sebagai tanda
pengganti untuk TB MDR. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sensitivitas dan spesifisitas GeneXpert
MTB/RIF dalam mendiagnosa TB MDR.
Metode: Penelitian ini merupakan uji diagnostik yang dilakukan di poli TB MDR Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan. Subjek penelitian adalah semua suspek penderita TB MDR yang
mempunyai hasil GeneXpert MTB/RIF positif baik resisten rifampisin maupun sensitif rifampisin dan
mempunyai hasil uji kepekaan obat metode proporsi dengan media Lowenstein Jensen. Data diambil dari
rekam medik periode Januari sampai dengan Desember 2013.
Hasil: didapatkan 64 sampel yang mempunyai hasil GeneXpert MTB/RIF positif dan mempunyai hasil uji
kepekaan obat, 87,5% sampel yang resisten rifampisin juga resisten terhadap isoniazid. Pemeriksaan
GeneXpert MTB/RIF menunjukkan sensitivitas 92,86% dan spesifisitas 59,09%.
Kesimpulan: GeneXpert MTB/RIF mempunyai sensitivitas tinggi untuk mendiagnosa TB MDR terhadap
baku emas uji kepekaan obat metode proporsi pada media Lowenstein Jensen. Penelitian ini menganjurkan
GeneXpert MTB/RIF digunakan sebagai alat skrining TB MDR.
Kata kunci: GeneXpert MTB/RIF, multidrug resistant tuberculosis, uji kepekaan obat, media Lowenstein
Jensen

Abstract

Background: Cases of multidrug resistant tuberculosis (MDR TB) is increasing in number in the world and
requires early detection to prevent further transmission. GeneXpert MTB/RIF is a tool that can be used for
detection of rifampicin resistance, as a surrogate marker for MDR TB. This study aims to assess the
sensitivity and specificity of the GeneXpert MTB/RIF in diagnosis of MDR TB.
Methods: diagnostic test study was conducted at a poly MDR TB General Hospital Haji Adam Malik
Medan. The subjects were all suspected MDR TB who had results positive GeneXpert MTB/ RIF with
sensitive rifampin or resistant rifampin and had a drug sensitivity test results with the proportion method
Lowenstein Jensen medium. Data retrieved from the medical records, between January until December
2013.
Results: founded 64 samples that had results of GeneXpert MTB/RIF test positive and had the results of
drug sensitivity, 87.5% of rifampin-resistant samples were also resistant to isoniazid. The GeneXpert
MTB/RIF examination showed the sensitivity of 92.86% and the specificitu of 59.09%.
Conclusion: GeneXpert MTB/ RIF has a high sensitivity for diagnosing MDR TB compared the gold
standard drug sensitivity testing proportion method on Lowenstein Jensen medium. This study recommends
the GeneXpert MTB/RIF be used for MDR TB screening tool.
Keywords: GeneXpert MTB/RIF, multidrug resistant tuberculosis, drug susceptibility test, Lowenstein
Jensen medium

19
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

Pendahuluan menggunakan teknologi PCR (Lawn dan Nicol,


Multidrug resistant tuberculosis yaitu 2011).
tuberkulosis yang resisten terhadap Penelitian yang dilakukan Boehme
rifampisin (R/Rif) dan isoniazid (H/INH) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa
dengan atau tanpa obat anti tuberkulosis pemeriksaan dengan GeneXpert MTB/RIF
(OAT) lainnya (WHO, 2013) yang merupakan untuk mendiagnosa TB MDR mendapatkan
tantangan penting dalam program sensitivitas yang tinggi 96,5% dan sensitivitas
pengendalian TB dan merupakan masalah dalam mendeteksi resistensi rifampisin
kesehatan utama di beberapa negara (Gandhi 96,1%. Penelitian sensitivitas dan spesifisitas
et al, 2010; WHO, 2013). Secara global pada metode PCR GeneXpert MTB/RIF sebagai alat
tahun 2012, TB MDR di dunia ada sekitar untuk diagnostik TB MDR sampai saat ini
450.000 kasus dengan 3,6% dari kasus TB belum pernah dilakukan di Sumatera Utara.
yang terdiagnosa dan 20% ditemukan dari Mengingat bahwa penderita TB MDR semakin
kasus TB yang pernah mendapat pengobatan. meningkat jumlahnya di Sumatera Utara dan
Indonesia pada tahun 2012 berada di Indonesia merupakan salah satu negara
peringkat 8 dari 27 negara dengan beban TB dengan beban TB MDR yang tinggi, maka
MDR terbanyak di dunia dengan perkiraan perlu dilakukan penelitian sensitivitas dan
pasien TB MDR sebesar 6.900 kasus yaitu spesifisitas metode GeneXpert MTB/RIF dalam
1,9% dari kasus baru dan 12% dari kasus mendiagnosa TB MDR dengan subjek
pengobatan ulang (WHO, 2013). penelitian suspek TB MDR yang mempunyai
Uji laboratorium konvensional untuk hasil GeneXpert MTB/RIF positif dan hasil uji
diagnosa TB dan uji kepekaan obat untuk kepekaan obat metode proporsi dengan
mendeteksi resistensi obat lini pertama dan media Lowenstein Jensen (LJ) di RSUP Haji
lini kedua memerlukan waktu yang lama Adam Malik Medan.
untuk mengetahui hasilnya dan dengan tehnik
yang lebih rumit (Boehme, 2009; WHO, 2013). Metode
Sementara pasien menunggu diagnosa, Subjek penelitian ini merupakan
penyakit pasien bertambah parah dan pasien penderita yang didiagnosis sebagai suspek TB
dapat memindahkan penyakit TB resisten MDR yang berobat di RSUP Haji Adam Malik
OAT kepada yang lain, khususnya pada Medan. Kriteria inklusi penelitian ini adalah
anggota keluarga. Deteksi kasus dini TB MDR semua suspek TB MDR yang mempunyai hasil
penting untuk menghambat penularan dan positif GeneXpert MTB/RIF baik resisten
untuk mencegah penyebaran TB MDR lebih rifampisin maupun sensitif rifampisin dan
lanjut sehingga uji diagnostik yang baru yang mempunyai hasil uji kepekaan obat.
sangat diperlukan (Boehme, 2009). GeneXpert Penelitian ini merupakan penelitian uji
MTB/RIF adalah suatu alat uji yang diagnostik untuk menilai sensitivitas dan
menggunakan catridge berdasarkan Nucleic spesifisitas pemeriksaan GeneXpert MTB/RIF
Acid Amplification Test (NAAT) secara dalam mendiagnosa TB MDR dan mendeteksi
automatis untuk mendeteksi kasus TB dan resistensi rifampisin yang dibandingkan
resistensi rifampisin dan memberikan hasil dengan baku emas uji kepekaan obat metode
dalam waktu kurang lebih 2 jam (WHO, 2013). proporsi pada media LJ dengan menggunakan
Uji GeneXpert MTB/RIF berdasarkan prinsip data catatan medik pasien TB MDR yang
multipleks, semi-nested quantitative real-time mempunyai hasil GeneXpert MTB/RIF dan
PCR dengan amplifikasi gen target rpoB dan hasil uji kepekaan obat media LJ periode
untuk meningkatkan sensitivitas, GeneXpert Januari sampai Desember 2013.
MTB/RIF menggunakan molecular beacon Penelitian ini dilakukan dari
(Boehme, 2009; Blakemore et al, 2010; Desember 2014 sampai Januari 2015 di poli
Calligaro et al, 2014). GeneXpert mendeteksi TB MDR RSUP Haji Adam Malik Medan.
81 bp core region dari gen rpoB yang dikode Pemeriksaan GeneXpert MTB/RIF dilakukan
oleh lokasi aktif enzim (Lawn dan Nicol, 2011; di divisi Mikrobiologi Klinik RSUP Haji Adam
Marlow et al, 2011) yang terletak di samping Malik Medan. Pemeriksaan kultur resistensi
M. tuberculosis-urutan DNA spesifik, oleh metode proporsi pada media LJ dilakukan di
karena itu sangat memungkinkan untuk Balai Pengembangan Laboratorium Kesehatan
mendeteksi M. tuberculosis dan resistensi (BPLK) Propinsi Jawa Barat, Bandung. Analisis
rifampisin secara bersamaan dengan statistik yang dipakai adalah uji diagnostik
(sensitivitas dan spesifisitas). Pemeriksaan

20
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

GeneXpert MTB/RIF menggunakan tabel 2x2 suspek, 158 diantaranya diperiksa dan
untuk mengukur sensitivitas dan spesifisitas mempunyai hasil GeneXpert MTB/RIF, 81
yang dibandingkan dengan baku emas sampel yang mempunyai hasil uji kepekaan
pemeriksaan uji kepekaan obat metode obat, 64 sampel yang mempunyai hasil
proprosi dengan media Lowenstein Jensen. GeneXpert MTB/RIF dan uji kepekaan obat, 42
sampel positif TB MDR berdasarkan gold
Hasil standard yaitu uji kepekaan obat metode
Gambar 1 menunjukkan hasil proporsi dengan media LJ yang diambil data
penelusuran catatan medik dari bulan Januari dasarnya. Dari data rekam medik mulai
sampai dengan bulan Desember 2013 dan Januari sampai dengan Desemberi 2013
terlihat bahwa suspek TB MDR dari Januari didapatkan 64 sampel yang memenuhi
sampai dengan Desember 2013 terdapat 222 kriteria inklusi.

Suspek TB MDR Januari-Desember 2013


(n= 222)

Suspek TB MDR yang diperiksa dengan


Suspek TB MDR yang mempunyai
GeneXpert MTB/RIF dan tercantum hasilnya hasil uji kepekaan obat
(n = 158) (n = 81)

Suspek TB MDR yang mempunyai hasil Genexpert MTB/RIF (+) dan uji kepekaan obat
(n = 64)

Pemeriksaan GeneXpert
Hasil uji kepekaan obat dari MTB/RIF (+)
BPLK Bandung (n = 64)
(n = 64)

Pengambilan data
Sensitif
karakteristik dasar penderita Resisten
Rifampisin
TB MDR Bukan TB MDR positif TB MDR, tempat Rifampisin
(n = 16)
(n = 42) (n = 22) berobat TB sebelumnya, (n = 48 )
penyakit komorbid dan
kriteria suspek TB MDR
(n = 42)

Gambar 1 Bagan Hasil Penelitian

Hasil penelitian distribusi frekuensi (90,48%), pekerjaan buruh/karyawan


karakteristik penderita TB MDR di RSUP Haji 26,19%), tempat berobat TB sebelumnya di
Adam Malik Medan dapat dilihat padai tabel 1. puskesmas (26,19%), penyakit komorbid
Distribusi karakteristik penderita TB MDR di yang dijumpai diabetes melitus (23,81%), dan
RSUP Haji Adam Malik Medan terbanyak pada kriteria suspek TB MDR keenam yaitu pasien
usia 25-34 tahun (30,95), jenis kelamin laki- TB kasus kambuh (relaps) kategori 1 dan
laki (71,43%), penderita yang menikah kategori 2 (40,48%).

21
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

Tabel 1 Karakteristik Penderita TB MDR (n=42)

Karakteristik n %
Usia
< 25 1 2,38
25-34 13 30,95
35-44 8 19,05
45-54 10 23,81
55-64 8 19,05
≥ 65 2 4,76
Jenis Kelamin
Laki-laki 30 71,43
Perempuan 12 28,57
Status Pernikahan
Menikah 38 90,48
Belum Menikah 4 9,52
Pekerjaan
PNS/TNI/Tenaga medis 4 9,52
Petani 4 9,52
Buruh/karyawan 11 26,19
Wiraswasta 9 21,43
Ibu rumah tangga 10 23,81
Tidak bekerja 1 2,38
Tidak ada data 3 7,15
Tempat Berobat TB Sebelumnya
Dokter spesialis 5 11,90
Rumah Sakit 7 16,67
Puskesmas 11 26,19
Penderita yang berpindah-pindah berobat 9 21,43
Tidak ada data 10 23,81
Penyakit Komorbid
Diabetes Melitus 10 23,81
HIV/AIDS 0 0
Tidak ada penyakit komorbid 27 64,29
Tidak ada data 5 11,90
Kriteria Suspek TB MDR
1. Pasien TB kronik. 2 4,76
2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak 4 9,52
konversi setelah 3 bulan pengobatan.
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan 0 0
TB yang tidak standar serta menggunakan
kuinolon atau obat injeksi lini kedua minimal
selama 1 bulan. 13 30,96
4. Pasien TB kategori 1 yang gagal. 2 4,76
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tetap positif
setelah 3 bulan pengobatan. 17 40,48
6. Pasien TB kasus kambuh (relaps) kategori 1 dan
kategori 2. 4 9,52
7. Pasien TB kasus kambuh setelah loss to follow-up
(lalai berobat/default). 0 0
8. Suspek TB yang mempunyai riwayat kontak erat
dengan pasien TB MDR. 0 0
9. Pasien koinfeksi TB-HIV yang tidak respon
terhadap pemberian OAT.

22
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

Berdasarkan data tabel 2 terdapat yang resisten dan sensitif terhadap isoniazid
resistensi terhadap rifampisin pada 48 sampel tidak berbeda jauh dengan rifampisin yaitu 44
(75%) dan sensitif terhadap rifampisin pada sampel (68,8%) dan 20 sampel (31,2%).
16 sampel (25%). Angka resistensi sampel

Tabel 2 Uji Kepekaan Rifampisin dan Isoniazid

Uji Kepekaan Hasil n = 64 %


Rifampisin Sensitif rif 16 25
Resistensi rif 48 75
Total 64 100

Isoniazid Sensitif INH 20 31,2


Resistensi INH 44 68,8
Total 64 100

Dari data tabel 3 dapat dilihat bahwa penelitian ini didapatkan 42 dari 48 sampel
pada penelitian ini didapatkan 42 dari 48 yang resisten terhadap rifampisin juga
sampel yang resisten terhadap rifampisin juga resisten terhadap isoniazid berdasarkan hasil
resisten terhadap isoniazid berdasarkan hasil uji kepekaan metode proporsi dengan media
uji kepekaan metode proporsi dengan media LJ atau terdapat 87,5% penderita yang
LJ atau terdapat 87,5% penderita yang resisten terhadap rifampisin juga resisten
resisten terhadap rifampisin juga resisten terhadap isoniazid. Terdapat 4 dari 48 sampel
terhadap isoniazid. Terdapat 4 dari 48 sampel resisten rifampisin yang sensitif terhadap
resisten rifampisin yang sensitif terhadap rifampisin berdasarkan uji kepekaan metode
rifampisin berdasarkan uji kepekaan metode proporsi dengan media LJ (8,3%).
proporsi dengan media LJ (8,3%). Pada

Tabel 3 Perbandingan Hasil GeneXpert MTB/RIF dengan Hasil Uji Kepekaan Obat Metode Proporsi
Media LJ

GeneXpert Uji Kepekaan Obat


MTB/ RIF
Resisten Rif Resisten Rif Sensitif Rif Sensitif Rif Total
Resisten INH Sensitif INH Resisten INH Sensitif INH

RR 39 5 1 3 48
SR 3 1 1 11 16
Total 42 6 2 14 64

Tabel 4 menunjukkan hasil yaitu suspek TB MDR yang mempunyai hasil


sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan GeneXpert MTB/RIF baik resisten maupun
GeneXpert MTB RIF dibandingkan dengan sensitif rifampisin dan yang mempunyai hasil
baku emas kultur metode proporsi pada uji kepekaan obat. Tabel 4.10 menunjukkan
media LJ dalam mendeteksi resistensi hasil sebagai berikut:
rifampisin. Sampel yang dianalisis sebanyak Sensitivitas : 91,67%
64 sampel yang sesuai dengan jumlah sampel Spesifisitas : 75%

23
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

Tabel 4 Sensitivitas GeneXpert MTB/RIF Mendeteksi Resistensi Rifampisin Dibandingkan dengan


Baku Emas Kultur

GeneXpert MTB/RIF Uji Kepekaan Metode Proporsi Media LJ

Resisten Rif Sensitif Rif Total

Resisten Rif 44 4 48
Sensitif Rif 4 12 16

Total 48 16 64

Tabel 5 menunjukkan hasil MDR yang mempunyai hasil GeneXpert


sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan MTB/RIF positif baik resisten maupun sensitif
GeneXpert MTB/RIF dibandingkan dengan rifampisin dan yang mempunyai hasil uji
baku emas kultur metode proporsi pada kepekaan obat. Tabel 4.11 menunjukkan hasil
media LJ dalam mendiagnosa TB MDR. Sampel sebagai berikut:
yang dianalisis sebanyak 64 sampel yang Sensitivitas : 92,86%
sesuai dengan jumlah sampel yaitu suspek TB Spesifisitas : 59,09%

Tabel 5 Sensitivitas GeneXpert MTB/RIF Mendiagnosa TB MDR Dibandingkan dengan Baku Emas
Kultur

GeneXpert MTB/RIF TB MDR Bukan TB MDR Total


Resisten Rif 39 9 48
Sensitif Rif 3 13 16
Total 42 22 64

Pembahasan penelitian yang dilakukan Yuan et al pada


Jumlah penderita TB MDR yang tahun 2013 di Cina yang menunjukkan bahwa
positif dari baku emas kultur uji kepekaan penderita TB MDR kebanyakan pada usia 40-
obat metode proporsi dengan media LJ pada 59 tahun. Tetapi penelitian tersebut tidak
penelitian ini sebanyak 42 orang dan diambil menjelaskan mengapa TB MDR lebih banyak
data dasarnya dari rekam medik. Hasil terjadi pada usia tersebut. Kemungkinan oleh
penelitian ini menunjukkan ada beberapa karena pengawasan, pengobatan yang tidak
pasien yang mempunyai data tidak lengkap adekuat, dan kepatuhan berobat rendah
seperti pekerjaan (3 sampel), tempat berobat karena beban kerja dan beban mental yang
TB sebelumnya (10 sampel) dan penyakit berat pada usia 40-59 tahun.
komorbid (5 sampel). Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan
menunjukkan bahwa jumlah penderita TB bahwa distribusi penderita TB MDR
MDR terbanyak pada usia 25-34 tahun dengan berdasarkan jenis kelamin yaitu penderita TB
jumlah 13 penderita (30,95%). Hasil MDR pada laki-laki lebih banyak
penelitian ini sama dengan penelitian yang dibandingkan pada perempuan dengan 30
dilakukan Nofizar et al pada tahun 2012 di orang (71,43%): 12 orang (28,57%). Hasil
Rumah Sakit Persahabatan Jakarta bahwa penelitian ini sama dengan penelitian yang
penderita TB MDR terbanyak pada usia 25-34 dilakukan oleh Sirait et al pada tahun 2013 di
tahun dengan 15 penderita (30%). Penelitian Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung yang
Nofizar et al juga menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa penderita TB MDR lebih
penderita TB MDR usia 35-45 tahun sama banyak pada laki-laki dibandingkan dengan
banyaknya dengan penderita TB MDR usia 25- perempuan (56,8%: 43,2%). Hasil penelitian
34 tahun. Hasil penelitian ini berbeda dengan ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

20
24
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

Jen Suo et al di Taiwan dalam Nofizar et al ditemukan hubungan pekerjaan di bidang


(2012) dan penelitian yang dilakukan Mitnick kesehatan dengan TB MDR.
et al di Peru dalam Sinaga (2013) yang Distribusi tempat berobat TB
menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak sebelumnya pada penelitian ini menunjukkan
menderita TB MDR dibandingkan laki-laki bahwa puskesmas merupakan tempat berobat
dengan 11 (64%): 7 (36%) dan 51%: 49%. TB sebelumnya yang terbanyak dengan
Menurut Masniari et al dalam Nofizar et al jumlah 11 orang (26,19%). Hasil penelitian ini
(2012), perempuan lebih sering terlambat dapat dijelaskan dari hasil penelitian yang
berobat atau datang ke fasilitas kesehatan dilakukan oleh Suharmiati dan Maryani pada
karena berhubungan dengan rasa malu yang tahun 2011 dengan menggunakan data
lebih dibandingkan dengan laki-laki serta sekunder hasil Survei Riset Kesehatan Dasar
adanya rasa khawatir akan dikucilkan dari tahun 2010 yang menunjukkan bahwa
keluarga dan lingkungan sekitarnya akibat fasilitas kesehatan yang dimanfaatkan oleh
penyakitnya. Penelitian yang dilakukan Rifat penderita TB diagnosis untuk mendapatkan
et al pada tahun 2014 di Banglades obat TB terbanyak di puskesmas dengan
menunjukkan bahwa jenis kelamin bukan 47,6%, pasien berhenti setelah minum obat 2-
merupakan faktor resiko untuk terjadinya TB 5 bulan sebanyak 39,6%, dan pasien tidak
MDR. minum obat 57,1%. Ketidakpatuhan berupa
Distribusi status pernikahan kontrol tidak teratur dan mangkir/putus obat
penderita TB MDR pada penelitian ini merupakan faktor resiko bagi pasien TB MDR,
terbanyak pada penderita yang sudah komunikasi, informasi, dan edukasi yang
menikah sebanyak 38 orang (90,48%). Hasil disampaikan oleh dokter merupakan faktor
penelitian ini sama dengan penelitian yang resiko dari sisi dokter dan sebagian besar
dilakukan di India Utara oleh Sharma et al pasien tidak meminum obat OAT sesuai
pada tahun 2014 bahwa TB MDR lebih banyak panduan yang benar merupakan faktor resiko
pada penderita yang menikah dengan jumah dari obat pada penderita TB MDR (Nofizar et
51 orang (85%). Hasil penelitian ini berbeda al, 2010).
dengan penelitian yang dilakukan Brito et al Hasil penelitian ini menunjukkan
di Brazil tahun 2010 yang menunjukkan bahwa penyakit komorbid yang ditemukan
bahwa TB MDR lebih banyak pada penderita adalah diabetes melitus sebanyak 10 orang
yang belum menikah sebanyak 23 penderita (23,81%), tidak ditemukan penyakit
(52,27%) dibandingkan pada penderita yang komorbid lain, dan penderita TB MDR yang
sudah menikah sebanyak 21 penderita tidak mempunyai penyakit komorbid
(47,73%) tetapi tidak terdapat perbedaan sebanyak 27 orang (64,29%). Penelitian yang
kejadian TB MDR yang bermakna antara dilakukan Yuan et al (2013) menunjukkan
penderita TB MDR yang belum menikah bahwa DM merupakan faktor penting TB.
dengan penderita TB MDR yang sudah Hubungan antara DM dengan TB MDR masih
menikah dengan TB MDR (p value sebesar kontroversi. Beberapa penelitian
0,14). menunjukkan bahwa pasien DM lebih mudah
Distribusi pekerjaan penderita TB menderita TB MDR dibandingkan dengan
MDR pada penelitian ini adalah yang tanpa DM, tetapi penelitian ini
buruh/karyawan dengan 11 penderita menunjukkan bahwa tidak ada resiko yang
(26,19%). Pada penelitian ini supir dan meningkat pada penderita DM untuk
bekerja di bengkel termasuk dalam menderita TB MDR. Penelitian Rifat et al
buruh/karyawan. Hasil penelitian ini berbeda (2014) menunjukkan bahwa DM tipe 2
dengan penelitian yang dilakukan Nofizar et al merupakan faktor resiko TB dan
(2012) yang menunjukkan bahwa swasta berhubungan dengan TB MDR yang
merupakan pekerjaan yang paling banyak mempengaruhi outcome pengobatan TB dan
pada penderita TB MDR dengan jumlah 16 keadaan penyakit yang menyebabkan
orang (32%) tetapi penelitian tersebut tidak gagalnya pengobatan dan menurunnya
merinci pekerjaan di bidang sektor swasta. imunitas terhadap TB oleh karena DM
Penelitian yang dilakukan Rifat et al (2014) meningkatkan kesensitifan terhadap infeksi
menunjukkan bahwa pekerjaan yang dengan strain yang resisten obat.
berhubungan dengan pelayanan atau bisnis Distribusi kriteria suspek TB MDR
mempunyai hubungan dengan TB MDR, supir pada penelitian ini terbanyak pada kriteria
merupakan pekerjaan yang selalu berpergian suspek TB MDR yang keenam yaitu pasien TB
juga berhubungan dengan TB MDR dan tidak kasus kambuh (relaps) kategori 1 dan

21
25
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

kategori 2 dengan jumlah 17 sampel hasil penelitian juga menunjukkan bahwa


(40,48%). Hasil penelitian ini berbeda dengan GeneXpert MTB/RIF dapat digunakan sebagai
penelitian yang dilakukan Nofizar et al (2012) uji diagnosa awal pada orang yang disangka
yang menunjukkan bahwa kriteria suspek TB TB MDR ataupun sebagai uji awal sebagai
MDR yang terbanyak pada kriteria suspek pengganti uji kepekaan konvensional
yang pertama yaitu kasus kronik /gagal (Steingart et al, 2013). Berdasarkan data dari
pengobatan kategori 2 sebanyak 18 orang WHO (2013) Indonesia merupakan salah satu
(36%). Hasil penelitian ini hampir sama negara dengan beban TB MDR tinggi dengan
dengan penelitian yang dilakukan Sharma et perkiraan pasien TB MDR sebesar 6.900 kasus
al pada tahun 2011 di India menunjukkan yaitu 1,9% dari kasus baru dan 12% dari
bahwa dari 40 pasien TB MDR, 29 orang kasus pengobatan ulang.
(72,5%) merupakan pasien TB yang relaps Beberapa penelitian di Indonesia
atau kambuh, 3 orang (7,5%) merupakan juga menunjukkan angka monoresisten yang
pasien TB yang gagal pengobatan atau rendah seperti yang dilaporkan oleh Aditama
treatment failure, dan 8 orang (20%) et al dalam Sihombing et al (2012) yang
merupakan pasien TB yang lalai/default. mendapatkan angka 0,50% pada
Pada penelitian ini didapatkan 42 monoresisten rifampisin dan hasil penelitian
dari 48 sampel yang resisten terhadap Sihombing et al di RSUP Haji Adam Malik
rifampisin juga resisten terhadap isoniazid Medan pada tahun 2012 yang mendapatkan
berdasarkan hasil uji kepekaan metode monoresisten rifampisin hanya ada 1 kasus
proporsi media LJ atau terdapat 87,5% (1,18%) dari 18 kasus monoresisten primer.
penderita yang resisten terhadap rifampisin Oleh karena itu GeneXpert MTB/RIF dapat
juga resisten terhadap isoniazid. Penelitian ini digunakan untuk mendeteksi atau
berbeda dengan penelitian yang dilakukan mendiagnosa TB MDR. Hasil penelitian ini
oleh Ramirez et al di Atlanta pada tahun 2010 mendapatkan sensitivitas GeneXpert MTB/RIF
yang menunjukkan bahwa dari 154 penderita dalam mendiagnosa TB MDR dan mendeteksi
yang resisten rifampisin, 148 penderita resistensi rifampisin dibandingkan dengan
diantaranya juga resisten terhadap isoniazid baku emas kultur uji kepekaan obat metode
atau 96,10% penderita yang mengalami proporsi pada media LJ yaitu 92,86% dan
resistensi rifampisin, resisten juga terhadap 91,67%. Tiga dari 64 sampel penelitian
isoniazid sehingga dapat digunakan sebagai menunjukkan hasil sensitif terhadap
pemeriksaan untuk menentukan TB MDR. rifampisin pada pemeriksaan GeneXpert
World Health Organization telah MTB/RIF dalam mendiagnosa TB MDR,
merekomendasikan pemakaian GeneXpert namun menunjukkan hasil resisten terhadap
MTB/RIF pada negara berkembang dan pada rifampisin atau isoniazid pada uji kepekaan
negara dengan beban TB MDR tinggi obat metode LJ, hal ini disebut dengan negatif
(Ocheretina et al, 2014). Beberapa hasil palsu pada pemeriksaan GeneXpert MTB/RIF.
penelitian juga menunjukkan bahwa lebih Nilai negatif palsu ini mempengaruhi nilai
dari 90% kasus resistensi rifampisin juga sensitivitas dalam mendiagnosa TB MDR pada
resistensi terhadap isoniazid oleh karena itu penelitian ini. Hasil penelitian ini hampir
resistensi rifampisin dapat digunakan sebagai sama dengan penelitian yang dilakukan Sirait
tanda pengganti TB MDR (Dlamini-Mvelase et et al (2013) yang mendapatkan sensitivitas
al, 2014). Negara dengan angka TB MDR GeneXpert MTB/RIF untuk menilai TB MDR
tinggi, adanya resistensi rifampisin juga dapat dibandingkan kultur uji kepekaan obat pada
digunakan sebagai wakil dari TB MDR (WHO, media LJ yaitu 92,3%. Penelitian lain yang
2011, Coovadia et al, 2013). Secara teori, jika dilakukan Boehme pada tahun 2009 di
resistensi rifampisin dan TB MDR mempunyai beberapa negara mendapatkan sensitivitas
korelasi kuat, maka deteksi TB MDR cukup GeneXpert MTB/RIF dalam kasus TB MDR
hanya dengan sebuah single rapid test yang sebesar 96,5%.
mendeteksi resistensi rifampisin seperti Resistensi rifampisin dihubungkan
GeneXpert MTB/RIF. Pada negara dengan dengan mutasi pada gen rpoB, yang di kode β-
monoresisten rifampisin rendah tetapi subunit RNA polymerase pada M. tuberculosis
prevalensi TB MDR tinggi, korelasi ini dapat (Li et al, 2012). Pada GeneXpert MTB/RIF
dipakai. Negara dengan monoresisten resistensi rifampisin dideteksi sebagai
rifampisin tinggi, korelasi tersebut masih gagalnya satu atau lebih rpoB-molecular
dipertanyakan dan tidak selalu dapat beacon spesifik untuk menghibridisasi
digunakan (Coovadia et al, 2013). Beberapa amplikon rpoB (Helb et al, 2010). Penelitian

22
26
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

Raj et al (2012) menemukan bahwa 16 yang mendapatkan nilai spesifisitas 75%.


sampel dari 23 sampel mengalami mutasi Nilai spesifisitas GeneXpert MTB/RIF
yang disebabkan oleh gagalnya mendeteksi dibandingkan baku emas kultur uji kepekaan
paling sedikit 1 dari 5 probe dan mutasi yang obat metode proporsi pada media LJ dalam
menghasilkan perbedaan cycle threshold atau mendeteksi resistensi rifampisin pada
Δ CT (perbedaan jumlah siklus amplifikasi penelitian ini sebesar 75%. Hasil penelitian ini
pada saat fluoresensi mencapai suatu nilai tidak jauh berbeda dengan penelitian yang
ambang tertentu) lebih dari 3,5 siklus. dilakukan oleh Sirait et al (2013) yang
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mendapatkan nilai spesifisitas sebesar 81,8%.
95% M. tuberculosis yang resisten rifampisin Hasil penelitian ini juga berbeda dengan
mengalami mutasi pada gen 81 bp rpoB pada penelitian lain yang mendapatkan nilai
kodon 507 sampai 533 (Li et al, 2012, Castan spesifisitas GeneXpert MTB/RIF dibandingkan
et al, 2014). Diperkirakan sebanyak 5% M. uji kepekaan obat metode proporsi media LJ
tuberculosis yang resisten rifampisin sebesar 94,3% (Ioannidis et al, 2011). Nilai
mengalami mutasi di luar hot spot region rpoB spesifitas GeneXpert MTB/RIF dipengaruhi
(Li et al, 2012). Hal tersebut mungkin oleh nilai positif palsu, yaitu pada
menyebabkan terjadinya negatif palsu pada pemeriksaan GeneXpert MTB/RIF
penelitian ini. Tetapi masih ada juga beberapa menunjukkan hasil resisten rifampisin tetapi
kemungkinan lain yang menyebabkan pada hasil uji kepekaan obat metode proporsi
terjadinya negatif palsu, diantaranya yaitu menunjukkan hasil sensitif terhadap
kesalahan operator, kerusakan pada saat rifampisin (Sirait et al, 2013). Pada penelitian
pembuatan, keberadaan inhibitor pada ini mendapatkan 9 dari 64 sampel
sampel (Helb et al, 2010). Dekontaminasi menunjukkan hasil resisten terhadap
maupun kesalahan prosedur dekontaminasi rifampisin pada pemeriksaan GeneXpert/MTB
dapat membunuh bakteri atau over killing RIF tetapi menunjukkan hasil sensitif
yang dapat menyebabkan negatif palsu pada terhadap rifampisin dan isoniazid pada uji
kultur (Battaglioli et al, 2013). Untuk itu kepekaan obat metode proporsi dengan
dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut untuk media LJ yang disebut dengan positif palsu.
membuktikan penyebab negatif palsu ini. Penelitian yang dilakukan Sirait et al
Penelitian yang dilakukan Zetola et al mendapatkan 3 pada 51 sampel menunjukkan
pada tahun 2014 di Botswana mendapatkan 4 positif palsu. Ada beberapa kemungkinan
sampel yang resisten terhadap rifampisin penyebab terjadinya positif palsu diantaranya
dengan pemeriksaan uji kepekaan obat media yang paling sering disebabkan karena
LJ tetapi pada pemeriksaan GeneXpert kontaminasi target ampifikasi akibat katrid
MTB/RIF memberikan hasil yang sensitif yang tidak tertutup rapat karena tidak
rifampisin. Beberapa penelitian menunjukkan menggunakan pipet/spuit yang steril dan
bahwa sensitivitas GeneXpert MTB/RIF sesuai pada saat memasukkan sampel (Helb et
mendeteksi resistensi rifampisin mempunyai al, 2010). Selain itu dapat juga disebabkan
nilai yang bervariasi antara 60% sampai oleh karena terlambatnya probe menempel
hampir 100%, tergantung karakteristik pada target (Sirait et al, 2013) seperti yang
populasi yang diuji dan jumlah bakteri pada pernah dilaporkan oleh Lawn dan Nicol pada
sampel. Beberapa penelitian juga tahun 2011 di Afrika yang menemukan bahwa
menunjukkan bahwa menurunnya sensitivitas dari 55 sampel yang sensitif rifampisin
GeneXpert MTB/RIF pada infeksi M. dengan uji kepekaan obat media LJ, pada
tuberculosis campuran. Penelitian yang pemeriksaan GeneXpert MTB/RIF
dilakukan Lawn dan Nicol pada tahun 2011 menunjukkan hasil yang resisten rifampisin,
mendapatkan bahwa jika jumlah M. kemudian dilakukan sekuensing dan tidak
tuberculosis yang sensitif lebih banyak ditemukan adanya mutasi pada gen rpoB.
daripada M. tuberculosis yang resisten Penelitian yang dilakukan oleh Zetola et al
rifampisin, maka resistensi rifampisin tidak (2014) mendapatkan 1 sampel resisten
dapat dideteksi. rifampisin pada GeneXpert MTB/RIF tetapi
Nilai spesifisitas GeneXpert MTB/RIF pada uji kepekaan konvensional menunjukkan
dibandingkan baku emas kultur uji kepekaan sensitif rifampisin. Hal ini kemungkinan
obat metode proporsi pada media LJ dalam disebabkan oleh kurangnya sekuen gen rpoB
mendiagnosa TB pada penelitian ini sebesar dari 2 strain M. tuberculosis yang
59,09%. Hasil penelitian ini berbeda dengan diidentifikasi. Laporan dari Zetola et al (2014)
penelitian yang dilakukan Sirait et al (2013) juga menyebutkan bahwa pada beberapa

23
27
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

penelitian menunjukkan beberapa pasien pertanyaan apakah proses pengiriman sampel


dengan hasil GeneXpert MTB/RIF resisten ke BPLK Bandung berpengaruh terhadap
rifampisin tetapi pada hasil uji kepekaan positif palsu atau negatif palsu pada
konvensional menunjukkan hasil sensitif penelitian ini. Oleh karena itu diperlukan
rifampisin (positif palsu) juga dapat penelitian yang lebih lanjut untuk
disebabkan oleh rendahnya sensitivitas uji membuktikan apakah proses pengiriman
kepekaan obat konvensional yang kadang- sampel mempunyai pengaruh terhadap positif
kadang dapat disebabkan oleh metode palsu dan negatif palsu.
pertumbuhan bakteri yang tidak sesuai Berdasarkan uji diagnostik di atas,
dengan standar. pemeriksaan metode GeneXpert MTB/RIF
Spesifisitas yang rendah menggunakan bahan pemeriksaan sputum
kemungkinan juga dapat disebabkan oleh memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap
karena banyaknya sampel yang tidak tumbuh baku emas uji kepekaan metode proporsi
pada media kultur seperti yang dilaporkan dengan media LJ oleh karena itu dapat
oleh Sirait et al yang melakukan penelitian di digunakan sebagai alat skrining untuk
Bandung pada tahun 2013 yaitu terdapat 12 mendiagnosa TB MDR.
sampel yang pada pemeriksaan GeneXpert
MTB/RIF menunjukkan positif M. tuberculosis Keterbatasan Penelitian
namun ternyata tidak tumbuh pada saat Penelitian ini mengalami
dikultur dan tidak dapat dianalisa yang keterbatasan mendeskripsikan dalam
disebabkan oleh penderita suspek TB MDR distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik
sedang menjalani pengobatan TB sehingga oleh karena tidak seluruh sampel penelitian
viabilitas M. tuberculosis berkurang. memiliki catatan medik yang lengkap seperti
Kemungkinan lain positif palsu juga dapat pekerjaan, tempat berobat TB sebelumnya,
disebabkan karena Xpert MTB/RIF dan penyakit komorbid serta tidak
mendeteksi M. tuberculosis yang mati yang mengetahui secara detail pasien karena hanya
tidak dapat dideteksi dengan kultur (WHO, menggunakan catatan medik. Peneliti juga
2014). Penelitian yang dilakukan oleh mengalami keterbatasan dalam hasil
Friedrich et al (2013) menunjukkan bahwa pemeriksaan GeneXpert MTB/RIF dan uji
GeneXpert MTB/RIF tidak membedakan kepekaan obat metode proporsi dengan
antara M. tuberculosis yang viable, dormant, media LJ oleh karena peneliti hanya
dan non viable pada saat penderita dalam mengambil data dari rekam medik hasil dari
pengobatan TB, setelah 8 minggu pengobatan GeneXpert MTB/RIF dan uji kepekaan obat.
TB 84% sampel sputum masih tetap positif Peneliti tidak mengetahui proses mulai dari
pada pemeriksaan GeneXpert MTB/RIF dan pengumpulan sampel sampai dengan proses
26% pada media LJ. sampel untuk dilakukan pemeriksaan
Kesalahan laboratorium seperti GeneXpert MTB/RIF dan pemeriksaan uji
kesalahan pemberian identifikasi (label) dan kepekaan obat metode proprosi dengan
kontaminasi silang diantara spesimen dapat media LJ.
mengakibatkan positif palsu dan negatif palsu
pada kultur (Ditjen PP dan PL, 2013). Kesimpulan
Kontaminasi juga dapat terjadi oleh karena Dari hasil penelitian ini didapatkan
kemungkinan waktu yang lama antara bahwa penderita TB MDR di RSUP Haji Adam
pengumpulan sampel dan proses sampel Malik Medan paling banyak pada usia 25-34
(Baattagliolo et al, 2014). Sputum sebaiknya tahun, jenis kelamin laki-laki, penderita yang
tetap dalam suhu 2-8oC termasuk ketika menikah, pekerjaan buruh/karyawan, tempat
sputum dibawa ke laboratorium, waktu berobat TB sebelumnya di puskesmas,
penyimpanan sputum maksimum 3 hari jika penyakit komorbid yang dijumpai diabetes
pada suhu ruangan (35oC) dan 10 hari jika melitus dan kriteria suspek TB MDR keenam
sputum disimpan pada suhu 4oC (Halilu et al, yaitu pasien TB kasus kambuh (relaps)
2014). Oleh karena itu perlu penelitian lebih kategori 1 dan kategori 2. Pada penelitian ini
lanjut untuk memastikan penyebab positif GeneXpert MTB/RIF mempunyai sensitivitas
palsu atau spesifisitas yang rendah pada yang tinggi yaitu 92,86% oleh karena itu
GeneXpert MTB/RIF. Pada penelitian ini dapat digunakan sebagai skrining untuk
sampel dikirim ke BPLK Bandung untuk mendiagnosa TB MDR. Spesifisitas GeneXpert
dilakukan uji kepekaan obat metode proporsi MTB/RIF dalam mendiagnosa TB MDR dan
dengan media LJ. Hal ini menimbulkan mendeteksi resistensi rifampisin sebesar

24
28
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

59,09% dan 75%. Hasil penelitian ini juga Mycobacterium tuberculosis and
menunjukkan bahwa 87,5% penderita yang rifampin resistance in sputum
resisten terhadap rifampisin juga resisten samples. J Clin Microbio.
terhadap isoniazid dan ada 8,3% penderita 2014;52(2):502-507.
yang resisten rifampisin pada pemeriksaan Coovadia YM, Mahomed S, Pillay M, Werner L,
GeneXpert MTB/RIF tetapi pada pemeriksaan Mlisana K. Rifampicin Mono-
uji baku metode proporsi dengan media LJ Resistance in Mycobacterium
menunjukkan sensitif rifampisin. tuberculosis in KwaZulu-Natal, South
Africa: A Significant Phenomenon in a
Saran high prevalence TB-HIV region. Plose
Diperlukan adanya kelengkapan data One. 2013;8(11).
dasar karakteristik pasien seperti pekerjaan, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
tempat berobat sebelumnya, dan penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
komorbid pada catatan medik pasien. Perlu Petunjuk teknis manajemen terpadu
dilakukan penghitungan besar sampel untuk pengendalian tuberkulosis resistan
melakukan uji diagnostik pada penelitian obat. Kementerian Kesehatan Republik
serta penelitian lebih lanjut mengenai Indonesia. 2013:1-86.
terjadinya negatif palsu dan positif palsu pada Dlamini-Mvelase NR, Wener R, Phili R, Cele
GeneXpert MTB/RIF dibandingkan dengan uji LP, Mlisana P. Effect of introducing
kepekaan obat konvensional. Sebaiknya hasil Xpert MTB/RIF test on multidrug
uji kepekaan obat konvensional sebagai baku resistant tuberculosis diagnosis in
emas diagnosa TB MDR tidak terlalu lama Kwazulu-Natal South Africa. BMC
keluar hasilnya dan kepada petugas Infectious Disease. 2014;14(442).
laboratorium agar memperhatikan kualitas Friedrich SO, Rachow A, Saathoff E, et al.
sputum, proses pengiriman sputum, lebih Assessment of the sensitivity and
teliti, dan mengikuti standar pemeriksaan specificity of Xpert MTB/RIF assay as
GeneXpert MTB/RIF dan uji kepekaan obat an early sputum biomarker of
metode proprosi dengan media LJ. response to tuberculosis treatment.
Lancet Respir Med. 2013;1(6):462-
Daftar Pustaka 470.
Battaglioli T, Rintiswati N, Martin A, et al. Gandhi NR, Nunn P, Dheda K, et al. Multidrug-
Comparative performance of Thin resistant and extensively drug-
Layer Agar and Lowenstein-Jensen resistant tuberculosis: a threat to
culture for diagnosis of tuberculosis. global control of tuberculosis. Lancet.
Clinical Microbiology and Infection. 2010; 375:1830–43.
2013;19(11):502-508. Halilu TB, Bala Z, Florence S, Yerima IB. Multi-
Blakemore R, Story E, Helb D, Kop J, et al. drug resistance tuberculosis (mdr-tb)
Evaluation of the analytical survey in North East Nigeria. J. Pharm.
performance of the Xpert MTB/RIF Cosmet.Sci. 2014;2(1):1-5.
assay. J Clin Microbiol. Helb D, Jones M, Story E, et al. Rapid detection
2010;48(7):2495-2501. of Mycobacterium tuberculosis and
Boehme C. Study protocol-Xpert TM MTB/RIF rifampin resistance by use of demand
demonstration-feasibility, impact and near patient technology. J Clin
cost-efficiency of decentralizing Microbiol; 48(1):229-237.
molecular testing for detection of Ioannidis P, Papaventsis D, Karabela S, et al.
tuberculosis and rifampicin rsistance Cepheid GeneXpert MTB/RIF assay
using XperTM MTB/RIF. FIND, 2009. for Mycobacterium tuberculosis
Brito RC, Mello FCQ, Andrade MK, et al. Drug- detection and rifampisisn resistance
resistant tuberculosis in six hospitals identification in patiens with
in Rio de Janeiro, Brazil. Int J Tuberc substantial clinical indications of
Lung Dis. 2010;14(1):24-33. tuberculosis and smear-negative
Calligaro GL, Moodley L, Symons G, Dheda K. microscopy results. J. Clin. Microbiol.
The medical and surgical treatment of 2011;49(8):3068-3070.
drug resistant tuberculosis. J Thorac Lawn SD, Nicol MP. Xpert® MTB/RIF assay:
Dis. 2014;6(3):186-195. development, evaluation and
Castan P, Pablo A, Romero A, et al. Point-of- implementation of a new rapid
care system for detection of molecular diagnostic for tuberculosis

25
29
Jurnal Biosains Vo. 1 No. 2 Agustus 2015 ISSN 2443-`1230 (print)
ISSN 2460-6804 (online)

and rifampicin resistance. Future Pusat H. Adam Malik Medan. J Respir


Microbiol. 2011;6(9):1067-82. Indo. 2013;33(4):221-229.
Li j, Xin J, Zhang L, Jiang L, Cao H, Li L. Rapid Sirait N, Parwati I, Dewi NS, Suraya N.
detection of rpoB in rifampin Validitas metode Polymerase Chain
resistant M. tuberculosis from Reaction GeneXpert MTB/RIF pada
sputum samples by denaturing bahan pemeriksaan sputum untuk
gradient gel electrophoresis. Int J Med mendiagnosis multidrug resistant
Sci. 2012;9(2):148-156. tuberculosis. MKB, 2013;45(4):234-
Marlowe EM, Novan-Weekley SM, Cumpio J, et 239.
al. Evaluation of the Cepheid Xpert Steingart KR, Sohn H, Schiller L, et al. Xpert®
MTB/RIF assay for direct detection of MTB/RIF assay for pulmonary
Mycobacterium tuberculosis complex tuberculosis and rifampicin
in respiratory specimens. J. Clin. resistance in adults (review).
Microbiol.2011;49(4):1621. Cochrane Database of Systematic
Nofizar D, Nawas A, Burhan E. Identifikasi Reviews, 2013;1:1-35.
faktor resiko tuberkulosis multidrug Suharmiati, Maryani H. Analisis hubungan
resistant (TB-MDR). Maj Kedokt penggunaan obat FDC/kombipak
Indon. 2012;60(12):537-545. pada penderita yang didiagnosis TB
Ocheretina O, Escuyer VE, Mabou MM et al. paru berdasarkan karakteristik.
Correlation between genotypic and Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
phenotypic testing for resistance to 2011;14:167-173.
rifampin in Mycobacterium World Health Organization. Rapid
tuberculosis in clinical isolates in implementation of the Xpert
Haiti: investigation of cases with MTB/RIF diagnostic test. Geneva,
discrepant susceptibility results. Plos 2011 (WHO/HTM/TB/2011.2).
One. 2014:9(3). Available at::
Raj A, Sing N, Metha PK. GeneXpert MTB/RIF whqlibdoc.who.int/publication/2011
assay: a new hope for /9789241501569_eng.pdf. Acessed
extrapulmonary tuberculosis. IOSR Januari 21 2015.
Journal of Pharmacy. 2012;2(1):083- World Health Organization. Global
089. tuberculosis report 2013.
Ramirez MV, Cowart CK, Campbell PJ, et al. Geneva,2013
Rapid detection of multidrug- (WHO/HTM/TB/2013.11):6-67.
resistant Mycobacterium tuberculosis World Health Organization. Rapid
by use of real-time PCR and high- implementation of the Xpert MTB/
resolution melt analysis. J Clin RIF diagnostic test: technical and
Microbiol. 2010;48(11):4003–4009. operational “How-to”, practical
Rifat M, Milton AH, Hall J, et al. Development consideration, Geneva, 2014.
of Multidrug Resistant Tuberculosis Yuan X, Zhang T, Kawakami K, et al.
in Bangladesh: A Case-Control Study Genotyping and clinical
on Risk Factors. Plos One. 2014; 9(8). characteristics of multidrug and
Sharma SK, Kumar S, Saha PK et al. Prevalence extensively drug-resistant
of multidrug-resistant tuberculosis tuberculosis in a tertiary care
among category II pulmonary tuberculosis hospital in China. BMC
tuberculosis patients. Indian J Med Infectious Diseases. 2013;13(315).
Res. 2011; 133:312-315. Zetola NM, Shin SS, Tumedi KA, et al. Mixed
Sihombing H, Sembiring H, Amir Z, Sinaga Mycobacterium tuberculosis complex
BYM. Pola resistensi primer pada infections and false-negative result
penderita TB paru kategori I di RSUP for rifampin resistance by GeneXpert
H. Adam Malik Medan. J Respir Indo. MTB/RIF are associated with poor
2012;32(3). clinical outcomes. J Clin Microbiol.
Sinaga BYM. Karakteristik penderita 2014; 52(7):2422-2429.
Multidrug Resistant Tuberculosis
yang mengikuti Programmatic
Management of Drug-Resistant
Tuberculosis di Rumah Sakit Umum

26
30

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai