Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENGERTIAN FILSAFAT

Nama : Muhammad Nur Ekasakti Asmoro

NIM : 1902106057

Dosen Pembimbing : Drs. Demsy Berty S, M.Si

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2019
A. Pengertian Filsafat Pancasila

Untuk memahami filsafat Pancasila, terlebih dahulu perlu diajukan

pertanyaan apa yang dimaksud filsafat ? secara etimologi Filsafat adalah satu

bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia. Secara

etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya

“cinta” dan “sophos” yang artinya “ hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”

(Nasotion, 1973). Jadi secara harfiah istilah filsafat adalah mengandung makna

cinta kebijaksanaan.

Filsafat menurut J. Greet adalah ilmu pengetahuan yang timbul dari

prinsip-prinsip mencari sebaab-mushababnya yang terdalam atau hekaket

terdalam. Secara sederhana filsafat dapat diartikan sebagai kebenaran yang sejati.

Ada dua pengertian filsafat, yaitu :

1. Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.

2. Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup

Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai

pandangan hidup, dan dalam arti praktis. Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai

fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan

perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam tataran kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia

Jika demikian apa Pengertian Filsafat Pancasila ? menurut Ruslan

Abdulgani, Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif

~1~
(cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Mengapa pancasila dikatakan

sebagai filsafat, hal itu karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang

mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan

dalam suatu sistem yang tepat. Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini

memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

Secara ontologi, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai

upaya untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila. Menurut Notonagoro,

hakikat dasar antologi pancasila adalah manusia, karena manusia ini yang

merupakan subjek hukum pokok sila-sila pancasila.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki

susunan lima sila yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai

sifat dasar kesatuan yang mutlak, yang berupa sifat kodrat monodualis yaitu

sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial, serta

kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sekaligus juga

sebagai makhluk Tuhan. Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara Indonesia

adalah segala aspek dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai

pancasila yang merupakan kodrat manusia yang monodualis tersebut.

Kajian epistemologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk

mencari hakikat pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini

dimungkinkan adanya karena epistemologi merupakan bidang filsafat yang

membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian epistemologi

pancasila ini tidak bisa dipisahkan dengan dasar antologinya. Oleh karena itu,

~2~
dasar epistemologis pancasila sangat berkaitan dengan konsep dasarnya tentang

hakikat manusia.

Sebagai suatu paham epistemologi, pancasila mendasarkan pandangannya

bahwa imu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan

pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya

untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam kehidupan manusia. Oleh

karena itu pancasila secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas bangsa

dalam membangun perkembangan sains dan teknologi pada saat ini.

Kajian Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang

nilai praksis atau manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini

disebabkan karena sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu

kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam pancasila

pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Aksiologi pancasila ini

mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai pancasila.

Secara aksiologi, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai

pancasila. Sebagai pendukung nilai, bangsa Indonesia itulah yang mengakui,

menghargai, menerima pancasila sebagai sesuatu yang bernilai. Pengakuan,

penerimaan dan penghargaan pancasila sebagai sesuatu yang bernilai itu akan

tampak menggejala dalam dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa

Indonesia.

~3~
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung

makna bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan

kemasyarakatan harus didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,

pesatuan, kerakyatan dan yang terakhir keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan ini

bertolak dari pandangan bahwa negara merupakan suatu persekutuan hidup

manusia atau organisasi kemasyarakatan, di mana merupakan masyarakat hukum.

B.Karakteristik Pancasila

Pertanyaan secara ilmiah adalah bagaimana karakteristik Pancasila sebagai

filsafat? Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri

yang berbeda dengan filsafat lainnya, yaitu :

(1) Karakteristik filsafat pancasila yang pertama yaitu sila-sila dalam pancasila

merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas).

Dalam hal ini, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya

terpisah-pisah, maka itu bukan merupakan pancasila.

(2) Karakteristik filsafat pancasila yang kedua ialah dalam susunan pancasila

dengan suatu sistem yang bulat dan utuh sebagai berikut.

- Sila 1 mendasari, meliputi dan menjiwai sila 2, 3, 4 dan 5.

- Sila 2 didasari, diliputi, dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4 dan

5.

~4~
- Sila 3 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai sila 4 dan

5.

- Sila 4 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3, serta mendasari dan menjiwai sila 5.

- Sila 5 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3 dan 4.

(3) Karakteristik filsafat pancasila yang berikutnya, pancasila sebagai suatu

substansi artinya unsur asli atau permanen atau primer pancasila sebagai suatu

yang mandiri, dimana unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri.

(4) Karakteriktik filsafat pancasila yang terakhir yaitu pancasila sebagai suatu

realita artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan masyarakatnya sebagai suatu

kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup dan berkembang di dalam

kehidupan sehari-hari.

C.Prinsip Prinsip Filsafat Pancasila

Jika ditinjau dari kausa Aristoteles, Prinsip-prinsip pancasila dapat

dijelaskan sebagai berikut.

(1) Kausa Material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan.

Dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam

bangsa Indonesia sendiri.

(2) Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila di

dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).

~5~
(3) Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan

merumuskan pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

(4) Kausa Finalis Ialah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang

diusulkannya pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.

Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi :

(1) Tuhan yang berarti bahwa sebagai kausa prima.

(2) Manusia berarti bahwa makhluk individu dan makhluk sosial.

(3) Satu berarti bahwa kesatuan memiliki kepribadian sendiri.

(4) Rakyat yang berarti bahwa unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan

gotong royong.

(5) Adil yang berarti bahwa memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang

lain yang menjadi haknya.

D. Pengertian Filsafat Pancasila Menurut Tokoh atau Ahli

Selain secara pengertian secara umum, untuk mengetahui pengertian filsafat

secara keseluruhan kita perlu memahami dan mengerti pengertian filsafat

menrurut tokoh atau para ahli dari dalam negeri ini.

~6~
Karena pada dasarnya, pengertian mengenai filsafat pancasila seharusnya tidak

langsung ditelan secara mentah-mentah, perlu analisi dan pemahaman yang

cermat.

1. Ir. Soekarno.

Bagi sosok Soekarno, filsafat pancasila merupakan filsafat asli dari Indonesia

yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India

(Hindu-Budha), Barat (Kristen) dan Arab (Islam).

2. Soeharto

Filsafat pancasila mulai mengalami perubahan, melalui para filsuf yang lahir dari

Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan diganti dengan interpretasi

dalam budaya Indonesia (Pancasila truly Indonesia).

3. Ruslan Abdulgani

Ahli ini memiliki pendapat bahwa Pancasila itu adalah filsafat dari negara yang

terlahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh rakyat dan bangsa

Indonesia.

~7~
4. Notonagoro

Notonagoro mengatakan bahwa filsafat pancasila memberikan pengetahuan dan

pengertian ilmiah mengenai hakikat pancasila. Menurutnya, secara ontologi kajian

pancasila sebagai filsafat dimaksudkan untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila

yang terkandung di dalam pancasila.

E. Kajian Ontologis Filsafat Pancasila

Filsafat Pancasila

Seperti yang dikemukakan oleh Notonagoro bahwa filsafat pancasila

secara kajian ontologis dimaksudkan sebagai cara untuk mengetahui hakikat dasar

sila-sila yang terkandung di dalam pancasila. Pada sisi lain, Notonagoro juga

menyebut bahwa hakekat dasr ontologis pancasila adalah manusia, hal itu

dikarenakan manusia merupakan subjek hukum pokok dari sila-sila pancasila.

Kaelan menjelaskan lebih lanjut bahwa berketuhanan Yang Maha Esa,

berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkesatuan Indonesia, berkerakyatan

yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada hakekatnya adalah manusia.

Oleh karena itu secara Ontologis hakekat dasar dari keberadaan sila-sila

pancasila adalah manusia. Notonagoto lebih lanjut menyebutkan bahwa manusia

sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila memiliki hak-hak muthlak.

~8~
Hal-hak muthlak tersebut terdiri atas susunan kodrat, jiwa dan raga,

jasmani dan rohani serta sebagai makhluk individu dan sosial serta kedudukan

kodrat sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Hal ini berarti bahwa dalam setiap penyelenggaraan negara harus

dijabarkan dan memiliki sumber pada nilai pancasila, seperti bentuk negara, sifat

negara, tujuan negara, tugas negara dan kewajiban negara, warga negara, sistem

hukum negara, moral negara serta aspek penyelenggara lainnya.

F. Kajian Epistimologis Filsafat Pancasila

Filsafat Pancasila

Kajian Epistimologis filsafat pancasila bertujuan sebagai upaya untuk

mencari hakekat pancasila yang memiliki fungsi sebagai suatu sistem

pengetahuan. Epistimologis merupakan bidang filsafat yang membahas mengenai

hakekat ilmu pengetahuan, oleh karena itulah mengapa hal ini dapat dilakukan.

Selain itu, kajian epistimologis tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya.

Pada dasarnya dalam hal ini pancasila sebagai objek kajian pengetahuan

yang pada hakekatnya meliputi masalah sumber pengetahuan pancasila dan

susunan pengetahuan pancasila dimana hal itu terdapat pada nilai-nilai yang ada

pada bangsa Indonesia itu sendiri.

~9~
Selanjutnya susunan pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan maka

pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan

sila-sila pancasila maupun isi arti dari sila-sila tersebut.

Sebagai suatu paham epistimologi, maka pancasila mendasarkan

pandangannya bahwa ilmu pengetahuan tidak bebas nilai karena pancasil harus

diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia, berikut susunan sila tersebut :

1) Sila pertama pancasila mendasari dan menjiwai empat sila lain.

2) Sila kedua berdasar pada sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila

ketiga, empat dan lima.

3) Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua serta mendasari dan

menjiwai sila keempat dan lima.

4) Sila keempat berdasar dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga serta

mendasari dan menjiwai sila kelima.

5) Sila kelima, berdasar dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat.

Dasar-dasar rasional logis pancasila juga menyangkut kualitas maupun kuantitas,

selain itu juga menyangkut isi arti sila-sila pancasila tersebut. Sila ketuhanan

Yang Maha Esa memberikan landasa kebenaran pengetahuan manusia yang

bersumber pada intuisi.

~ 10 ~
Manusia pada hakekatnya memiliki kedudukan dan kodratnya sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa, maka sesuai dengan sila pertama, epistimologi

pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang mutlak.

Kebenaran dan pengetahuan manusia kemudian dijadikan sebuah sintesa

yang harmonis antara potensi-potensi kejiwaan manusia yakni, akal,rasa dan

kehendak untuk mendapatkan kebenaran. Selain itu, dalam sila ketiga keempat

dan kelima, epistimologi pancasila mengakui keberadan kebenaran konsensus

terutama pada hakekat sifat kodrat sebagai makhluk individu dan sosial.

Kajian Aksiologis Filsafat Pancasila

Filsafat Pancasila

Kajian aksiologis filsafat pancasila bertujuan untuk membasah tentang

nilai praktis atau manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila, hal ini

dikarenakan sila-sila pancasila mermiliki satu kesatuan dasar aksiologis, sehingga

nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya juga merupakan satu

kesatuan.

Aksiologis pancasila memiliki arti bahwa seseorang membahas tentang

filsafat nilai pancasila. Seperti sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik

minat seseorang atau kelompok. Artinya ada sifat dan kualitas yang melekat pada

sesuatu tersebut, seperti indah dan baik, sifat-sifat tersebut pastinya terkandung

~ 11 ~
dalam pancasila sebagai filsafat atau falsafah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Notonagoro merinci tentang nilai yang ada bersifat material dan non

material, dalam hubungan ini manusia memiliki orientasi nilai berbeda yang

bergantung pada pandangan hidup dan filsafat hidup masing-masing.

Terdapat kelompok yang mendasarkan pada orientasi nilai material tetapi

juga ada yang mendasarkan pada nilai nonmaterial. Nilai material relatif lebih

mudah diukur menggunakan panca indera atau alat pengukur.

Selain itu, Notonagoro juga beranggapan bahwa nilai-nilai pancasila itu

termasuk nilai kerohanian, nilai ini mengakui nilai material dan nilai vital. Dengan

demikian pancasila yang tergolong nilai kerohanian juga mengandung nilai-nilai

lain, seperyi nilai kerohanian dan harmonis seperti nilai material, nilai vital nilai

kebaikan, kebenaran, keindahan dan estetis.

Terdapat berbagai macam teori mengenai nilai dan sangat bergantung pada

titik tolak serta sudut pandang masing-masing dalam menentukan penilaian.

Kalangan materialis memandang bahwa hakekat nilai yang tertinggi adalah nilai

material, sementara kalangan hedonis berpandangan nilai tertinggi adalah

kenikmatan.

~ 12 ~
Jadi, secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung dari nilai-

nilai pancasila sebagai bangsa yang berkeuhanan, berkemanusiaan, yang

berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial. Sebagai

pendukung nilai, bangsa Indonesia menghargai, mengakui, dan menerima

pancasila sebagai sesuatu yang bernilai.

Pengakuan, penghargaan, dan penerimaan pancasila sebagai suatu yang

bernilai itu tampak pada sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia.

Apabila hal tersebut telah tampak pada bangsa Indonesia, maka bangsa inilah

yang merupakan pengemban dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan.

Sistem Filsafat Pancasila

Filsafat Pancasila

Susunan pancasila yang hierarkhis berbentu piramida merupakan

gambaran hubungan hierarkhi sila-sila dari pancasila sesuai dengan urutan dan

juga dalam hal sifat masing-masing yang dimiliki sila-sila tersebut. Pancasila

merupakan suatu kesatuan keseluruhan yang bulat dan muthlak, apabila urutan itu

dipandang tidak demikian maka mereka akan terpecah.

Pancasila dengan lima silanya pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.

Maksud dari sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling

berhubungan, saling memiliki kerja sama untuk mendapatkan atau meraih tujuan

~ 13 ~
tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sila-sila

pancasila yang merupakan hakikat dasar adalah suatu kesatuan yang organis.

Antara sila satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling berhubungan

dan bahkan saling mengkualifikasi. Dalam penjelasan yang lebih sederhana dapat

dikatakan bahwa kelima pancasila sekaligus tersebut saling mempunyai

berhubungan, saling melengkapi dan saling membuat masing-masing sila menjadi

lebih mulia maknanya.

Dengan demikian maka pancasila pada dasarnya merupakan sistem

filsafat, dalam artian bahwa bagian-bagian pancasila yang paling menonjol adalah

sila-silanya saling berkaitan erat sehingga membentuk suatu struktur menyeluruh,

dari struktur yang terbentuk itu munculah nilai-nilai kebijaksanaan dan cinta.

Mengapa Harus Filsafat Pancasila

Filsafat Pancasila

Mengapa negara Indonesia harus memilih filsafat pancasila sebagai dasar

atau pedoman atau pandangan hidup berbangsa dan bernegara (ideologi).

Awalnya, ideologi diartikan sebagai kajian terhadap ide.

Pada sisi lain ideologi pada masa-masa awal merupakan teori ide-ide

untuk pembangunan lembaga-lembaga masyarakat. Akan tetapi, salah satu

penguasa kala itu, Napoleon Bonaparte menyebut orang-orang yang aktif

~ 14 ~
didalamnya (ideologis) dianggap sebagai sekelompok pelamun yang berpikir tidak

praktis.

Seiring perkembangan ideologi yang sebelumnya berkonotasi negatif, kini

mengalami perubahan makna menjadi lebih positif. Secara sederhana, ideologi

disebut sebagai nilai-nilai atau cita-cita luhur yang dipercayai oleh seseorang,

kelompok, masyarakat, bangsa dan negara dalam kesehariannya. Sebagai ideologi,

pancasila merupakan nilai, norma, cita, acuan dalam mencapai tujuan bangsa.

Pancasila merupakan ideologi terbuka yang mampu berselaras dengan

dinamika kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai ideologi yang

dipilih bukan karena yang paling benar, karena kebenaran mutlak sebuah ideologi

bukanlah diskusi di ranah pendidikan.

Namun, yang harus diperhatikan adalah bagaimana pancasila adalah model

ideologi satu-satunya yang ada di dunia yang hadir dalam batin dan budaya

bangsa Indonesia sejak sebelum merdeka hingga hari ini.

Filsafat Pancasila dalam Konteks Kewarganegaraan

Filsafat Pancasila

Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang juga merupakan filsafat

hidup bangsa Indonesia, pada hakekatnya merupakan nilai-nilai bersifat

sistematis, fundamental dan tersebar secara keseluruhan. Maka dari itu, sila yang

~ 15 ~
terdapat pada pancasila juga merupakan suatu nilai yang bersifat utuh, bulat,

hierakhis dan sistematis.

Lebih lanjut, maka dalam pengertian ini sila-sila dalam pancasila

merupakan suatu sistem filsafat yang memiliki konsekuensi tidak terpisah dan

tidak memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki hubungan atau esensi

serta makna yang utuh.

Filsafat pancasila untuk bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

memiliki makna bahwa setiap aspek kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan

bernegara harus berdasar pada nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,

kerakyatan dan keadilan.

Filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan negara adalah suatu

persekutuan hidup individu atau kelompok, yang merupakan masyarakat hukum.

Negara yang didikan oleh sekelompok atau organisasi manusia berdasar pada

kondrat bahwa manusia sebagai warga negara, sebagai persekutuan hidup yang

berarti memiliki kedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila

pertama). Negara yang merupakan persekutuan hidup dan manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Pada hakekatnya hal itu bertujuan untuk mewujudkan harkat dan martabat

manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab (sila kedua). Sementara

itu, negara juga merupakan suatu organisasi hidup manusia yang harus

membentuk ikatan suatu bangsa (sila ketiga).

~ 16 ~
Terwujudnya persatuan dan kesatuan melahirkan suatu bangsa yang hidup di

dalam suatu wilayah tertentu di negara, sehingga diperlukan sifar demokatis yang

meliputi hak serta kekuasaan bagi rakyat yang harus dijamin, baik secara indvidu

maupun secara bersama (sila keempat).

Menyusul hal itu, maka dalam hidup bernegara harus mewujudkan

jaminan perlindungan bagi seluruh warga, untuk mewujudkan tujuan seluruh

masyarakat diperlukan prinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama

(sila kelima).

Secara keseluruhan filsafat Pancasila untuk kewarganegaraan adalah

pemahaman seorang manusia atau warga negara Indonesia mengenai dasar

negara, pedoman, dan tata cara berkehidupan di Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

~ 17 ~

Anda mungkin juga menyukai