Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

PERALATAN SISTEM TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

OLEH :
I MADE ANGGA PADWITA DARMA
1805541011

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Soal
1. Berikan foto dan jelaskan fungsi dari masing-masing peralatan distribusi
berikut :
A. FCO H. Lightning Arrester
B. LBS I. MVTIC
C. AAAC J. Tiang I
D. AAACS K. Tiang H
E. Recloser L. MCA
F. PT M. Tanduk
G. CT N. Kawat Tanah
Jawaban
A. FCO (Fuse Cut Off)

Gambar 1.1 FCO (Fuse Cut Off) - Jl Teuku Umar Barat

Fuse Cut Out (FCO) merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik


yang berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja denga cara meleburkan
bagian dari komponennya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan
disesuaikan dengan ukurannya itu. Disamping itu FCO merupakan peralatan
proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan
memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus
yang melewati kapasitas kerjanya.
Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada
cut out akan putus, dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan
menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem.
Adapun cara perlindungannya adalah dengan melelehkan fuse link, sehingga
dapat memisahkan antara bagian yang sehat dan yang terganggu. Sedangkan
fuse link itu sendiri adalah elemen inti dari FCO yang terletak di dalam fuse
holder dan mempunyai titik lebur tertentu. Jika beban jaringan sesudah FCO
menyentuh titik lebur tersebut, maka fuse link akan meleleh dan akan
memisahkan jaringan sebelum FCO dengan jaringan sesudah FCO.
Biasanya Fuse Cut Out dipasang setelah PTS maupun LBS untuk
memproteksi feeder dari gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan
jaringan yang dilindunginya, Fuse Cut Out juga sering ditemukan pada setiap
transformator.

B. LBS (Low Break Switch)

Gambar 1.2 LBS (Low Break Switch) - Jl Taman Pancing, Pemogan, Denpasar

Load Break Switch (LBS) atau saklar pemutus beban adalah peralatan


hubung yang digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan
beban nominal. Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik dalam
keadaan berbeban atau tidak berbeban, LBS berada di luar ruas pada
tiang pancang, yang dikendalikan secara elektronis. Switch dengan
penempatan di atas tiang pancang ini dioptimalkan melalui control jarak jauh
dan skema otomatisasi. LBS biasanya digunakan di percabangan atau
penglokasikan pada jaringan SUTM, sehingga mempermudah dalam
operasional.

C. AAAC (All Alumunium Alloy Conductor)

Gambar 1.3 AAAC (All Alumunium Alloy Conductor) – Jl Raya Abianbase

AAAC atau All Alumunium Alloy Conductor merupakan konduktor


kawat stranded yang seluruhnya terbuat dari Stranded Alumunium Alloy dan
digunakan untuk transmisi tenaga saluran udara. Biasanya tidak memiliki
kecacatan fisik seperti ceceran, retakan dan goresan.. AAAC memiliki minyak
pelumas di tiap lapisan kawatnya. Suhu titik jenuh dari minyak pelumasnya
tidak kurang dari 120⁰C. kabel AAAC diaplikasikan pada jaringan transmisi
menengah dan jaringan distribusi daya listrik. Di mana kabel ini dipakai dalam
sistem grounding dan sistem proteksi petir. Kabel ini sebagai penghantar anti
petir ke grounding.
D. AAACS (All Aluminium Alloy Conductor Shielded)

Gambar 1.4 AAACS (All Aluminium Alloy Conductor Shielded) - Jl Raya


Abianbase

AAACS (All Aluminium Alloy Conductor Shielded) merupakan


penghantar AAAC yg berselubung polietilen ikat silang (XPLE).
Penghantarnya berupa aluminium paduan dipilin bulat tidak dipadatkan.
Isolasi kabel AAACS memiliki ketahanan isolasi, sampai dengan 6 kV
sehingga penghantar jenis ini harus diperlakukan seperti halnya penghantar
udara telanjang.
E. Recloser

Gambar 1.5 Recloser / Jimbaran, Kuta Selatan Badung

Recloser adalah rangkaian listrik yang terdiri pemutus tenaga yang


dilengkapi kotak kontrol elektonik (Electronic Control Box) recloser, yaitu
suatu peralatan elektronik sebagai kelengkapan recloser dimana peralatan ini
tidak berhubungan dengan tegangan menengah dan pada peralatan
ini recloser dapat dikendalikan cara pelepasannya. Dari dalam kotak kontrol
inilah pengaturan (setting) recloser dapat ditentukan.
Alat pengaman ini bekerja secara otomatis guna mengamankan suatu
sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat.
Cara bekerjanya adalah untuk menutup balik dan membuka secara otomatis
yang dapat diatur selang waktunya, dimana pada sebuah gangguan
temporer, recloser tidak membuka tetap (lock out), kemudian recloser akan
menutup kembali setelah gangguan itu hilang. 
F. PT (Potential Transformator)

Gambar 1.6 PT (Potential Transformator) - Jl Taman Pancing, Pemogan, Denpasar

Potential Transformer (PT) adalah peralatan yang mentransformasi


tegangan sistem  yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah
untuk kebutuhan peralatan indikator, alat ukur/meter dan relai. PT berfungsi
untuk mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke
besaran tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk
peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti. Serta
berfungsi untuk Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi
dengan bagian sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai
sistm proteksi dan pengukuran peralatan dibagian primer.
G. CT (Current Transformator)

Gambar 1.7 CT (Current Transformator) - Kuburan Cina, Nusa Dua, Badung

CT adalah trafo yang menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya


sesuai dengan ratio dan arus primernya. CT umumnya terdiri dari sebuah inti
besi yang dililiti oleh konduktor kawat tembaga. Output dari skunder
biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki
oleh CT tersebut. Misal 400:5, berarti sekunder CT akan mengeluarkan
output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari kedua macam
output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih murah
adalah yang 5 ampere.
H. Lightning Arrester

Gambar 1.8 Lightning Arrester – Jl. Hang Tuah, Sanur Kaja, Denpasar

Lightning arrester adalah suatu alat pengaman yang melindungi


jaringan dan peralatannya terhadap tegangan lebih abnormal yang terjadi
karena sambaran petir (flash over) dan karena surja hubung(switching
surge) di suatu jaringan. Lightning arrester ini memberi kesempatan yang
lebih besar terhadap tegangan lebih abnormal untuk dilewatkan ke tanah
sebelum alat pengaman ini merusak peralatan jaringan seperti tansformator
dan isolator. Oleh karena itu lightning arrester merupakan alat yang peka
terhadap tegangan, maka pemakaiannya harus disesuaikan dengan tegangan
sistem.
Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi
peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap
gangguan surya ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik
dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya
ketanah.
Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh
tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan
oleh tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga
merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu system tenaga listrik. Bila
surja datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta
mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu
induk.
I. MVTIC (Medium Voltage Twisted Insulated Cable)

Gambar 1.9 MVTIC (Medium Voltage Twisted Insulated Cable) - Jl Raya


Abianbase

Penghantar ini merupakan jenis kawat yang digunakan untuk saluran


kabel udara tegangan menengah, merupakan jenis kabel berisolasi yang
digunakan untuk mengalirkan tegangan menengah yaitu biasanya dipasang
pada tegangan 20 KV dengan ciri – ciri bentuk kabel ini adalah terdapat 3
kabel yang dililit menjadi 1 dan membentang di sepanjang saluran distrifusi
tegangan menengah. Dibandingkan dengan kabel AAAC, MVTIC cendrung
lebih aman digunakan karena terdapat lapisan pelindung pada kabel tersebut.
J. Tiang I

Gambar 1.10 Tiang I - Jl Taman Pancing, Pemogan, Denpasar

TM-1 merupakan tiang tumpu yang digunakan untuk rute jaringan


lurus, dengan satu traves dan menggunakan tiga buah isolator jenis pin
insulator dan tidak memakai treck skoor. Penggunaan kostruksi TM-1 ini
hanya dapat dilakukan pada sudut 170°-180°. Konstruksi TM-1 ini termasuk
tiang penyangga yang merupakan tiang yang dipasang pada saluran listrik
yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar dimana
gaya yang ditanggung oleh tiang adalah gaya karena beban kawat.
K. Tiang H

Gambar 1.11 Tiang H - Jl Taman Pancing, Pemogan, Denpasar

Tiang H (Ganda) tiang portal dengan double traves. Isolator yang


digunakan jenis suspension, dan jenis pin. Tiang ini digunakan untuk saluran
listrik yang lurus pemanfaatannya digunakan pada perluasan SUTT dalam
kota yang padat penduduk dan memerlukan lahan relatif sempit. Tiang ini
membentangkan kawat secara vertical, dimana tersiri dati 3 fase kawat dan 2
kawat tanah. Tiang adalah bagian utama dari tiang pole yang berfungsi
sebagai penopang dari palang dan insulator. Untuk pemakaian pada saluran
dengan jarak rentang yang panjang (menyeberang sungai, lembah dan
sebagainya), digunakan tiang khusus yang konstruksi dan dimensinya dibuat
lebih besar serta lebih kuat dari pada jenis tiang yang standar.
L. MCA (Multi Chamber Arrester)

Gambar 1.12 MCA (Multi Chamber Arrester) – Pecatu, Badung

Multi-Chamber Arester merupakan jenis lain dari arrester dimana


arrester jenis ini digunakan sebagai pengganti dari arrester jenis biasanya
dimana arrester jenis ini dapat menangani masalah yang tidak dapat ditangani
arrester jenis biasanya, tidak boleh lebih dari 5 Ohm. Oleh karena itu jika
tahanan tanah melebihi 5 Ohm maka arrester jenis ini merupakan solusi
terbaik. Multi Chamber Arrester merupakan alat proteksi tegangan lebih pada
saluran tegangan menengah dengan memilki tahanan dari tanah melebihi 5
Ohm yaitu pada tegangan 20 KVd imana MCA ini memiliki prinsip kerja
menangkap petir dan membuang tegangannya yang berupa loncatan bunga api
pada sekeliling.
M. Tanduk

Gambar 1.13 Tanduk - Jl Taman Pancing, Pemogan, Denpasar

Alat ini merupakan pengaman tanduk api yang diletakkan dikedua


ujung isolator gantung atau isolator batang panjang. Tanduk api dipasang pada
ujung kawat penghantar dan ujung isolator yang berhubungan langsung
dengan ground (tanah) yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga busur api
tidak akan mengenai isolator saat terjadi loncatan api.

N. Kawat Tanah
Gambar 1.14 Kawat Tanah - Jl Raya Abianbase

Kawat Tanah atau Earth wire (kawat petir / kawat tanah) adalah media
untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang di atas
kawat fasa dengan sudut perlindungan yang sekecil mungkin, karena dianggap
petir menyambar dari atas kawat. Namun jika petir menyambar dari samping
maka dapat mengakibatkan kawat fasa tersambar dan dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan.
Kawat pada tower tension dipegang oleh tension clamp, sedangkan
pada tower suspension dipegang oleh suspension clamp. Pada tension clamp
dipasang kawat jumper yang menghubungkannya pada tower agar arus petir
dapat dibuang ke tanah lewat tower. Untuk keperluan perbaikan mutu
pentanahan maka dari kawat jumper ini ditambahkan kawat lagi menuju
ketanah yang kemudian dihubungkan dengan kawat pentanahan.

Anda mungkin juga menyukai