Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Seringkali kita mendengarnya, namun mungkin belum tahu apa yang dimaksud secara
mendetail mengenai polimer. Kadang bayangan kita, polimer identik dengan plastik.
Polimer adalah sebuah molekul panjang yang mengandung rantai-rantai atom yang
dipadukan melalui ikatan kovalen yang terbentuk melalui proses polimerisasi. Pada umumnya
polimer dikenal sebagai materi yang bersifat non-konduktif atau isolator.
Kemajuan dalam riset polimer telah menemukan berbagai polimer yang bersifat
konduktif maupun semikonduktif. Salah satu cara untuk membuat polimer menjadi konduktif
adalah dengan menambahkan karbon aktif sebagai dopping sehingga terbentuk bahan
komposit polimer-karbon. Komposit polimer-karbon yang terbentuk mempunyai karakteristik
resistansi yang berubah apabila terkena gas karena mampu mengikat molekul-molekul gas
yang dideteksinya sehingga mempengaruhi sifat konduktifitasnya. Karena sifat inilah
komposit polimer bisa dijadikan sebagai bahan sensor gas. Sifat konduktifitas dari komposit
polimerkarbon ini dipengaruhi oleh dari beberapa faktor, yaitu; jenis gas yang dideteksi,
volume gas, suhu dan kelembaban.
Untuk mengetahui karakteristik resistansi dari komposit polimer-karbon, telah dibuat
sensor polimer dari 6 jenis bahan, yaitu; PEG6000, PEG20M, PEG200, PEG1540, Silikon dan
Squelene untuk diuji karakteristik resistansinya. Sensor komposite polimer yang telah dibuat
akan diuji dengan beberapa jenis gas, yaitu; Aseton, Aseton Nitril, Benzena, Etanol, Metanol,
Etil Aseton, Kloroform, n-Hexan dan Toluena. Pengujian ini meliputi
selektifitas (pengaruh jenis gas), sensitifitas (pengaruh volume gas), pengaruh suhu dan
pengaruh kelembaban.
Metode yang akan digunakan untuk mengolah data hasil pengujian adalah
correspondence analysis untuk melihat korelasi antara polimer dan gas.
komposit polimer-karbon, selektifitas, sensitifitas, correspondence analysis, regresi.
Salah satu pengembangan bahan polimer pada saat ini adalah komposit polimer-
karbon. Komposit polimer-karbon merupakan bahan polimer yang didoping dengan bahan
karbon aktif sehingga polimer tersebut bisa bersifat konduktor. Karena sifat konduktor inilah
menjadikan komposit polimer-karbon suatu zat yang berbeda dengan polimer pada umumnya
dan bisa digunakan sebagai sensor gas dengan perubahan resistansinya apabila terkena gas. 
Komposit polimer-karbon yang dipakai sebagai bahan sensor ini mempunyai karakteristik
konduktifitas yang berbeda-beda tergantung dari jenis polimer yang dipakai. Karakteristik
konduktifitas dari komposit polimer-karbon ini terdiri dari karakteristik sensitifitas dan
selektifitas. Karakteristik sensitifitas adalah sifat konduktifitas dari komposit polimer-karbon
dalam pengaruhnya terhadap volume gas yang dideteksinya, sedangkan karakteristik
selektifitas adalah sifat konduktifitas dari komposit polimer-karbon dalam pengaruhnya
terhadap jenis gas yang dideteksinya. Untuk mengetahui karakteristik resistansi dari komposit
polimer-karbon, dalam penelitian ini telah dibuat sensor polimer yang dapat digunakan
sebagai sensor gas. Sensor polimer yang akan dibuat terdiri dari 6 jenis, yaitu; Poli Etelin
Glikol (PEG) 6000, PEG 1540, PEG 20M, PEG 200, silikon, dan squalane. Sebagai sample
gas digunakan 9 jenis gas, yaitu; aseton, aseton nitril, benzena, etanol, metanol, etil aseton,
kloroform, n-hexan dan toluena. Pengujian yang telah dilakukan adalah menguji nilai
resistansi dari komposit polimer-karbon dalam pengaruhnya terhadap jenis gas yang dideteksi
(karakteristik selektifitas), volume gas yang diinjeksikan (karakteristik sensitifitas) dan
pengaruh kondisi lingkungan yaitu suhu dan kelembaban.

B.     Tujuan
Tujuan dalam kaya tulis ini adalah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan siswa kelas XII
pada mata pelajaran kimia tentunya tentang polimer, mulai dari definisi polimer,
mengetahui penggolongan polimer, Mengetahui sifat-sifat polimer, dan Mengetahui kegunaan
& dampak polimer dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Sejumlah besar polimer alam dan sintetik telah diklasifikasikan menurut beberapa
cara. Berbagai bentuk penting di perkenalkan dalam ilmu dan teknologi polimer.

A.   Pengertian Polimer
Polimer merupakan senyawa-senyawa yang tersusun dari molekul sangat besar yang
terbentuk oleh penggabungan berulang dari banyak molekul kecil. [3] Molekul yang kecil
disebut monomer, dapat terdiri dari satu jenis maupun beberapa jenis. Polimer adalah sebuah
molekul panjang yang mengandung rantairantai atom yang dipadukan melalui ikatan kovalen
yang terbentuk melalui proses polimerisasi dimana molekul monomer bereaksi bersama-sama
secara kimiawi untuk membentuk suatu rantai linier ataujaringan tiga dimensi dari rantai
polimer. Polimer didefinisikan sebagai makromolekul yang dibangun oleh pengulangan
kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang setara dengan monomer, yaitu bahan pembuat
polimer. Akibatnya, molekul-molekul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang
sangat besar. Hal inilah yang menyebabkan polimer memperlihatkan sifat sangat berbeda dari
molekulmolekul biasa meskipun susunan molekulnya sama. Pada umumnya polimer dikenal
sebagai materi yang bersifat non-konduktif atau isolator. Kemajuan dalam riset polimer telah
menemukan berbagai polimer yang bersifat konduktif maupun semikonduktif. Pemakaian
polimer sebagai bahan sensor dipilih jenis polimer yang bersifat konduktif agar memenuhi
sejumlah kriteria yang dituntut oleh suatu sensor. Salah satunya adalah bahwa polimer itu
harus mampu mengikat molekul-molekul yang dideteksinya sehingga mempengaruhi sifat
konduktifitasnya.
Bahan komposit diartikan sebagai gabungan dari 2 material atau lebih yang berbeda sifatnya
dan akan membentuk sifat fisis yang baru. Komposit polimer-karbon terbentuk dari gabungan
polimer dengan karbon yang membentuk sebuah material yang mempunyai sifat yang baru
yaitu mempunyai resistansi tertentu dan nilai resistansinya berubah apabila terkena gas.
Tidak semua polimer dapat menjadi konduktif. Hanya polimer terkonjugasi (ikatan pada rantai
berupa ikatan tunggal dan rangkap yang berposisi berselang-seling) yang bisa menjadi
konduktor. Peranan atom atau molekul doping adalah menghasilkan cacat dalam rantai
polimer tersebut (cacatstruktur). Cacat inilah yang berperan dalam penghantaran listrik. Cacat
dapat bermuatan positif, negative, atau netral. Secara fisika kuantum, cacat berperilaku seolah-
olah sebagai partikel. Cacat dapat berpindah sepanjang rantai, sehingga menimbulkan aliran
muatan. Elektron atau hole juga dapat meloncat dari satu posisi cacat ke posisi cacat yang lain
(cacat tidak berpindah), sehingga timbul pula aliran listrik. Sensor komposit polimer-karbon
dibuat dari campuran polimer dengan karbon aktif. Sensor komposit polimer-karbon mampu
merespon rangsangan yang berasal dari berbagai senyawa kimia atau reaksi kimia. Saat
campuran dipapar dengan uap bahan kimia, maka uap bahan kimia akan mengenai permukaan
polimer dan berdifusi ke campuran bahan polimer dengan karbon dan menyebabkan ukuran
permukaan polimer bertambah luas karena adanya efek ‘swelling’. Penggunaan komposit
polimer-karbon sebagai sensor gas, akan mengalami efek yang disebut ‘swelling’ atau efek
mengembang jika terkena gas. Efek ‘swelling’ atau mengembang ini sebanding lurus dengan
konsentrasi gas yang dideteksi. Dengan efek mengembang ini memungkinkan perubahan luas
permukaan komposit polimer-karbon jika terkena gas.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan. Berikut ini
beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita :
1.         Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-ahli kimia
organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk mempercepat perolehan
kebutuhan tersebut.
Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar monomer, seperti
butadiene dan stirena denganm cara kopolimerisasi.
Polibutadiena-stirena disebut juga dengan Buna atau nama dagangnya SBR (stirena-butadiena
rubber). Ada dua jenis Buna, yaitu Buna-N dan Buna-S. tidak seperti polimer lain yang
monomernya 1:1, pada Buna-N perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 3:1,
sedangkan Buna-S perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 7:3. polimer
tersebutb merupakan karet sintetis yang kuat hamper menyamai karet alam karena resisten
oksidasi dan abrasi dibandingkan karet alam. SBR mengandung ikatan rangkap dan dapat di
cross-linked kan dengan sulfur dengan proses vulkanisasi. Saat ini Buna banyak digunakan
sebagai ban mobil.
Jika karet yang divulkanisasi ini diregangkan, jembatan belerang menahan rantai-rantai
polimer sehingga tidak mudah putus, kemudian karet tersebut akan kembali pada bentuk
semula setelah meregang. Karet sintetis lain adalah neoprene yang berasal dari monomer
kloropropena, polibutadiena, dan Thiokol.
2.Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat (selulosa), dan
polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat memiliki polimer sintetis,
yaitu nilon dan poliester (dakron).
Dakron atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur dan
transparan. Polimer ini juga digunakan untuk membuat sintetis dan membuat lembaran film
tipis yang dalam perdagangan disebut mylar. Mylar banyak digunakan untuk pita rekam
magnetic dan untuk membuat gelembung balon yang dimanfaatkan dalam penelitian cuaca di
atmosfer.
Nilon-66 merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi. Disebut nilon-66 karena
polimernya tersususn dari enam atom C dari 1,6-heksametilena diamina dan enam atom C dari
molekul asam 1,6 heksanadioat. Nilon-66 digunakan untuk serat kain.
3.Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini merupakan serat
sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol, karpet, dan kaus kaki.
4.Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap bahan kimia.
Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis tangki di pabrik kimia,
pipa anti patah, dan kabel listrik.
5.Bakelit (Fenol Formaldehida)
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu fenol dan
formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan api. Bakelit
digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan
fiting lampu listrik.
6.Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
                  Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass. Polimetil
metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat (H2C = CH-COOH3).
PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer ini digunakan untuk jendela
pesawat terbang dan lampu belakang mobil.
7.Plastik Polietilentereftalat (PET)
                  Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan daya
tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam hal
penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar 72 % sebagai
kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan poliester yang dapat
dicampur dengan polimer alam seperti : sutera, wol dan katun untuk menghasilkan bahan
pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah perawatannya.

8.Plastik Polietena/Polietilena (PE)


Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan High Density
Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai kantung plastik serta
pembungkus makanan dan barang.
Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar membuat mainan anak-anak, pipa yang
kuat, tangki korek api gas, badan radio dan televisi, serta piringan hitam.
9.         Polivinil Klorida (PVC)
Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga bersifat tahan
serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik PVC yaitu bentuk kaku
dan bentuk fleksibel.
Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat konstruksi bangunan, mainan anak-anak, pipa
PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam, dan beberapa komponen mobil. Adapun plastik
bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk membuat selang plastik dan isolasi listrik.
Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan sekitar 68 % digunakan
untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).
10.       Plastik
Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti pembentukan
protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace Carothers dari Du Pont
Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan heksametilendiamin. Plastik
yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini banyak digunakan untuk pakaian,
peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan rumah tangga serta peralatan laboratorium.
11.       Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur protein wol
yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun kadang-kadang menimbulkan
masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena itu, wol dicampur dengan PET
untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak mengerut pada saat pencucian.
12.       Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak digunakan
(hamper 50 % pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun dibuat dari serat kapas
dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak dipakai, dan mudah
perawatannya.
13. Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
        Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass. Polimetil
metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat (H2C = CH-COOH3).
PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer ini digunakan untuk jendela
pesawat terbang dan lampu belakang mobil.
polimer. Bentuk-bentuk polimer yang banyak digunakan dalam kehidupan
adalah serat, elastomer, plastik, pelapis permukaan (cat) dan bahan
perekat (adhesive).
Polimer Termoplastik dan Termosetting
Polimer disebut juga dengan makromolekul merupakan molekul besar yang dibangun dengan
pengulangan oleh molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer (polymer) berasal dari
dua kata, yaitu poly (banyak) dan meros (bagian – bagian).
Klasifikasi polimer salah satunya berdasarkan ketahanan terhadap panas (termal). Klasifikasi
polimer ini dibedakan menjadi dua, yaitu polimer termoplastik dan polimer termoseting.
1. Polimer termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas.
Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras.
Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai
bentuk melalui  cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru.
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini
tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul
linear atau bercabang. Bentuk struktur bercabang termoplastik.
Polimer termoplastik memiliki sifat – sifat khusus sebagai berikut.

-         Berat molekul kecil


-         Tidak tahan terhadap panas.
-         Jika dipanaskan akan melunak.
-         Jika didinginkan akan mengeras.
-         Mudah untuk diregangkan.
-         Fleksibel.
-         Titik leleh rendah.
-         Dapat dibentuk ulang (daur ulang).
-         Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.
-         Memiliki struktur molekul linear/bercabang.
Contoh plastik termoplastik sebagai berikut.
-         Polietilena (PE) = Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran,
isolasi kawat dan kabel, kantong plastik dan jas hujan.
-         Polivinilklorida (PVC) = pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis, ubin
plastik, piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol detergen.
-         Polipropena (PP) = karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik,
alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan permadani.
-         Polistirena = Insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju. 

2. Polimer termoseting
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika
polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang
kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat
pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.
Plomer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang
pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk
kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai
polimer.

BAB III
PENUTUP
A.       KESIMPULAN
1.         Polimer adalah makromolekul yang tersusun dari monomermonomer.
2.         Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi. Ada dua jenis polimerisasi yaitu
polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
3.         Polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer yang berikatan
rangkap atau berikatan tak jenuh. Monomer tersebut membuka ikatan rangkapnya lalu
berikatan dengan monomer lain sehingga menghasilkan polimer yang berikatan tunggal.
4.         Polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer
yang mempunyai dus gugus fungsi. Pada reaksi tersebut akan dihasilkan molekul kecil seperti
air atau alkohol.
5.         Penggolongan polimer berdasarkan asalnya, yaitu : 
 a. polimer alam, contohnya karet alam, sutera dan wol.
b. polimer sintetis, contohnya plastik, nilon dan teflon.
6.         Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya, yaitu   : 
 a. homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. 
 b.kopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis.
7.         Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap panas,
yaitu:                                                                                    
a. polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas.
b.polimer termosetting adalah polimer yang tahanpanas.
8.         Beberapa polimer penting, yaitu polietena, polipropena, polivinil klorida (PVC), teflon,
polistirena, polivinil alkohol, dakron, nilon 66, bakelit, flexiglass, orlon dan karet alam.

B.      SARAN
Polimer merupakan salah satu sintetik yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, jika produksi poliuretan meningkat maka peluang pencemaran lingkungan dan
penipisan lapisan ozon semakin besar. Maka saran saya adalah dalam kehidupan sehari-hari
usahakan mengurangi penggunaan plastik, Sampah plastik harus dipisahkan dengan sampah
organik sehingga dapat didaur ulang, Jangan membuang sampah plastik sembarangan, dan
Sampah plastik jangan dibakar tapi manfaatkanlah sebisa anda. Untuk menghindari bahaya
keracunan akibat penggunaan plastik  gunakan kemasan makanan yang lebih aman, seperti
gelas dan gunakan penciuman jika makanan/minumam  bau plastik jangan digunakan

Anda mungkin juga menyukai