MATERI
MATERI
Tuna wicara tidak dapat melakukan komunikasi via suara, mereka melakukan
komunikasi dengan cara yang berbeda. Keterbatasan yang mereka miliki membuat
mereka tidak dapat berkomunikasi seperti kebanyakan orang pada umumnya, yaitu
berbicara. Dalam kesehariannya mereka menggunakan Bahasa isyarat tangan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Namun tidak banyak yang mengetahui dan
memahami Bahasa isyarat tersebut. Hal ini membatasi komunikasi antara orang
normal dengan penderita tuna wicara.
1
3). Bagaimana tehnik/cara berkomunikasi dengan pasien tuna wicara?
4). Apa saja yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan pasien tuna wicara?
2
BAB II PEMBAHASAN
1. GERAK TUBUH
Adanya gerakan tubuh yang terjadi saat pada saat berkomunikasi, baik
gerakan yang dilakukan komunikator maupun komunikan.
2. EKSPRESI WAJAH
Ungkapan perasaan seseorang dapat dilihat dari ekspresi wajah seseorang.
Contohnya menggambarkan kegembiraan, kesedihan, kemarahan.
3. PANDANGAN
komunikasi yang baik dilakukan adalah dengan adanya kontak mata,
ketika sedang berkomunikasi.
3
4. POSTUR
Ketika berkomunikasi harus ada postur tubuh yang menandai suasana.
5. JARAK TUBUH DAN KEDEKATAN
Kenyamanan komunikasi bisa dinilai dari jarak tubuh yang diperlihatkan,
seseorang yang sudah akrab dan dekat.
6. SENTUHAN
Ungkapan perhatian, empati dan kasih sayang dapat diungkap melalui
sentuhan.
7. PAKAIAN
Jenis pakaian, rambut, perhiasan, make up juga meperlihatkan kepribadian
seseorang
Teknik komunikasi tersebut juga penting diperhatikan bagi orang normal yang
ingin menjalin komunikasi dengan para tuna wicara. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan kali ini akan dibahas 6 teknik komunikasi pada tuna wicara agar
komunikasi dapat berlangsung lebih baik. Beberapa diantaranya seperti:
1. Cari Perhatian
Teknik komunikasi pada tuna wicara yang pertama adalah dengan mencari
perhatian. Cara ini menjadi langkah awal jika anda ingin memulai komunikasi
dengan orang-orang tuna wicara, karena biasanya tuna wicara akan sulit
memahami maksud anda untuk berkomunikasi dengan mereka. Anda dapat
melakukan sentuhan atau tepukan ringan pada pundak penyandang tuna wicara,
sehingga mereka mengetahui maksud anda untuk memulai komunikasi. Tindakan
tersebut merupakan suatu isyarat bahwa anda ingin menjalin komunikasi.
2. Bertatap Muka
4
melihat gerak bibir saja tetapi dengan bertatap muka, para tuna wicara juga dapat
melihat ekspresi atau gerakan kepala maupun tubuh anda. Sehingga informasi
yang anda sampaikan dapat dipahami dan diterima dengan baik.
3. Kontak Mata
Selain bertatap muka, penting bagi anda untuk melakukan kotak mata dengan
para tuna wicara dalam melakukan interaksi atau komunikasi. Hal ini
dimaksudkan agar anda tidak kehilangan konsentrasi atau perhatian dari tuna
wicara sebagai lawan bicara anda. Penting pula bagi anda untuk tidak memakai
masker, kacamata hitam, maupun media penghalang lainnya yang dapat
mengganggu para tuna wicara untuk memahami maksud yang ingin anda
sampaikan.
5
6. Tetap Bersikap Sopan
Teknik komunikasi pada tuna wicara yang terakhir adalah dengan tetap
bersikap sopan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga perasaan maupun membuat
para penyandang tuna wicara merasa tetap dihargai walaupun kondisi mereka
berbeda. Berikan isyarat yang jelas jika anda merasa ada yang mengganggu
perbincangan anda. Tetap bersikap sopan juga merupakan bagian dari etika
komunikasi yang baik.
6
e. Kebanyakan tuna wicara mengalami kesulitan dalam memahami ucapan
apabila terdapat suara bising lainnya. Cobalah untuk meminimalisir suara-
suara lain yang terjadi ketika Anda sedang berbicara.
f. Beberapa tuna wicara sangat sensitif terhadap suara keras. Bila
memungkinkan, hindari situasi yang memungkinkan timbulnya suara keras.
g. Jika tuna wicara kesulitan dalam memahami frase atau kata tertentu, cobalah
untuk menemukan cara yang berbeda untuk mengatakan hal yang sama atau
kata lain yang memiliki arti yang sama, bukan mengulangi kata tersebut
berulang-ulang atau gunakan bahasa tubuh untuk menjelaskan maksud Anda.
h. Jelaskan kepada tuna wicara mengenai topik umum dari percakapan. Hindari
perubahan mendadak dari topik. Jika subjek pembicaraan berubah, katakan
kepada tuna wicara apa yang sedang Anda bicarakan sekarang. Ulangi
pertanyaan atau fakta-fakta kunci sebelum melanjutkan diskusi.
i. Jika Anda memberikan informasi spesifik - seperti waktu, tempat atau nomor
telepon - kepada tuna wicara, minta mereka mengulangi hal tersebut. Banyak
angka dan kata-kata terdengar sama.
j. Apabila memungkinkan, berilah informasi secara tertulis, seperti arah, jadwal,
penugasan kerja, dll. Setiap orang, terutama tuna wicara, memiliki kesulitan
dalam membaca dan memahami ucapan bibir pada saat mereka sakit atau
lelah.
k. Perhatikan lawan bicara Anda (tuna wicara). tanyalah kepada tuna wicara,
apakah mereka bisa memahami Anda atau tidak, sehingga Anda tahu bahwa
pesan Anda telah tersampaikan.
7
2.5 PENANGANAN TUNA WICARA
Penanganan anak tunawicara dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1) Latihan artikulasi
Artikulasi adalah gerakan otot-otot dari langit-langit, rahang lidah dan bibir
yang perlu untuk bicara. Latihan yang perlu dilakukan seperti : latihan
meniup, latihan bibir, latihan lidah
2) Terapi wicara
Yaitu pengembangan kemampuan bicara anak tuna wicara dengan melatih
pengucapan mulut.
3) Speech development (pengembangan bicara)
Yaitu, pengembangan kemampuan bicara dengan cara mengajarkan berbicara
untuk melatih keluarnya suara.
4) Speech Improvement (peningkatan bicara)
Yaitu segala macam usaha yang berhubungan dengan peningkatan
kemampuan bicara setelah terbiasa mengucapkan kata-kata dengan baik.
Latihan yang dilakukan seperti : Latihan tata Bahasa, latihan bacaan, latihan
ejaan, latihan pemahaman.
5) Speech correction (koreksi ucapan)
Yaitu suatu pembetulan bicara yang berbau terapi, dengan cara membetulkan
dan mengoreksi istilah-istilah yang tidak benar.
8
2.6 CONTOH GERAKAN UMUM KOMUNIKASI UNTUK TUNA WICARA
Tangan kanan ‘B’, hujung jari dikenakan pada tepi dahi kanan lalu digerakkan ke
depan.
9
3. Contoh gerakan ucapan selamat pagi
10
5. Contoh gerakan ucapan selamat malam
Tangan Kanan ’5′ tapak ke depan sambil digerakkan ke kiri dan kanan.
11
7. Contoh gerakan ucapan maaf
Tangan Kanan ‘A’ pada paras dada, buat satu pusingan arah jam.
12
8. Contoh gerakan ucapan terimakasih
Tangan kanan terbuka dengan tapak ke dalam lalu dikenakan pada bibir dan
digerakkan ke depan.
13
9. Contoh gerakan ucapan saya/memperkenalkan nama
3.1 KESIMPULAN
Seseorang yang menderita tuna wicara atau hambatan dalam komunikasi
verbal tidak dapat melakukan komunikasi via suara, mereka melakukan komunikasi
dengan cara yang berbeda. Keterbatasan yang mereka miliki membuat mereka tidak
dapat berkomunikasi seperti kebanyakan orang pada umumnya, yaitu berbicara.
Dalam kesehariannya mereka menggunakan Bahasa isyarat tangan untuk
berkomunikasi dengan orang lain
14
Faktor yang bisa menyebabkan tuna wicara diantaranya karena tekanan darah
yang terlalu tinggi, faktor genetik atau keturunan dari orangtua, keracunan makanan,
penyakit Tetanus Neonatorum yang menyerang bayi pada saat bayi baru lahir,
biasanya karena pertolongan persalinan yang tidak memadai, dan penyakit infeksi
akut pada saluran pernafasan bagian atas.
Anak tuna wicara harus dibantu agar dapat bersosialisasi dengan orang lain
sehingga ia tidak dipandang melalui kekurangannya. Anak tuna wicara juga dapat
dilatih seperti manusia normal pada umumnya, namun mereka hanya sulit berbicara.
Tuna wicara juga memerlukan pendidikan yang dapat mendukung mereka serta
menghilangkan hambatan-hambatan pada diri mereka seperti sekolah-sekolah khusus
yaitu SLB (sekolah luar biasa).
3.2 SARAN
Orang yang memiliki gangguan bicara/tuna wicara harus dibantu agar dapat
berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga ia tidak dipandang
dengan kekurangannya. Tuna wicara juga dapat dilatih seperti manusia normal pada
umumnya, namun mereka hanya sulit berbicara. Tuna wicara juga memerlukan
pendidikan yang dapat mendukung mereka serta membantu menumbuhkan rasa
percaya diri pada diri mereka. Seperti SLB (sekolah luar biasa).
15