Anda di halaman 1dari 31

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP METABOLISME

Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh


organisme. Metabolisme terdiri dari reaksi-reaksi perombakan/ penguraian
(katabolisme) dan reaksi-reaksi penyususnan (Anabolisme). Reaksi di dalam
tubuh dibantu oleh enzim (biokatalisator). Enzim adalah zat yang mempercepat
reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Enzim merupakan suatu protein, bekerja secara
khusus, diperlukan dalam jumlah sedikit, dapat bekerja bolak-balik (reversibel),
kerjanya dipengaruhi pH, suhu, hasil akhir, dan zat pennghambat (inhibitor).

Katabolisme merupakan reaksi penguraian dari senyawa kompleks


menjadi lebih sederhana. Biasanya penguraian senyawa di dalam tubuh makhluk
hidup menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Contoh katabolisme adalah
respirasi, yaitu proses penguraian senyawa untuk menghasilkan energi. Respirasi
yang memerlukan oksigen bebas disetrut respirasi aerobik, sedangkan respirasi
yang tidak memerlukan oksigen bebas disebut respirasi anaerobik. Respirasi
anaerobik misalnya fermentasi (peragian). Reaksi anaerobik lebih sederhana, tidak
melalui reaksi antara, basil akhirnya berupa alkohol atau asam laktat.

Anabolisme adalah reaksi-reaksi penyusunan dari senyawa sederhana


menjadi senyawa yang lebih kompleks. Contohnya fotosintesis dan
kemosintesis.Fotosintesis adalah reaksi penyusunan bahan organik (gula, amilum)
dari bahan anorganik (karbondioksida, air) oleh klorofil dengan pertolongan
energi matahari. Dalam fotosintesis dihasilkan gula atau amilum, oksigen, dan air
Proses fotosintesis berlangsung melalui dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan
reaksi gelap
Kemosintesis adalah reaksi penyusunan bahan organik oleh sel dengan
menggunakan energi dari reaksi kimia. Beberapa mikroorganisme seperti bakteri
belerang, bakteri nitrit, nitrat dan besi dapat melakukan kemosintesis.

Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup, baik siang ataupun malam
hari. Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan hijau jika ada cahaya,
baik siang maupun malam hari.

B. METABOLISME KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah segolongan senyawa organic yang paling banyak di
bumi, terdiri atas karbon hidrogen dan oksigen. Secara biokimia karbohidrat
adalah polihidroksil aldehida atau polihidrolisis. Bentuk molekul karbohidrat yang
paling sederhana terdiri atas satu molekul gula sederhana disebut monosakarida,
misalnya glukosa, galaktosa, fruktosa.
Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula
yang terangkai mejadi rantai yang panjang dan dapat bercabang disebut
polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Disakarida rangkaian dua
monoksakarida dan oligosakarida serangkaian monosakarida sebagai sumber
energi karbohidrat berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam-basa dalam
tubuh.
Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan
oksigen. Jumlah atom karbonnya bisa bervariasi. Hampir sebagian besar
organisme memperoleh sebagian besar energi untuk menunjang kehidupannya
dari karbohidrat. Secara umum, karbohidrat atau sakarida (berasal dari bahasa
Yunani yang artinya ‘gula’) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Karbohidrat sederhana
2. Karbohidrat kompleks

Yang membedakan satu karbohidrat dengan karbohidrat lainnya adalah


jumlah unit gula yang terkandung molekul tersebut dan bagaimana unit-unit itu
tertaut bersama
 Karbohidrat sederhana

Karbohidrat Sederhana yaitu karbohidrat yang terdiri dari satu unit


gula (monosakarida) atau unit gula dobel (disakarida). Karbohidrat dengan satu
unit gula disebut gula sederhana atau monosakarida (mono = satu; sakarida =
gula). Contoh dari monosakarida ini adalah fruktosa (gula buah) dan glukosa (gula
darah), gula yang diproduksi ketika tubuh mencerna karbohidrat, dan galaktosa,
gula yang diperoleh dari mencerna laktosa (gula susu). Karbohidrat dengan dua
unit gula disebut disakarida (di = dua). Contoh dari disakarida ini adalah sukrosa
(gula dapur) yang terbuat dari satu unit fruktosa dan satu unit glukosa.
(Baca: Homeostasis Glukosa Dalam Darah Manusia)

 Karbohidrat kompleks

Karbohidrat kompleks yaitu karbohidrat yang terdiri dari 3 unit gula atau
lebih dan tertaut dalam rantai. Karbohidrat yang terdiri dari 3 sampai 10 unit gula
disebut oligosakarida (oligo = beberapa), sedangkan karbohidrat yang terdiri dari
banyak unit gula disebut polisakarida (poli = banyak). Pada bakteri, karbohidrat
kompleks ini dicerna oleh enzim untuk menghasilkan gula sederhana. Contohnya
adalah pati dan selulosa, yaitu suatu polimer (rantai atom yang panjang) unit
glukosa yang dipecah menjadi glukosa sederhana.

Karbohidrat adalah bahan bakar jangka pendek yang baik untuk organisme
uniseluler, karena karbohidrat lebih sederhana untuk dimetabolisme oleh tubuh
dari pada lemak atau asam amino (komponen protein). Karbohidrat biasanya
disimpan dalam molekul glukosa polimer panjang atau sebagai penyimpanan
energi.

Pada umumnya, semua karbohidrat mempunyai rumus umum CnH2nOn,


seperti contohnya, rumus molekul glukosa yaitu C6H12O6. Monosakarida-
monosakarida (gula sederhana) bisa terikat bersama untuk membentuk disakarida
seperti sukrosa dan polisakarida seperti pati dan selulosa.
Macam-Macam Metabolisme Karbohidrat

Sel hidup, termasuk di dalamnya organel-organel sel, adalah ‘mesin organik’ yang
beraktivitas tidak ada henti-hentinya. Seperti contohnya, organel sel yang
berkerja-sama dan saling berkoordinasi dengan baik untuk menjaga suatu
organisme tetap berfungsi. Untuk menjaga ‘kehidupannya’, setiap sel sangat
bergantung pada reaksi-reaksi biokimia yang terjadi dan karbohidrat adalah
sumber energi penting yang menggerakan reaksi-reaksi ini.

Metabolisme adalah reaksi kimia yang terorganisir, dan terkoordinasi dengan baik
yang terjadi dalam sel. Proses metabolisme ini mempunyai jalur (metabolic
pathway) yang terdiri dari jalur katabolisme (merombak molekul), jalur
anabolisme (menyusun molekul), dan jalur amfibolik (yang melibatkan
katabolisme dan anabolisme).

Berikut ini adalah macam-macam metabolisme karbohidrat yang terjadi dalam


tubuh organisme. :

1. Glikolisis

Glikolisis terjadi dihampir bagian setiap sel hidup. Reaksi ini dipercaya sebagai
jalur biokimia tertua yang terjadi di organisme. Glikolisis ini juga bisa terjadi
secara anaerobik, yang artinya proses ini sudah terjadi dalam bakteri prokariotik
saat Bumi masih mempunyai atmosfer yang miskin oksigen (pra-eukariotik).
(Baca: Pengertian Organisme Prokariotik)

Glikolisis didefinisikan sebagai reaksi berantai mengkonversi glukosa atau


glikogen menjadi piruvat atau laktat, dengan produksi energi ATP (Adenosine
Triphospate, bentuk energi yang paling umum digunakan oleh sel). (Baca: Sistem
Respirasi) Glukosa + 2 NAD plus + 2 ADP + 2 P —> 2 pyruvate + 2 NADH + 2
ATP + 2H2O + 2H plus.
Glikolisis terjadi dalam sitosol sel, dan bisa dibagi menjadi 2 fase: fase
membutuhkan-energi dan fase melepaskan-energi.

a. Fase membutuhkan energi

Pada fase ini, molekul glukosa disusun kembali, dan 2 kelompok fosfat terikat
pada glukosa ini. Kelompok fosfat ini kemudian membuat gula ‘modifikasi’ yang
tidak stabil (fruktosa-1,6-bisfosfat), memungkinkan gula ‘modifikasi’ ini terbagi
menjadi dua dan membentuk gula glyceraldehyde-3-phospate. Karena fosfat yang
digunakan pada langkah ini berasal dari ATP (adenosine trifosfat), maka 2
molekul ATP digunakan. Fase ini sering disebut juga fase ‘investasi’ energi,
karena menggunakan energi (ATP) untuk menjalankan prosesnya.

b. Fase melepaskan energi

Pada fase ini, setiap gula glyceraldehyde-3-phospate  dikonversi menjadi


piruvat, melalui beberapa reaksi. Reaksi ini membuat 2 molekul ATP dan 1
molekul NADH. Karena fase ini terjadi dua kali, maka proses ini membuat 3 ATP
dan 2 NADH secara keseluruhan.

Katalisator yang memicu raksi pada Glikolisis dilakukan oleh enzimnya


sendiri, salah satunya adalah enzim phosphofurctokinase, yang mengkatalisasi
pembentukan molekul gula 2 fosfat (fructose-1,6-bisphospate).
Phosphofructokinase ini mempercepat atau memperlambat proses glikolisis
sebagai respon dari kebutuhan sel akan energi.

Intinya, Glikolisis mengubah molekul glukosa (6 karbon) menjadi molekul


piruvat (3 karbon). Produk bersih dari proses ini adalah 2 molekul ATP (4 ATP
diproduksi menggunakan 2 ATP) dan 2 molekul NADH.

2. Siklus Asam Sitrat

Siklus asam sitrat, atau siklus asam trikarboksilat, atau siklus Krebs adalah pusat
pengendali dalam respirasi seluler. Siklus ini terjadi setelah Glikolisis
dan menggunakan acetyl coenzim A (CoA), dibuat dari oksidasi piruvat, sebagai
bahan awalnya. (Baca: Siklus Krebs)
Tahap awal dari siklus ini adalah, acetyl CoA bergabung dengan molekul
penerima oksaloasetat (4 karbon) untuk membentuk molekul sitrat (6
karbon). Kemudian, molekul sitrat ini melepaskan 2 karbonnya dalam bentuk
karbon dioksida dan memproduksi molekul NADH. Enzim yang mengkatalisasi
reaksi ini adalah kunci utama dalam mengatur siklus asam sitrat, mempercepat
atau memperlambat reaksi berdasarkan kebutuhan energi sel. (Baca: Fungsi
Enzim Tripsin)

Selanjutnya, molekul 4 karbon yang tersisa mengalami reaksi-reaksi tambahan,


pertama membuat molekul ATP, kemudian mereduksi pembawa elektron FAD
(Flavin adenine dinucleotide) menjadi FADH2, dan akhirnya menghasilkan
NADH lagi. Himpunan reaksi-reaksi ini menghasilkan kembali molekul awal,
oksaloasetat, agar siklus ini bisa mengulang kembali.

Secara keseluruhan, satu putaran siklus asam sitrat melepaskan 2 molekul karbon
dioksida dan memproduksi 3 NADH, 1 FADH2, dan 1 ATP. Karena pada
Glikolisis, ada 2 piruvat yang dihasilkan, maka siklus asam sitrat terjadi dua kali
untuk setiap molekul glukosa.

 3. Jalur Fosfat Pentosa

Jalur fosfat pentosa atau pentose phosphate pathway adalah jalur metabolik yang
berjalan secara pararel dengan Glikolisis. Jika produk dari Glikolisis diolah
kembali melalui respirasi seluler untuk memproduksi energi, ada juga cabang
alternatif dari Glikolisis untuk memproduksi gula yang menyusun DNA dan
RNA. Jalur yang disebut Jalur Fosfat Pentosa ini unik karena tidak ada energi
dalam bentuk ATP yang diproduksi dan digunakan dalam jalur ini. (Baca: Peran
DNA dan RNA dalam Sintesa Protein)

Sama seperti proses lainnya dalam respirasi seluler, molekul yang melalui jalur
fosfat pentosa ini kebanyakan terbuat dari karbon. Cara mudah untuk memahami
jalur ini adalah dengan mengikuti karbonnya.

Pemecahan glukosa pada Glikolisis menghasilkan molekul 6 karbon yang


dibutuhkan dalam proses jalur fosfat pentosa. Pada langkah pertama glikolisis,
glukosa diubah oleh kelompok fosfat untuk menghasilkan glukosa-6-fosfat. Jalur
fosfat pentosa ini bisa menggunakan molekul glukosa 6-fosfat yang dihasilkan
oleh Glikolisis atau metode lainnya.

Jalur Fosfat Pentosa ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase oksidatif dan fase non
oksidatif. Kata ‘oksidatif’ berasal dari kata ‘oksidasi’, oksidasi adalah pemecahan
molekul ketika molekul itu kehilangan setidaknya satu elektronnya.

Fase oksidatif

Dalam fase ini, 2 molekul NADP+ direduksi menjadi NADH, memanfaatkan


energi dari perngubahan glukosa-fosfat menjadi ribulosa-5-fosfat. Reaksi
keseluruhan untuk proses ini adalah:

Glukosa-6-fosfat + 2 NADP+ + H2O —> Ribulose 5-fosfat + 2 NADPH + 2 H+ +


CO2.

a. Fase non-oksidatif

fase non oksidatif ini reversibel (bisa dibalik). Hal ini memungkinkan molekul-
molekul yang berbeda untuk masuk ke jalur fosfat pentosa di area-area yang
berbeda pada fase non-oksidatif dan bisa ditransformasikan sampai molekul
pertama dari fase non-oksidatif (ribulose-5-fosfat). Ribulose-5-fosfat ini adalah
prekursor dari gula yang menyusun DNA dan RNA, dan juga produk dari fase
oksidatif. (Baca: Perbedaan DNA dan RNA

C. METABOLISME PROTEIN
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang keseluruhannya terdiri atas
karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein merupakan suatu polimer,
tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino.
Gugus karboksil (COOH) adalah karakteristik dari seluruh asam organik.
Polisakarida tingkat tinggi terbentuk dari monosakarida-asam amino yang
bergabung dengan melepaskan sebuah molekul air. Sebuah gugusan –OH
dilepaskan dari gugus karboksil salah satu asam amino dan sebuah –H dilepas dari
gugus amino dari asam amino yang satu lagi.
Ikatan atom yang terbentuk di antara atom-atom C dan N dari gugus-gugus
karboksil disebut polipeptida. Sebuah polipeptida bisa bergabung dengan sebuah
asam amino lain untuk membentuk ikatan peptide. Kedua hal ini akan
menghasilkan sebuah tripepsida dan jika banyak asam amino digabungkan dalam
proses kondensasi tersebut hasilnya menjadi sebuah polipeptida. Rantai amino
semacam ini panjangnya berkisar 100 hingga 1.000 asam amino.
Protein merupakan nutrien ketiga yang utama bagi manusia, dan sangat
erat kaitannya dangan asam amino alfa karena asam amino alfa adalah unit
terkecil dari molekul protein. Sejumlah asam amino dibentuk sebagai hasil
pemecahan protein. Kelebihan asam amino pada metabolism dalam hati untuk
mengeluarkan nitrogen, hanya karbon hidrogen dan oksigen yang dapat digunakan
untuk memproduksi panas dan energi. Protein yang tidak cukup, seperti pada
kelaparan, tidak saja simpanan karbohidrat dan lemak yang dipakai habis, tetapi
juga kehilangan protein tubuh sehingga terjadi pengecilan otot, misalnya pada
klien kwashiorkor.
Metabolisme komponen nitrogen asam amino alfa, reaksi yang terkait
dalam metabolism ini adalah reaksi deaminasi (pembuangan gugus amino). Dari
hasil reaksi deaminasi (gugus amino) tersebut diubah menjadi ammonia (NH 3). Di
hati, ammonia didetoksikasi menjadi urea, selanjutnya urea diekskresi melalui
ginjal. Pembentukan urea dari ammonia ini berlangsung melalui siklus urea.
1. Proses Pencernaan Metabolisme Protein

Protein dari makanan dicerna dalam lambung dan usus menjadi asam amino,
kemudian diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino diambil
oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein
dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino
dari biosintesis protein, kelebihan tersebut akan diubah menjadi asam keto yang
dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat untuk diubah menjadi urea.

Proses pencernaan metabolisme protein adalah sebagai berikut.


a. Dalam lambung: pepsin dan asam lambung (HC1) mengubah protein
menjadi pepton dan renin menghasilkan kasein dari kaseinogen dan pepsin
dengan asam lambung mengubah kasein menjadi pepton.
b. Dalam usus: tripsin memecah protein dan pepton menjadi polipeptida dan
erepsin memecah polipeptida menjadi asam amino. Dalam darah, asam
amino membawa nitrogen dan zat belerang ke setiap sel dalam tubuh. Sel
tubuh memisahkan asam amino khusus setiap sel untuk perbaikan dan
pertumbuhan.
c. Dalam hati: hati merupakan organ tubuh di mana terjadi reaksi
katabolisme maupun anabolisme. Hati memecahkan asam amino. Dari
proses ini, dibentuk ureum bersenyawa dengan karbon dibebaskan untuk
oksidasi. Produksi buangan hasil metabolisme protein dalam jaringan
terdapat urea, asam urat, dan kreatinin. Bahan ini disekresi di dalam urine.
Protein yang berlebihan dalam tubuh tidak disimpan, tapi diekskresikan
terutama dalam urine.

Asam amino yang dibuat dalam hati maupun yang dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk
digunakan. Proses anabolik maupun katabolic juga terjadi dalam jaringan di luar
hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu:
absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel, dan hasil
sintesis asam amino dalam sel. Banyak asam amino dalam darah bergantung pada
keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati
berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.

2. Proses Pengubahan Protein dalam Tubuh

Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino untuk


produksi senyawa nitrogen yang lain dan untuk mengganti protein dalam jaringan
yang telah mengalami penguraian atau pun yang telah dikeluarkan dalam bentuk
urea. Dalam tubuh, protein mengalami perubahan-perubahan tertentu dengan
kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati, dan organ
tubuh lain mempunyai waktu paruh (half life) antara 2,5 s.d. 10 hari. Protein yang
terdapat dalam jaringan otot mempunyai kemampuan 120 hari, rata-rata tiap hari
1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain.

Kemungkinan mekanisme pengubahan protein adalah sebagai berikut.

a. Sel mati: komponen mengalami proses penguraian atau katabolisme dan


dibentuknya sel baru.
b. Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis
protein baru tanpa adanya sel yang mati.
c. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.

Katabolisme Protein

Penguraian asam amino untuk energi berlangsung di hati sebagai energi atau
disimpan sebagai lemak.

1. Deaminasi. Asam amino yang merupakan langkah pertama melibatkan


pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk
ammonia (NH3).
2. Pembentukan urea oleh hati. Amino diubah menjadi urea melalui siklus
urea (siklus ornitin) oleh hati. Urea diekskresi oleh ginjal ke dalam urine
3. Oksidasi asam aminoterdeaminasi. Bagian asam amino non-nitrogen
yang tersebut asam keto yang teroksidasi menjadi energy melalui siklus
asam sitrat. Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi glokosa
(glukoneogenesis) atau lemak lipogenesis.
4. Karbohidrat dan lemak. Cadangan protein dipakai tubuh sebagai
pengganti protein untuk energi. Saat kelaparan, tubuh menggunakan
karbohidrat dan lemak, baru kemudian mulai mengatabolis protein.

Anabolisme Protein

1. Sintesis protein: dari asam amino berlangsung di sebagian besar sel


tubuh. Asam amino bergabung dengan ikatan peptide pada rangkaian
tertentu ditentukan berdasarkan pengaturan gen.
2. Transaminasi: berlangsung di hati, merupakan sintesis asam amino non-
esensial melalui pengubahan jenis asam amino menjadi jenis lainnya.
Proses ini melibatkan pemindahan satu gugus amino (NH2) dari sebuah
asam amino menjadi satu asam keto sehingga terbentuk satu asam amino
dan satu asam keto yang baru.
3. Asam amino esensial dan non-esensial: ada Sembilan macam asam
amino, yaitu fenilalanin, valin, triptofan, treonin, lisin, leusin, isoleusin,
metionin, dan histadin yang merupakan asam amino esensial. Asam amino
tersebut tidak dapat disintesis oleh sel dan harus didapat dari makanan.
Asam amino lain dapat disintesis disebut asam amino non-esensial.
a. Protein hewani: mengandung semua asam amino esensial disebut
protein lengkap.
b. Protein nabati: tidak memiliki asam amino, beberapa asam amino
esensial disebut protein tidak lengkap.
c.
D. Metabolisme Lemak

Lipid atau lemak merupakan nutrine kedua yang dibahas dalam


metabolisme atau pengolahannya di dalam tubuh manusia. Lemak yang
mempunyai arti penting dalam tubuh mamalia adalah triasilgliserol, fosfolipid,
steroid, serta metaboli dari masing-masing lemak tersebut.

Lipid adalah molekul yang mengandung hidrokarbon yang berfungsi


sebagai bahan pelindung pada stuktur dan fungsi sel hidup, contohnya lemak,
minyak, lilin, vitam tertentu hormone, dan sebagian besar membarn sel
nonprotein. Lipid merupakan molekul biologis yang tidak larut dalam air tapi
larut dalam pelarut organik.

Jenis-jenis lipid dalam tubuh adalah sebagai berikut ;

1. Gliserol lipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol tersubstitusi mono-, di-, dan tri, yang
paling terkenal adalah triester asam lemak dari gliserol,
disebut trigliserida, Istilah "triasilgliserol" terkadang digunakan sebagai
sinonim "trigliserida". Dalam senyawa ini, tiga gugus hidroksil dari
gliserol masing-masing mengalami esterifikasi, biasanya oleh asam lemak
yang berbeda.
2. Fosfolid
Terbentuk dari gliserol propatriol dengan dua gugus alcohol yang
membentuk gugus ester dengan asam lemak dan gugus alcohol
membentuk gugus aster dengan asam fosfat.

3. Sfingolipid
Kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara denovo asam amino
serina dan asam lemak KoA.
4. Lipid sterol
Komponen lipid membran bersamaan dengan gliserofosfolipid dan
sfingomielin di turunkan dari stuktur inti empat cincin libur yang sama
memiliki peran biologis yang bervariasi seperti hormon dan molekul.
5. Lipid prenol
Disentesis dari prekusor berkarbon 5-isopentilpirofosat dan dimetilalil
pirofosfat, sebagian besar dihasilkan melalui lintasan asam mevalomat
(MVA)
6. Sakarolipid
Asam lemak yang terikat langsung dengan molekul glukosa dan
membentuk stuktur yang sesuai dengan membrane dwilapis
7. Polikatida
Metabolic sekunder yang terbentuk melalui proses polimerisasi dari asetil
propionil oleh enzim klasil maupun enzim eteratil dan multimodular yang
berbagi fitur yang sama dengan asam lemak sintesis.
E. METABOLISME MINERAL

Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting


dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Selain itu, mineral berperan dalam
berbagai tahap metabolisme terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas
enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan
untuk pengaturan kegiatan enzim.

Mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi


tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan. Kalium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang,
besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormone
tiroksin. Disamping itu mineral berperan dalam bebagai tahap metabolisme,
terutama sebagai kofaktor dalam aktifitas enzim-enzim. Keseimbangan
mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan
enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, membantu transfer
ikatan-ikatan penting melalui membrane sel dan pemeliharaan kepekaan
otot dan saraf terhadap terhadap rangsangan.

Sekitar 4% dari tubuh kita terdiri atas mineral, yang ada dalam analisa
bahan makanan tertinggal sebagai kadar abu, yaitu sisa yang tertinggal bila
suatu sampel bahan makanan dibakar sempurna di dalam suatu tungku.
Kadar abu menggambarkan banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi
zat yang dapat menguap. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang
dari 100 mg sehari. Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg.
Hingga saat ini dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial.
Jumlah itu setiap waktu bisa bertambah.

Mineral dapat dikelompokkan menjadi dua macam kelompok besar


mineral (elemen/unsur) yang terdapat dalam tubuh kita, berdasarkan
kuantumnya, ialah :

1.      Makro elemen, yaitu terdapat dalam kwantum yang relative besar,
seperti K, Na, Ca, Mg, dan P, S, serta CI.
2.      Mikro elemen, yang terdapat dalam kwantum yang relative sedikit.
Mikro elemen dapat dikelompokkan lagi menurut kegunaannya di
dalam tubuh :       

a.       Mikro elemen esensial, yaitu yang betul-betul diperlukan oleh


tubuh jadi harus ada seperti Fe, Cu, Co, Se,Zn, dan J, serta F.

b.      Mikro elemen yang mungkin esensial, belum pasti betul


diperlukan atau tidak dalam struktur atau fisiologi tubuh, seperti Cr,
Mo.

c.       Mikro elemen yang tidak diperlukan, atau non-esensial. Jenis ini
terdapat di dalam tubuh karena terbawa tidak sengaja bersama
bahan makanan. Jadi sebagai kontaminan (pencemar) termasuk ke
dalam kelompok ini adalah Al, As, Ba, Bo, Pb, Cd, dsb.

d.      Ada lagi kelompok yang disebut trace elements, yang sebenarnya
sudah termasuk kelompok mikro elemen, tetapi diperlukan dalam
kwantum yang lebih kecil lagi,dalam kelas ini termasuk Co, Cu dan
Zn.

Sifat keasaman dan kebasaan suatu bahan makanan tergantung jumlah


dan jenis mineral yang dikandungnya. Bahan makanan seperti sayuran dan
buah-buahan mengandung banyak mineral Na, K, Ca, Fe, dan Mg yang di
dalam tubuh akan membentuk komponen bersifat basa. Oleh karena itu,
bahan tersebut disebut base forming foods. Bahan serelia mengandung Cl,
P, dan S. Dalam tubuh unsur tersebut membentuk komponen yang bersifat
asam sehingga bahan makanan tersebut membentuk komponen yang
bersifat asam sehingga bahan makanan tersebut dikenal sebagai acid
forming foods. Sulfur yang ada dalam bahan makanan biasanya dalam
bentuk netral dan merupakan komponen asam amino yang mengandung
sulfur.          

Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil didalam tubuh,


namun mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan dan
reproduksi. Kandungan mineral mikro dalam bahan makanan sangat
tergantung pada konsentrasi mineral mikro.

Mineral dalam bahan makanan tidak semuanya dapat dimanfaatkan.


Keadaan tersebut tergantung ketersediaan biologisnya (tingkatan zat gizi
yang dimakan yang dapat diabsorpsi oleh tubuh). Faktor yang
mempengaruhi ketersediaan biologis mineral antara lain interaksi dengan
senyawa lain.

Setiap unsur esensial dibutuhkan satu atau lebih fungsinya di dalam


tubuh dan fungsinya terjadi secara optimal ketika nutrisi konsentrasi tubuh
jatuh didalam daerah yang spesifik. Kapanpun konsentrasinya terlalu
rendah atau terlalu tinggi, fungsi melemah atau mati yang dihasilkan. Ini
terutama paling penting ketika keseimbangan mineral sisa karena angka
konsentrasi optimal dapat menjadi hampir terbatas. Selain itu, karena
interaksi diantara mineral essensial sisa, melampaui batas pemasukan satu,
khususnya ion divalent (misalnya, zinc, magnesium, kalsium, besi), dapat
mencegah absorpsi dengan yang lain.

Berikut ini akan dibahas mengenai mineral makro. Yang termasuk mineral
makro antara lain:

1.     NATRIUM (Na)

Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 %


terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti
cairan empedu dan pancreas mengandung banyak natrium.

Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium


yang lain berupa monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan
yang diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum diolah,
sayur dan buah mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya seperti
susu, daging, telur, ikan, mentega dan makanan laut lainnya.

  Fungsi natrium yaitu :


a.   Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen ekstraseluer.

b.   Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari


darah dan masuk ke dalam sel.

c. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan


mengimbangi zat-zat yang membentuk asam.

d.   Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.

e.   Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi
lain melalui membrane, terutama melalui dinding usus sebagai
pompa natrium.

  Dampak Kekurangan dan Kelebihan

Akibat kekurangan natrium adalah sebagai berikut:

a.   menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan

b. dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet


rendah natrium

Akibat kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam


keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi.

  Absorpsi dan Metabolisme

Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi),


lalu dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian
dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah cukup untuk
mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium akan
dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh hormone aldosteron yang
dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah menurun.

2.      KLORIDA (Cl)


Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor
tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang
belakang), lambung dan pancreas.

Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa


sayuran dan buah juga mengandung klor.

  Fungsi

a.  berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit


dalam cairan ekstraseluler.

b.  Memelihara suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari


HCL, yang diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim
pencernaan.

c.  Membantu pemeliharaan keseimbangan asam dan basa bersama


unsur-unsur pembentuk asam lainnya

d.  Ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan
masuk ke dalam plasma darah guna membantu mengangkut
karbondioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh.

e.  Mengatur system rennin-angiotensin-aldosteron yang mengatur


keseimbangan cairan tubuh.

  Dampak Kekurangan dan Kelebihan

Kekurangan klor terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan


keringat berlebihan. Dan jika kelebihan juga bisa membuat
muntah.

  Absorpsi dan Eksresi Klor

Klor diabsorpsi di usus halus dan dieksresi melalui urin dan


keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium.
3. KALIUM (K)

Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel
dan cairan intraseluler.

Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah


makanan segar/ mentah, terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan.

  Fungsi

a.  berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit


serta keseimbangan asam dan basa bersama natrium.

b. bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan


kontraksi otot.

c.  Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak


reaksi biologic, terutama metabolisme energi dan sintesis glikogen
dan protein.

d.   Berperan dalam pertumbuhan sel

  Dampak Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan


melalui saluran cerna atau ginjal. Kehilangan banyak melalui saluran
cerna dapat terjadi karena muntah-muntah, diare kronis atau
kebanyakan menggunakan obat pencuci perut. Kebanyakan kehilangan
melalui ginjal adalah karena penggunaan obat diuretic terutama untuk
pengobatan hipertensi. Kekurangan kalium menyebabkan lesu, lemah,
kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi.

Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melebihi 12 g/ m2


permukaan tubuh sehari tanpa diimbangi oleh kenaikan eksresi.
Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat
kematian. Kelebihan kalium dapat terjadi bila ada gangguan fungsi
ginjal.
  Absorpsi dan Eksresi Kalium

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Kalium dieksresi


melalui urin, feses, keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal
darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring,
mengarbsorpsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh
aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan
menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam
tubula ginjal.

4.      KALSIUM (Ca))

Kalisum merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang


berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Di dalam cairan
ekstraseluler dan intraseluler, kalsium berperan penting dalam mengatur
fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan
darah dan menjaga permebialitas membrane sel. Kalsium mengatur
kerja hormone dan factor pertumbuhan.

Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju. Ikan
dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber
kalsium yang baik, udang, kerang, kepiting, kacang-kacangan dan hasil
olahanannya, daun singkong, daun lamtoro.

  Fungsi

a.    pembentukan tulang dan gigi

b.    kalsium dalam tulang berguna sebagai bagian integral dari


struktur tulang dan sebagai tempat menyimpan kalsium.

c.   Mengatur pembekuan darah

d.    Katalisator reaksi biologic, seperti absorpsi vitamin B12,


tindakan enzim pemecah lemak, lipase pancreas, eksresi insulin
oleh pancreas, pembentukan dan pemecahan asetilkolin.
e.   Relaksasi dan Kontraksi otot, dengan interaksi protein yaitu aktin
dan myosin.

f.       Berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi


kekebalan.

g. Meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator


membrane, dan transmisi ion melalui membrane organel sel.

  Dampak Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan menyebabkan


gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan
rapuh. Pada usia lanjut terjadi osteoporosis yang dapat dipercepat
oleh keadaan stress. Dapat juga terjadi pada perokok dan pemabuk.
Selain itu dapat juga menyebabkan osteomalasia yaitu riketsia pada
orang dewasa dan terjadi karena kekurangan vitamin D. kadar
kalsium darah yang rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang.

Akibat kelebihan kalsium menimbulkan batu ginjal atau gangguan


ginjal, gangguan absorpsi mineral lain serta konstipasi.

  Absorpsi dan Eksresi Kalsium

Sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh yang


terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium
membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam kondisi terlarut.
Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan
menggunakan alat angkut protein-pengikat kalisum. Absorpsi pasif
terjadi pada permukaan saluran cerna. Kalsium hanya bias diabsorpsi
bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena
unsure makanan lain. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan
melalui feses. Kehilangan kalsium dapat terjadi melalui urin, sekresi
cairan yang masuk saluran cerna serta keringat.
5.      FOSFOR (P)

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 %


dari berat badan. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel
yaitu otot dan cairan ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam
nukleat DNA dan RNA. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan
komponen structural dinding sel. Sebagai fosfat organic, fosfor
berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau
pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).

Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya
protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-
kacangan serta serealia.

 Fungsi

a.    kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada


matriks tulang

b.  mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein


dan lemak melalui proses fosforilasi fosfor dengan mengaktifkan
berbagai enzim dan vitamin B.

c.   absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer

d.  bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta ATP
dan fosfolipid.

e.   mengatur keseimbangan asam basa

  Dampak Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan fosfor bias terjadi karena menggunakan obat antacid


untuk menetralkan asam lambung, yang dapat mengikat fosfor
sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga terjadi pada
penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin. Kekurangan
fosfor mengakibatkan kerusakan tulang dengan gejala lelah, kurang
nafsu makan dan kerusakan tulang.

Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat
kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang.

  Absorpsi dan Metabolime Fosfor

Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam


usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan oleh enzim alkalin
fosfatase dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif yang
dibantu oleh bentuk aktif vitamin D dan difusi pasif. Kadar fosfor
dalam darah diatur oleh hormone paratiroid (PTH) yang dikeluarkan
oleh kelenjar paratiroid dan hormone kalsitonin serta vitamin D,
untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan
oleh ginjal, jumlah yang dibebaskan dan disimpan dalam tulang.
PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh ginjal. Kalsitonin
meningkatkan eksresi fosfat oleh ginjal.

6. MAGNESIUM (Mg)

Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan


interselular. Magnesium merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan
magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi
dalam ikatan hemoglobin dalam darah manusia yaitu untuk pernafasan.
Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme.

Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan
cairan tubuh lainnya.

Sumber utama magnesium adalah sayur hijau, serealia tumbuk,  biji-


bijian dn kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta cokelat
merupakan sumber magnesium yang baik.
  Fungsi

Magnesium berperan penting dalam system enzim dalam tubuh.


Magnesium berperan sebagai katalisator dalam reaksi biologic
termasuk metabolisme energi, karbohidrat, lipid, protein dan asam
nukleat, serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA
di dalam semua sel jaringan lunak.

Di dalam sel ekstraselular, magnesium berperan dalam transmisi


saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah. Dalam hal ini magnesium
berlawanan dengan kalsium.

Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium


dalam email gigi.

  Dampak Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein dan


energi serta berbagai kompilasi penyakit yang menyebabkan gangguan
absorpsi atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat
makanan tidak melalui mulut (intravena).

Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan


diuretika (perangsang pengeluaran urin), juga dapat menyebabkan
kekurangan magnesium.

Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang nafsu makan,


gangguan pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus,
gangguan system saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.

Akibat kelebihan magnesium belum diketahui secara pasti. Kelebihan


magnesium terjadi pada penyakit gagal ginjal.

  Pencernaan dan Metabolisme

Magnesium diabsorpsi di usus halus dengan bantuan alat angkut aktif


dan secara difusi pasif. Di dalam darah magnesium terdapat dalam
bentuk ion bebas. Keseimbangan magnesium dalam tubuh terjadi
melalui penyesuaian eksresi magnesium melalui urin. Eksresi
magnesium meningkat oleh adanya hormone tiroid, asidosis,
aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalium . eksresi magnesium
menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap
resorpsi tubula ginjal.

7. SULFUR (S)

Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin


tiamnin dan biotin serta asam amino metionin dan sistein.

Rantai samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu


sama lain sehingga membentuk jembatan disulfide yang berperan dalam
menstabilkan molekul protein.

Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak
mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.

Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung berprotein.

  Fungsi Sulfur

Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang
mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting.
Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan
hormone insuline serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan
melarutkan sisa metabolisme sehingga bias dikeluarkan melalui urin,
dalam bentuk teroksidasi dan dihubungkan dengan mukopolisakarida.

  Dampak Kelebihan dan Kekurangan

Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum


diketahui adanya kekurangan sulfur bila makanan yang kita konsumsi
cukup mengandung protein. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi
jika kekurangan protein.
Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih pada
hewan yang akan menghambat pertumbuhan.

  Pencernaan dan Metabolisme

Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation serta
berbagai koenzim dan vitamin, termasuk koenzim A. Sebagian besar
sulfur dieksresi melalui urin sebagai ion bebas. Sulfur juga merupakan
salah satu elektrolit intraseluler yang terdapat dalam plasma
berkonsentrasi rendah.

F. METABOLISME VITAMIN
Definisi vitamin adalah sebuah kelompok dari nutrisi-nutrisi
yang harus dalam susunan makanan (i.e lingkungan yang bersifat
kimia) dari suatu organisme. Ada beberapa fungsi vitamin dalam sitem
biological tanpa beberapa tipe pada aktivasi metabolisme atau
sambungan untuk sebuah ko-fungsional spesies (misalnya enzim),
harus mengalami yang namaya konversi metabolik.

Metabolik transformasi dari bentuk nutrisi-nutrisi pada banyak


vitamin kedalam bentuk yang aktif dalam metebolisme harus termasuk
modifikasi substantive pada struktur kimia vitamin dan/atau
kombinasinya dengan golongan metabolikal penting lainnya.
Selanjutnya, beberapa vitamin diaktifkan ke fungsi golongan mereka,
factor yang dapat memengaruhi aktivasi metabolisme vitamin dapat
dalam pengaruh efekasi nutrisi.

1.      Metabolisme Vitamin A

Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter


esensial retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung.
Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-
enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi
daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di
dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.

Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan
dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk
kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah
menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam
tubuh.

Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang
diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati.
Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan
membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran
sel untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan
RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan
dalam sel epitel sebagai asam retinoat.

2.      Metabolisme Vitamin B1 (Tiamin)

Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap
kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan
dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati.
Thiamin dieskresikan didalam urine pada keadaan normal, eskresi ini parallel
terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini tidak
lagi berlaku.

3.      Metabolisme Vitamin B2 (Riboflavin)

Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air, sehingga
mudah diserap dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa
usus, riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP dan
sebagai FMN dialirkan melalui vena portale kehati.

4.      Metabolisme Vitamin C


Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada
bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-
rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi
tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa
ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan adrenal, pituitari,
dan retina.

5.      Metabolisme vitamin D3

Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-


dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-
hidroksi kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin
D3. Bentuk {25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam darah
dan banyaknya bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari.
Bentuk paling aktif adalah kolsitriol atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol
{1,25(OH)2D3} yang 10 kali lebih aktif dari vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat
oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor
dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya. Sisntesis kalsitriol diatur oleh taraf
kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan
bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan perantara yang
merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium
yang rendah tercermin dalam taraf kalsium serum yang rendah. Hal ini akan
mempengaruhi sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf
fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan
PTH.

6.      Metabolisme Vitamin E

Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah
keguguran dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat
diisolasi dari minyak gndum dan dinamakan tokoferol. Semarang dikenal
beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan
setiap campuran tokoerol yang aktif secara biologik.
Fungís vitamin E:

· Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus
hidroksil.

· Melindungi asdama lemak jennuh ganda komponen membran sel lain dari
oksidasi radikal bebas.

Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk
misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam
lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus
kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari hati
bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density lipoprotein/VLDL masuk
kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui
empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel
perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol
menumpuk di bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak
terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum endoplasma.

G. METABOLISME AIR

Air adalah pelarut senyawa ionik dan netral, dapat mengalami ionisasi.
Mempengaruhi disosiasi makro molekul. Sebagian besar tubuh manusia kurang
lebih 70% terdiri dari air. Hampir semua reaksi kimia di dalam tubuh terjadi pada
medium air. Secara umum air berfungsi sebagai bahan pelarut dalam tubuh. Air
berguna untuk melakukan proses metabolisme dalam tubuh seperti pencernaan,
ekskresi, penguapan, dan lain-lain.

Air merupakan komponen utama protoplasma, darah dan limfa, sehingga


air berfungsi juga untuk mengangkut sisa metabolisme dari jaringan ke luar tubuh,
serta mengangkut nutrisi ke seluruh tubuh. Kita memerlukan 2,5 liter air setiap
harinya, karena setiaphari badan kita kehilangan lebih dari 2,5 liter. Air keluar
dari tubuh melalui air kencing, bersama feses, keringat, dan berupa uap air dari
paru-paru. Kebutuhan air dalam tubuh dapat diperoleh dari air minum, makanan,
buah, dan sayuran.
Air Tubuh Total

1. Cairan ekstraseluler :
a. Plasma terdapat di dalam darah
b. Cairan interstitiel. Menggenangi sel dalam jaringan. Plasma dan cairan
interstitiel saling bercampur lewat pori kapiler pembuluh darah, difusi,
prosesnya adalah fisikokimia

c. Cairan pada jaringan ikat padat, tulang kartilago, jaringan pengikat.


Pertukaran air & elektrolit lambat. Tulang itu terlihat padat tetapi
sebenarnya ada pertukaran air dan elektrolit.

2. Cairan interseluler :

Cairan transseluler, termasuk cairan interseluler. Cairan yang terbentuk


aktivitas sekretoris dari kelenjar ludah, pankreas, hati, empedu, dll.
Asupan & Hilangnya air tubuh keduanya harus sama atau seimbang. Jika
tidak maka akan terjadi dehirasi dan overhidrasi.

Asupan air : Makanan (makanan yang mengandung air) & air metabolik
(air yang yang dihasilkan oleh oksidasi tubuh berasal dari proses
katabolisme)

Hilangnya air : kulit (menjaga suhu tubuh), paru, ginjal, usus. Masukan air
2.500 ml/hari, air minum 1.200-1.500 ml/hari, makanan 770-1.000
ml/hari, air metabolik (air yang dihasilkan metabolisme dalam tubuh)
tergantung pada laju metabolik masing-masing. Jumlah masukan air
tergantung pada aktifitas fisik seseorang.

Di dalam tubuh manusia, cairan akan terdistridusi ke dalam 2


kompartemen utama yaitu cairan intraselular (ICF) dan cairan
ekstrasellular (ECF). Cairan intraselular adalah cairan yang terdapat di
dalam sel sedangkan cairan ekstraselular adalah cairan yang terdapat di
luar sel. Kedua kompartemen ini dipisahkan oleh sel membran yang
memiliki permeabilitas tertentu. Hampir 67% dari total badan air (Body’s
Water) tubuh manusia terdapat di dalam cairan intrasellular dan 33%
sisanya akan berada pada cairan ekstrasellular. Air yang berada di dalam
cairan ekstrasellular ini kemudian akan terdistribusi kembali kedalam 2
Sub-Kompartemen yaitu pada cairan interstisial (ISF) dan cairan
intravaskular (plasma darah). 75% dari air pada kompartemen cairan
ekstraselular ini akan terdapat pada sela-sela sel (cairan interstisial) dan
25%-nya akan berada pada plasma darah (cairan intravaskular).

Pendistribusian air di dalam 2 kompartemen utama (Cairan


Intrasellular dan Cairan Ekstrasellular) ini sangat bergantung pada jumlah
elektrolit dan makromolekul yang terdapat dalam kedua kompartemen
tersebut. Karena sel membran yang memisahkan kedua kompartemen ini
memiliki permeabilitas yang berbeda untuk tiap zat, maka konsentrasi
larutan (osmolality) pada kedua kompartemen juga akan berbeda.

Komposisi elektrolit cairan tubuh :

Cairan interstisiel, elektrolit cairan interstisiel sama dengan plasma kecuali


protein. Protein plasma berfungsi mempertahankan tekanan osmosis terutama
albumin, sebagai pengangkut albumin. Jumlah air tubuh kira-kira tetap, distribusi
berubah-ubah. Gerakan/perpindahan diarahkan ke arah tekanan osmotik. Tekanan
osmotik dikarenakan ada perbedaan konsentrasi.

Bahan yg terdapat dlm cairan tubuh :

1.      Elektrolit terutama K dan Na

Na dan K mempengaruhi retensi dan distribusi air tubuh. Gerakan


dipengaruhi oleh perubahan kadar elektrolit dan tekanan osmotik pada
masing-masing sisi.

Na = tulang punggug cairan ekstraseluler

K = tulang punggug cairan intrsaseluler

2.      Bahan organik dgn molekul besar (protein)


Penting dlm pertukaran air antara darah& cairan interstitiel. Terutama
pemindahan air dari kompartemen yg satu ke lainnya (bukan air tubuh total).

3.      Senyawa organik bermolekul kecil (glukose, urea, dan asam amino)

Tidak penting dlm pengaturan distribusi. Mempengaruhi air tubuh tSotal.

4.      Senyawa organik lain

Anda mungkin juga menyukai