Anda di halaman 1dari 16

KALORIMETER

Laporan Praktikum

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Fisika untuk Biologi


Yang Dibina oleh Muhammad Reyza Arief T, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 3 Offering C Tahun 2019

Elysa Firdiani 190341621646


Esther Margaretha Y. 190341621630
Fahrany Wahyu A. 190341621684
Farah Faradisa 190341621652
Farah Nur Indah 190341621648
Iva Alviyatu Mahmudah 190341621667
Kalima 190341621621
Kartika Rahmawati 190341621666

UNIVERSITASNEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
November 2019

PRAKTIKUM 5

KALORIMETER

A. Tujuan
1. Mahasiswa memperoleh penguatan pemahaman tentang kalor, kapasitas kalor zat dan
kalor jenis zat.
2. Mahasiswa mencoba menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor jenis zat
padat
3. Mahasiswa terampil menggunakan calorimeter
4. Mahasiswa terampil menggunakan teori ralat dan mengetahui ralat alat
5. Mahasiswa terampil menggunakan thermometer.
B. Latar belakang
Materi kalor yang disampaikan secara teoritis dalam sesi kuliah (tatap muka),
mengakibatkan mahasiswa memahami secara abstrak sebatas jangkauan pikirnya.
Diperlukan aktivitas yang dapat merangsang pemahaman dasar pengamatan terhadap
kejadian alam, yang diharapkan mampu menguatkan pemahaman teoritis di perkuliahan.
Dalam kegiatan ini mahasiswa merupakan melakukan pengamatan terhadap
proses termodinamik yang berlangsung selama peristiwa “serah terima” kalor dari dua
sistem yang bertemperatur beda dalam keadaan terisolasi dari lingkungannya.
Pada bagian analisis data perhitungan dilakukan dengan asumsi kejadian dalam
keadaan ideal. Mahasiswa seharusnya mengetahui kejadian apa saja yang dianggap ideal
tersebut.
C. Dasar teori
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya
lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda bersentuhan.
Pengertian kalor berbeda dengan suhu. Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda, sedangkan kalor adalah ukuran banyaknya panas. Istilah kalor berasal dari
kata caloric, yang pertama kali diperkenalkan oleh Antoine Laurent Lavoiser (1743 –
1794), seorang ahli kimia dari Prancis. Oleh para ahli kimia dan fisika saat itu, kalor
dianggap sebagai zat alir yang tidak terlihat oleh mata. Kalor mempunyai pengaruh
terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud zat. Alat untuk mengukur besarnya
kalor disebut kalorimeter. Satuan kalor ditetapkan dengan nama kalori (kal). Energi kalor
dapat berubah menjadi energi mekanik atau sebaliknya. Oleh karena itu, terdapat
hubungan antara satuan energi kalor (kalori) dengan satuan energi mekanik (joule).
Hubungan ini ditemukan oleh James Prescott Joule (1818 – 1889), seorang ilmuwan
berbangsaan Inggris. Hubungan tersebut adalah 1 kilokalori = 4,186 x 10^3 joule. Satu
kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga
suhunya naik 1 derajat celsius. Perhitungan James Prescott Joule sampa sekarang masih
berlaku.
Setiap zat memiliki perbedaan dalam jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur pada jumlah massa yang dimiliki oleh zat itu. Perbandingan
banyaknya kalor yang diperlukan benda sehingga temperaturnya naik sebesar ∆t
dinamakan kapasitas kalor C dari benda yaitu:
∆Q
C= ………. (1)
∆T
Berdasarkan persamaan 1, maka kapasitas kalor bermakna tenaga dalam bentuk
kalor yang diberikan pada benda sehingga temperatur benda naik sebesar 1° Celcius.
Hal yang lebih khusus mengarah pada karakteristik bahan pembentuk dinyatakan
sebagai kalor jenis zat. Kalor jenis C adalah kapasitas kalor per satuan massa benda
yaitu:
∆Q
C= ………. (2)
m ∆T
Kalor yang harus diberikan pada benda bermassa m yang memiliki kalor jenis c,
untuk menaikkan temperatur benda dari T1 menjadi T2 di mana T2 >T1 adalah:
T2

Q = m ∫ c dT ……….(3)
T1

Pada interval temperatur biasa kalor jenis bahan relatif konstan terhadap
temperatur sehingga persamaan 3 dapat dinyatakan dengan :
Q = mc∆ T ……….(4)
ketika dua bagian berbeda temperatur dicampur dalam suatu sistem terisolasi
maka terjadi “serah terima” kalor. Kalor mengalir dari bagian bertemperatur tinggi
menuju bagian yang bertemperatur lebih rendah. Jika sistem berada dalam keadaan
terisolasi sempurna, tidak terjadi aliran energi dari lingkungan menuju sistem dan
sebaliknya, bersandar pada Hukum Kekekalan Energi, kalor yang dilepas oleh bagian
bertemperatur lebih tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh bagian yang
bertemperatur lebih rendah. Ungkapan azas Black menyatakan :

“kalor yang dilepas = kalor yang diserap”

Bila kapasitas kalor dan kalorimeter diketahui, maka kalorimeter dapat


digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Metode yang digunakan dikenal
dengan metode pencampuran, yaitu benda yang ingin diketahui kalor jenisnya dipanasi
sampai temperatur T2, kemudian dimasukkan dalam sebuah kalorimeter berisi air yang
berada dalam kesetimbangan temperature T1. Pencampuran dua sistem yang berbeda
tersebut akan menghasilkan kesetimbangan temperature T3.
Faktor terpenting yang harus diperhatikan dalam percobaan menggunakan
kalorimeter adalah semaksimal mungkin sistem kalorimeter berada dalam kondisi
terisolasi dengan lingkungannya (tidak terjadi pertukaran kalor antara kalorimeter dengan
lingkungannya) dengan demikian kalor yang dilepas benda sama dengan kalor yang
diterima oleh kalorimeter air dingin.
1. Menentukan kapasitas kalor calorimeter (Ck)

Pada percobaan 1 ini, mula-mula air dingin bermassa m1 dimasukkan ke dalam


kalorimeter sehingga terjadi kesetimbangan termal antara air dan kalorimeter pada
temperatur T1 Tambahkan air panas yang bertemperatur T2>T1, sehingga terjadi
perpindahan kalor dari zat yang bersuhu tinggi (air panas) menuju zat bersuhu rendah (air
dingin dan calorimeter). Pernyataan azas Black untuk fenomena ini adalah kalor yang
dilepas sama dengan kalor yang diserap air dingin dan calorimeter.

Jika kalor jenis air untuk kisaran suhu ini diasumsikan konstan sebesar c air = 1
kalori/ g° Celcius, maka persamaan eksplisit kapasitas kalor calorimeter c kal adalah :
T 2−T 3
c kal = m ap .Ca - madCa ………. (5)
T 3−T 1

Jelaslah bahwa besaran-besaran yang yang harus kita ukur untuk menentukan c � 汜
adalah massa air dingin mad , massa air panas temperatur setimbang antara air dingin dan
calorimeter T1, suhu air panas panas tepat ketika akan dimasukkan ke dalam kalorimeter
T2 temperatur setimbang dari campuran air dingin dan air panas dalam kalorimeter T3.

D. Alat , bahan, dan rangkaian percobaan


1. Calorimeter lengkap denan pengaduk
2. Thermometer
3. Bejana pelindung
4. Thermometer batang
5. Gelas ukur 100 mL
6. Pemanas Bunsen (diganti dengan heater)
7. Bejana pemanas
8. Air
E. Susunan alat

F. Prosedur percobaan
1. Percobaan 1 (Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter)

Disiapkan alat dan bahan, kemudian disusun percobaan

Dipanaskan sejumlah air menggunakan alat pemanas heater

Diletakkan diatas timbangan bagian set calorimeter yang terdiri dari bejana
calorimeter, thermometer, dan pengaduk jadi satu

Ditimbang air dingin, (suhunya harus lebih rendah dari suhu kamar) sekitar 50g,
kemudian dimasukkan ke dalam calorimeter. Dicatat massa air dingin sebagai
m ad

Diamati thermometer dan dicatat temperature kesetimbangan awal antara air


dingin dan calorimeter sebagai T1

Diambil 50 mL air yang dipanaskan (dari langkah 2) dan daibuat temperature air
panas 50° C (diukur dengan thermometer lain) dan dimasukkan dengan cepat ke
dalam calorimeter. Dicatat suhu sebagai T2

Diauduk pelan-pelan campuran air dingin dan air panas tersebut sambil diamati
terus perubahan temperature yang ditunjukkan oleh thermometer. Setelah
penunjukan thermometer stabil, dan suhunya hamper turun, dicatat suhunya
sebagai T3

Dibuang air dalam calorimeter dan diusap dengan lap bejana calorimeter hingga
Dicatat
kering, data
lalu yang diperoleh
diulangi pada 4lembar
langkah butir dampaidata pengamatan
dengan yang tersedia
butir 9 sebanyak 4 kali
G. Hasil pengamatan

Percobaan 1

m ad (g) (g) T1 ( T2 ( T3 ( (satuan)


m ap
°C¿
°C¿
°C¿
C kal
No
.

1. 50 50

2. 50 50

3 50 50

4. 50 50

 Kapasitas kalor calorimeter adalah C kal = ?


 Standar deviasi dari kapasitas kalor calorimeter adalah SCkal = ?
H. Analisis data (teori ralat rambat)
 Menentukan Kapasitas kalor kalorimeter (Ckal)
T 2−T 3
 Ckal = (Map xCa x ) – (Mad x Ca)
T 3−T 1
1 1
 ΔMap = x nst = x 0,01 g= 0,005 g
2 2
1 1
 ΔMad = x nst = x 0,01 g= 0,005 g
2 2
1 1
 ΔT1 = x nst = x 1 g= 0,5°C
2 2
1 1
 ΔT2 = x nst = x 1 g= 0,5°C
2 2
1 1
 ΔT3 = x nst = x 1 g= 0,5°C
2 2
 Ralat Mutlak
 ΔCk =
2 2 2 2 2

√| ∂Ck 2
x x ∆ Map +
∂ Map 3
∂ Ck 2
|| x x ∆ Mad +
∂ Mad 3
∂ Ck 2
||
x x ∆T 1 +
ΔT 1 3
∂ Ck 2
|| ||
x x ∆T 2
ΔT 2 3
∂ Ck 2
|
x x ∆T 3
ΔT 3 3

∂Ck Ca x (T 2−T 3)
 =
∂ Map T 3−T 1

∂Ck
 =−Ca
∂ Map

∂Ck Map x Ca(T 2−T 3)


 =
∂T 1 (T 3−T 1)2

∂Ck Map x Ca
 =
∂T 2 (T 3−T 1)2

∂Ck (T 3−T 1 ) xMap x Ca x (−1 )−Ma � 〄 x Ca(T 2−T 3)(1)


 =
∂T 3 (T 3−T 1)2

 Percobaan 1
50−37
 Ckal = (44,35 x1 x ) – (50 x 1)
37−26
13
= (44,35 x ) -50
11
= 2,41 kal/°C

∂Ck 1 x (50−37) 13
 = = =1,1818181818
∂ Map 37−26 11

∂Ck
 =−1
∂ Map
∂Ck 44,35 x 1(50−37) 44,35 x 1(13)
 = = =4,76
∂T 1 (37−26)2 (11)2

∂Ck 44,35 x 1 44,35 x 1


 = = =0,3665289256
∂T 2 (37−26)2 (11)2

∂Ck (37−26 ) x 44,35 x 1 x (−1 )−44,35 x 1(50−37)(1) −1064,4


 = = = -8,796694
∂T 3 (37−26)2 121
 ΔCkal=
2 2 2 2 2

√| 2 2
3 || 2
3
=√ 0,0000155188+0,0000111111+2,51751+ 0,014924694+8,596
|| || 2
3 || 2
1,1818181818 x x 0,005 + −1 x x 0,005 + 4,76 x x 0,5 + 0,3665 x x 0,5 −8,796 x x 0,5
3 3 |
=√ 11,1286641944
=3,3359 kal/°C
Ralat Relatif
ΔCkal
x 100%
Ckal
3,359
x 100% =138,42 %
2,41

 Percobaan 2
50−36
 Ckal = (45,05 x1 x ) – (50 x 1)
36−25
14
 = (45,02 x ) -50
11
 = 7,298 kal/°C

∂Ck 1 x (50−37) 14
 = = =1,2727272727
∂ Map 36−25 11

∂Ck
 =−1
∂ Map

∂Ck 45,02 x 1(50−36) 45,02 x 1(14)


 = = =5,2089
∂T 1 (36−25)2 (11)2

∂Ck 45,02 x 1 45,02 x 1


 = = =0,3720661157
∂T 2 (36−25)2 (11)2
∂Ck 11 x 45,02 x 1 x (−1 )−45,02 x 1(14)(1) −1125,5
 = = = -9,301
∂T 3 121 121
 ΔCkal=
2 2 2 2 2

√| 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
3 |
1,2727272727 x x 0,005 + −1 x x 0,005 + 5,2089 x x 0,5 + 0,372 x x 0,5 −9,301 x x 0,5

=√ 0,0000179982+ 0,0000111111+ 1,7603+ 0,015376+9,612

=√ 11,3877718871

=3,3745kal/°C

 Ralat Relatif

ΔCkal
x 100%
Ckal

3,3745
x 100% =46,23975545922 % =46,24%
7,298

 Percobaan 3

50−37
 Ckal = (44,54 x1 x ) – (50 x 1)
10
13
= (44,54 x ) -50
10
= 7,902 kal/°C

∂Ck 1 x (50−37) 13
 = = =1,3
∂ Map 37−27 10

∂Ck
 =−1
∂ Ma p

∂Ck 44,54 x 1(50−37) 44,54 x 1( 13)


 = = =5,7902
∂T 1 (37−27)2 (10)2

∂Ck 44,54 x 1 44,54 x 1


 = = =0,4454
∂T 2 (10)2 (10)2
∂Ck 11 x 44,54 x 1 x (−1 )−44,54 x 1(14)(1) −1024,42
 = = = -10,2442
∂T 3 100 100

 ΔCkal=
2 2 2 2 2

√| 2
3 ||2
3
2
||
3 || 2
3 || 2
3 |
1,3 x x 0,005 + −1 x x 0,005 + 5,7902 x x 0 , 5 + 0,4454 x x 0,5 −10,2442 x x 0,5

=√ 0,0000187777+0,0000111111+3,725+0,02204+ 11,6604

=√ 15,407

=3,9252 kal/°C

 Ralat Relatif

ΔCkal
x 100%
Ckal

3,9252
x 100% =49,67 %
7,902

 Percobaan 4

50−36
 Ckal = (49,05 x1 x ) – (50 x 1)
36−28
= (49,05 x1,75) -50
= 35,8575 kal/°C

∂Ck 1 x (50−36) 14
 = = =1,75
∂ Map 36−28 8

∂Ck
 =−1
∂ Map

∂Ck 49,05 x 1(50−36) 686,7


 = = =10,73
∂T 1 (36−28)2 64

∂Ck 49,05 x 1
 = =0,7664
∂T 2 64
∂Ck 8 x 49,05 x 1 x (−1 ) −49,05 x 1(14 )( 1) −1079,1
 = = = -16,86
∂T 3 64 64

 ΔCkal=
2 2 2 2 2

√| 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
3 ||2
1,75 x x 0,005 + −1 x x 0,005 + 10,73 x x 0,5 + 0,7664 x x 0,5 −16,86 x x 0,5
3 |
=√ 0,0000340278+0,0000111111+12,79254+0,06526+ 31,58

=√ 44,44

=6,6665 kal/°C

 Ralat Relatif

ΔCkal
x 100%
Ckal

6,6665
x 100% =18,6 %
35,8375

I. Pembahasan
Kalor adalah energi yang ditransfer dari suatu obyek kepada obyek lain yang hanya
disebabkan oleh perbedaan temperatur. Kalor mengalir dari sistem bertemperatur tinggi
menuju sistem yang bertemperatur lebih rendah (Tim Praktikum Fisika Dasar, 2017).
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan
menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat celcius.
Suhu atau termometer juga bisa diartikan sebagai suatu sifat fisika dari suatu benda yang
menggambarkan Energy kinetic rata-rata dari pergerakan molekul-molekul (Abdurrazaq,
A dkk, 2017). Kalor jenis merupakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan
atau melepaskan suhu tiap satu kilogram massa suatu zat sebesar 1C° atau 1K. Sedangkan
kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
sebesar 1C° atau 1K (Sarwana, J. 2012).

Dengan menerapkan hukum kekekalan energi dapat dilakukan pengukuran-pengukuran


kalor atau kalorimetri. Kalorimeter bekarja berdasarkan asas Black, yaitu besarnya kalor
yang dilepaskan oleh sebuah benda yang suhunya lebih tinggi akan sama dengan kalor
yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah. Apabila suatu zat dicampur dengan
zat lain yang suhunya berbeda, maka antara kedua zat itu akan terjadi pertukaran kalor
hingga tercapainya keseimbangan termal dimana suhu kedua zat akan sama. Black
menemukan bahwa pada proses pencampuran ini, besarnya kalor yang dilepaskan oleh
zat yang suhu awalnya lebih tinggi akan sama dengan besarnya kalor yang diterima oleh
zat yang suhu awalnya lebih rendah. Black kemudian merumuskan asasnya yang
berbunyi: kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Asas Black merupakan
bentuk lain dari hukum kekekalan energi, yaitu banyaknya energi selalu tetap. Artinya,
bila sebuah benda memberikan kalor kepada benda lain, maka kalor yang diterima sama
dengan kalor yang diberikan. Secara matematis:

Metode yang dilakukan dalam melakukan pencampuran untuk menentukan Kalor Jenis
zat adalah berpedoman dari pernyataan azas Black. Yang menyatakan kalor yang dilepas
sama dengan kalor yang diterima. Yang berarti pada praktikum ini kalor yang dilepas
benda padat sama dengan kalor yang diserap air dingin dan kalor yang diserap oleh
kalorimeter. Jika terdapat dua benda yang suhunya saling bersentuhan, maka dinamakan
menuju kesetimbangan dinamika. Suhu ankhir dua benda tersebut akan sama. Zat yang
akan dicari kalor jenisnya dipanasi hingga suhu tertentu. Zat tersebut dimasukkan dalam
kalorimeter yang suda terisi air yang sudah diketahui massa dan suhunya. Pada saat
memasukkan zat kedalam kalorimeter harus secara cepat agar tidak ada perubahan suhu
saat akan dimasukkan dalam kalorimeter. Lalu untuk menentukan kalor jenis zat cuku
dengan menghitung suhu dari campuran tersebut. Dan pada metode pencampuran untuk
menentukan kalor jenis zat benda harus berkondisi adiabatis. Adiabatis merupakan suatu
kondisi dimana tidak adanya energi yang masuk atau lepas dari unsur dan tidak ada
energi yang keluar yang dapat memengaruhi kalor pada kalorimeter. berdasarkan teori
asaz black maka dapat dirumuskan.

Q lepas=¿Q terima ¿

Banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebanding dengan
perubahan temperatur/suhu (∆T) dan massa (m) zat tersebut. Secara matematis hubungan
tersebut dinyatakan sebagai berikut,

Q=m x c x ∆ T

Dengan m merupakan massa zat dan c merupakan kalor jenis zat ( Arifin , 2012 ) Dapat
disimpulkan bahwa semakin besar nilai kalor jenis zat (c) dan perubahan temperatur/suhu
(∆T), maka semakin besar pula banyaknya kalor (Q) yang diterima. Semakin kecil nilai
kalor jenis zat (c) dan perubahan temperatur/suhu (∆T), maka semakin kecil pula
banyaknya kalor (Q) yang diterima.

J. Kesimpulan
1. Kalor adalah energi yang ditransfer dari suatu objek kepada objek lain yang hanya
disebabkan oleh perbedaan temperatur kalor mengalir dari sistem bertemperatur tinggi
menuju sistem yang bertemperatur lebih rendah.
2. Kapasitas kalor atau kapasitas panas biasanya dilambangkan dengan kapital C adalah besaran
terukur yang menggambarkan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu
zat tertentu (1%).
3. Kalor jenis zat adalah jumlah kaloryang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu gram zat
sebesar satu derajat celcius.
4. Kapasitas kalorimeter dapat ditentukan dengan rumus
∆Q T 2−T 3
C= atau dengan persamaan Ckal c kal = m ap .Ca - m adCa
∆T T 3−T 1
Sedangkan kalor jenis zat dapat ditentukan melalui rumus
∆Q mad(T 3−T 1) Ckal (T 3−T 1)
C= atau dengan persamaan Cb Cb= +
m ∆T mb(T 2−T 3) mb(T 2−T 3)
5. Set kalorimeter teridiri dari pengaduk, termometer, bejana pemanas dan bejana
pelindung. Dari percobaan ini maka kita dapat mengetahui bagaimana cara
menyususn set kalorimeter yang benar. Selain itu dalam percobaan kalorimeter ini
digunakan gelas ukur 100 ml dan pemanas bunsen, maka dari itu percobaan ini juga
membuat kita memahami cara penggunaan yang baik dan benar dari alat-alat tersebut.
6. Teori ralat dapat diaplikasikan dengan cara menghitung dengan menggunakan rumus
∆ Ckal
x 100 %
Ckal

Teori ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar keralatan yang terjadi saat percobaan.

7. Dalam percobaan kalorimeter terdapat proses pemanasan air dan pengukuran suhu.
Pemakaian termometer tidak boleh menyentuh wadah karena jika tersentuh maka yang
terukur adalah suhu wadah bukan suhu air. Kemudian cara memegang termometer harus pada
tali yang telah tersedia pada termometer karena jika termometer tersentuh oleh tangan kita
dikhawatirkn panas dari tubuh kita akan mengalir dan memengaruhi hasil pengukuran.
K. Tugas
1. Kesalahan yang mungkin terjadi bila air yang berada di dalam kalorimeter terlalu
banyak dibanding dengan jumlah zat padat yang dimasukkan ke dalamnya adalah
suhu yang dihasilkan setelah penyerapan kalor oleh air (zat yang kalornya rendah,
karena suhu awalnya rendah) dari zat padat (zat yang kalornya tinggi, karena suhu
awalnya tingga) tidak sama, bisa jadi lebih rendah. Karena, seharusnya penyerapan
dan pelepasan kalor ini besarnya harus seimbang. Kalor yang diserap sama dengan
kalor yang dilepaskan, sehingga berlaku hukum kekekalan energi.
2. Diketahui :

m₁ = 100 gram
C₁ = 0,040 kal/g⁰ C
m₂ = 400 gram
T₂ = 0⁰ C
T₃ = 10,1⁰ C

Ditanya :
T₁ = … ?

Jawab :
 C₂ = 1 kal/g⁰ C
 m₁ x C₁ x (T₁ - T₃) = m₂ x C₂ x (T₃ - T₂)
100 x 0,040 x (T₁ - 10,1) = 400 x 1 x (10,1 – 0)
4 (T₁ - 10,1) = 400 x 1 x 10,1
4 (T₁ - 10,1) = 4040
4040
T₁ - 10,1 =
4
T₁ - 10,1 = 1010
T₁ = 1010 + 10,1
T₁ = 1020,1
Jadi, temperatur platina tepat ketika akan dimasukkan ke dalam air adalah 1020,1⁰ C.

L. Daftar Pustaka
Tim Praktikum Fisika Dasar. 2017. Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Abdurrazaq, A dkk. 2017. Alat Ukur Suhu Udara Digital Berbasis Atmega 32. Sumatra
Utara: Universitas Sumatra Utara.
Sarwana, J. 2012. Modul Fisika. Yogyakarta: SMAN 1 Sewon.
Arifin, M . 2012 . Konsep Dasar Fisika. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/KONSEP_DASAR_FISIKA/BBM_6_%28Suhu_dan_Kalor%29
_KD_Fisika.pdf. Diakses pada tanggal 10 November 2019

Anda mungkin juga menyukai