PEMBAHASAN
A. KONSEP METABOLISME
Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup, baik siang ataupun malam
hari. Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan hijau jika ada cahaya,
baik siang maupun malam hari.
B. METABOLISME KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah segolongan senyawa organic yang paling banyak di
bumi, terdiri atas karbon hidrogen dan oksigen. Secara biokimia karbohidrat
adalah polihidroksil aldehida atau polihidrolisis. Bentuk molekul karbohidrat yang
paling sederhana terdiri atas satu molekul gula sederhana disebut monosakarida,
misalnya glukosa, galaktosa, fruktosa.
Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula
yang terangkai mejadi rantai yang panjang dan dapat bercabang disebut
polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Disakarida rangkaian dua
monoksakarida dan oligosakarida serangkaian monosakarida sebagai sumber
energi karbohidrat berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam-basa dalam
tubuh.
Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan
oksigen. Jumlah atom karbonnya bisa bervariasi. Hampir sebagian besar
organisme memperoleh sebagian besar energi untuk menunjang kehidupannya
dari karbohidrat. Secara umum, karbohidrat atau sakarida (berasal dari bahasa
Yunani yang artinya ‘gula’) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Karbohidrat sederhana
2. Karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks yaitu karbohidrat yang terdiri dari 3 unit gula atau
lebih dan tertaut dalam rantai. Karbohidrat yang terdiri dari 3 sampai 10 unit gula
disebut oligosakarida (oligo = beberapa), sedangkan karbohidrat yang terdiri dari
banyak unit gula disebut polisakarida (poli = banyak). Pada bakteri, karbohidrat
kompleks ini dicerna oleh enzim untuk menghasilkan gula sederhana. Contohnya
adalah pati dan selulosa, yaitu suatu polimer (rantai atom yang panjang) unit
glukosa yang dipecah menjadi glukosa sederhana.
Karbohidrat adalah bahan bakar jangka pendek yang baik untuk organisme
uniseluler, karena karbohidrat lebih sederhana untuk dimetabolisme oleh tubuh
dari pada lemak atau asam amino (komponen protein). Karbohidrat biasanya
disimpan dalam molekul glukosa polimer panjang atau sebagai penyimpanan
energi.
Sel hidup, termasuk di dalamnya organel-organel sel, adalah ‘mesin organik’ yang
beraktivitas tidak ada henti-hentinya. Seperti contohnya, organel sel yang
berkerja-sama dan saling berkoordinasi dengan baik untuk menjaga suatu
organisme tetap berfungsi. Untuk menjaga ‘kehidupannya’, setiap sel sangat
bergantung pada reaksi-reaksi biokimia yang terjadi dan karbohidrat adalah
sumber energi penting yang menggerakan reaksi-reaksi ini.
Metabolisme adalah reaksi kimia yang terorganisir, dan terkoordinasi dengan baik
yang terjadi dalam sel. Proses metabolisme ini mempunyai jalur (metabolic
pathway) yang terdiri dari jalur katabolisme (merombak molekul), jalur
anabolisme (menyusun molekul), dan jalur amfibolik (yang melibatkan
katabolisme dan anabolisme).
1. Glikolisis
Glikolisis terjadi dihampir bagian setiap sel hidup. Reaksi ini dipercaya sebagai
jalur biokimia tertua yang terjadi di organisme. Glikolisis ini juga bisa terjadi
secara anaerobik, yang artinya proses ini sudah terjadi dalam bakteri prokariotik
saat Bumi masih mempunyai atmosfer yang miskin oksigen (pra-eukariotik).
(Baca: Pengertian Organisme Prokariotik)
Pada fase ini, molekul glukosa disusun kembali, dan 2 kelompok fosfat terikat
pada glukosa ini. Kelompok fosfat ini kemudian membuat gula ‘modifikasi’ yang
tidak stabil (fruktosa-1,6-bisfosfat), memungkinkan gula ‘modifikasi’ ini terbagi
menjadi dua dan membentuk gula glyceraldehyde-3-phospate. Karena fosfat yang
digunakan pada langkah ini berasal dari ATP (adenosine trifosfat), maka 2
molekul ATP digunakan. Fase ini sering disebut juga fase ‘investasi’ energi,
karena menggunakan energi (ATP) untuk menjalankan prosesnya.
Siklus asam sitrat, atau siklus asam trikarboksilat, atau siklus Krebs adalah pusat
pengendali dalam respirasi seluler. Siklus ini terjadi setelah Glikolisis
dan menggunakan acetyl coenzim A (CoA), dibuat dari oksidasi piruvat, sebagai
bahan awalnya. (Baca: Siklus Krebs)
Tahap awal dari siklus ini adalah, acetyl CoA bergabung dengan molekul
penerima oksaloasetat (4 karbon) untuk membentuk molekul sitrat (6
karbon). Kemudian, molekul sitrat ini melepaskan 2 karbonnya dalam bentuk
karbon dioksida dan memproduksi molekul NADH. Enzim yang mengkatalisasi
reaksi ini adalah kunci utama dalam mengatur siklus asam sitrat, mempercepat
atau memperlambat reaksi berdasarkan kebutuhan energi sel. (Baca: Fungsi
Enzim Tripsin)
Secara keseluruhan, satu putaran siklus asam sitrat melepaskan 2 molekul karbon
dioksida dan memproduksi 3 NADH, 1 FADH2, dan 1 ATP. Karena pada
Glikolisis, ada 2 piruvat yang dihasilkan, maka siklus asam sitrat terjadi dua kali
untuk setiap molekul glukosa.
Jalur fosfat pentosa atau pentose phosphate pathway adalah jalur metabolik yang
berjalan secara pararel dengan Glikolisis. Jika produk dari Glikolisis diolah
kembali melalui respirasi seluler untuk memproduksi energi, ada juga cabang
alternatif dari Glikolisis untuk memproduksi gula yang menyusun DNA dan
RNA. Jalur yang disebut Jalur Fosfat Pentosa ini unik karena tidak ada energi
dalam bentuk ATP yang diproduksi dan digunakan dalam jalur ini. (Baca: Peran
DNA dan RNA dalam Sintesa Protein)
Sama seperti proses lainnya dalam respirasi seluler, molekul yang melalui jalur
fosfat pentosa ini kebanyakan terbuat dari karbon. Cara mudah untuk memahami
jalur ini adalah dengan mengikuti karbonnya.
Jalur Fosfat Pentosa ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase oksidatif dan fase non
oksidatif. Kata ‘oksidatif’ berasal dari kata ‘oksidasi’, oksidasi adalah pemecahan
molekul ketika molekul itu kehilangan setidaknya satu elektronnya.
Fase oksidatif
a. Fase non-oksidatif
fase non oksidatif ini reversibel (bisa dibalik). Hal ini memungkinkan molekul-
molekul yang berbeda untuk masuk ke jalur fosfat pentosa di area-area yang
berbeda pada fase non-oksidatif dan bisa ditransformasikan sampai molekul
pertama dari fase non-oksidatif (ribulose-5-fosfat). Ribulose-5-fosfat ini adalah
prekursor dari gula yang menyusun DNA dan RNA, dan juga produk dari fase
oksidatif. (Baca: Perbedaan DNA dan RNA
C. METABOLISME PROTEIN
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang keseluruhannya terdiri atas
karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein merupakan suatu polimer,
tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino.
Gugus karboksil (COOH) adalah karakteristik dari seluruh asam organik.
Polisakarida tingkat tinggi terbentuk dari monosakarida-asam amino yang
bergabung dengan melepaskan sebuah molekul air. Sebuah gugusan –OH
dilepaskan dari gugus karboksil salah satu asam amino dan sebuah –H dilepas dari
gugus amino dari asam amino yang satu lagi.
Ikatan atom yang terbentuk di antara atom-atom C dan N dari gugus-gugus
karboksil disebut polipeptida. Sebuah polipeptida bisa bergabung dengan sebuah
asam amino lain untuk membentuk ikatan peptide. Kedua hal ini akan
menghasilkan sebuah tripepsida dan jika banyak asam amino digabungkan dalam
proses kondensasi tersebut hasilnya menjadi sebuah polipeptida. Rantai amino
semacam ini panjangnya berkisar 100 hingga 1.000 asam amino.
Protein merupakan nutrien ketiga yang utama bagi manusia, dan sangat
erat kaitannya dangan asam amino alfa karena asam amino alfa adalah unit
terkecil dari molekul protein. Sejumlah asam amino dibentuk sebagai hasil
pemecahan protein. Kelebihan asam amino pada metabolism dalam hati untuk
mengeluarkan nitrogen, hanya karbon hidrogen dan oksigen yang dapat digunakan
untuk memproduksi panas dan energi. Protein yang tidak cukup, seperti pada
kelaparan, tidak saja simpanan karbohidrat dan lemak yang dipakai habis, tetapi
juga kehilangan protein tubuh sehingga terjadi pengecilan otot, misalnya pada
klien kwashiorkor.
Metabolisme komponen nitrogen asam amino alfa, reaksi yang terkait
dalam metabolism ini adalah reaksi deaminasi (pembuangan gugus amino). Dari
hasil reaksi deaminasi (gugus amino) tersebut diubah menjadi ammonia (NH 3). Di
hati, ammonia didetoksikasi menjadi urea, selanjutnya urea diekskresi melalui
ginjal. Pembentukan urea dari ammonia ini berlangsung melalui siklus urea.
1. Proses Pencernaan Metabolisme Protein
Protein dari makanan dicerna dalam lambung dan usus menjadi asam amino,
kemudian diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino diambil
oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein
dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino
dari biosintesis protein, kelebihan tersebut akan diubah menjadi asam keto yang
dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat untuk diubah menjadi urea.
Asam amino yang dibuat dalam hati maupun yang dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk
digunakan. Proses anabolik maupun katabolic juga terjadi dalam jaringan di luar
hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu:
absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel, dan hasil
sintesis asam amino dalam sel. Banyak asam amino dalam darah bergantung pada
keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati
berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
Katabolisme Protein
Penguraian asam amino untuk energi berlangsung di hati sebagai energi atau
disimpan sebagai lemak.
Anabolisme Protein
1. Gliserol lipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol tersubstitusi mono-, di-, dan tri, yang
paling terkenal adalah triester asam lemak dari gliserol,
disebut trigliserida, Istilah "triasilgliserol" terkadang digunakan sebagai
sinonim "trigliserida". Dalam senyawa ini, tiga gugus hidroksil dari
gliserol masing-masing mengalami esterifikasi, biasanya oleh asam lemak
yang berbeda.
2. Fosfolid
Terbentuk dari gliserol propatriol dengan dua gugus alcohol yang
membentuk gugus ester dengan asam lemak dan gugus alcohol
membentuk gugus aster dengan asam fosfat.
3. Sfingolipid
Kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara denovo asam amino
serina dan asam lemak KoA.
4. Lipid sterol
Komponen lipid membran bersamaan dengan gliserofosfolipid dan
sfingomielin di turunkan dari stuktur inti empat cincin libur yang sama
memiliki peran biologis yang bervariasi seperti hormon dan molekul.
5. Lipid prenol
Disentesis dari prekusor berkarbon 5-isopentilpirofosat dan dimetilalil
pirofosfat, sebagian besar dihasilkan melalui lintasan asam mevalomat
(MVA)
6. Sakarolipid
Asam lemak yang terikat langsung dengan molekul glukosa dan
membentuk stuktur yang sesuai dengan membrane dwilapis
7. Polikatida
Metabolic sekunder yang terbentuk melalui proses polimerisasi dari asetil
propionil oleh enzim klasil maupun enzim eteratil dan multimodular yang
berbagi fitur yang sama dengan asam lemak sintesis.
E. METABOLISME MINERAL
Sekitar 4% dari tubuh kita terdiri atas mineral, yang ada dalam analisa
bahan makanan tertinggal sebagai kadar abu, yaitu sisa yang tertinggal bila
suatu sampel bahan makanan dibakar sempurna di dalam suatu tungku.
Kadar abu menggambarkan banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi
zat yang dapat menguap. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang
dari 100 mg sehari. Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg.
Hingga saat ini dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial.
Jumlah itu setiap waktu bisa bertambah.
1. Makro elemen, yaitu terdapat dalam kwantum yang relative besar,
seperti K, Na, Ca, Mg, dan P, S, serta CI.
2. Mikro elemen, yang terdapat dalam kwantum yang relative sedikit.
Mikro elemen dapat dikelompokkan lagi menurut kegunaannya di
dalam tubuh :
c. Mikro elemen yang tidak diperlukan, atau non-esensial. Jenis ini
terdapat di dalam tubuh karena terbawa tidak sengaja bersama
bahan makanan. Jadi sebagai kontaminan (pencemar) termasuk ke
dalam kelompok ini adalah Al, As, Ba, Bo, Pb, Cd, dsb.
d. Ada lagi kelompok yang disebut trace elements, yang sebenarnya
sudah termasuk kelompok mikro elemen, tetapi diperlukan dalam
kwantum yang lebih kecil lagi,dalam kelas ini termasuk Co, Cu dan
Zn.
Berikut ini akan dibahas mengenai mineral makro. Yang termasuk mineral
makro antara lain:
1. NATRIUM (Na)
e. Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi
lain melalui membrane, terutama melalui dinding usus sebagai
pompa natrium.
Fungsi
d. Ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan
masuk ke dalam plasma darah guna membantu mengangkut
karbondioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh.
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel
dan cairan intraseluler.
Fungsi
Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju. Ikan
dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber
kalsium yang baik, udang, kerang, kepiting, kacang-kacangan dan hasil
olahanannya, daun singkong, daun lamtoro.
Fungsi
Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya
protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-
kacangan serta serealia.
Fungsi
d. bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta ATP
dan fosfolipid.
Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat
kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang.
6. MAGNESIUM (Mg)
Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan
cairan tubuh lainnya.
7. SULFUR (S)
Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak
mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.
Fungsi Sulfur
Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang
mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting.
Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan
hormone insuline serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan
melarutkan sisa metabolisme sehingga bias dikeluarkan melalui urin,
dalam bentuk teroksidasi dan dihubungkan dengan mukopolisakarida.
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation serta
berbagai koenzim dan vitamin, termasuk koenzim A. Sebagian besar
sulfur dieksresi melalui urin sebagai ion bebas. Sulfur juga merupakan
salah satu elektrolit intraseluler yang terdapat dalam plasma
berkonsentrasi rendah.
F. METABOLISME VITAMIN
Definisi vitamin adalah sebuah kelompok dari nutrisi-nutrisi
yang harus dalam susunan makanan (i.e lingkungan yang bersifat
kimia) dari suatu organisme. Ada beberapa fungsi vitamin dalam sitem
biological tanpa beberapa tipe pada aktivasi metabolisme atau
sambungan untuk sebuah ko-fungsional spesies (misalnya enzim),
harus mengalami yang namaya konversi metabolik.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan
dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk
kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah
menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam
tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang
diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati.
Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan
membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran
sel untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan
RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan
dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap
kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan
dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati.
Thiamin dieskresikan didalam urine pada keadaan normal, eskresi ini parallel
terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini tidak
lagi berlaku.
Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air, sehingga
mudah diserap dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa
usus, riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP dan
sebagai FMN dialirkan melalui vena portale kehati.
Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah
keguguran dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat
diisolasi dari minyak gndum dan dinamakan tokoferol. Semarang dikenal
beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan
setiap campuran tokoerol yang aktif secara biologik.
Fungís vitamin E:
· Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus
hidroksil.
· Melindungi asdama lemak jennuh ganda komponen membran sel lain dari
oksidasi radikal bebas.
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk
misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam
lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus
kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari hati
bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density lipoprotein/VLDL masuk
kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui
empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel
perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol
menumpuk di bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak
terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum endoplasma.
G. METABOLISME AIR
Air adalah pelarut senyawa ionik dan netral, dapat mengalami ionisasi.
Mempengaruhi disosiasi makro molekul. Sebagian besar tubuh manusia kurang
lebih 70% terdiri dari air. Hampir semua reaksi kimia di dalam tubuh terjadi pada
medium air. Secara umum air berfungsi sebagai bahan pelarut dalam tubuh. Air
berguna untuk melakukan proses metabolisme dalam tubuh seperti pencernaan,
ekskresi, penguapan, dan lain-lain.
1. Cairan ekstraseluler :
a. Plasma terdapat di dalam darah
b. Cairan interstitiel. Menggenangi sel dalam jaringan. Plasma dan cairan
interstitiel saling bercampur lewat pori kapiler pembuluh darah, difusi,
prosesnya adalah fisikokimia
2. Cairan interseluler :
Asupan air : Makanan (makanan yang mengandung air) & air metabolik
(air yang yang dihasilkan oleh oksidasi tubuh berasal dari proses
katabolisme)
Hilangnya air : kulit (menjaga suhu tubuh), paru, ginjal, usus. Masukan air
2.500 ml/hari, air minum 1.200-1.500 ml/hari, makanan 770-1.000
ml/hari, air metabolik (air yang dihasilkan metabolisme dalam tubuh)
tergantung pada laju metabolik masing-masing. Jumlah masukan air
tergantung pada aktifitas fisik seseorang.
3. Senyawa organik bermolekul kecil (glukose, urea, dan asam amino)