Pada masa kehidupan Rasul, Para umat Islam tidak banyak bertanya tanya tentang apa
yang disampaikan Rasulullah Swt, tetapi mereka bersikap “sami’na wa atha’na” (kami
dengar dan kami taati). Karena itulah ilmu tauhid belum menjadi suatu Ilmu.
Akan tetapi, setelah Rasul wafat dan Islam semakin luas dan berkembang, muncullah
berbagai persoalan dalam bidang ajaran ketuhanan. Menghadapi persoalan-persoalan itu,
maka para ulama mencoba mengkaji ajaran tauhid dari sumber ajaran al-Qur’an dan
hadits dengan maksud untuk :
Sebab-sebab timbulnya Ilmu tauhid (Ilmu kalam) sebagai suatu disiplin dalam islam,
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. FAKTOR INTERNAL
Atau sebab yang timbulnya dalam diri islam itu sendiri. Sebab internal juga dapa
dibagi menjadi dua yaitu: sebab yang datang dari al-Quran dan sebab yang datang dari
kaum muslimin sendiri.
a. Sebab yang datang dari al-Qur’an :
1. Al-Qur’an mendebat orang-orang musyrik dan kaum atheis dan menolak
semua argumen mereka.
2. Ayat-ayat al-Qur’an ada yang mutasyabihah yang menimbulkan
kecenderungan hati manusia untuk memahami dan membahas maksudnya.
3. Al-Qur’an menghargai akal manusia dan bahkan menghadapkan khitbah
(titah) kepada akal itu agar dapat berfungsi secara maksimal memperhatikan
alam dan cakrawala dalam membuktikan kebenaran Allah.
b. Sebab yang datang dari kaum muslimin sendiri :
1. Kemenangan-kemengan yang diperoleh umat islam dalam
perpanjangan telah menghantarkan mereka sebagai neraka yang
paling kuat dan jaya serta merasa aman tinggal di ngeri mereka.
2. Masalah perbedaan faham politik anatara sesama umat islam
membawa mereka menjadi berkelompok-kelompok. Lebih dari itu
faham politik ini mengakibatkan terbunuhnya khalifah usman dan
abu thalib.
3. Kebebasan dan kemerdekaan berpikir serta mengeluarkan pendapat
sangat sempurna dimasa awal abad-abad hijriah, dan memang hal ini
sangat sesuai dengan watak budaya orang Arab dan bahkan
dikuatkan lagi oleh ajaran Islam
2. FAKTOR EKSTERNAL
1. Hal – hal yang berhubungan dengan zat yaang pertama dan menjadi sebab pertama
(prima causa) terhadap adanya alam semesta yaitu allah swt beserta qadar-Nya.
Pembahasan tentang Allah Swt ini dalam Teologi islam lajim disebut dengan istilah
“al-Mabda” (zat pertama atau sebab pertama )
2. Hal-hal yang berhubungan dengan utusan Allah swt atau perantara yang dipakai oleh
Allah Swt dalam berhubungan dengan manusia, yang lazim disebut dengan istilah “al-
washitah”. Yang termasuk dalam kelompok pembahasan ini meliputi : Malaikat, Nabi
dan Rasul Allah,dan kita-kitab suci yang diturunkan Allah Swt kepada manusia
sebagai petunjuk dan tuntunan dalam mengarungi hidup dan kehidupan di dunia.
3. Hal – hal yang berhubungan dengan janji – janji Allah Swt tentang hari yang akan
datang, atau hari dan alam kehidupan yang akan dilalui manusia setelah kehidupan
didunia, jelasnya alam kehidupan manusia sesudah mati. Bagian ini disebut dengan
istilah “al-ma’ad” , yg meliputi : Barzakh, Kiamat, Ba’ats, Hisab, Mizan, shirat,
Syurga, dan Neraka.
Karateristik adalah ciri khas,tanda khusus atau sifat khusus yang dimiliki oleh sesuatu atau
setiap individu yang tidak dimiliki individu lain secara utuh. Jadi,yang dimaksud dengan
karateristik ilmu Tauhid adalah tanda,ciri,dan sifat khusus dari Theologi Islam sebagai
ilmu,hal mana sifat itu tidak dimiliki oleh ilmu-ilmu lain secara utuh.
Perkataan Tauhid dalam bahasa Arab,yaitu bentuk masdar (sifat atau keadaan) dari kata
yuwahidu-wahida yang artinya “menyatukan” atau “mengesakan”.
Inti ajaran Tauhid tersimpulkan dalam sebuah kalimat Tiada Tuhan selain Allah. Jadi,arti
Tauhid menurut istilah islam adalah “Penolakan terhadap sesuatu dan menetapkan
keesaan sesuatu.” Yaitu menolak segala sesuatu untuk dijadikan tuhan dan menetapkan
hanya Allah satu-satunya yang harus dipertuhankan.
1. Menuntut Pengamalan
Karateristik yang pertama dari Ilmu Tauhid adalah menuntut untuk diamalkan,bukan hanya
sekedar diketahui. Artinya,mempelajari Ilmu Tauhid bukan hanya sekedar untuk diketahui
namun juga harus diamalkan.
Sesungguhnya,kaum musyrikin Arab mengetahui bahwa hanya Allah semata pencipta segala
sesuatu,namun demikian mereka tetap saja tidak bertauhid. Karena orang yang bertauhid
adalah orang yang beribadah kepadaNya bukan kepada selainNya,berdoa kepadaNya bukan
kepada selainNya,berharap dan takut kepadaNya bukan selainNya,berwala’ (loyal)
kepadaNya bukan selainNya,menaati para RasulNya dan memerintahkan dengan apa yang
diperintahkanNya kepadanya,dan melarang apa yang dilarangNya. Jika Tauhid itu hanya
dimaksudkan hanya mengetahui keesaan Allah Swt semata,pun Iblis merupakan makhluk
yang pertama dalam bertauhid. Sebab,ia telah mengetahui keesaan Allah jauh sebelum
manusia diciptakan. Namun,Iblis bukanlah makhluk yang bertauhid. Dia adalah makhluk
kufur.
Maka dari itu,Tauhid bukan hanya sebatas pengakuan lidah akan keEsaan Allah,tetapi juga
harus dilanjutkan dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan komitmen untuk selalu
beribadah kepadaNya semata yang tiada sekutu bagiNya.
Karateristik ilmu Tauhid yang kedua adalah menuntut integrasi atau penyaturan antara
ilmu,iman,dan amal.
Ilmu Tauhid tidak ada artinya apabila tidak dilanjutkan dengan iman. Iman juga tidak benar
apabila tidak didasari tentang ilmu yang benar tentang keesaan Allah apalagi tidak
diwujudkan dengan dengan amal. Orang yang memiliki ilmu,tetapi tidak mengakui dalam
hati dan tidak pula mengamalkannya disebut Kufur. Sedangkan,mengakui dan mengamalkan
tanpa didasari oleh ilmu pengetahuan disebut taklid. Selanjutnya,pengamalan tanpa didasari
pengakuan hati disebut Munafik. Tidak berilmu,tidak beriman,dan tidak beramal disebut
Sesat. Semua ini dilarang dalam Tauhid. Tauhid adalah penyatuan tiga aspek:
Ilmu,pengakuan hati,dan amalan. Itulah sebabnya Ilmu Tauhid berpandangan bahwa perilaku
manusia yang munafik atau berbeda antara pikiran,hati,ucapan,dan perbuatan merupakan
perbuatan yang sangat menyalahi karateristik ilmu tauhid.
3. Menuntut Istiqomah
Petunjuk Al-Quran tentang kewajiban Istiqomah dalam bertauhid terdapat beberapa ayat
seperti:
4. Menuntut Kepatuhan
Tauhid yang dibawa oleh para Rasul mengandung penetapan keilahiyahanNya semata dengan
bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Tiada tempat bertawakal
kecuali kepada-Nya,tidak ada tempat berloyal kepada siapapun kecuali dalam rangka mencari
keridhaannNya dan tidak beramal kecuali karenaNya.
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas ajaran ketuhanan dalam Agama Islam yang
bersumber dari Alquran dan Hadist. Islam adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti
berserah-pasrah,dan patuh. Dengan demikian,Karateristik ilmu Tauhid itu menghendaki kita
patuh menyerahkan diri kepada Allah dengan sesempurnanya.Hanya dengan kepatuhan
kepada Allah itulah kita akan mencapai kedamaian jiwa yang ril dan menyebabkan
terciptanya kedamaian dalam masyarakat (Khurshid Ahmad: 1981:2).
D. Manhaj Teologi Islam
Manhaj adalah ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah suatu ilmu tidak dapat diakui
kebenarannya jika tidak memiliki bukti yang dapat membenarkannya. Ilmufilsafat tidak bias
dibuktikan melalui hasil observasi, melainkan dengan susun fikir yang dianggap logis dan
rasional yang dapat diterima oleh akal. Pembuktian teologi islam itu dilandaskan oleh wahyu
Allah,dengan mengikutrsertakan jiwa dan perasaan untuk percaya dan mengakui sepenuhnya
akan keesaan Allah swt. Walaupun hal tersebut tidak dapat dibuktikan secara empiris dan
tidak tertelan oleh akal manusia, maka tidak masalah. Karena setiap ilmu tidak mesti
dilandaskan oleh pembuktian observasi atau pengamatan langsung oleh pancaindra.
Manhaj atau Metode Ilmu Tauhid dapat dilihat dari 3 aspek yaitu :