Anda di halaman 1dari 8

Lex et Societatis, Vol. II/No.

4/Mei/2014

PERKAWINAN ANAK DI BAWAH UMUR masalah dikarenakan menikah di bawah


DAN AKIBAT HUKUMNYA1 umur. Selain itu juga dari sudut norma
Oleh : Sherlin Darondos 2 kesusilaan akibat hukumnya, banyak orang
yang akan mencela karena melakukan
ABSTRAK perkawinan di bawah umur. Dalam
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Kompilasi Hukum Islam, perkawinan bisa
untuk mengetahui bagaimana perkawinan dibatalkan bila melanggar batas umur
anak di bawah umur dipandang dari sistem perkawinan sebagaimana ditetapkan pada
hukum Indonesia dan bagaimana akibat Pasal 7 Undang-Undang Perkawinan.
hukum yang ditimbulkan terhadap
perkawinan anak di bawah umur. Metode PENDAHULUAN
penelitian yang digunakan dalam A. Latar Belakang Penulisan
penelituian ini adalah mentode penelitian Perkawinan pada umumnya dilakukan
hukum normatif dan dapat disimpulkan, oleh orang dewasa dengan tidak
bahwa: 1. Hukum Adat tidak mengenal memandang profesi, suku bangsa, kaya
batas umur belum dewasa dan dewasa. atau miskin dan sebagainya. Namun tidak
Dalam hukum adat tidak melarang sedikit manusia yang sudah mempunyai
perkawinan yang dilakukan di bawah umur kemampuan baik dari segi fisik maupun
untuk daerah tertentu dan ada pula mental akan mencari pasangan hidup
sebagian daerah yang melarang adanya sesuai kriteria yang diinginkannya. “Dalam
perkawinan di bawah umur karena mereka kehidupan manusia, perkawinan
belum dianggap pantas untuk berumah seharusnya menjadi sesuatu yang bersifat
tangga. Hukum Islam, dalam hal ini Al seumur hidup dan tidak boleh diputuskan
Qur`an dan hadits memang tidak ada begitu saja”.3
menyebutkan secara spesifik tentang usia Menurut ketentuan Pasal 7 ayat (1)
minimum untuk menikah. Persyaratan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974
umum yang lazim dikenal adalah sudah “bahwa perkawinan itu hanya diizinkan jika
baligh, berakal sehat, mampu membedakan pihak pria sudah mencapai umur 19
yang baik dengan yang buruk sehingga (sembilan belas) tahun dan pihak wanita
dapat memberikan persetujuannya untuk sudah mencapai umur 16 (enam belas)
menikah. Pasal 16 Kompilasi Hukum Islam tahun”4 dan ”Kompilasi Hukum Islam Pasal
menyebutkan bahwa : Perkawinan 15 (ayat 1)”.5 Adanya penetapan umur 16
didasarkan atas persetujuan calon tahun bagi wanita untuk diizinkan kawin
mempelai. Undang-Undang Nomor 1 Tahun berarti dipandang sebagai ketentuan
1974 tentang Perkawinan dewasa bagi seorang wanita. Dengan
memberikan ketentuan mengenai batas mengacu pada persyaratan ini, jika pihak
umur minimal dalam Pasal 7 ayat (1) yang calon mempelai wanita di bawah umur 16
mengatakan bahwa : Perkawinan hanya
diizinkan jika pihak pria sudah mencapai 3
Soedaharyo Soimin, Hukum Orang dan Keluarga,
usia 19 tahun dan pihak wanita sudah Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hal.5.
4
mencapai usia 16 tahun. 2. Hukum yang R.Subekti, Hukum Keluarga dan Hukum Waris,
diberlakukan jika ada anak yang mengalami Intermasa, Jakarta, 1998, hal.3.
5
Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 15 ayat ( 1)
menyatakan “Untuk kemaslahatan keluarga dan
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. M. Hero rumah tangga, perkawinan hanya boleh dilakukan
Soepeno, SH, MH., Evie Sompie, SH, MH., Hironimus calon mempelai umur yang ditetapkan oleh pasal 7
Taroreh, SH, MH. Undang-undang No.1/1974 yakni, calon suami
2
NIM 100711498. Mahasiswa Fakultas Hukum sekurang-kurangnya 19 tahun dan calon istri
Unsrat, Manado sekurang-kurangnya berumur 16 tahun”.

51
Lex et Societatis, Vol. II/No. 4/Mei/2014

tahun, maka yang bersangkutan dan pembuktian peristiwa tersebut


dikategorikan masih di bawah umur dan memenuhi unsur-unsur pidana yang ada
tidak cakap untuk bertindak di dalam serta proses persidangan yang dapat
hukum termasuk melakukan perkawinan. menimbulkan dampak psikologis bagi
Namun demikian, ketentuan yang ada wanita sehingga untuk membawa
dalam Undang-Undang Perkawinan persoalan tersebut menjadi peristiwa
mengenai syarat umur 16 tahun bagi pidana tidaklah mudah. “Tampaklah bahwa
wanita sebenarnya tidak sesuai dengan dari aspek hukum, perkawinan di bawah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 umur merupakan perbuatan melanggar
tentang Perlindungan Anak. Dalam undang- Undang-Undang, terutama terkait
8
undang tersebut, perumusan seseorang ketentuan batas umur untuk kawin”.
yang dikategorikan sebagai “anak adalah Permasalahan perkawinan di bawah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan umur merupakan masalah yang sensitif.
belas) tahun, termasuk anak yang masih Dengan demikian, penelitian ini mengkaji
dalam kandungan”6, sehingga ketentuan tentang perkawinan anak di bawah umur
dewasa menurut undang-undang ini adalah yang dipandang dari sistem hukum
18 tahun. perkawinan Indonesia dan akibat hukum
Undang-Undang Perlindungan Anak perkawinan di bawah umur berdasarkan
mengatur bahwa orang tua berkewajiban ketentuan Undang-Undang Perkawinan
dan bertanggung jawab untuk mencegah serta peraturan perundang-undangan
terjadinya perkawinan pada usia anak-anak lainnya.
(Pasal 26 ayat 1). Hanya saja Undang-
Undang tidak mencantumkan sanksi yang B. Perumusan Masalah
tegas dalam hal apabila terjadi pelanggaran 1. Bagaimanakah perkawinan anak di
karena perkawinan adalah masalah perdata bawah umur dipandang dari sistem
sehingga apabila perkawinan di bawah hukum Indonesia?
umur terjadi maka perkawinan tersebut 2. Bagaimana akibat hukum yang
dinyatakan tidak memenuhi syarat dan ditimbulkan terhadap perkawinan anak
dapat dibatalkan. Ketentuan ini sebenarnya di bawah umur?
tidak menyelesaikan permasalahan dan
tidak adil bagi wanita. C. Metode Penelitian
Dari aspek hukum pidana walaupun Penelitian ini bersifat Yuridis Normatif,
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana oleh karena didasarkan pada metode,
(KUHP) dimuat ketentuan dalam Pasal 288 sistematika dan pemikiran tertentu dengan
ayat (1)7 yang memberi ancaman hukuman tujuan mempelajari suatu atau beberapa
4 tahun, tetapi haruslah ada pengaduan gejala hukum tertentu dan
menganalisisnya. Untuk mendapatkan
6
Tim Permata Press, Perlindungan Anak dan suatu data yang akurat dan relevan dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 permasalahan yang diteliti, maka penulis
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, menggunakan metodologi penelitian
Permata Press, hukum normatif dengan pendekatan studi
7
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) pasal kepustakaan (library research) yang
288 ayat ( 1) menyatakan “Barangsiapa dalam
perkawinan bersetubuh dengan seorang wanita menggunakan bahan pustaka.
yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya
bahwa yang bersangkutan belum waktunya untuk
8
kawin, apabila perbuatan mengakibatkan luka-luka
diancam dengan pidana penjara paling lama empat http://infowuryantoro.blogspot.com/2013/03/peng
tahun”. ertian-perkawinan-dan-tujuan-perkawinan.html

52
Lex et Societatis, Vol. II/No. 4/Mei/2014

PEMBAHASAN bawah umur 15 tahun bagi perempuan dan


A.Perkawinan Anak Di Bawah Umur di bawah umur 18 tahun bagi laki-laki maka
Dipandang Dari Sistem Hukum Indonesia. setelah menikah, hidup bersama antara
1. Perkawinan Anak Di Bawah Umur mereka keduanya ditangguhkan sampai
Menurut Hukum Adat mencapai usia yang telah ditentukan.
Menurut hukum adat suatu ikatan Perkawinan semacam ini dinamakan “kawin
perkawinan bukan saja berarti bahwa gantung”.10
suami dan istri harus saling bantu Apabila kedua pasangan yang telah
membantu dan melengkapi kehidupan melakukan perkawinan di bawah umur
rumah tangganya saja akan tetapi juga telah mencapai umur yang pantas maka
berarti ikut sertanya orang tua, keluarga perkawinannya akan disusul dengan
dan kerabat kedua belah pihak untuk perkawinan adat. Setelah upacara
menunjang kebahagian dan kekekalan pernikahan menurut hukum adat masih
hidup rumah tangga keluarga mereka. diwajibkan diselenggarakan pesta bimbang
a. Batasan Hukum Perkawinan Adat dan sebelum dilaksanakannya pesta
Yang dimaksud dengan hukum tersebut maka mempelai belum dapat
perkawinan adat ini adalah aturan-aturan campur sebagimana layaknya suami istri,
hukum adat yang mengatur tentang bahkan direjang apabila belum
bentuk-bentuk perkawinan, cara-cara dilaksanakannya pesta bimbang maka hal
pelamaran, upacara perkawinan dan ini dianggap sebagai melakukan zinah
putusnya perkawinan di Indonesia. Aturan- menurut hukum adat.
aturan hukum adat ini diberbagai daerah b. Arti Perkawinan dalam Hukum
Indonesia memiliki perbedaan satu sama Perkawinan Adat
lain dikarenakan sifat kemasyarakatan, adat Arti Perkawinan bagi hukum adat
istiadat, agama dan kepercayaan yang adalah penting karena “dalam hukum adat
berbeda-beda. Di samping itu, hukum adat diyakini bahwa perkawinan bukan saja
mengalami pula beberapa perubahan atau merupakan peristiwa penting bagi leluhur
pergeseran-pergeseran nilai dikarenakan mereka yang telah tiada. Arwah-arwah
adanya faktor perubahan zaman, terjadinya leluhur kedua belah pihak diharapkan juga
perkawinan antarsuku, adat istiadat dan merestui kelangsungan rumah tangga
agama serta kepercayaan yang berlainan. mereka akan lebih rukun dan bahagia”.11
Dibeberapa daerah seperti “kerinci dan Begitu pentingnya perkawinan ini, maka
suku toraja dalam hukum adat tidak perkawinan itu pun senantiasa dan
melarang dilakukannya perkawinan orang- seterusnya disertai dengan berbagai
orang yang belum cukup umur (masih upacara lengkap dengan sesajennya. Ini
kanak-kanak) akan tetapi disuatu daerah semua seakan-akan adalah tahayul, tetapi
tertentu seperti bali perkawinan yang pada kenyataanya hal ini hingga sekarang
dilakukan di bawah umur merupakan suatu
perbuatan yang dapat dijatuhi hukuman”.9 10
Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta, Jakarta,
Didalam hukum adat, perkawinan anak- 2009, hal.216. ket : kawin gantung adalah (1)
anak baru akan dilaksanakan apabila anak perkawinan yang sudah sah, tetapi suami dan isteri
telah mencapai umur yang pantas yaitu 15 belum boleh serumah; perkawinan di mana suami
isteri tetap menempati rumah mereka masing-
tahun bagi perempuan dan 18 tahun bagi masing; (2) perkawinan yang belum diresmikan
laki-laki. Apabila terjadi perkawinan di penuh; perkawinan di mana pengesahannya ditunda
setelah dewasa kedua-duanya atu salah satu dari
9
suami isteri.
11
http://zahrasyalwati.blogspot.com/2012/01/perkaw Dewi Wulansari, Hukum Adat Indonesia, Reflika
inan-dibawah-mmur-menurut-hukum.html Aditama, Bandung, 2009, hal.48.

53
Lex et Societatis, Vol. II/No. 4/Mei/2014

masih sangat meresap pada kepercayaan dicintai. Dengan perkawinan diharapkan


sebagian besar rakyat Indonesia dan oleh pria dewasa dapat menjaga pandangan
karena itu masih tetap dilakukan di mana- matanya dan memelihara kehormatannya.
mana.12 Serta terhindar dari kejahatan hawa
Arti dan fungsi perkawinan menurut nafsunya kepada setiap wanita yang
hukum adat, pengertian perkawinan lebih dilihatnya “karena tujuan paling utama dari
luas dari pengertian perkawinan menurut sebuah perkawinan menurut Islam adalah
hukum perundang-undangan. Dengan untuk menghindarkan diri dari perbuatan
demikian maka pelaksanaan perkawinan zina yang dapat menjerumuskan manusia
baik bagi pria dan wanita yang belum cukup ke lembah kehinaan”.14 Melaksanakan
umur maupun yang telah cukup umur dan perkawinan dengan mengikuti ketentuan-
mampu untuk hidup mandiri senantiasa ketentuan yang telah diatur dalam Al
harus dicampuri oleh orang tuanya, Qur’an dan Sunnah Rassul adalah
keluarganya dan kerabat-kerabatnya merupakan salah satu ibadah bagi yang
diantara kedua belah pihak. beragama islam.
c. Bentuk-bentuk Perkawinan Adat
Bentuk hukum perkawinan adat adalah : 3. Perkawinan Anak Di Bawah Umur
- Perkawinan Jujur Menurut Hukum Nasional
- Perkawinan Semenda Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
- Perkawinan Bebas (Mandiri) Tahun 1974 tentang Perkawinan
- Perkawinan Campuran menjelaskan syarat-syarat yang wajib
- Perkawinan Lari dipenuhi calon mempelai sebelum
melangsungkan pernikahan, menurut Pasal
2. Perkawinan Anak Di Bawah Umur 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Menurut Hukum Islam 1974 : perkawinan harus didasarkan atas
Perkawinan adalah suatu aqad yang persetujuan kedua calon mempelai, Pasal 6
sangat kuat untuk menaati perintah ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Rasulullah Saw dan melaksanakannya 1974 : untuk melangsungkan perkawinan
merupakan suatu ibadah. Yang bertujuan seseorang yang belum mencapai umur 21
untuk mewujudkan rumah tangga yang (duapuluh satu) tahun harus mendapat ijin
sakinah mawaddah wa rahmah. Dan kedua orang tua, Pasal 7 Undang-Undang
hukumnya dapat berubah sesuai Nomor 1 Tahun 1974 : perkawinan hanya
berubahnya illah, yaitu dapat wajib, diijinkan jika pihak pria sudah mencapai
sunnah, haram, makruh dan mubah. umur 19 tahun dan pihak wanita sudah
Sebagaimana terlihat dalam Hadist berikut mencapai umur 16 tahun.
“…… sedangkan aku menikah, maka Selain itu juga Berdasarkan Undang-
barangsiapa tidak suka sunnah Undang Nomor 23 tahun 2002 mencegah
(petunjukku), maka bukan dari adanya perkawinan pada usia anak-anak
13
golonganku”. Agama Islam menganjurkan yaitu dimana dalam Pasal 1 tentang
terhadap setiap pemeluknya, terutama bagi perlindungan anak, definisi anak adalah
kaum pria yang sudah dewasa dan sanggup seseorang yang belum berusia 18 tahun,
mandiri supaya melangsungkan perkawinan termasuk anak yang masih dalam
dengan seorang wanita yang disenangi dan kandungan. Setiap anak mempunyai hak
dan kewajiban seperti yang tertuang dalam
12
Ibid.
13
http://larasatimenikhukum-
14
unknown.blogspot.com/2012/06/perkawinan-di- D.Y. Witanto, Hukum Keluarga, Prestasi Pustaka,
bawah-umur-menurut-hukum.html Jakarta, 2012, hal.62.

54
Lex et Societatis, Vol. II/No. 4/Mei/2014

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 tahun menghadang perkawinan di bawah umur


2002 : Setiap anak berhak untuk dapat dengan Sanksi yang jelas. Rancangan
hidup, tumbuh, berkembang, dan Undang-Undang ini lebih rinci daripada
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan undang-undang Perkawinan, khususnya
harkat dan martabat kemanusiaan, serta tentang sanksi, kata Dirjen Bimas Islam
mendapat perlindungan dari kekerasan dan Depag, Prof Dr Nasaruddin Umar seusai
diskriminasi, Pasal 9 Undang-Undang Konsultasi Nasional. “Sanksi bagi pelaku
Nomor 23 Tahun 2002 : “Setiap anak perkawinan di bawah umur, mencapai Rp6
berhak memperoleh pendidikan dan juta dan sanksi untuk penghulu yang
pengajaran dalam rangka pengembangan mengawinkannya sebesar Rp12 juta dan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya kurungan tiga bulan”. 17
sesuai dengan minat dan bakatnya”,15 Tahun 2008 kita pasti mendengar berita
diberbagai media tentang kyai kaya yang
B. Akibat Hukum Yang Ditimbulkan menikahi anak perempuan yang masih belia
Terhadap Perkawinan Anak Di Bawah berumur 12 tahun. Pujiono Cahyo Widianto
Umur. seorang laki-laki kelahiran 4 Agustus 1965
Kasus Perkawinan Anak di Bawah Umur yang telah berusia 43 tahun yang lebih di
(Perkawinan Syekh Puji dan Luthfiana kenal dengan sebutan “Syekh Puji, pemilik
Ulfa Perusahaan Pengrajin Kuningan PT.Sinar
Pernikahan adalah hal yang biasa terjadi, Lendoh Lestari (SILENTER) juga sebagai
namun dalam pelaksanaannya sering pemilik Pondok Pesantren Miftahul Jannah
terjadi penyelewengan yang tidak sesuai telah menikahi seorang gadis di bawah
dengan Undang-Undang Perkawinan yang umur yaitu Lutfiana Ulfa yang berusia 12
telah ditetapkan oleh pemerintah yang tahun”.18 Status Lutfiana Ulfa yang di
berlaku di Indonesia. Kasus Pernikahan nikahi oleh Syekh Puji adalah istri ke dua
Syekh Puji dan Luthfiana Ulfa adalah salah dari Syekh Puji, pernikahanya dengan Ulfa
satunya. Sebagian kelompok masyarakat telah di langsungkan pada tanggal 8
“dibeberapa daerah mengakui bahwa hal Agustus 2008 yang dilangsungkan secara
ini lazim dilakukan, karena menurut mereka agama.
ini adalah sesuatu yang halal dan tidak ada Selain Lutfiana Ulfa Syekh Puji berencana
masalah karena syarat sahnya pernikahan akan menikahi 2 orang gadis di bawah umur
menurut hukum agama islam sudah lagi yang masih berusia 7 dan 9 tahun.
terpenuhi”. 16 Namun sebenarnya hal ini Calon istri yang dipilih Syekh Puji adalah
melanggar beberapa aturan perundang- anak-anak yang memiliki kepintaran di atas
undangan yang telah ditetapkan. Karena rata-rata. Salah satu tujuannya adalah
pernikahan yang dilakukan Syekh Puji karena Syekh Puji ingin membantu calon
melibatkan mempelai wanita di bawah isterinya karena kebanyakan dari mereka
umur yaitu berusia 12 tahun. berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Departemen Agama sedang merancang Alasannya juga karena pernikahan yang
Undang-Undang Terapan Peradilan Agama dilakukan oleh Syekh Puji tidak melanggar
tentang Perkawinan yang akan Hukum Islam, serta akan mendidik isteriya
untuk dipersiapkan menjadi Manager
15
Pasal 9 angka (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
17
2003 tentang Perlindungan Anak. http://lusicaem.blogspot.com/2009/12/dampak-
16
pernikahan-dini-perkawinan.html
18
http://pitahitam.wordpress.com/2009/06/11/analisi http://lppm.trunojoyo.ac.id/upload/penelitian/pe
s-kasus-syekh-puji-di-pandang-dari-hukum- nerbitan_jurnal/01_Pamator%20Vol%203%20No%2
perlindungan-anak/ 01%20April%202010.pdf

55
Lex et Societatis, Vol. II/No. 4/Mei/2014

diperusahaanya yaitu PT.SILENTER, Syekh menimbulkan kelainan kromosom pada


Puji beranggapan bahwa akan sangat bayi yang akan berakibat ketidak normalan
mudah untuk mendidik anak kecil agar fisik bayi. 19
dapat dipersiapkan menjadi Manager
Perusahaanya. PENUTUP
Dasar agama yang dikemukakan oleh Kesimpulan
Syekh Puji untuk menikahi Ulfa adalah 1. Perkawinan anak di bawah umur
dikarenakan Nabi Muhammad dahulu juga dipandang dari Sistem Hukum Indonesia
menikahi seorang anak di bawah umur, adalah sebagai berikut :
yang saat itu berusia 7 tahun dan bernama a. Hukum Adat tidak mengenal batas
Aisyah. Pernikahan Syekh Puji yang tidak umur belum dewasa dan dewasa.
wajar tersebut mendapat kecaman dari Dalam hukum adat tidak melarang
banyak pihak serta di anggap telah perkawinan yang dilakukan di
melanggar 2 undang-undang yaitu Undang- bawah umur untuk daerah tertentu
Undang Perkawinan serta Undang-Undang dan ada pula sebagian daerah yang
Perlindungan Anak. Karena tindakan melarang adanya perkawinan di
tersebut merupakan tindakan melawan bawah umur karena mereka belum
hukum Ketua Komnas Perlindungan Anak, dianggap pantas untuk berumah
Seto Mulyadi atau akrab di panggil Kak Seto tangga.
bertemu dengan Syekh Puji pada tanggal 28 b. Hukum Islam, dalam hal ini Al
Oktober 2008, hasil dari pertemuan Qur`an dan hadits memang tidak
tersebut adalah kesediaanya Syekh Puji ada menyebutkan secara spesifik
untuk mengembalikan Ulfa kepada orang tentang usia minimum untuk
tuanya serta membatalkan pernikahanya menikah. Persyaratan umum yang
dengan Ulfa. lazim dikenal adalah sudah baligh,
Tindakan yang di lakukan oleh Syekh Puji berakal sehat, mampu membedakan
jelas akan merugikan Ulfa sebagai anak di yang baik dengan yang buruk
bawah umur, pendapat pakar dibidang sehingga dapat memberikan
medis Dokter Specialis Obstetri dan persetujuannya untuk menikah.
Ginekologi dr.Derajat Mucharram Pasal 16 Kompilasi Hukum Islam
Sastrawikarta.Sp.Og menyatakan bahwa : menyebutkan bahwa : Perkawinan
pernikahan dengan anak perempuan yang didasarkan atas persetujuan calon
berusia antara 9 sampai dengan 12 tahun mempelai.
sangat tidak lazim, dikarenakan c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun
kematangan Fisik seorang anak tidak sama 1974 tentang Perkawinan
dengan kematangan Psikologinya, sehingga memberikan ketentuan mengenai
walaupun anak tersebut telah Menstruasi, batas umur minimal dalam Pasal 7
secara mental ia belum siap untuk dapat ayat (1) yang mengatakan bahwa :
berhubungan seksual, kehamilan pun dapat Perkawinan hanya diizinkan jika
saja terjadi pada anak berusia 12 tahun pihak pria sudah mencapai usia 19
tetapi selain psikologinya belum siap, tahun dan pihak wanita sudah
kemungkinan lain akan mempengaruhi mencapai usia 16 tahun. Dari hal
janin yang dikandungnya, posisi bayi tidak tersebut ditafsirkan bahwa Undang-
akan lurus diperut ibunya, selain itu sel Undang Nomor 1 Tahun 1974 tidak
telur yang dimiliki anak-anak belum matang
19
sepenuhnya, serta belum dapat dikatakan
berkwalitas yang dikhawatirkan dapat http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/articl
e/view/403

56
Lex et Societatis, Vol. II/No. 4/Mei/2014

mengehendaki pelaksanaan adalah titipan dan karunia Tuhan. Prinsip


perkawinan di bawah umur. Tetapi mengedepankan kepentingan terbaik bagi
perkawinan di bawah umur dapat anak dalam setiap pengambilan keputusan
dilakukan karena Undang-Undang yang menyangkut anak merupakan
Nomor 1 Tahun 1974 masih kewajiban semua pihak.
memberikan kemungkinan
penyimpangannya dalam Pasal 7 DAFTAR PUSTAKA
ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Hadikusuma Hilman, Hukum Perkawinan
Tahun 1974, yaitu dengan adanya Adat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995.
dispensasi dari Pengadilan bagi yang Kirana Dilla Candra, Undang-Undang Dasar
belum mencapai batas umur 1945 dan Perubahannya, Kunci Aksara,
minimal tersebut. Jakarta, 2012.
2. Akibat hukum yang ditimbulkan Nasution Bahder Johan dan Sri Warjiyati,
terhadap perkawinan anak di bawah Hukum Perdata Islam, Mandar Maju,
umur, yaitu : Bandung, 1997.
Hukum yang diberlakukan jika ada anak Prawirohamidjojo R.Soetojo, Pluralisme
yang mengalami masalah dikarenakan dalam Perundang-undangan
menikah di bawah umur. Selain itu juga Perkawinan di Indonesia, Airlangga
dari sudut norma kesusilaan akibat University Press, Surabaya, 1988.
hukumnya, banyak orang yang akan Saragih Djaren, Hukum Perkawinan Adat
mencela karena melakukan perkawinan dan Undang-Undang Tentang
di bawah umur. Perkawinan Serta Peraturan
Dalam Kompilasi Hukum Islam, Pelaksanaannya, Tarsito, Bandung,
perkawinan bisa dibatalkan bila 1992.
melanggar batas umur perkawinan Setiady Tolib, Intisari Hukum Adat
sebagaimana ditetapkan pada Pasal 7 Indonesia, Alfabeta, Bandung, 2013.
Undang-Undang Perkawinan. Soimin Soedaharyo, Hukum Orang dan
Keluarga, Sinar Grafika, Jakarta, 2002.
Saran Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional,
Masyarakat hendaknya jangan Rineka Cipta, Jakarta, 1994.
terpengaruh kebiasaan atau tradisi yang Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta,
berlaku dan ada baiknya kebiasaan ini Jakarta, 2009.
dihilangkan. Bagi pasangan usia muda Subekti Prof.R., Hukum Keluarga dan
sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu Hukum Waris, Intermasa, Jakarta, 1998.
resiko apa yang akan dihadapi karena Sution Usman Adji, Kawin Lari dan Kawin
banyak sekali terjadi perceraian pada Antar Agama, Liberty, Yogjakarta, 1998.
pasangan usia muda yang disebabkan Tim Permata Press, Perlindungan Anak dan
mereka belum mempunyai ilmu yang Undang-Undang Republik Indonesia
memadai mengenai rumah tangga. Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Solusi lain harus dilakukan oleh PeradilanPidana Anak, Permata Press,
pemerintah dengan merevisi Undang- Jakarta, 2013.
Undang Nomor 1 Tahun 1974. Dukungan Tim Redaksi Pustaka Yustisia, Undang-
dan tuntutan tentang revisi Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Undang Perkawinan ini merupakan Perkawinan Dan Kompilasi Hukum
perwujudan dari upaya bersama untuk Islam, Pustaka Yustisia, Yogyakarta,
menyelamatkan masa depan anak-anak 2008.
Indonesia karena pada dasarnya anak

57
Lex et Societatis, Vol. II/No. 4/Mei/2014

Witanto D.Y., Hukum Keluarga, Prestasi http://larasatimenikhukum-


Pustaka, Jakarta, 2012. unknown.blogspot.com/2012/06/perka
Wulansari Dewi, Hukum Adat Indonesia, winan-di-bawah-umur-menurut-
Reflika Aditama, Bandung, 2009. hukum.html
http://www.jadipintar.com/2013/08/Kawin
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN: -Paksa-dan-Perkawinan-Anak-di-Bawah-
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Umur-Menurut-Islam.html
1945 http://pitahitam.wordpress.com/2009/06/
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1971 11/analisis-kasus-syekh-puji-di-pandang-
tentang Perkawinan dari-hukum-perlindungan-anak/
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 http://lusicaem.blogspot.com/2009/12/da
Perlindungan Anak mpak-pernikahan-dini-perkawinan.html
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2007 http://lppm.trunojoyo.ac.id/upload/penelit
tentang Pencatatan Nikah ian/penerbitan_jurnal/01_Pamator%20V
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 ol%203%20No%201%20April%202010.p
tentang Peradilan Agama df
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJ
tentang Pengadilan Anak PP/article/view/403
Kompilasi Hukum Islam http://paketpernikahanpengantin.com/pen
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata gertian-dan-definisi-pernikahan-
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana perkawinan-2/
Hak Konvensi Anak http://delsajoesafira.blogspot.com/2012/0
Ordonansi Perkawinan Orang-orang 6/konsep-pernikahan-menurut-
Indonesia, Kristen Di Jawa, Minahasa beberapa-ahli.htmlJoesafira
dan Ambon http://bangamma13.blogspot.com/2013/0
Peraturan Presiden Republik Indonesia 6/faktor-terjadinya-pernikahan-dini-
Nomor 25 Tahun 2008 tentang usia.html
Persyaratan dan Tata cara Pendaftaran http://andibooks.wordpress.com/definisi-
Penduduk dan Pencatatan Sipil. anak/
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 http://www.duniapsikologi.com/pengertian
tentang Pelaksanaan Undang-Undang -anak-sebagai-makhluk-sosial/
Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan.

Website / Internet :
http://infowuryantoro.blogspot.com/2013/
03/pengertian-perkawinan-dan-tujuan-
perkawinan.html
http://menikahsunnah.wordpress.com/200
7/06/20/makna-hukum-dan-tujuan-
perkawinan
http://www.vemale.com/topik/pernikahan
/30217-pengertian-pernikahan-dalam-
sudut-pandang-islam.html
http://zahrasyalwati.blogspot.com/2012/01
/perkawinan-dibawah-mmur-menurut-
hukum.html

58

Anda mungkin juga menyukai