Analisis Ibi
Analisis Ibi
Hubungan antara subjek hukum telah menghasilkan konsekuensi hukum tertentu. Hukum
internasional adalah konsekuensi dari hubungan kerja sama antarnegara. Ada beberapa
yurisdiksi yang terlibat dalam hubungan antar negara, hukum internasional dirancang untuk
mengatur bagaimana negara harus bersikap dan bekerja sama. Kepailitan lintas-batas menjadi
masalah, banyak yurisdiksi dan berbagai undang-undang kepailitan nasional begitu proses
batas dapat terjadi, misalnya, di mana debitur bangkrut memiliki aset dilebih dari satu negara,
di mana kreditor disimpan dari negara-negara di mana proses kepailitan berlangsung, namun
batas terjadi karena elemen domestik dan asing telah membentuk kemitraan, tetapi elemen
asing sejak itu menjadi dominan. Karena sekarang ada pihak asing yang terlibat dalam
yurisdiksi.
Peraturan nasional Indonesia berkaitan dengan kebangkrutan atau masalah kepailitan adalah
UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penangguhan Pembayaran. Tidak ada pasal
khusus tentang undang-undang ini, ada beberapa pasal yang menyiratkan pengakuan dan
penegakan putusan asing tentang kepailitan lintas-batas dan unsur asing dari kepailitan lintas
batas di mana Indonesia menjadi salah satu pihak. Baik debitur asing/domestik dan hak
Indonesia). Pasal 3 (4) UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Penangguhan Pembayaran
menyatakan, “Dalam hal debitur tidak memiliki domisili di dalam wilayah Republik
pengadilan yang kompeten untuk memutuskan adalah pengadilan yang memiliki yurisdiksi
atas wilayah tempat domisili kantor tempat debitur menjalankan profesinya atau bisnisnya.
”Sayangnya, pasal di atas tidak mengikat secara hukum karena masih ada yang mengikat
secara hukum. prinsip-prinsip kehadiran dan efektivitas dalam hukum perdata. Itu
menjelaskan kemungkinan mengajukan petisi ke luar Indonesia, di mana pun debitor dan
keputusan pengadilan luar negeri hanya jika keputusan tersebut dapat diterima dengan
standar internasional, memiliki proses yang adil, jika keputusan pengadilan luar negeri tidak
melanggar ketertiban umum. Oleh karena itu, eksekusi petisi kepailitan lintas batas tidak bisa
langsung ditangani oleh yurisdiksi asing. Khususnya di Indonesia, harus ada proses litigasi
ulang dan petisi ulang untuk menyesuaikan dengan hukum Kepailitan Indonesia.
Kerangka kerja Masyarakat Ekonomi ASEAN mungkin telah dibentuk tahun lalu,
beberapa dekade. Itu dipandang sebagai cara untuk mempromosikan kerjasama ekonomi,
politik, sosial, dan budaya di seluruh wilayah, memungkinkan arus barang, jasa, tenaga kerja,
investasi, dan modal bebas di seluruh negara anggota. Ini akan menggerakkan Asia Tenggara
menuju pasar tunggal dan basis produksi yang kompetitif secara global.