Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sistem refrigerasi dan pengkondisian udara merupakan dua bidang yang


berbeda tetapi berkaitan erat, Teknik pengkondisian udara tidak hanya berfungsi
sebagai pendingin pengkondisian udara adalah proses perlakuan terhadap udara
untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan, dan pendistribusiannya secara
serentak guna mencapai kondisi nyaman.Jadi teknik pengkondisian udara tidak
hanya membahas teknik refrigerasi kecuali untuk bagunan besar, industri, rumah
tinggal dan kendaraan.
Teknik refrigerasi terutama pada mesin pendingin dimana bekerja berdasarkan
siklus carnot yang bertujuan untuk menurunkan suhu; siklus dari refrigeran,
berkerja menyerap panas dari luar yang bersikulasi, kemudian uap refrigerant
dicairkan dengan tekanan tertentu.
Bentuk dari diagram P – H standar siklus kompresi uap adalah :

Dari digram di atas siklusnya mengikuti urutan :


Kompresor – kondensor – katup ekspansi – evaporator – kompresor.
Teknik refrigerasi banyak digunakan pada industry perosesan, pengawetan dan
sebagainya.
1.2 Tujuan pengujian
1. Untuk mengetahui prestasi kerja pendingin
2. Untuk mengetahui kondisi parameter-parameter udara dalam
pengkondisiannya dan penggunaan digram psikiometri.
3. Untuk mengetahui siklus refrigerant dalam sistem refrigerasi dan
penggunaan digram Mollier (diagram tekanan – entalpi).

15
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Jenis Pengkondisian Udara

Tujuan pengkondisian udara adalah untuk mendapatkan kenyamanan bagi


penghuni yang berada didalam ruangan.Kondisi udara yang dirasakan nyaman
oleh tubuh manusia adalah berkisar antara:
Ada beberapa system pengkondisian udara yang dapat dilakukan, yaitu:

2.1.1 Sistem Ekspansi Langsung


Dengan sistem ini, pendinginan secara langsung dilakukan oleh refrigerant
yang diekspansikan melalui koil pendingin, sedangkan udara disirkulasikan
dengan cara menghembuskannya dengan menggunakan blower / fan melintasi koil
pendingin tersebut. Sistem ini biasanya dipergunakan untuk beban pendinginan
udara yang tidak terlalu besarseperti keperluan ruangan di rumah.

Gambar 2.1 Pengkonsdisian udara jenis ekspansi langsung

2.1.2 Sistem PengkondisianUdara secara Sentral

Secara singkat sistem Central Air Conditioning System ( Sistem


Pengkondisian Udara secara sentral ),Sistem Pengkondisian Udara Sentral terbagi
menjadi berberapa, Yaitu :

a. Water Cooled Water Chiller

16
Suatu sistem pendingin yang digunakan untuk penyerap panas dari suatu zat
atau produk sehingga temperaturnya berada dibawah temperatur lingkungan. zat
yang digunakan sebagai fluida kerja dalam proses penyerapan panas disebut
refrigran.
b. Chilled Water & Condenser Water Pump

Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian


outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
c. Cooling Tower Unit

Unit ini berfungsi sebagai pendingin unit condenser pada unit Chiller dengan
media yang digunakan adalah air, dimana sistem kerja Cooling Tower dapat
dijelaskan sebagai berikut : condenser di unit Chiller akan memiliki temperatur
dan tekanan yang tinggi akibat tekanan kerja dari Kompresor, sehingga
diperlukan media pendingin untuk merubah fase refrigerant di condenser
tersebut, untuk itu dibuat suatu sistem pendinginan dengan menggunakan media
air yang disirkulasikan oleh pompa ke unit Cooling Tower, dimana air yang
disirkulasikan tersebut akan membawa kalor dari condenser untuk kemudian di
lepaskan kalornya ke udara di Cooling Tower, sehingga air akan mengalami
penurunan temperatur dan kembali disirkulasikan kembali ke unit condenser.
d. Air Handling Unit (AHU) dan Fan Coil Unit

Baik Air Handling Unit maupun Fan Coil Unit memiliki kesamaan fungsi,
Air Handling unit difokuskan untuk menangani kapasitas pendinginan yang lebih
besar sedangkan Fan Coil Unit difokuskan untuk kapasitas pendinginan yang
lebih kecil, dalam sistem ini AHU di gunakan untuk mengkondisikan fresh air
(udara segar) dari udara luar yang akan didistribusikan sebagai tambahan udara
segar untuk FCU dan kamar juga sebagai distribusi suplai udara dingin guna
keperluan koridor di masing-masing lantai.
Komponen – komponen dari AHU maupun FCU sebenarnya cukup
sederhana yang terdiri dari : Casing, Koil, Filter Udara dan Motor Blower.

17
2.2 Sistem Refrigerasi

Gambar 2.2 Sistem Refrigerasi

Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan kalor dari suatu benda/ruangan


ke lingkungan sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari
temperatur lingkungannya. Kinerja mesin refrigerasi kompresi uap ditentukan
oleh beberapa parameter, diantaranya adalah kapasitas pendinginan kapasitas
pemanasan,daya kompresi, koefisien kinerja dan faktor kinerja.Sesuai dengan
konsep kekekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat
dipindahkan.Sehingga refrigerasi selalu berhubungan dengan proses-proses aliran
panas dan perpindahan panas.Pada dasarnya sistem refrigerasi dibagi menjadi dua,
yaitu:
2.2.1 System refrigerasi mekanik

Sistem refrigerasi ini menggunakan mesin-mesin penggerak atau dan alat


mekanik lain dalam menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem
refrigerasi mekanik di antaranya adalah:
a. SiklusKompresiUap (SKU) /carnot
b. Refrigerasi Siklus Udara
c. Kriogenik/refrigerasitemperaturultrarendah
d. Siklus serling

18
2.2.2 System refrigerasi non mekanik

Berbeda dengan sistem refrigerasi mekanik, sistem ini tidak memerlukan


mesin-mesin penggerak seperti kompresor dalam menjalankan siklusnya. Yang
termasuk dalam sistem refrigerasi non mekanik di antaranya:
a. Refrigerasi termoelektrik
b. Refrigerasi siklus absorbsi
c. Refrigerasi steamjet
d. Refrigerasi magneticdanHeatpipe

Jenis system refrigerasi yang umun digunakan adalah :


1. System refrigerasi kompresi uap / carnot

System ini meggunakan daur kompresi uap yang sangat umum digunakan
dalam system refrigerasi. Komponen utama dari sebuah siklus kompresi uap
adalah kompresor, evaporator, kondensor dan katup expansi.

Gamabar 2.3 Skema siklus kompresi uap (HimsarAmbarita,2010)

Pada siklus kompresi uap, di evaporator refrigeran akan ‘menghisap’


panas dari lingkungan sehingga panas tersebut akan menguapkan refrigeran.
Kemudian uap refrigeran akan dikompres oleh kompresor hingga mencapai
tekanan kondensor, dalam kondensor uap refrigeran dikondensasikan dengan cara
membuang panas dari uap refrigeran ke lingkungannya. Kemudian refrigeran akan
kembali di teruskan ke dalam evaporator. Dalam diagram P-h siklus kompresi uap
ideal dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

19
Gambar 2.4 Diagram P – h siklus kompresi uap ideal (Himsar Ambarita,
2010)

Proses-proses yang terjadi pada siklus kompresi uap seperti pada gambar 2.3
diatas adalah sebagai berikut:
Proses 1 - 2 :Refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya.
Selama proses ini refrigeran berubah fasa dari cair menjadi gas. Dalam
evaporator inilah terjadi proses pendinginan karena terjadi pengambilan
panas.
Proses 2 - 3:Refrigerant keluar dari evaporator masuk menuju kompresor.
Dalam kompresor, refrigeran yang berbentuk uap superheated ini
dinaikkan tekanannya. Secara otomatis suhu juga akan meningkat, sebab
energi yang dihasilkan selama proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.
Temperatur refrigeran tersebut dinaikkan agar dapat mencair pada
temperatur udara ruang di kondensor (seperti diketahui refrigerant pada
tekanan 1 atm dan temperatur ruang selalu berwujud uap).
Selain itu, kompresor juga berfungsi untuk mengsirkulasikan refrigeran
dalam sistem, sehingga dapat terjadi proses pengambilan panas (heat
removal) di evaporator dan proses pembuangan panas (heat rejection) di
kondensor.
Proses 3 - 4 :Gas refrigeran superheated yang bertekanan tinggi lewat dari
kompresor menuju kondenser. Bagian awal proses pembuangan panas (3-
3a) menurunkan panas superheated gas sebelum gas ini dikembalikan
menjadi bentuk cairan (3a-3b). Proses pembuangan panas ini biasanya
dicapai dengan menggunakan media udara atau air. Penurunan suhu lebih

20
lanjut (subcooled) terjadi pada pemipaan atau liquid receiver tank (3b - 4),
sehingga cairan refrigeran didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika
cairan ini menuju alat ekspansi.
Kondenser harus mampu membuang panas gabungan yang masuk
evaporator dan kompresor. Dengan kata lain: (1 - 2) + (2 - 3) harus sama
dengan (3 - 4).
Proses 4 - 1:Cairan refrigeran yang sudah didinginkan dan bertekanan
tinggi melintas melalui peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi
tekanan dan mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Penurunan
tekanan ini dimaksudkan agar temperatur refrigeran ikut turun lebih
rendah dari suhu ruangan evaporator sehingga terjadi perpindahan panas
dari udara ruangan evaporator ke refrigeran.Ketika dalam alat ekspansi,
tidak ada panas yang hilang maupun yang diperoleh (adiabatic).
2. Refrigerasisiklus absorbsi

Berbeda dengan system kompresi aup yanf dioperasikan oleh kerja, system
absorbsi dioperasikan oleh kalor karena system memberikan kalor yang
diperlukan untuk melepaskan refrigerant dari cairan betekanan tinggi. Refrigerant
beterkanan rendah dari evaporator diserap oleh cairan didalam absorber, proses
dilakukan secara adiabatic hingga temperatur cairan naik dan proses absorbsi
berhenti. Untuk itu absorbsi umumnya didinginkan oleh udara atau yang berfungsi
menyerap kalor dan melepasnya ke lingkungan, kemudian pompa menerima zat
cair absorber dan menaikkan tekanannya lalu mengirimnya ke generator.Dalam
generator, kalor dari sumber tertentu melepas uap yang telah diserap oleh
lautan.Cairan dikembalikan ke absorber melalui katup throrrling untuk
menurunkan tekanannya sehingga menjadi perbedaan tekanan antara generator
dengan absorber.

21
Gambar 2.5 Refrigerasi siklus absorbs
2.3 Diagram Psikiometri

Psikometrik merupakan suatu bahasan tentang sifat-sifat campuran udara


dengan uap air, dan ini mempunyai arti yang sangat penting dalam pengkondisian
udara karena udara pada atmosfir merupakan percampuran antara udara dan uap
air, jadi tidak benar-benar kering.Kandungan uap air dalam udara pada untuk
suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Udara kering
mengandung (dalam volume) 78,03% nitrogen, 20,99% oksigen, dan selebihnya
karbondioksida, argon dan lain-lain. udara atmosfir mengikuti hukum Gibbs-
Dalton. Tekanan barometer Pb merupakan jumlah tekanan parsial dari semua
unsur pokok yang membentuk udara, oksigen, nitrogen, dan uap air.
Untuk suatu campuran udara air :
Pb = Pa + Pv
Dimana : Pa = tekanan parsial udara
Pv = tekanan parsial kandungan uap air
Pada suhu normal, tekanan udara parsial uap air di dalam atmosfer kurang dari
0,07 kgf/cm2, pada tekanan tersebut suhu jenuhnya 38,7oC berada dalam keadaan
panas lanjut. Tekanan uap air yang rendah ini dianggap sebagai gas sempurna dan
mengikuti hukum :

Pv = R.T
Sesuai dengan simbul yang dipakai, yaitu :
R = Rmol / M

22
Dimana :
R = 848 kgf-m/kg-mol K
Ma = 28,967
Mv = 18 (untuk uap air) jadi konstan gas
Ra = 29,27
Rv = 47,11 kgf-m/kg K

Untuk memahami proses-proses yang terjadi pada karta psikometrik perlu


adanya pemahaman tentang sifat-sifat yang ada dalam karta psikometrik, antara
lain :
2.3.1. Temperature bola keliling (dbt)

Temperatur bola kering merupakan temperatur yang terbaca pada termometer


sensor kering dan terbuka, namun penunjukan dari temperatur ini tidak tepat
karena adanya pengaruh radiasi panas.
2.3.2. Temperature bola basah (wbt)

Suhu bola basah adalah suhu yang ditunjukkan oleh temperature bola basah
dan kering, diaman bola dibalut dengan kain basah dengan sumbu sutera yang
dibasahi dengan air penyulingan.saat temometer dialiri udara tidak menjadi jenuh
dengan uap air pada kecepatan 300m/menit, air yang ada pada kain basa akan
menguap sesuai dengan kemampuan serap dari udara sekitar. Kesetimbangan suhu
akhir yang tercapai disebut dengan suhu bola basah yang dinyatakan dalam oCdari
dbt dan wbt. Perilaku kelembapan udara dapat diketahui baik dengan diagram
psikrometri atau dengan persamaan Carrier, dinyatakan dengan :
Pv = ( Pb−P b ' ) ¿ ¿
Dengan :
t = suhu bola kering
Pb = tekanan barometer
t ‘ = suhu bola basah
Ps’ = tekanan parsial uap air jenuh pada suhu bola basah
Pv = tekanan parsial uap air

2.3.3. Suhu titik embun (dpt)

23
Titik embun adalah temperatur air pada keadaan dimana tekanan uapnya
sama dengan tekanan uap air dari udara. Jadi pada temperatur tersebut uap air
dalam udara mulai mengembun dan hal tersebut terjadi apabila udara lembab
didinginkan. Pada tekanan yang berbeda titik embun uap air akan berbeda,
semakin besar tekanannya maka titik embunnya semakin besar.
Istilah – istilah Kelembapan
Pada piskometri dikenal berberapa istilah kelembapan, yaitu :
1. Kelembapan Spesifik
Kelembaban spesifik (w) adalah berat atau massa air yang terkandung didalam
setiap kilogram udara kering, atau perbandingan antara massa uap air (m v) dengan
massa udara kering (ma) yang ada didalam atmosfir. Kelembapasn spesifik dapat

mv
dirumuskan :W =
ma
Dimana :
W = kelembapan spesifik,
ma = massa udara kering,
mv = massa udara kering
2. Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif (∅) ialah massa uap air (dalam kilogram) yang terkandung
dalam satu meter kubik campuran udara-uap air pada tekanan tertentu.

∅= ( PvPs )t
Dengam mengunakan persamaan gas sempurna untuk aup air tekanan rendah pada
suhu T dan untuk aup air jenuh pada volume v :
pv x v = mv x 47,1 x T
ps x v = ms x 47,1 x T
3. Rasio jenuh
Rasio jenuh (μ), atau disebut pula dengan derajat kejenuhan, didefinisikan sebagai
rasio kelembapan spesifik dari udara lembap dengan kelembapan spesifik udara
jenuh pada suhu yang sama.

μ= ( WW )T
s

24
2.4 Diagram Mollier

Diagram mollier adalaha diagram yang menyatakan hubungan entalpi dan


entropi, jadi bila tekanan suhu dan entalpi diketahui bahwa dapat diketahui entalpi
dari diagram mollier tesebut.Mollier juga dapat digunakan untuk mengetahui kerja
yang dihasilkan oleh system.

Gambar 2.6 Diagram P-H Sistem Kompresi Uap

25
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
3.1 SkemaInstalasi

3.2 Data Teknis Peralatan


1. Kompressor
- Type AE4440Y
- Power supply 1 HP/220-240 V/ 50 Hz
- Out put 750 W
- FLA-normal 3.10
- Refrigerant R 134a = R.12
- Putaran 2900 rpm
2. Kondensor
- Model A19B1E
- Power supply 850 w/ 240 V/ 50 Hz
- Refrigeran R.134a = R.12
3. Fan udara
- Power supply 750 W
- Efisiensi 78%

26
3.3 Prosedur Percobaan
1. Memastikanbahwainstalasisudahdalamkeadaansiapdigunakan
2. Membukasemuakatup yang adapadainstalasi (siklus)
3. Menghidupkanmesinpendingin,
kemudiantungguberberapasaatsampaikondisimenjadi normal.
4. Mengaturbebanpendingindenganmemuktar thermostat
padaposisidantunggusampai 10 menit agar siklusberkerja,
kemudiancatatsemua data yang diperlukansesuaidenganlembar data.
5. Lakukanlangkah 4
untukbebanpendinginberikutnya( percobaanselanjutnya)
dengantidakmematikanmesinpendingin.
6. Jikaseluruhpengujiantelahdilaksanakan,
matikanmesinpendingindanpastikansemuakatupdalamposisitertutup.
7. Sebagaicatatanuntukmenjaga agar tidakterjadikerusakan.

27

Anda mungkin juga menyukai