Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
biologis. Teknik mengisolasi senyawa metabolit sekunder dari suatu bahan alam
dikenal sebagai ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu proses pemisahan zat
dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga perlu adanya ketelitian dalam memilih
yang diinginkan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Ektraksi
larutan senyawa atau bahan yang akan diekstraksi), dan linarut (yakni,
senyawa atau zat yang diinginkan terlarut dalam rafinat). Metode ekstraksi
yang digunakan tergantung pada jenis, sifat fisik, dan sifat kimia kandungan
polaritas senyawa yang akan disari, mulai dari yang bersifat nonpolar hingga
2.2 Ekstrak
ekstrak ialah sediaan kental yang diperoleh dengan menyari senyawa aktif
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
sebagian besar penyari. Ekstrak kental akan didapat apabila sebagian besar
cairan penyari sudah diuapkan, sedangkan esktrak kering akan diperoleh jika
campurannya atau simplisia. Ada berbagai cara ekstraksi yang telah diketahui.
pelarut yang digunakan, dan alat tersedia. Menurut Me Cabe (1999) dalam
a. Ekstraksi padat – cair, digunakan untuk melarutkan zat yang dapat larut
b. Ekstraksi cair – cair, digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang
satu zat.
senyawa yang kita gunakan. Jika senyawa yang ingin kita sari rentan terhadap
pemanasan maka metode maserasi dan perkolasi yang kita pilih, jika tahan
terhadap pemanasan maka metode refluktasi dan metode soxhletasi yang
a. Maserasi
sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu
yang dilakukan pada suhu yang lebh tinggi dari suhu kamar, yaitu 40-
60oC.
pemanasan.
b. Perkolasi
serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktiv sel-sel yang
larutan zat aktiv yang keluar dari percolator disebut sari atau perkolat,
sedangkan sisa setelah dilakukan penyarian disebut ampas atau sisa
a. Refluks
alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas
(Mandiri, 2013).
c. Soxhletasi
dari sampel alam yang digunakan. Nama lain yang digunakan sebagai
pengganti soxhletasi adalah pengekstrakan berulang-ulang dari sampel
alat ekstraksi darri gelas yang bekerja kontinyu. Wadah gelas yang
bahan pelarut dalam jumlah kecil, juga simplisia selalu baru artinya
(Keloko, 2013).
mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan
zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua
fase pelarut.
bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu
sesempurna mungkin.
larut dalam pelarut organic non polar. Ion logam harus diubah menjadi
agar ion logam tersebut dapat terekstrak dalam pelarut organic non
(Anonim, 2011).
organic, khusunya asam dan basa organic dalam derajat tertentu larut
juga dalam air. Hal ini merupakan masalah dalam ekstraksi. Untuk
2006).
2.4 Penguapan
dimaksudkan untuk memperoleh ekstrak yang lebih pekat dengan tujuan agar
diproleh ekstrak cair atau kental. Dalam proses pemekatan, suhu yang
dengan sederhana dengan menggunakan penangas air. Cara ini amat mudah
dan cocok untuk ekstrak dengan pelarut yang memiliki titik didih tidak terlalu
tinggi. Ekstrak dalam wadah yang diletakkan diatas penangas air memerlukan
diatur dan disesuaikan dengan titik didih cairan penyari. Oven lebih sering
digunakan untuk penguapan yang kadar cairannya tidak terlalu banyak . alat
ini dapat dilengkapi dengan alat vakum yang membuat ruang dalam oven
menjadi hampa udara sehingga penguapan dapat lebih cepat daripada oven
evaporator), dilakukan pada suhu rendah sekitar 40-50oC dan dibantu dengan
alat vakum udara sehingga titik didih pelarut lebih rendah. Penguapan
2.5 Pengeringan
yaitu pengeing vakum, atau alat yang lebih modern yaitu pengering baku
(freeze dryer) pada suhu rendah atau beku, pengering semprot (spray dryer)
pada suhu tinggi. Pengering beku membutuhkan waktu yang relative lama,
Dalam proses ekstraksi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Semakin halus serta luas kontak permukaan yang semakin besar membuat
Jenis pelarut berkaitan dengan polaritas dari pelarut tersebut. Hal yang perlu
yang sama akan lebih mudah tertarik/ terlarut dengan pelarut yang memiliki
tingkat kepolaran yang sama. Berkaitan dengan polaritas dari pelarut, terdapat
Pelarut polar
Pelarut semipolar
senyawa semipolar dari tumbuhan. Contoh pelarut ini adalah: aseton, etil
asetat, kloroform
Pelarut nonpolar
Pelarut nonpolar, hampir sama sekali tidak polar. Pelarut ini baik
pelarut polar. Senyawa ini baik untuk mengekstrak berbagai jenis minyak.
Murah/ ekonomis
Ada waktu saat pelarut/ekstraktan jenuh sehingga tidak pasti apakah semakin
ekstraksi serta suhu yang digunakan Metode ekstraksi menentukan proses saat
ekstraksi yang akan menentukan hasil ekstrak. Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil ekstraksi yang baik tentunya metode yang digunakan harus
tepat karena tidak semua bahan aktif bisa diekstraksi dengan semua metode
KESIMPULAN
2. Ekstraksi padat – cair digunakan untuk melarutkan zat yang dapat larut
3. Ekstraksi cair – cair digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang saling
4. Ekstraksi padat – cair terdiri dari cara dingin (maserasi dan perkolasi), dan