PENDAHULUAN
2.1.3. Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu
panjang jalan atau lajur dalam kendaraan per km atau kendaraan
per km per lajur. Nilai kerapatan dihitung berdasarkan nilai
kecepatan dan arus, karena sulit diukur dilapangan. Biasanya
diperlukan titik ketinggian yang cukup sehingga kendaraan dapat
diamati dalam suatu ruas tertentu. Namun demikian kepadatan
dapat dihitung dari kecepatan dan volume, yang memunyai bentuk
hubungan seperti ditunjukkan pada rumus berikut.
F=SxD
Dengan,
F = Arus lalu lintas (smp/jam atau kend/jam)
S = kecepatan tengah berdasarkan ruang (km/jam)
D = kepadatan (smp/km atau kend/km)
2.2.1 Volume
Tingkat
V/C
Pelayanan Keterangan
RASIO
2.3. jalan
Arus lancar, volume rendah, kecepatan
< 0.60 A
tinggi
0.60 - Arus stabil, kecepatan terbatas, volume
B
0.70 sesuai untuk jalan luar kota
Arus stabil, kecepatan dipengaruhi
0.70 - oleh
C
0.80 lalu lintas, volume sesuai untuk jalan
kota
0.80 - mendekati arus tidak stabil, kecepatan
D
0.90 rendah
0.90 - Arus tidak stabil, kecepatan rendah,
E
1.00 volume padat atau mendekati kapasitas
Arus yang terhambat, kecepatan
rendah,
> 1.00 F
volume diatas kapasitas, banyak
berhenti
Metode Analisis Simpang Bersinyal
Simpang adalah suatu area kritis pada suatu jalan raya yang
merupakan titik konflik dan tempat kemacetan karena bertemunya dua
ruas jalan atau lebih (Pignataro, 1973). Karena merupakan tempat
terjadinya konflik dan kemacetan maka hampir semua simpang terutama
di perkotaan membutuhkan pengaturan. Untuk menganalisis simpang
bersinyal ada beberapa cara yaitu salah satunya metode akcelik dan sidra.
3.1. Kesimpulan
Karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk aliran
lalu lintas mempunyai pola hubungan yang dapat diuraikan sebagai
berikut;