Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan
manajemen sektor publik dan tuntutan yang muncul dalam masyarakat. Pada dasarnya
terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor
publik. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan tradisional
kepercayaan akan kemajuan, dan kekhawatiran akan kegagalan pasar utama (Bryson et., all,
2009) :
Masalah utama lain anggaran tradisional adalah berkaitan dengan tidak adanya
perhatian terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efesiensi dan efektivitas sering
tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional. Dengan ketiadaan
perhatian pada konsep value for money ini, sering kali pada akhir tahun anggaran terjadi
kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas
yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan. Aktivitas ini dimaksudkan untuk
menghabiskan sisa anggaran. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka akan berdampak
pada alokasi anggaran tahun berikutnya, sehingga kinerja dinilai berdasarkan habis tidaknya
anggaran yang diajukan dan pada pertimbangan output yang dihasilkan dari aktivitas yang
dilakukan dibandingkan dengan target kinerja yang dikehendaki (outcome). Anggaran
tradisional cenderung menggunakan konsep historic cost of service.
Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item,
program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meski item
tersebut sudah tidak dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominal
rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk dan lainnya. Penyusunan
anggaran dengan menggunakan pendekatan tradisional memiliki beberapa kelebihan, yaitu
bentuknya sederhana dan mudah dipersiapkan serta dimengerti oleh orang yang
berkepentingan. Pendekatan ini cocok dengan pola akuntansi pertanggungawaban
(responsibility accounting), yaitu bahwa pendekatan ini memfasilitasi pengendalian akuntansi
dalam proses pelaksanaan anggaran dan data-data yang dapat dibandingkan bisa dikumpulkan
untuk beberapa tahun secara berurutan untuk memfasilitasi dilakukannya perbandingan trend.
Pendekatan tradisional ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain : tidak adanya
informasi yang memadai bagi pembuat keputusan, terlalu berorientasi pada pengendalian,
berfokus pada input, mendorong pengeluaran dibandingkan penghematan dan kurang
memperhatikan proses perencanaan dan evaluasi.
Kehadiran New public management (NPM) dianggap sebagai masa keemasan dalam
akuntansi publik. NPM tampaknya telah mewakili peluang unik untuk mengumpulkan
pengetahuan teknis dan kontekstual dari akuntansi publik. Tentu saja, tidak mungkin menguji
hubungan kausal antara keberadaan NPM, reformasi dan pertumbuhan akuntansi sektor
publik, dan tidak ada bukti bahwa sektor publik penelitian akuntansi mungkin telah
berkembang secara berbeda tanpa adanya reformasi NPM. Namun, NPM tampaknya telah
merangsang debat yang kuat antara akademisi dan praktisi (Steccolini, 2019). Maridiasmo
(2009) menyatakan bahwa model new public management mulai dikenal tahun 1980-an dan
kembali populer tahun 1990-an yang mengalami beberapa bentuk konsep. New Public
Management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja bukan
pada kebijakan. oleh karena itu, bagian dari reformasi dari new public management adalah
dengan kemunculannya Manajemen Berbasis Kinerja. Penggunaan paradigma new public
management menuntut pemerintah untuk memberikan pelayanan yang efektif dan efisien
kepada masyarakat, pemangkasan biaya (cost cutting) dan kompetisi tender. Pendekatan new
public management digunakan untuk mengatasi kelemahan anggaran tradisional. Pendekatan
new public management dalam sistem anggaran publik memiliki karakteristik umum sebagai
berikut :
1. Komprehensif/komparatif
2. Terintegrasi dan lintas departemen
3. Proses pengambilan keputusan yang rasional
4. Bersifat jangka panjang
5. Spesifikasi tujuan dan pemeringkatan prioritas
6. Analisis total cost dan benefit
7. Berorientasi pada input, output dan outcome, bukan sekadar input
8. Adanya pengawasan kinerja
Paradigma new public management telah melahirkan beberapa teknik penganggaran
dalam sektor publik, adalah sebagai berikut :
1. Anggaran kinerja
Anggaran dengan pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang
terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak
adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan
dan sasaran pelayanan publik. Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada
konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga
mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang
sistematis dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.
2. Program budgeting
Pendekatan ini menekankan pada efektivitas penyusunan anggaran. Anggaran disusun
berdasarkan pekerjaan atau tugas yang akan dijalankan. Metode penganggaran ini
menekankan bahwa keputusan penganggaran harus didasarkan pada tujuan-tujuan atau
output-output dari aktivitas pemerintahan daripada input untuk menghasilkan barang dan jasa
pemerintah.
3. Zero Based Budgeting (ZBB)
Penyusuanan anggaran dengan menggunakan pendekatan zero based budgeting (ZBB) dapat
mengatasi kelemahan pendekatan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan
mulai dari nol (zero based). Dalam penyusunan zero based budgeting tahun ini, tidak
berdasarkan pada tahun lalu, tapi berdasarkan kebutuhan saat ini.
Keunggulan penggunaan ZBB ini adalah dapat menghasilkan alokasi sumber daya secara
efisien, fokus pada value for money dan memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya
inefisiensi dan ketidakefektifan biaya. Namun, seperti pendekatan lainnya, ZBB juga
memiliki beberapa kelemahannya, yaitu proses penyusunan anggaran memakan waktu yang
lama, terlalu teoretis dan tidak praktis, membutuhkan biaya yang besar dan menekankan
manfaat jangka pendek. Dalam mengimplementasikan ZBB kadang menimbulkan masalah
keperilakuan di dalam organisasi.
4. Planning, Programming and Budgeting System (PPBS)
Planning, Programming and Budgeting System (PPBS) merupakan suatu anggaran di mana
pengeluaran secara primer dikelompokkan dalam aktivitas-aktivitas yang didasarkan pada
program kerja dan secara sekunder didasarkan pada jenis atau karakter objek dan kinerja.
Konsep PPBS merupakan konsep yang memandang bahwa penyusuanan anggaran
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses perencanaan dan perumusan
program kegiatan suatu organisasi.
Kelebihan dari planning, programming and budgeting system (PPBS) ini adalah
memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari atasan kepada bawahan, dalam
jangka panjang dapat mengurangi beban kerja, dapat memperbaiki kualitas pelayanan melalui
pendekatan standar biaya dalam perencanaan program dan menghilangkan program yang
overlapping. Kelemahan planning, programming and budgeting system adalah, dalam
pengimplementasiannya membutuhkan biaya yang besar, karena sistem anggaran ini
membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data yang lengkap, adanya sistem
pengukuran dan staf yang memiliki kapabilitas yang tinggi, sehingga ini mengakibatkan
sulitnya sistem ini untuk diimplementasikan.
New public management harus berfokus pada hasil. output harus dipantau untuk
keberhasilan suatu organisasi. Organisasi perlu melakukan pemantauan untuk mencapai hasil
yang bagus dan terbukti efisien sehingga benar benar meningkatkan sistem dalam penyediaan
Kesimpulan
Penganggaran sektor publik terus berkembang dan terus berubah mengikuti
perkembangan zaman yang tidak pernah berhenti berubah. Saat ini kita telah memasuki
industri 4.0 yang mau tidak mau menuntut pemerintah untuk ikut berubah demi tetap bisa
dalam penelitian anggaran baik untuk sektor swasta maupun sektor publik, dalam penelitian
anggaran ada kebanyakan menggunakan teori psikologi dan teori sosiologi. Teori psikologi
berfokus pada perilaku individu dari pada perilaku di tingkat organisasi atau masyarakat
sedangkan teori sosiologi yang digunakan dalam penelitian anggaran dan akuntansi, teori-
teori sosiologis memberi para pembaca wawasan tentang sebuah organisasi, dunia sosial
tempat mereka beroperasi, dan cara orang bereaksi dalam sebuah organisasi terkait (Kenno
et., all, 2018). Beberapa teori yang biasa digunakan dalam penelitian anggaran antara lain,
teori keagenan, goal setting theory, expectancy theory, teori prospek dan masih banyak teori
lainya yang tidak bisa penulis jelaskan dalam makalah ini. Seiring terus berkembangnya ilmu
pengetahuan dan riset akuntansi mengakibatkan perkembangan dalam sistem anggaran juga
dari sebelumnya menggunakan penganggaran berbasis tradisional, sedangkan saat ini sudah
Daftar Pustaka
Bryson, J. M., Crosby, B. C., & Bloomberg, L. (2014). Public Value Governance: Moving
beyond Traditional Public Administration and the New Public Management. Public
Administration Review, 74(4), 445–456.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sofyani, H. (2018). Does performance-based budgeting have a correlation with performance
measurement system? evidence from local government in indonesia. Foundations of
Management, 10(1), 163-176. doi:10.2478/fman-2018-0013.
Matei, A., & Antonie, C. (2014). The new public management within the complexity model.
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 109, 1125-1129.
Schubert, T. (2009). Empirical observations on new public management to increase
efficiency in public research: Boon or bane? Research Policy, 38(8), 1234;1225;-1234.
Sicilia, M., & Steccolini, I. (2017). Public budgeting in search for an identity: state of the art
and future challenges. Public Management Review, 19(7), 905–910.
https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1080/14719037.2016.1243809.
Steccolini, I. (2019). Accounting and the post-new public management. Accounting, Auditing
& Accountability Journal, 32(1), 255-279. doi:10.1108/AAAJ-03-2018-3423