Anda di halaman 1dari 40

STRATEGI DAN METODE DAKWAH

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN AGAMA ISLAM


DI DAERAH 3 T ( TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR )

ujangjm@gmail.com
CURICULUM VITAE
Ujangjm.blogspot.com
H. Ujang Jaenal Mutakin, S.Ag.,MM
197702112005011001
IV b / Pembina Tk I
 Penyuluh Agama Islam Madya Kota Cilegon
 Pengajar di STIT Al-Khairiyah Cilegon
 Pengajar di STIE Al-Khairiyah Cilegon
 Pengajar di STTIKOM Insan Unggul Cilegon
 Pengajar di LP3K Cilegon
 Pengajar di Trisatyamulya Cilegon
 Materi di sampaikan dalam acara : Pelatihan
Metodologi Penyuluhan Bagi Tokoh Agama Bidang
Penaiszawa Kanwil Kemenag Provinsi Banten
Pandeglang, 21 Maret 2018

Kang UJANGzm 1
Kang UJANGzm 2
PENGERTIAN BIMBINGAN PENYULUHAN AGAMA
ISLAM DAN PEMBANGUAN / DAKWAH :

Syekh Ali Mahfud mendefinisikan dakwah


adalah:

‫َّه ُي َع ِن ال ُخم خن َك ِر لِيَ ُف خوُزخوا‬ ِ ‫اْلَ ِْي وا خْل َدى و خاْلَمر ِِبلخمعرو‬
‫ف َوالن خ‬ ‫َّاس َعلَي خ خ َ ُ َ خ ُ َ خ ُ خ‬ ِ ‫ث الن‬ ُّ ‫َح‬
ِ ‫اد ِة الخع‬
‫آج ِل َو خاْلَ ِج ِل‬ ِ
َ َ ‫س َع‬ َ‫ب‬

Artinya:“Mengajak manusia kepada kebaikan dan


petunjuk, dan menyuruh berbuat baik dan mencegah
berbuat munkar untuk mencapai kebahagiaan dunia
dan kebahagiaan akhirat”

Kang UJANGzm 3
DALAM BAHASA SEDERHANANYA / ENTRYPOINT

 BPAIP / DAKWAH : Mengajak/Menyeru manusia


dari “ APA ADANYA “ menjadi “ APA YANG
SEHARUSNYA”
APA ADANYA SEHARUSNYA
1. Takwa 1. ………….
2. Taat 2. ………….
3. Maksiat 3. ………….
4. Kafir 4. ………….
5. ……. 5. ………….

Kang UJANGzm 4
Dalam PROSESNYA, PENCAPAIAN TUJUAN
Mengajak / Menyeru…akan banyak factor yang
mempengaruhinya…baik Eksternal ataupun
Internal..

DALAM Teori Bimbingan Penyuluhan /


Dakwah, factor-factor ini terangkum dalam
UNSUR UNSUR BIMBINGAN PENYULUHAN /
DAKWAH

Kang UJANGzm 5
ANALISIS DIAGRAM FISH
FAKTOR OPTIMALIASI & EFEKTIVITAS BPAIP / DAKWAH
1 2
PENYULUH / DAI ( SUBJEK ) SASARAN BP / MAD’U / ( OBJEK )
Kompetensi Tingkat Usia
Kompetensi Profesional
Dakwahtologis Profesi
Sosiologis
Struktur /
Lembaga
Geografis
Kompetensi
Kompetensi Kepribadian Khusus
Sosial OPTIMALISAI
EFEKTIVITAS
BPAIP
Aqidah Visual
BilQolam
Bilisan Syari’ah
Audio Visual
Akhlaq
Bil Hal Audio

STRATEGI / METODE MATERI MEDIA


3 4 5
Kang
6 UJANGzm
PEMAHAMAN KOMPETENSI PENYULUH AGAMA ISLAM
( SUBJEK BP / DA’I )
1. Kompetensi Dakwahtologis/Kepenyuluhan
 Pengertian : Kompetensi Dakwahtologis, adalah
kompetensi yang berkaitan dengan unsur-unsur
Pelaksanaan Dakwah / Penyuluhan
 Aspek Kompetensinya :
1) Konsep dan Materi
2) Metodologi
3) Media
4) Administrasi dan Manjemen ( Juklak/Juknis,
Pelaporan, Angka Kredit )
5) Komunikasi
6) Psikologi

Kang UJANGzm 7
2. Kompetensi Profesional
 Pengertian :
Profesionalisme penyuluh adalah kemampuan
penyuluh untuk melakukan tugas pokoknya meliputi
kemampuan merencanakan, melakukan, dan
melaksanakan evaluasi penyuluhan.
 Kompetensi Profesional Penyuluh ( Yoder : 1999 ) :
1) Kompetensi administrasi
2) Kompetensi perencanaan program
3) Kompetensi pelaksanaan program
4) Kompetensi Pengajaran / Dakwah /Penyuluhan
5) Kompetensi komunikasi
6) Kompetesi pemahaman perilaku manusia
7) Kompetensi memelihara profesionalisme
8) Kompetensi evaluasi

Kang UJANGzm 8
3. Kompetensi Kepribadian
 Pengertian :
1. Menurut M.A.W Bouwer, Kepribadian adalah corak
tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan,
dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
2. Menurut Cuber, Kepribadian adalah gabungan
keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat
dilihat oleh seseorang.
3. KH. Drs. Wahfiudin SE, MBA (Wakil Talqin TQN PP.
Suryalaya) menyampaikan dalam CD Tematiknya yang
berjudul “Mengenal Diri Menggapai Illahi” bahwa
kepribadian merupakan interaksi dari kualitas-kualitas
nafs, qalb, akal dan bashirah, interaksi antara jiwa,
hati, akal dan qalbu (hati nurani).

Kang UJANGzm 9
 Kompetensi Kepribadian seorang
penyuluh :
1. Aqidah yang benar dan kokoh,
2. Akhlak yang mantap,
3. Ibadah yang shahih,
4. Kapasitas intelektual,
5. Fisik yang sehat dan prima,

Kang UJANGzm 10
4. Kompetensi Sosial
 Pengertian :
Pakar psikologi pendidikan Gadner (1983)
menyebut kompetensi sosial itu sebagai social
intellegence atau kecerdasan sosial.
Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari
sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik,
raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang
berhasil diidentifikasi oleh Gadner.

Kang UJANGzm 11
 Kompetensi Sosial Penyuluh :

1) Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman


sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional;
2) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan
3) Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun
secara kelompok.
4) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial- ekonomi
5) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
masyarakat
6) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya
7) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain

Kang UJANGzm 12
2. PEMAHAMAN SASARAN ( OBJEK ) BIMBINGAN PENYULUHAN
AGAMA ISLAM DAN PEMBANGUNAN / DAKWAH

 SASARAN / OBJEK BIMBINGAN PENYULUHAN /


DAKWAH
 Dari…yang Ber-Iman….sampai Yang Kafir
 Dari…yang Taat ( Taqwa)…Sampai yang
Durhaka
 Dari…Orang Lahir..Sampai …Orang Mati…
 Dari…”Bangsawan”…Sampai “Rakyat Jelata”
 Dari..Pejabat…Sampai …Tukang Sikat…
 Dari…Masyrik…Sampai..Maghrib…
Kang UJANGzm 13
Dalam Konteks Ilmu Bimbingan Penyuluhan Agama / Ilmu
Dakwah, Objek atau Sasaran Penyuluhan atau Dakwah,
setidaknya di Klasifikasikan sebagai berikut :
1. Kalsifikasi Berdasarkan Usia
2. Klasifikasi Berdasarkan Gender/Jenis Kelamin
3. Klasifikasi berdasarkan Lembaga / Struktur
( Contohnya : Perusahaan, Pemerintahan )
4. Klasifikasi Berdasarkan Profesi
( Contohnya :Cendikiawan, Akademisi, Politisi, Profesional)
5. Klasifikasi berdasarkan Objek Khusus
( Contohnya : Rumah Sakit, Rumah Tahanan )
6. Klasifikasi berdasarkan Sosiologis dan geografis
( Contohnya : 3 T ( Terdadalam, Terluar, Tertinggal )

Kang UJANGzm 14
Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan
dalam mencapai tujuan

 Militer  Sepakbola
Cara penggunaan seluruh Untuk memenangkan
kekuatan militer untuk pertandingan
memenangkan suatu peperangan - Potensi tim
- Kekuatan pasukan (kuantitas & - Pola penyerangan
kualitas) - Pola pertahanan
- Informasi kekuatan lawan - Kekuatan lawan
- Menyusun tindakan  siasat,
taktik, teknik, waktu penyerangan,
dsb.
 Pendidikan

a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular


educational goal
(J.R. David, 1976)

Strategi merupakan :

 Rencana tindakan (rangkaian kegiatan) : penggunaan metode,


pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran
 Untuk mencapai tujuan tertentu

Sehingga perlu dirumuskan TUJUAN yang dapat diukur


keberhasilannya, sebelum menentukan strategi.
Strategi : perencanaan untuk mencapai sesuatu
Metode : cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
strategi
Pendekatan (approach) : titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran.
Pandangan tentang terjadinya suatu
proses yg sifatnya masih sangat umum
Teknik Penyuluhan : cara yang dilakukan seseorang dalam
rangka mengimplementasikan suatu
metode

Taktik Penyuluhan : gaya seseorang dalam melaksanakan


suatu teknik atau metode tertentu
 Prinsip Umum  Prinsip Khusus
1. Interaktif
1. Berorientasi pada
2. Inspiratif
tujuan
3. Menyenang
2. Aktivitas
kan
3. Individualitas 4. Menantang
4. Integritas 5. Motivasi
Metode Penyuluhan dan Dakwah
1. Metode Dakwah Bil Lisan
A. Pengertian : Secara sederhana dakwah bil lisan adalah dakwah
yang menggunakan kata-kata ucapan untuk menyampaikan isi
atau pesan dakwah. Sebagaimana lisan yang berarti bahasa, atau
ucapan.
B. Landasannya : Quran Surat an-Nahl ayat 125
C. Ruang Lingkup Dakwah Bil Lisan :
1) Metode Dakwah bil Hikmah
Nabi Muhammad, antara lain melakukan dakwah bil hikmah
(baca QS. An-Nahl, 16:125), yaitu memeberikan teladan yang
terbaik dalam sikap dan perilaku, dengan selalu sopan santun
kepada siapapun.
2) Metode Dakwah Al Mau’idhah Al-Hasanah
Secara bahasa mau’idzah hasanah terdiri dari dua kata yaitu
mau’idzah dan hasanah. Kata mau’idzah berasal dari bahasa
Arab yaitu wa’adza-ya’idzu-wa’dzan yang berarti nasehat,
bimbingan, pendidikan, dan peringatan.
3) Metode Dakwah Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan
Al-Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan
oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan
permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat
yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti
yang kuat.

Kang UJANGzm 19
2. Metode Dakwah Bil Kalam
Pengertian dakwah bil qalam yaitu mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar menurut
perintah Allah Swt. lewat seni tulisan (Kasman 2004:
120).
Penggunaan nama “Kalam” merujuk kepada firman Allah
SWT, “Nun, perhatikanlah Al-Qalam dan apa yang
dituliskannya” (Q.S. Al-Qolam:1).
Maka, jadilah Dakwah Bil kalam sebagai konsep “dakwah
melalui pena”, yaitu dengan membuat tulisan di media
massa. Karena menyangkut tulisan, Dakwah Bil kalam
bisa diidentikkan dengan istilah “Da’wah Bil Kitabah”
(dakwah melalui tulisan).

Kang UJANGzm 20
3. Metode Dakwah Bi al-Hal
 Pengertian :
Dakwah bi al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan
perbuatan nyata.
 Contoh :
Pada saat pertama kali Rasulullah SAW tiba di kota
Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Hal ini
dengan mendirikan Masjid Quba dan mempersatukan
kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah
Islamiyah.
 Keunggulannya :
Dai dapat mengetahui langsung apa permasalahan mad’unya tentang
agama, dapat menaungi umat Islam dari kebutaan agama, dan materi dapat
mengena langsung, sesuai dengan kebutuhan mad’u. Kelemahannya yaitu :
Masyarakat jarang yang menggunakan lembaga tersebut, memerlukan
keterampilan yang lebih, dan mengeluarkan biaya yang besar.

Kang UJANGzm 21
PEMAHAMAN MATERI PENYULUHAN /
DAKWAH
Kerangka Materi Bimbingan Penyuluhan / Dakwah

Bahan Kuliah "Ekonomi & Lembaga Keuangan


Syari'ah" Kang UjangZM STIE AL-KHAIRIYAH
CILEGON
Ruang Lingkup Materi BP / Dakwah
Ajaran Islam Ilmu Agama Islam

 Manusia dan Agama  Ilmu Kalam,


 Hakikat Agama Islam Ushuluddin dan Tauhid
 Pemikiran Islam
 Akidah Islam  Ilmu/studi Al-Quran
 Syariah Islam dan Tafsir
 Ibadah, Akhlak, Makanan,  Ilmu/studi Hadits
Pakaian & Minuman  Ilmu/studi Sirah dan
 Ahwal Syakhshiyyah atau
Ijtima’i dalam Islam Tarikh
 Islam dan Pendidikan  Ilmu/studi Ushul Fikih
 Islam dan Ekonomi  Ilmu/studi Fikih
 Islam dan Hukum  Ilmu/studi Bahasa Arab
 Islam dan Politik
 Islam dan Sosial Budaya dll
 Islam dan Ketatanegaraan
dll.
Bahan Kuliah "METODOLOGI STUDI ISLAM" Kang
UjangZM STIT AL-KHAIRIYAH CILEGON
Kang UJANGzm 24
Kang UJANGzm 25
Kang UJANGzm 26
Kang UJANGzm 27
Kang UJANGzm 28
Ada 4 kekuatan dalam bekomunikasi yang
disingkat (HITS)

1. High Energy (Kekuatan energi untuk


mempengaruhi)

2. Intersity of Eye Contact (Intensitas


pandangan mata terhadap audience)

3. Transfer of Feeling (menyampaikan


pengalaman atau suasana hati)
4. Strategi (cara atau tehnik dalam
menyampaikan materi)

Kang UJANGzm 29
4 Hal yang perlu diperhatikan dalam
penyampaian materi, disingkat (SEEF) :

1. Simple (Sederhana)

2. Easy to be Understood (Mudah dimengerti)

3. Exiting (Menarik)

4. Fast (Cepat)

Kang UJANGzm 30
PEMAHAMAN SARANA / MEDIA
PENYULUHAN /DAKWAH
1. KONENSIONAL
2. MEDIA CETAK
3. ELEKTRONIK
4. AUDIO
5. VIDEO
6. VIDEO-AUDIO-VISUAL
7. E DAKWAH

Kang UJANGzm 31
TINJAUAN
BIMBINGAN PENYULUHAN
AGAMA DAN PEMBANGUNAN /
DAKWAH PADA
DAERAH 3 T ( Terluar, Terdalam,
Tertinggal )

Kang UJANGzm 32
PEMAHAMAN OBJEK/SASARAN BIMBINGAN
PENYULUHAN / DAKWAH PADA MASYARAKAT 3 T (
Terluar, Terdalam, Tertinggal )

 Pengertian Daerah 3T : Daerah 3T adalah daerah yang


dinilai masih memerlukan bantuan dalam berbagai sektor
termasuk di dalamnya ialah sektor Pendidikan /
Penyuluhan agama / Dakwah.

 Permasalahan : yang ada di daerah 3T adaah


pendidikan, dimana di daerah 3T belum sepenuhnya
menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama
masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, wilayah
terpencil yang secara geografis sulit dijangkau

Kang UJANGzm 33
 KARAKTERISTIK DAERAH 3 T ( Terluar, Terdalam,
Tertinggal / Desa )
1. Letaknya relatif jauh dari kota.
2. Lingkungan alam masih besar peranan dan pengaruhnya
terhadap kehidupan masyarakat pedesaan
3. Mata pencaharian bercorak agraris dan relatif homogen
(bertani, beternak, nelayan, dll)
4. Corak kehidupan sosialnya bersifat gemain
schaft (paguyuban dan memiliki community sentiment
yang kuat)
5. Keadaan penduduk (asal-usul), tingkat ekonomi,
pendidikan dan kebudayaannya relatif homogen.
6. Interaksi sosial antar warga desa lebih intim dan langgeng
serta bersifat familistik
7. Memiliki keterikatan yang kuat terhadap tanah
kelahirannya dan tradisi-tradisi warisan leluhurnya

Kang UJANGzm 34
8. Masyarakat desa sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip
kebersamaan / gotong royong kekeluargaan, solidaritas,
musyawarah, kerukunan dan kterlibatan social.
9. Jumlah warganya relatif kecil dengan penguasaan IPTEK relatif
rendah, sehingga produksi barang dan jasa relatif juga rendah
10.Pembagian kerja dan spesialisasi belum banyak dikenal,
sehingga deferensiasi sosial masih sedikit
11.Kehidupan sosial budayanya bersifat statis, dan monoton
dengan tingkat perkembangan yang lamban
12.Masyarakatnya kurang terbuka, kurang kritis, pasrah terhadap
nasib, dan sulit menerima unsur-unsur baru
13.Memiliki sistem nilai budaya (aturan moral) yang mengikat
dan dipedomi warganya dalam melakukan interaksi sosial.
Aturan itu umumnya tidak tertulis
14.Penduduk desa bersifat konservatif, tetapi sangat loyal kepada
pemimpinnya dan menjunjung tinggi tata nilai dan norma-
norma ang berlaku.
Kang UJANGzm 35
Sedangkan Menurut Landis ( ilmuan sosiologis),
terdapat beberapa karateristik masyarakat desa yang perlu
dipahami, antara lain yaitu
1. Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang
masuk
2. Para orang tua umumya otoriter terhadap anak-
anaknya
3. Cara berfkir dan sikapnya konservatif dan statis
4. Mereka amat toleran terhadap nilai-nlai budayanya
sendiri, sehingga kurang toleran terhadap budaya lain
5. Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang
kompetitif
6. Memiliki sikap kurang komunikatif dengan kelompok
sosial diatasnya.

Kang UJANGzm 36
Karakteristirk Dakwah di Pedesaan
1. Metode dakwah yang biasa dilakukan di pedesaan biasanya
secara langsung misalnya dengan pengajian, tabliq akbar dan
face to face,
2. Dari aspek penyuluh / Da’i biasanya cenderung lebih bersifat
otoriter
3. Materi dakwah di pedesaan biasanya lebih bersifat agamis
contohnya seperti: ibadah, fikih, akhlak dan muamalah.
4. Citra da’i menjadi hal yang sangat penting dalam menyampaikan
dakwah di pedesaan dibandingkan dengan isi dakwah itu sendiri
karena sifat masyarakat desa yang sangat menghargai orang-
orang yang berilmu dan jiwa sosialitasnyatasnya yang tinggi.
5. M,asyarakat di pedesaan lebih menyukai dakwah yang sesuai
dengan tradisi mereka yang telah ada artinnya tidak mudah
unutk menerima pemahaman baru yang berbeda dengan
pemahaman islam yang telah ada di desa tersebut.
Kang UJANGzm 37
Prinsip-prinsip pengembangan metode dakwah dipedesaan
1) Menggunakan pendekatan bahasa, struktur, dan kultur yang relevan
dengan masyarakat pedesaan, sederhana, dapat dipahami, dan sesuai
dengan kebutuhan.
2) Melalu pendekatan dn kerjasama dengan tokoh panutannya.
3) Menggunakan bahasa lisan yang komunikatif dalam penjelasan
tentang sesuatu untuk terciptanya kondisioning pemahaman,
persepsi dan sikap.
4) Menggunakan metode pendekatan kerya nyata (amal) dengan
memproritaskan kebutuhan yang mendesak dan menyentuh
kebutuhan real masyarakat secara umum.
5) Melalui pemanfaatan sikap dan karakteristik yang positif yang dimiliki
masyarakat pedesaan yaitu: ketaatan, gotong royong dan
keperdulian.
6) Membantu dalam mencari solusi dari problem sosial, budaya dan
ekonomi yang sedang dihadapi.

Kang UJANGzm 38
7) Sebelum metode dan strategi pengembangan media dan
metode dakwah itu dapat dikembangkan, memalui prisip
sebagaiberikut:
a. Pengembangan metode bi al hasan dan bi al amal sesuai
dengan tantangan dan kebutuhan.
b. Mempertimbangkan metode dan media sesuai dengan
tantangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Memilih metode dan media yang relevan, baik mimbar,
panggung, media cetak, atau elektronik (radio, televisi,
komputer, dan internet).
d. Mengembangkan media atau metode kultural dan
struktural, yakni pranata sosial, seni, karya budaya, dan
wisata alam.
e. Mempertimbangkan dan mengkaji metode pendekatan
pritual antara lain melalui doa.dan sholat, silaturrahmi,
dan sebagainya.
Kang UJANGzm 39
TERIMA KASIH
“ Pertemuan kita, pasti akan dicatat oleh “ TUHAN” kita
masing-masing, dan akan menjadi deposito yang
akan menyelamatkan kita, saat tabungan duniawi
kita sudah tidak ada nilainya nanti.”

Bahan Ajar SOSIOLOGI AGAMA ujangzm 40

Anda mungkin juga menyukai